Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Kondisi Eksistensi Manusia, Tipologi Sosial, dan Aplikasi

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampu : Herman Beni, M.A.

Disusun Oleh :

Mar’atus Sholikah

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya untuk Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan
salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat,
taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit
informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi Bimbingan
Konseling Islam, menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap
kepada semua pihak atas segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, atas segala keterbatasan yang penyusun miliki apabila terdapat


kekurangan dan kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi bekal pengetahuan bagi penyusun di kemudian hari.

Amiin yaa Robbal `alamin.

Cirebon, 2 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang Erich Fromm....................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Kondisi Eksistensi Manusia......................................................................................5
1. Dilema eksistensi........................................................................................................5
2. Kebutuhan manusia....................................................................................................6
3. Mekanisme melarikan diri dari kebebasan.................................................................7
B. Tipologi Sosial...........................................................................................................8
1. Karakter Manusia.......................................................................................................8
2. Karakter dan manusia.................................................................................................9
C. Aplikasi......................................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Erich Fromm

Pandangan kepribadian manusia menurut Erich Fromm tergantung kepada


kebudayaan yang ditempati manusianya sendiri, apakah tergolong kepada kebudayaan
sehat atau malah menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Karena itu, masyarakatnyalah yang menyesuaikan kepada sikap individu, bukan
malah sebaliknya yang individu menyesuaikan diri terhadap lingkungan masyarakat.
Hal ini menurut Fromm bisa dikatakan masyarakat yang ideal. Berbagai karakter yang
muncul pada manusia dipengaruhi oleh berbagai karakter politik, sosial, dan ekonomi
masyarakat sekitar. Akan tetapi, setiap manusia dapat membentuk karakternya sendiri
guna membentuk kepribadiannya. Kemudian menurut Erich From manusia
dihadapkan oleh faktor dualistik, yakni dihadapkan berjuang secara bebas, dengan
menguasai hakikat kemanusiaanya. Namun, di faktor lain kebebasan itu menekan
manusia dengan memisahkan hakikat kebinatangan dari akar-akar alamiahnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah permasalahan dilema eksistensi manusia?


2. Bagaimana kebutuhan-kebutuhan manusia menurut Fromm?
3. Bagaimana mekanisme melarikan diri dari kebebasan menurut Fromm?
4. Apa saja karakter manusia menurut Fromm?
5. Bagaimana aplikasi yang dijalankan oleh teorinya Fromm?

C. Tujuan

1) Menjelaskan permasalahan dilema eksistensi manusia


2) Menjelaskan kebutuhan-kebutuhan manusia menurut Fromm
3) Menjelaskan mekanisme melarikan diri dari kebebasan menurut Fromm
4) Menjelaskan karakter manusia menurut Fromm
5) Menjelaskan aplikasi yang dijalankan oleh teorinya Fromm
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Eksistensi Manusia

1. Dilema eksistensi
Menurut Fromm pada dilema eksitensi mengikuti aliran filsafat dualism, yakni
semua gerak didunia dilatarbelakangi oleh pertentangan dua kelompok estrim, tesa
dan antitesa. Tesa sendiri merupakan suatu persoalan atau problem yang terjadi pada
saat tertentu, sedangkan antitesa berarti respon, tanggapan, komentar kritis terhadap
tesa yang terjadi. Dari dua kelompok tersebut diharapkan menghasilkan sintesa, yaitu
sebuah kesimpulan yang lain. Menurut Fromm, hakekat manusia bersifat dualistik,
paling sedikit terdapat empat dualistik yang terdapat diri manusia, yaitu:

a. Manusia sebagai binatang dan sebagai manusia

Manusia sebagai binatang dikategorikan kepada kebutuhan fisiologik, seperti


makan, minum, tidur, dan kebutuhan seksual. Sedangkan manusia sebagai manusia itu
sifatnya memiliki kesadaran diri, dapat berfikir menggunakan otak, dan memiliki
nafsu yang jelas-jelas tidak dimiliki oleh hewan. Sebagai manusia juga memiliki
perasaan dimana saling mengasihi, saling menyayangi, saling perhatian dan lain-lain

b. Hidup dan mati

Manusia sebenarnya menyadari bahwa kematian akan menjemputnya, namun


dari mereka malah mengingkari kematian yang kekal dan lebih memilih ke dunia
yang sifatnya sementara.

