Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Kesehatan Nusantara
Mata Pelajaran : Bahasa Madura
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Bhȃsa Rarengghȃn
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit ( 2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai isi keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


NO.

1.1 Menghargai dan men-syukuri 1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah


keberadaan bahasa daerah sebagai melakukan kegiatan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa
untuk meningkatkan pengetahuan 1.1.1 Memberi salam pada saat dan

1
dan keterampilan berbahasa daerah, akhir pelajaran
serta untuk melestarikan dan
mengembangkan budaya daerah
untuk didayagunakan sebagai upaya
pembinaan dan pengembangan
kebudayaan Nasional.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung 2.1.1 Membetulkan kesalahan
jawab, peduli, responsif, dan berbahasa teman dalam
santun menggunakan bahasa berkomonikasi
daerah dalam teks sastra dan
nonsastra, wacana beraksara
Jawa/carakan Madura, dengan
tema bahasa, sastra dan budaya
daerah..
3.3 Mengidentifikasi, memahami, dan 3.3.1 Mengidentifikasi karakterisitik
menganalisis penggunaan bahasa bahasa dalam teks sastra.
dalam teks sastra dan non sastra
3.3.2 Mengidentifikasi karakterisitik
secara lisan dan tulis.
bahasa dalam teks non sastra
.
3.3.3 Mengklasifikasikan jenis basa
Rarengghan dalam teks

3.3.4 Menjelaskan makna basa


Rarenggan dalam teks.

3.3.5 Menganalisis basa Rarenggan


dalam teks

3.3.6 Menganalisis panyandra/oca’


pangalem dalam kegiatan
budaya.

4.4 Membandingkan penggunaan bahasa 4.4.1 Membandingkan penggunaan


dalam teks sastra dan non sastra bahasa dalam teks sastra
secara lisan dan tulis. dengan teks non sastra.

2
4.4.2 Membuat kalimat yang
memuat basa Rarenggan
lalongèt

4.4.3 Menulis paragraf yang memuat


basa Rarenggan

4.4.4 Mendemonstrasikan teks


panyandra/oca’ pangalem
dalam kegiatan budaya.

C. TujuanPembelajaran (Harus ABCD= Audience, Behavior, Condition, Degree)

Sikap
Sikap Spiritual
1. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat berdoa
sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dengan baik.
2. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran basa rinengga yang
berbasis teks, peserta didik dapat membetulkan kesalahan berbahasa teman dalam
berkomonikasi secara lisan dan tulis dengan tepat.

Sikap Sosial
1. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran basa rinengga yang
berbasis teks, peserta didik memiliki sikap bertanggung jawab santun dalam
membuat kalimat yang memuat basa rinengga.
2. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran basa rinengga yang
berbasis teks, peserta didik santun dalam menyajikan/mendemontrasikan.

Pengetahuan
1) Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik
bahasa dalam teks sastra dengan benar.
2) Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik
bahasa dalam teks non sastra dengan benar.

3
3) Melalui kegiatan tanya jawab, peserta didik dapat mengklasifikasikan jenis basa
rarenggan dalam teks dengan benar.
4) Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat menjelaskan makna basa
rarenggan dalam teks dengan benar.
5) Melalui kegiatan berdiskusi, peserta didik dapat menganalisis basa rarenggan
dalam teks dengan benar.
6) Melalui kegiatan tanya jawab, peserta didik dapat menganalisis panyandra/oca’
pangalem dalam kegiatan budaya dengan tepat.

Keterampilan
1) Setelah belajar tentang struktur teks basa rinengga, peserta didik dapat
membandingkan penggunaan bahasa dalam teks sastra dengan teks non sastra
bahasa yang baik dan benar.
2) Setelah belajar tentang basa rarenggan, peserta didik dapat membuat kalimat yang
memuat basa rarenggan dengan bahasa yang baik dan benar.
3) Setelah belajar tentang struktur basa Rarenggan, peserta didik dapat Menulis
paragraf yang memuat basa rarenggan yang benar.
4) Setelah belajar tentang basa Rarenggan, peserta didik dapat mendemonstrasikan
teks penyandra/oca’ pangalem dalam kegiatan budaya.dengan baik dan benar.

