Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER DAN ANTI KORUPSI

“PENYEBAB MOTIVASI DAN CIRI PERILAKU KORUPSI”


DOSEN PENGAMPU : Kamarudin, S.Pd, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. Nur Linda : A42122074


2. Mahfudz Baharta : A42122150
3. Arfendi : A42122137
4. Aimar Wirzat : A42122083
5. Fery Lamudo : A42122162

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN


REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2022/2023
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
BAB 1......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..............................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHRAGA...................................3
B. PENGELOLAAN MANAJEMEN OLAHRAGA DAN BUDAYA
OLAHRAGA...................................................................................................7
C. PERAN CLUB-CLUB OLAHRAGA DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHRAGA..........................................8
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................11
Kesimpulan....................................................................................................11
Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proses penulisan makalah
“pengembangan Industri Olahraga” telah dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka yang


berhubungan dengan materi perkuliahan industri olahraga. Tujuan penulisan buku
ini untuk dapat mengenalkan dan memahami seluk beluk perkembangan industri
olahraga yang disertai dengan pengetahuan dan jenis industri, pengembangan
industri olahraga, aksi pengembangan industri olahraga, model-model industri
olahraga, analisis industri olahraga, pemasaran industri olahraga, industri fasilitas
olahraga dan peran media massa dalam olahraga.

Akhirnya, saya ucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung proses penyusunan buku ini. Kami
menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk partisipasinya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.

Seiring kenaikan pendapatan per kapita masyarakat, dunia olahraga


nasional diyakini bisa tumbuh menjadi sebuah industri besar yang
menguntungkan. Di dunia belahan Barat, dunia olahraga telah menjelma menjadi
industri yang sangat mengkilap. Dunia olahraga kini menjadi salah satu permata
yang sangat menyilaukan mata. Event-event olah raga yang rutin digelar
melibatkan sirkulasi uang yang begitu besar dan menghasilkan keuntungan yang
tak sedikit. Produk-produk olahraganya pun laris sehingga industri yang
memproduksi produk-produk olahraga pun berkembang.
Di Indonesia, bisnis olah raga juga makin menjadi salah satu peluang
bisnis yang prospektif. Makin banyak event olah raga nasional dan internasional
digelar di Indonesia maka akan semakin banyak pula peluang untuk lebih maju.
Beberapa produk-produk olah raga yang diproduksi di Indonesia, seperti bola dan
sepatu olah raga, juga bisa diekspor dan disukai masyarakat internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengembangan Industri Olahraga ?
2. Bagaimana pengolahan manajemen olahraga dan budaya olahraga dalam
industri olahraga ?
3. Bagaimana peran keberadaan klub olahraga di dalam mendukung
pengembangan industri olahraga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan dan pengelolaan industri olahraga
dalam manajemen olahraga dan budaya olahraga.
2. Untuk mengetahui peran dari keberadaan klub olahraga dalam mendukung
industri olahraga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENYEBAB TERJADI NYA KORUPSI


B. Faktor penyebab korupsi dapat muncul aspek internal individu maupun dari
lingkungan yang memungkinkan praktiknya. Psikolog dari Universitas
Indonesia Sarlito W. Sarwono mengatakan, ada dua dorongan tindak korupsi.
Menurut Sarlito, dorongan pertama berasal dari dalam diri dan dorongan
kedua berasal dari luar diri. Dorongan dari luar juga mencakup teman,
kesempatan, kurang kontrol, dan lain lain.
Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Internal
1. Sifat selalu merasa kurang
memiliki sifat selalu merasa kurang, maka dapat muncul rasa rakus atau serakah,
Rasa ingin lebih inilah yang dituruti pelaku korupsi sehingga menuntaskannya
dengan cara korupsi, merugikan hak banyak pihak demi kepentingan pribadi.

2. Moral lemah
Seseorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan
korupsi. Godaan dan tekanan ini dapat muncul dari atasan, teman setingkat,
bawahan, atau pihak lain yang memberikan celah korupsi.

3. Penghasilan kurang mencukupi


Jika penghasilan seorang pegawai tidak memenuhi atau sejalan dengan kebutuhan
hidup yang wajar, maka seseorang cenderung berusaha memenuhinya dengan
berbagai cara.

4. Kebutuhan hidup yang mendesak


Pada situasi terdesak terkait ekonomi, dapat terbuka ruang bagi seseorang untuk
menempuh jalan pintas baik maupun buruk. Salah satu jalan pintas yang buruk
yaitu korupsi.
5. Gaya hidup konsumtif
Kehidupan di kota besar kerap mendorong gaya hidup seseorang berperilaku
konsumtif. Perilaku konsumtif berisiko membuka celah korupsi demi memenuhi
kebutuhan hidup jika tidak diimbangi dengan pendapatan memadai.

6. Malas atau tidak mau bekerja


Sejumlah orang ingin mendapat hasil dari suatu pekerjaan tanpa berusaha. Sifat
malas ini berisiko memicu seseorang melakukan cara yang mudah dan cepat demi
mencapai tujuan. Salah satu cara tersebut adalah korupsi.

Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Organisasi


1. Kurangnya sikap keteladanan pimpinan
Posisi pimpinan dalam lembaga formal maupun informal berpengaruh penting
bagi anggotanya. Jika pemimpin melakukan korupsi, terbuka kemungkinnan bagi
anggotanya untuk mengambil risiko yang sama.