c. Ketidaksempurnaan dan kesempurnaan

Manusia mampu merealisasikan diri untuk mencapai tingkat kesempurnaan,


namun ia tak menyadari bahwa hidupnya hanya sementara di dunia sehingga
kesempurnaan hanyalah tujuan semu

d. Kesendirian dan kebersamaan


Manusia menyadari bahwa dirinya merupakan kesatuan terpisah dari orang
lain, namun ia tidak mau menerima untuk kesendirian. Dan pada saat yang sama pula
segala sesuatunya bergantung kepada orang lain termasuk kebahagiannya sendiri.

Hal-hal yang disebutkan diatas merupakan kondisi dasar eksistensi manusia.


Konflik yang dibawa oleh manusia sejak lahir antara tesa, antitesa eksistensi manusia
menurut Fromm disebut dilema eksistensi. Kemudian menurut Erich From manusia
dihadapkan berjuang secara bebas, dengan menguasai hakikat kemanusiaanya.
Namun, di faktor lain kebebasan itu menekan manusia dengan memisahkan hakikat
kebinatangan dari akar-akar alamiahnya. Dinamika ini begerak terus menerus seakan-
akan manusia akan hidup secara abadi. Ada dua cara untuk mengatasi dilema
eksistensi. Yang pertama, yaitu mengikuti otoritas dari penguasa dengan
menyesuaikan diri dengan masyarakat. Yang kedua, yaitu bekerja sama dan bersatu
dengan menciptakan ikatan dan tanggung jawab bersama masyarakat yang lebih baik.

2. Kebutuhan manusia

Kebutuhan manusia yang sesuai dengan eksistensi sebagai manusia, menurut


Fromm dibagi menjadi dua kelompok kebutuhan; yang pertama kebutuhan untuk
menjadi bagian dari sesuatu dan kebutuhan untuk menjadi otonom, yang terdiri dari
kebutuhan Relatedness, Rootedness, Transcendence, Unity, dan Identity. Kedua,
kebutuhan memahami dunia dengan mempunyai tujuan dan memanfaatkan sifat unik
manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame of orientation, Frame of devotion,
Excitationstimulation, dan Effectiveness.

a. Kebutuhan kebebasan dan keterikatan

 Keterhubungan (relatedness), kebutuhan yang mengatasi dalam kesendirian,


sehingga dibutuhkannya orang lain untuk memenuhi kebutuhaannya. Hubungan
yang paling positif yakni hubungan yang didasari dengan cinta, kasih sayang,
tanggung jawab, perhatian dari orang lain. Sedangkan hubungan yang negatif bisa
di dasari pada kepatuhan dan kekuasaan.

 Keberakatan (rootdness), kebutuhan manusia untuk memiliki ikatan-ikatan yang


membuatnya nyaman layaknya berada dirumah sendiri. Jadi keberakaran adalah
suatu kebutuhan untuk mengikat diri dengan kehidupan yang baru, dimana dia
harus aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian integral didunia.
 Menjadi pencipta (transcendency), karena manusia memiliki sifat kesendirian
didunia, maka dia harus bisa menciptakan sesuatu untuk bertahan hidup didunia.

 Kesatuan (unity), untuk memperoleh kebebasan terhadap dirinya dan orang lain.
Jikalau hakekat kemanusia dan kebitangan ini bisa disatukan dan didamaikan,
dan hanya berfokus untuk menjadi manusia seutuhnya dengan cinta dan kerja
sama dengan orang lain.