D. Materi Pembelajaran

Materi pokok pembelajaran sbb (selengkapnya dijabarkan di lampiran):

1. Teks sastra dan non sastra


2. Teks yang memuat basa rarenggan
3. Karakterisitik bahasa dalam teks sastra
4. Jenis basa rarenggan
5. Makna basa rarenggan.
6. Penggunaan basa Rarenggan
7. Teknik menyusun kalimat
8. Teknik menyusun paragraf
9. Teks panyandra/oca’ pangalem

E. Metode Pembelajaran

4
 Pendekatan : Saintifik dan Kontekstual
 Model : Model Pembelajaran Kooperatif (Collaborative Learning)
Model Discovery Learning
Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based Aproach)
Sintaks:
1) Membangun konteks
2) Pemodelan teks
3) Pemecahan masalah secara bersama
4) Pemecahan masalah secara individual

 Metode : Demonstrasi, tanya jawab, diskusi


 Teknik : Think Pair Share/ NHT/ Jigsaw

F. KKM : 75

G. Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN 1

PENGORGANISASIAN

KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN


PESERTA
WAKTU
DIDIK

Pendahuluan  Guru member salam, dan mengabsen KLASIKAL 3 x10


 Guru mengondisikan siswa belajar menit
 Guru melakukan apersepsi dengan mengulas
materi pelajaran minggu yang lalu melalui
kegiatan bertanya jawab dan demonstrasi.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran meliputi
aspek sikap (sikap spiritual dan sikap sosial),
pengetahuan, dan keterampilan.

Mengamati
Kegiatan Inti 1,2,3 3x70 mnt
 Peserta didik membaca teks sastra yang
memuat basa RARENGGAN
 Peserta didik membaca teks non sasra

5
 Peserta didik mencermati ciri-ciri dan jenis
basa rinengga/lalongèt

Menanya
 Peserta didik bertanya jawab tentang ciri-ciri 1
bahasa dalam teks sastra.
 Peserta didik bertanya jawab tentang ciri-ciri
bahasa dalam teks non sastra 2,3

 Peserta didik bertanya jawab tentang jenis dan


makna basa Rarenggan
1

Mengumpulkan informasi :
 Peserta didik mencari informasi tentang basa 2,3
Rarenggan dalam teks.
 Peserta didik mendiskusikan basa oca’
pangalem dalam teks.
 Peserta didik berlatih menulis kalimat
menggunakan basa Rarenggan 1,2,3

1,2,
Mengasosiasi:

 Peserta didik menganalisis basa Rarenggan


dalam teks
 Peserta didik menyimpulkan jenis basa
Rarenggan berdasarkan perbedaan cirinya 3

Mengomunikasikan:
 Peserta didik menyampaikan hasil temuan
basa Rarenggan masing-masing kelompok di
depan kelas
 Peserta didik menulis kalimat yang memuat
basa Rarenggan
 Peserta didik mengubah kalimat lugas
menjadi kalimat yang menggunakan basa

6
Rarenggan
 Peserta didik mendemonstrasikan pembacaan
teks panyandra/oca’ pangalem dalam
kegiatan budaya.

 Peserta didik mengerjakan LKS yang tersedia


untuk mengukur kompetensi.

Penutup  Guru bersama peserta didik melakukan 3x10


refleksi hasil pembelajaran menit
 Guru memberi tugas sebagai perbaikan dan
pengayaan
 Guru menutup pelajaran

H. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat/ Media
1) LKS
2) Laptop
3) LCD

b. Sumber Belajar ( Ditulis model penulisan daftar pustaka )


1) A Abdir dkk. 2013. Bhȃsa Sangkolan (Pangajhȃrȃn Bhȃsa Madhurȃ
Kaangghuy SMA Sareng sѐ Sadhȃrȃjhȃt). Surabaya : Erlangga
2) Muakmam. 2005. Lalonget bȃn Oca’ Kѐyasan. Pamekasan: Perc. Bina Pustaka
Jaya, PM.
3) Syaifudin, Moh dan Moestadji, Moh. 1987. Parebasan Madura. Pamekasan:
Tim Penyusun GBPP Bahasa Madura Bidang Dikmenum Kanwil Dep Dikbud
Propinsi Jawa Timur.
4) Effendy, Moh. Hafid dkk. Malaṭѐ Sataman Buku Kaangghuy Morѐd Kellas X
SMA/MA/SMK. Surabaya: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan
(KDT).