2. Tidak ada kultur organisasi yang benar


Kultur organisasi berpengaruh pada anggotanya. Jika tidak dikelola dengan baik,
maka sebuah kultur organisasi dapat memicu situasi yang tidak kondusif dan
perbuatan negatif di lingkungan kehidupan organisasi. Salah satu perbuatan
negatif tersebut di antaranya korupsi.

3. Kurangnya sistem akuntabilitas yang benar


Sistem akuntabilitas yang tidak memadai, visi-misi serta tujuan dan sasaran yang
perlu ditetapkan dengan jelas, serta kurangnya perhatian pada efisiensi
penggunaan sumber daya yang dimiliki berisiko memicu situasi organisasi
kondusif untuk praktif korupsi.

4. Kelemahan sistem pengendalian manajemen


Pengendalian manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran
korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar atau lemah pengendalian
manajemen di sebuah organisasi, maka semakin terbuka peluang perbuatan tindak
korupsi anggota atau pegawainya.

5. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi


jajaran manajemen menutupi tindakan korupsi yang dilakukan segelintir oknum
dalam organisasinya. Akibat sifat tidak transparan tersebut, pelanggaran korupsi
justru terus berjalan dengan berbagai bentuk.

Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Tempat


1. Nilai di masyarakat memungkinkan korupsi
Korupsi dapat timbul dari budaya masyarakat seperti menghargai seseorang
berdasarkan kekayaan. Kondisi ini dapat memicu seseorang tidak kritis, seperti
dari mana kekayaan tersebut didapat.

2. Masyarakat kurang sadar dirinya korban korupsi


Anggapan umum di masyarakat adalah yang rugi karena korupsi adalah negara.
Padahal jika negara rugi, yang rugi adalah masyarakat karena proses anggaran
pembangunan dipangkas para pelaku korupsi.

3. Masyarakat kurang sadar dirinya terlibat korupsi


Terbiasa pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara terbuka berisiko membuat
masyarakat tidak kritis pada aktivitas korupsi yang dilakukannya. Contoh, di
sebuah daerah kerap terlihat pegawai pulang atau ke pusat perbelanjaan jauh
sebelum waktu kerja usai sehingga jamak ditiru pekerja yang lebih muda.

4. Masyarakat kurang sadar korupsi bisa dicegah dan diberantas


Pandangan umum yang kerap berlaku di tengah masyarakat yaitu mencegah dan
menindak korupsi merupakan tanggung jawab pemerintah. Padahal, pencegahan
dan pemberantasan korupsi di lingkungan pribadi dan profesional merupakan
tanggung jawab semua masyarakat.
5. Aspek peraturan perundang-undangan
Korupsi juga berisiko timbuh karena adanya kelemahan dalam peraturan
perundang-undangan. Peraturan tersebut dapat berisi poin yang hanya
menguntungkan penguasa, tidak berkualitas, kurang disosialisasikan, sanksi
terlalu ringan, penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu, serta
lemah di bidang evaluasi dan revisi.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD


mengatakan salah satu indikatornya adalah sejumlah vonis terhadap terdakwa
kasus korupsi yang dinilai semakin hari semakin ringan. korupsi jelas
menimbulkan dampak negatif. Di antara penyebab paling umum korupsi adalah
lingkungan politik dan ekonomi, etika profesional dan moralitas, serta kebiasaan,
adat istiadat, tradisi dan demografi. Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi
dan memengaruhi operasi bisnis, lapangan kerja, dan investasi. Korupsi juga
mengurangi pendapatan pajak dan efektivitas berbagai program bantuan
keuangan. Tingginya tingkat korupsi pada masyarakat luas berdampak pada
menurunnya kepercayaan terhadap hukum dan supremasi hukum, pendidikan dan
akibatnya kualitas hidup, seperti akses ke infrastruktur hingga perawatan
kesehatan.
B. MOTIVASI PELAKU KORUPSI

Motivasi seseorang pelaku korupsi untuk melakukan kecurangan bisa saja


dikarenakan tuntutan gaya hidup dan adanya perilaku serakah yang secara
potensial ada dalam diri setiap orang. Alasan lain bagi seorang pelaku korupsi
adalah Kekuasaan (Directionary). Kekuasaan merupakan kewenangan yang
bisa didapatkan oleh seseorang/kelompok untuk menjalankan kewenangan
tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak bisa
dijalankan melebihi ke wenangan yang didapat. Kekuasaan yang tanpa batas
bisa mejadi jalan orang melakukan korupsi.
C. CIRI PERILAKU KORUPSI

Pelaku korupsi memiliki ciri selalu melibatkan lebih dari satu orang, biasanya
dilakukan dengan kerahasiaan melibatkan pihak yang saling menguntungkan dan
menjaga kewajiban. Oknumnya sering berasal dari pihak yang berkepentingan
Tiap tindakan korupsi adalah pengkhianatan kepercayaan, oknum yang melakukan
korupsi sering bersembunyi di balik justifikasi hukum. Korupsi adalah penipuan
bagi badan publik dan masyarakat umum secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
16 Faktor Penyebab Korupsi dari Aspek Individu hingga Organisasi
(detik.com)
Korupsi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya (kompas.com)

Sebuah Alasan untuk Melakukan Korupsi - Kompasiana.com


Memahami Ciri-ciri, Jenis, dan Penyebab Korupsi Halaman 2 - Varia
Katadata.co.id

Anda mungkin juga menyukai