 Identitas (identity), kebutuhan untuk menjadi “aku” dimana seseorang menyadari


bahwa semakin berkembangnya tahap perkembangan maka akan memiliki sifat
keakuan, yang dimana segala sesuatunya bergantung kepada diri sendiri.

b. Kebutuhan untuk memahami dan beraktivitas

 Kerangka orientasi (frame of orientation), orang membutuhkan pola atau peta


untuk berguna untuk hidup bersosialisasidan dunia alaminya. Tanpa itu, manusia
akan merasa kebingungan dan tidak mampu bertingkah laku dalam menghadapi
duniawi.

 Kerangka kesetiaan (frame of devotion) orang membutuhkan tujuan hidup yang


mutlak supaya hidup lebih bermakna dan menjadikan motivasi dalam bertahan
hidup didunia.

 Kesengsaraan-stimulasi (excitation-stimulation), kebutuhan untuk melatih sistem


syaraf, untuk memanfaakan kebutuhan otaknya.

 Keefktivan (effectivity), kebutuhan untuk menyadari eksistensi diri melawan rasa


inferiority,

3. Mekanisme melarikan diri dari kebebasan

Menurut Fromm seiring manusia memperoleh kebebasan secara ekonomi dan


politik, maka mereka semakin terasingkan. Misalnya seorang anak tumbuh menjadi
dewasa dan lebih mandiri sehingga tidak membutuhkan ibunya. Mereka lebih
mendapat kebebasan secara individualisme dan dapat memilikian sifat keakuan
dengan prinsip yang dijalaninya. Bergerak maju, memilih pakain, makanan, dan
seterusnya. Disaat yang bersamaan mereka merasakan beban dari kebebasan, yaitu
mereka bebas dari rasa aman saat berada dekat dengan ibunya. Di tingkat sosial dan
individu, beban ini menimbulkan kecemasan dan ketakutan dasar yaitu perasaan kita
sendirian didunia.

Terdapat dua cara yang paling umum untuk mendapatkan makna dan
kebersamaan dalam kehidupan, yaitu:

a. Mencapai kebebasan positif yang berusaha untuk menyatu dengan orang lain,
tanpa mengorbankan kebebasan sendiri. Menurut Fromm pendekatan ini
dinamakan humanistik, yaitu menghubungkan diri dengan orang lain.

b. Mendapatkan rasa aman dengan meninggalkan kebebasan dengan menyerahkan


semua individualitas dan integritas diri kepada sesuatu (bisa orang atau lembaga)
yang dapat memberi rasa aman. Solusi semacam ini dapat menghilangkan
kecemasan yang disebebkan kesendirian dan ketidakberdayaan. Menurut Fromm
hal tersebut disebut mekanisme pelarian. Ada tiga mekanisme pelarian, yaitu:

 Otoritarianisme (Authoritarianism), yaitu cenderung menyerahkan


kemandirian diri dan menggabungkannya dengan orang lain atau sesuatu
diluar dirinya, untuk memperoleh kekuatan yang dirasakan tidak dimilikisnya
sehingga memiliki kekuatan masokisme atau sadisme.

 Perusakan (Destruktiveness), pada mekanisme ini menekankan pada perasaan


kesepian, isolasi, dan tak berdaya. Dalam tahap ini mencari kekuatan melalui
usaha membalas atau merusak kekuatan orang lain.

 Penyesuaian (conformity), bentuk pelarian dari perasaan kesepian dan isolasi


berupa penyerahan individualita dan menjadi apa saja seperti apa yang
diinginkan kekuatan dari luar.