7
I. Penilaian

1. Sikap spiritual dan sosial


a. Teknik Penilaian : Observasi, Penilaian Diri, Jurnal, Penilaian Antar
Peserta Didik
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi, Lembar Angket, Catatan
c. Kisi-kisi:

CONTOH: LEMBAR OBSERVASI

No Sikap/Nilai Indikator Rubrik Butir


. Penilaian Pertanyaan

1 1.1 Menghargai dan men- 1.1.1 Berdoa sebelum dan


syukuri keberadaan sesudah melakukan
bahasa daerah sebagai kegiatan
anugerah Tuhan Yang
Maha Esa untuk 1.1.2 Memberi salam pada
meningkatkan saat dan akhir
pengetahuan dan pelajaran
keterampilan berbahasa
daerah, serta untuk
melestarikan dan
mengembangkan
budaya daerah untuk
didayagunakan sebagai
upaya pembinaan dan
pengembangan
kebudayaan Nasional.
2 2.1 Menunjukkan sikap 2.1.1 Membetulkan
tanggung jawab, kesalahan berbahasa
peduli, responsif, dan teman dalam
santun menggunakan berkomonikasi
bahasa daerah dalam
teks sastra dan

8
nonsastra, wacana
beraksara
Madura/carakan
Madura, dengan tema
bahasa, sastra dan
budaya daerah

2. Pengetahuan

a. TeknikPenilaian : Tes Tulis, Tes Lisan


b. BentukInstrumen : Tes Objektif, Tes Uraian Terstruktur/ Non Struktur
c. Kisi-kisi:

CONTOH : LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


Rubrik Butir
No Indikator Penilaian Instrumen
1 Memengidentifikasi karakteristik bahasa dalam teks Soal nomor...
sastra dengan benar
2 Mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam teks non Soal
sastra dengan benar nomor....
3 Mengklasifikasikan jenis basa Rarenggan Soal
nomor ...
4. Menjelaskan makna basa Rarenggan Soal nomor...
5. Menganalisis basa Rarenggan Soal
nomor....
6. Menganalisis oca’ pangalem (penyandra) Soal
nomor ...

3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : P1= Tes Produk dan P2=Tes Unjuk Kerja/ Praktik
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:

9
CONTOH: LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
No. Indikator Rubrik Butir
Penilaian Instrumen
1. Membandingkan penggunaan bahasa dalam teks P1
sastra dengan teks non sastra
2. Membuat kalimat yang memuat basa Rarenggan P2
3. Membuat kalimat yang memuat okara kakanten P3
4. Mendemonstrasikan teks panyandra P4
/

NILAI = (Skor yang didapat/Skor maks) x 100

Pamekasan, 12 Februari 2019

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ahmad Mahfud, S,Pd.I Muhammad Holis, S.Pd


NIP. 1979121501004009

10
LAMPIRAN-LAMPIRAN:

I. Materi/ Bahan Ajar (Jabaran materi untuk menjawab tuntutan indikator)


Èatorѐ maos bȃca’an ѐ bȃbȃ panѐka sѐ aghȃnḍhu’ bhȃsa rarengghȃn!

ABȂLȂNJHȂ

Abȃlȃnjhȃ aropa’aghi sѐttong kawȃjibhȃn para ѐbhu kaangghuy nyokobhi kaparlowan


ḍhȃ’ȃr rѐ-saarѐѐpon. Manabi ghi’ tangghȃl ngoḍȃ biyasaѐpon Bunoto abȃlȃnjhȃ ḍȃ’ pasar.
Lantaran ѐ ka’ḍissa’ buwȃ cѐlo’ acem-macem orѐng se ajhuwȃlȃn.

Ponapa polѐ manabi arѐ pasaran tanto bisaos cѐ’ rammѐna. È bȃkto abȃlȃnjhȃ Bunoto perrѐng
malang ѐ songay, salѐrana ngastѐtѐ tako’ obȃngnga ѐcapo’ copѐt. Bunoto parѐmpen sѐ
nyѐmpen obȃngnga. Pa’ Noto ѐsto ongghu ḍa’ rajina, manabi abȃlȃnjhȃ ḍa’ pasar segghut
ѐaterraghi. Salѐrana akanṭa me-eme, rokon saterrossa. Ta’ loppa Bunoto monḍhut gedḍhȃng,
nangѐng gedḍhȃng dhulȃng sѐ ѐkasokanѐ Pa’ Noto.

Manabi ampon tangghȃl towa, Bunoto ta’ mabi ka pasar. Salѐrana segghut matoro’
jhuko’ ḍȃ’ tatangghȃna sѐ kalerressan ka pasar. Kaangghuy kaparlowan ghȃngan, Bunoto
cokop metṭѐk marongghi sѐ ѐtamen ѐ tanѐyanna. Sabȃgiyȃn orѐng ta’ kasokan ka ghȃngan
marongghi lantaran macalѐrong ka ghighi. Pa’ noto sabhȃlȃ ta’ nampѐk, mѐlaѐpon ghȃngan
bisa malorghȃ ka gherrungan.

Bȃtegghȃ bhȃsa ḍalem bȃca’an sastra (karaketristik bahasa dalam teks sastra)

Bȃca’an (teks) ḍȃlem sastra ѐarep aropa’aghi bȃca’an sѐ bisa mataghiyur sadhȃjȃ
orѐng. Saѐ sѐ maos, kong-langkong ḍa’ sadhȃjȃ orѐng sѐ mѐyarsa’aghi. Nyopprѐ bȃca’an
sastra ka’ḍinto bisa mataghiyur sadhȃjȃ orѐng, parlo bȃḍȃna bhȃsa rarengghan. Bhȃsa
rarengghȃn bȃḍȃ sѐ nyambhȃt bhȃsana sastra, bȃḍa jhughȃn sѐ nyambhȃt panyedḍha’na
bhȃsa. Serrѐѐpon bhȃsa rarѐngghȃn ka’ḍinto bȃnnya’ macemma, tanto bisaos manabi
aghuna’aghiyȃ sѐ akor otabȃ sѐ cocok sareng kaparlowannѐpon. Dhȃddhi ta’ kѐngѐng
sambhȃrȃngan aghuna’aghi manabi ta’ cocok sareng kaparlowannѐpon.

Ḍȃlem bȃca’an ѐ attas bȃḍȃ pan-saponapan bhȃsa rarengghȃn sѐ ѐghuna’aghi ḍalem


okara. Bhȃsa rarengghȃnnѐpon akadhi:

- Lantaran ѐ ka’ḍhissa’ buwȃ cѐlo’, acem-macem orѐng sѐ ajhuwȃlȃn.

Buwȃ cѐlo’ = bhȃngsalan

Accem = tegghes (artѐ)

Acem-macem = panebbhus (maksod)

11
- È bȃkto abȃlȃnjhȃ Bunoto perrѐng malang ѐ songay, salѐrana ngastѐtѐ tako’ obȃngnga
ѐcapo’ copѐt.

Perrѐng malang ѐ songay = bhȃngsalan

Tѐtѐ = tegghes (artѐ)

Ngastѐtѐ = panebbhus (maksod)

- Ta’ loppa Bunoto monḍhut gedḍhȃng, nangѐng gedḍhȃng dhulȃng sѐ ѐkasokanѐ


sareng Pa’ Noto.

Oca’ gedḍhȃng ѐghuna’aghi langkong ḍari sakaleyan ḍȃlem okara. Parkara ka’ḍinto
sѐ ѐsambhȃt sareng ghuru lumaksito (okara kakanṭen).

- Bunoto parѐmpen sѐ nyѐmpen obȃngnga.

Oca’ parѐmpen sareng oca’ nyѐmpen aghȃnḍhu’ keccap sѐ samѐ. Parkara ka’ḍinto sѐ
ѐsambhȃt sareng ghuru sowara (okara kakanṭen).

- Salѐrana akanṭa mѐ-ѐmѐ, rokon saterrossa.

Akanṭa mѐ-ѐmѐ ѐsambhȃt parѐbhȃsan.

- Salѐrana segghut matoro’ jhuko’ ḍa’ tatangghȃna sѐ kalerressan ka pasar.

Matoro’ jhuko’ maksoddhȃ matoro’ obȃng ѐpakon monḍhuttaghi jhuko’. Parkara


ka’ḍinto sѐ ѐsambhȃt sareng rora bhȃsa (sala kappra).

- Sabȃgiyȃn orѐng ta’ kasokan ka marongghi alantaran macalѐrong ka ghighi.

Parkara ka’ḍinto sѐ ѐsambhȃt sareng kѐrata bhȃsa.

- Pa’ Noto sabhȃlȃ ta’ nampѐk, mѐlaѐpon ghȃngan bisa malorghȃ ka gherrungan.

Parkara ka’ḍinto sѐ ѐsambhȃt sareng kѐrata bhȃsa.

Katerrangan:
Bhȃsa rarengghȃn akadhi ka’ḍinto biyȃsaѐpon ѐghuna’aghi ѐ ḍalem sastra. Saѐ ѐ
ḍȃlem ghȃncaran (prosa) tor jhughȃn ѐ ḍȃlem puisi.

Kegiatan 2

Bȃtegghȃ bhȃsa ḍalem bȃca’an sѐ bȃnnѐ sastra (karakteristik bahasa dalam teks non
sastra)

Manabi ѐ ḍalem bȃca’an sѐ bȃnnѐ sastra ta’ marlowaghi bȃḍȃna bhȃsa rarengghȃn. Dhinѐng
bȃca’an sѐ bannѐ sastra bisa aropa: narasi, eksposisi, deskripsi, persuasi otaba argumentasi.

Èatorѐ maos bȃca’an sѐ bȃnnѐ sastra ѐ bȃbȃ panѐka!

12
Alas Jhȃ’ Sak-rosak

È jhȃman samangkѐn ѐ man-ka’ḍimman kennengngan saѐ ѐ tana Jhȃbȃ, Sumatra,


Sulawesi, Kalimantan sareng salaѐnnѐpon alas ampon bȃnnya’ sѐ rosak. Ka’ḍinto lalakonna
rѐng-orѐng sѐ ta’ tanggung jȃwȃb. Rѐng-orѐng ka’ḍissa’ mogher ka’-bhungka’an sѐ bȃḍȃ ѐ
alas kalabȃn sambhȃrȃngan, kantos alassa dhȃddhi ghunḍul.

Bȃḍȃna alas sѐ ghunḍul bisa maḍateng bȃnjir, tana ghujur (longsor), sarta aѐng
sombher dhȃddhi kѐnѐ’. Manabi ampon saka’ḍinto bisa maḍateng acem-macem kasossa’an
ḍa’ sadhȃjȃ orѐng. Bȃnjir bisa alanyo’ compo’, kѐbȃn pѐyara’an, men-tamennan bȃnnya’ sѐ
matѐ. Saka’ḍinto jhughȃn bȃḍȃna tana sѐ ghujur bisa marobbhu compo’, sareng ka’-
bungka’an sѐ ѐkaparlo. Neng sombher aѐng sѐ kѐnѐ’ ta’ bisa nyokobhi kaparlowannѐpon
mahlok oḍi’, mѐlaѐpon sadhȃjȃ mahlok sѐ oḍi’ marlowaghi aѐng sѐ cokop.

Mѐla ḍari ka’ḍinto ngѐrѐng bȃdhȃn kaulȃ sareng ajunan sadhȃjȃ bisa’a mѐyara ka’-
bhungka’an sѐ bȃḍa ѐ alas kantos ta’ maḍȃteng acem-macem kasossa’an ḍa’ pasѐra’a bisaos.

Kegiatan 3

Macemma bhȃsa rarengghȃn

Bhȃsa rarengghȃn bȃnnya’ macemmѐpon, akadhi:

1. Okara kakanṭѐn

Sѐ ѐmaksod sareng okara kakanṭѐn ѐngghi ka’ḍinto okara sѐ ca’-oca’na aghȃnḍhu’


keccap sѐ akaѐt sѐ sѐttong sareng sѐ laѐn.

Okara kakanṭѐn bȃḍȃ tello’ macem, ѐngghi ka’ḍinto:

a) Ghuru sowara

Sѐ ѐmaksod sareng ghuru sowara ѐngghi ka’ḍinto manabi ca’-oca’ ѐ ḍalem okara
kasebbhut aghȃnḍhu’ sowara (vokal) sѐ paḍȃ.

Contowѐpon: Tata krama rѐya adhȃd parnata kona.

b) Ghuru sastra

Sѐ ѐmaksod ghuru sastra ѐngghi ka’ḍinto manabi ca’-oca’ ѐ ḍalem okara kasebbhut
aghȃnḍhu’ aksara (konsonan) sѐ paḍȃ.

Contowѐpon: Jhȃ’ nangtang mon pѐra’ ѐsoro ngatѐng ta’ kѐra potong.

c) Ghuru lumaksito

13
Sѐ ѐmaksod sareng ghuru lumaksito ѐngghi ka’ḍinto sѐttong oca’ ѐangghuy langkong
ḍȃri sakalѐyan ḍalem okara.

Contowѐpon: Embhuk senneng ongghu ka rojak pao, nangѐng manabi pao tabȃr.

2. Kѐrata bhȃsa

Sѐ ѐmaksod sareng kѐrata bhȃsa ѐngghi ka’ḍinto sѐttong oca’ sѐ ѐartѐ’ѐ noro’ cab-
keccabbhȃ oca’ kasebbhut, nangѐng sѐ akora sareng oca’ sѐ ѐartѐyana (akronim).

Contowѐpon:

ghȃngan : malorghȃ ka gherrungan.

dhȃmar : mapalasdhȃ bhȃrȃng sѐ samar. Sareng salaѐnnѐpon.

3. Rora bhȃsa

Sѐ ѐmaksod sareng rora bhȃsa ѐngghi ka’ḍinto oca’ se sala kappra. Sanaos sala ghi’
kappra ѐangghuy sarengngan ta’ kѐngѐng ѐoba, mѐlaѐpon manabi ѐoba bisa laѐn
artѐѐpon.

Contowѐpon:

naѐ’ nyѐyor : naѐ’ bhungkana nyѐyor parlo molonga


buwȃna (nyѐyorra).

Manabi ѐobȃ naѐ’ bhungkana nyѐyor, bellun tanto jhȃ’ molonga buwȃna.

Ngandhel biddhȃng :ngandhel aѐng parlo aghȃbȃyȃ biddhȃng.

Bȃnnѐ biddhȃng sѐ ampon panas ѐandhel polѐ.

4. Parѐbhȃsan

Sѐ ѐmaksod sareng parѐbhȃsan ѐngghi ka’ḍinto okara parsemmon sѐ ѐtojjhuwȃghi ḍa’


manossa ḍalem kalakowan rѐ-saarѐѐpon. Parѐbhȃsan ta’ kѐngѐng ѐbȃ-obȃ dhȃddhi kodhu
ѐangghuy ponapa bȃḍȃna.

Contowѐpon:

Malappaѐ mano’ ngabȃng :ngarep pan-ponapan sѐ ghi’ bellun


tanto.

Akanṭa tep-kotep cellot : ѐkon-pakon sѐ taḍa’ tongghȃng


bȃlina. Sareng salaѐnnѐpon.

5. Saloka

Sѐ ѐmaksod saloka ѐngghi ka’ḍinto ḍhȃḍhȃbunna orѐng alѐm, bicaksana kaangghuy


motos sѐttong parkara sѐ ta’ parlo ѐpalanjhȃng polѐ.

14
Contowѐpon:

Kerras ta’ akerrѐs : lalakon sѐ lekkas, nangѐng asala’an.

Manѐs jhȃ’ dhuli kaloḍu’, pae’ jhȃ’ dhuli palowa

: manabi baḍȃ orѐng sѐ aḍhȃbu saѐ (bhȃghus) jhȃ’ lajhu parcajȃ,


saka’ḍinto jhughȃn sabhȃligghȃ. Sareng salaѐnnѐpon.

6. Bhȃngsalan

Sѐ ѐmaksod sareng bhȃngsalan ѐngghi ka’ḍinto jȃwȃbhȃn (bhȃngsolan) sѐ aghȃnḍhu’ artѐ


parsemmon. Dhinѐng bhȃngsalan ka’ḍinto bȃḍȃ artѐѐpon otabȃ tegghessa bhȃngsalan,
bȃḍȃ polѐ panebbhus (maksod bhȃngsalan kasebbhut).

Contowѐpon:

Bhȃngsalan : konyѐ’ ghunong

Tegghes (artѐ) : temmo

Panebbhus (maksod) : samo-temmona.

Okarana: Èatorѐ ḍhȃ’ȃr Bu (Pa’) ka’ḍinto namong konyѐ’ ghunong samo-temmona.

Sareng salaѐnnѐpon.

7. Oca’ sarojȃ

Sѐ ѐmaksod sareng oca’ sarojȃ ѐngghi ka’ḍinto oca’ camporan sѐ ca’-oca’na aghȃnḍhu’
artѐ sѐ paḍȃ.

Contowѐpon: sala lopot, malar moghȃ, tѐndhȃk tandhuk.

Katerrangan: Oca’ sala sareng oca’ lopot artѐѐpon samѐ (paḍȃ).

Oca’ malar sareng oca’ moghȃ artѐѐpon samѐ (paḍȃ).

Oca’ tѐndhȃk sareng oca’ tandhuk ka’ḍinto artѐѐpon samѐ (paḍȃ).

Nangѐng manabi ampon ѐrangkѐ’ dhȃddhi oca’ camporan, ghȃḍhuwȃn artѐ sѐ langkong
ḍari biyȃsaѐpon (mengeraskan arti).

Artѐ (makna) bhȃsa rarengghȃn

È attas ampon kaator jhȃ’ bhȃsa rarengghȃn ka’ḍinto bhȃsa sѐ saѐ sѐ biyȃsa
ѐghuna’aghi ѐ ḍȃlem bȃca’an sastra nyopprѐ sѐ maos sareng sѐ mѐyarsa’aghi bisa taghiyur
ḍȃ’ bȃca’an kasebbhut.

15
Saka’ḍinto jhughȃn caraѐpon aghuna’aghi ta’ kѐngѐng sambhȃrȃngan, nangѐng sѐ
akora sareng kaparlowannѐpon. Bhȃsa rarengghȃn sѐ sala angghuyȃnnѐpon bannѐ sajȃn saѐ,
nangѐng sabhȃlikkѐpon sajȃn atambȃ jhubȃ’.

Oca’ pangalem (penyandra)

Para maos, pan-ponapan sѐ ѐalem tanto bisaos lantaran saѐ, mѐlaѐpon manabi ta’ saѐ
ta’ kera ѐalem. Saѐ rasoghȃn, compo’, massa’an sareng salaѐnnѐpon.

Sѐ bhȃḍhi kaator ka’ḍinto parkara oca’ pangalem sѐ bȃḍȃ ѐ bȃgiyȃnna bhȃdhȃn. Ampon ta’
kasamaran bȃgiyȃnna bȃdhȃn katѐngal bȃḍȃ sѐ saѐ tor jhughȃn bȃḍȃ sѐ korang saѐ. Sadhȃjȃ
ka’ḍinto aropa’aghi paparѐng ḍari Allat SWT. sѐ patot ѐsokkorѐ.

Oca’ Pangalem Bȃgiyȃnna Bhȃdhȃn

Oca’ Bȃgiyȃnna Bhȃdhȃn Pangalemmannѐpon

Malѐ’ katopa’ otabȃ nyasar bȃngkong (bȃlintѐk,


Obu’
lanjhȃng).

Anḍȃun mѐmbhȃ (kandhel ѐ tengnga tѐpѐs ѐ


Alѐs
pѐngghir).

Bulu kѐjhȃ’ Nyekkar tanjhung (aletṭѐt).

Mata Mata kѐtѐran (morka’ = mata bola pingpong).

Èlong Loncong.

Jherruk salonѐ (kandhel ѐ tengnga tѐpѐs ѐ


Bibir
pѐngghir).

Ghighi Ambȃliling (larsѐp alos).

Ghulu manjhȃngan otabȃ bulet tontonan


Lѐ’ѐr
(alegget).

Pѐpѐ Ngalompang, akanṭa kalompang (monṭok).

Ḍȃḍȃ Ḍaḍa mano’, jheppak (tegap).

Bhȃu Biḍhȃng.

Angghȃḍhibȃ ѐpenṭang (busur panah) otabȃ


Lengngen
mappa ghedḍhȃng.

Angrahjung ḍuri (rajȃ ѐ attas sajȃn ka konco’


Gharighi’
sajȃn kѐnѐ’).

Tengnga Angghȃghȃttѐng (potong gitar, langsing),

16
serreng.

Pokang Ambȃru toros (potѐ, lѐnyѐ).

Bȃngkong Nakѐr lѐmas, ambhukor nѐngngep (sѐmok).

Bettѐs Poḍhȃk nyongsang (rajȃ ѐ attas kѐnѐ’ ka bȃbȃ).

Soko Nyangkѐr ( bȃḍȃ bhȃrumana).

Olat (paennengnga mowa) Bhȃnṭѐng akѐrѐk.

Emmas ѐsanglѐng (ѐsanglѐng = ѐsempo =


Kolѐ’
konѐng).

Pajhȃlȃnna Nѐtѐr kolѐnang (alos).

Palѐmbȃyyȃ Meltas manjhȃlin (lemmes).

Ḍhȃbuna/ pacacana Lemma’ manѐs (alos ta’ mapegghellȃn).

Bȃca’an sѐ aghȃnḍhu’ oca’ pangalem (Teks penyandra)

Èatorѐ maos bȃca’an ѐ bȃbȃ panѐka!

Marlѐna

Marlѐna asmaѐpon sѐttong parabȃn sѐ bȃḍȃ ѐ kampong Bȃnasokon dhisa


Bhȃnaghung. Ramaѐpon Marlѐna dhȃddhi ghuru ngajhi ѐ kampongnga sѐ asmaѐpon Kyaѐ
Achmad. Santrѐna lakѐ’ binѐ’ sakalangkong bȃnnya’.

Marlѐna dhȃddhi kembhȃngnga dhisa Bhȃnagung. Socana morka’ akadhi mata


kѐtѐran sѐ ѐrѐngghȃ sareng bulu kѐjhȃ’ nyekkar tanjhung. Ḍȃri soca sѐ morka’ manabi
ngoladhi asonar ḍa’ pasera’a bisaos sѐ ngoladhi. Dhinѐng laṭѐѐpon akadhi jerruk salonѐ. È
ḍȃlem laṭѐѐpon katѐngal bȃjhȃ potѐ sѐ ambȃliling. Manabi mѐsem mataghiyur ḍȃ’ sadhȃjȃ
orѐng lakѐ’ sѐ paḍȃ ngoladhi, kong-langkong ḍȃ’ orѐng lancѐng. Sanaos ngaghem ḍung-
koḍung (jilbab). Nangѐng ѐ ḍȃlem ḍung-koḍung bȃḍȃ rambhut sѐ malѐ’ katopa’ sarta manabi
ѐocol (dilepas) kantos nyasar bȃngkong.

Ontong ongghu rѐng seppowѐpon ngaghungѐ pottra akadhi Marlѐna. Sѐla raddhin,
toro’oca’ sarta cѐ’ bhȃjengnga sѐ alako . Pajhȃt lerres jhȃ’ dhȃddhiyȃ kembhȃngnga dhisa
Bhȃnaghung.

Sanaos Marlѐna ta’ patѐ kalowaran, nangѐng bȃnnya’ lancѐng sѐ terro ḍȃ’ Marlѐna. Marlѐna
ta’ lajhu bȃn-sarombȃn sѐ mѐlѐya pasangannѐpon, nangeng abȃ’na ghi’ parlo istihara ḍhimѐn.
Nyo’on pѐtodhu ḍa’ ka Allah SWT. Pasѐra sѐ dhȃddhiyȃ pasangannѐpon, mѐlaѐpon manabi
ampon kѐngѐng pѐtodhu ḍari Allah SWT. insya Allah ta’ kѐra sala mѐlѐ.

17
II. Alat Evaluasi (Contoh)

a. Evaluasi Sikap

CONTOH: LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Perilaku yang diamati pada pembelajaran


No
Mengagum Menggun Memiliki Peduli Keseriusa
i keindahan a-kan rasa terhadap n dalam
karya bahasa ingin bahasa melaksan
Nama sastra daerah tahu daerah akan
dalam tugas
komunika
si

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 A
2 B
3 C

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s/d 5

Rubrik Penilaian (Penafsiran angka): 1. sangat kurang, 2. kurang, 3. cukup, 4. baik, 5. amat
baik

b. Evaluasi Pengetahuan

CONTOH: LKS PENGETAHUAN


TES URAIAN NON OBJEKTIF (UNO)
PENGETAHUAN STRUKTUR SUSUNAN ACARA, KRITERIA MENJADI SISWA
YANG BAIK DAN TUGAS-TUGAS SISWA

1. Tantowagi okara bagiyanna dhari oca’ bangsalan?


2. Matoro’ juko’ maksodda matoro’ obng epakon mondhuttagi juko’. Parkara ka’ dhinto
se esambat sareng rora basa. (sala kapra)
Eatorre abadhi conto rora bhasa se laen akadhi contona.

18
3. Sabagiyan oreng ta’ kasokan ka maronggi lantaran macalerong ka gigi
Parkara ka’ dhinto se esambat sareng kerata basa
Eatorre abadhi conto kerata bhasa se laen akadhi contona?

c. Evalusai Keterampilan

CONTOH: LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

1) Noles sosonan acara

No. Nama Menulis susunan acara Butir


Kelengkapan Urutan Kesesuaian Bahasa Soal
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 P1

2) Agabay teks pemokka’ acara

No. Nama Menulis teks wacana pembukaan Butir


Kelengkapan Urutan Kesesuaian Bahasa Soal
P2
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

19

Anda mungkin juga menyukai