B. Tipologi Sosial

1. Karakter Manusia
Menurut Fromm karakter manusia itu sejak kecil memiliki insting
kebinatangan, namun ketika mengalami perkembangan insting kebinatangan itu akan
menghilang sendiri. Selain itu, karakter manusia berkembang dan dibentuk oleh
“social arrangements” (pengaturan sosial) dimana orang itu hidup. Fromm
membedakan dua karakter sosial dalam pasangan, yakni productiviness (hidup yang
berorientasi positif) dan nonproductiveness (hidup yang berorientasi negatif.
2. Karakter dan manusia

Fromm menjelaskan model masyarakat dengan pendekatan sejarah, terdapat


empat orientasi yang mempengaruhi karakter manusia, yaitu: orientasi reseptif,
orientasi eksploitasi, orientasi hoarding (menimbun), dan orientasi market.selain itu,
menerut Fromm masyarakat membentuk karakter pribadi melalui orang tua dan
pendidik yang membuat anak bersedia bertingkah laku seperti yang dikehendaki
masyarakat.

C. Aplikasi

1. Sosialisme Komunitarian Humanistik (Humanistik Communitarian Socialism)

Menurut Fromm masyarakat bergaul dengan perasaan cinta, yang berakar


dalam hubungan persaudaraan dan solidaritas, sehingga tercapai perasaan diri dan
mampu berpikir kreatif alih-alih dastruptif. Didalamnya terdapat “humanistik
management”. Terdapat 4 proposisi mengenai hubungan ini: (1) manusia
mempunyai kodrat esensial sosial bawaan; (2) masyarakat diciptakan untuk
memenuhi kodrat esensial bawaan ini; (3) tidak satupun bentuk masyarakat yang
pernahdiciptakan manusia berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
eksistensi manusia; (4) adalah mungkin menciptakan masyarakat semacam itu.

2. Karakter manusia

Menurut Fromm manusia memiliki tiga jenis karakter, yaitu: (1) productive
hoarding: pemilik tanah yang memegangi nilai tradisional dalam praktek pengerjaan
pertanian skala kecil-kekuasaan, tanggung jawab dan mempertahankan tradisi; (2)
nonproductive-receotive: petani tak punya tanah yang tunduk kepada kekuasaan, taat
beragama bahkan sampai fatalik, menerima nasibnya yang tidak berkekuatan; (3)
productive- exploitative: enterpreneur yang menyesuaikan diri dengan masyarakat
industri baru, nilai pendidikan, teknologi dan mobilitas sosial.

3. Psikoterapi: psikoanalisis humanistik

Fromm mengembangkan sistem terapi sendiri namanya “psikoanalisis


humanistik” teori ini lebih mengedepankan kepada aspek interpersonal dari hubungan
teraputik. Tujuannya, agar manusia dapat memahami dirinya sendiri dan juga
mendapat kepuasan dari kebutuhan dasar kemanusiaannya, yakni keterhubungan,
keberakatan, transendensi, perasaan identitas dan kerangka orientasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Erich Fromm menamai perkembangan kepribadian manusianya yakni


humanistik diaktik, karena menurut dia perhatiannya fokus kepada perjuangan
manusia yang tidak akan menyerah untuk memperoleh martabat dan kebebasan,
dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan orang lain.
Selain itu, bergantung kepada kebudayaan yang ditempati manusianya sendiri, apakah
tergolong kepada kebudayaan sehat atau malah menghambat pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang positif. Aplikasi yang dijalankan oleh Fromm untuk
membantu para pasiennya dibagi menjadi tiga, menurut Alwisol: (1) Sosialisme
Komunitarian Humanistik (Humanistik Communitarian Socialism); (2) menyesuaikan
karakter manusia; (3) Psikoterapi: psikoanalisis humanistik.

B. Saran

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita semua yang
membacanya. Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu di perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk masukan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2021). Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang Press.

Hidayat, R. D. (2015). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling.


Bogor: Ghalia Indonesia.

Indriyana, Y. (2005). Erich Fromm Tokoh Neo Freudian. Makalah. Universitas


Dipenogoro. Semarang.

Indrianto, N. (2018). Pemikiran Pendidikan Erich Fromm Tentang Perkembangan


Kepribadian Anak. D pada DiskusiPeriodik, LPMLPMI Jember, N Indrianto -
lpm.iain-jember.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai