Oleh :
MUHAMMAD NOVAL SUWANDI
STD2292 / NIM. 15.01.011.019
Segala puji bagi Allah SWT atas segala Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan kerja praktek di PT. Amman Mineral
Nusa Tenggara dalam waktu singkat, yakni dimulai dari tanggal 21 Januari sampai
dengan 21 Maret 2019.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dan salah satu syarat
kelulusan untuk menyelesaikan program Strata 1 (S1) bagi mahasiswa program
studi Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Teknologi Sumbawa. Adapun
tujuannya yaitu untuk mempersiapkan mahasiswa agar dapat langsung terjun di
dunia kerja secara nyata dan mampu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
dunia industri di lapangan. Selama kerja praktek di PT. Amman Mineral Nusa
Tenggara, Penulis mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan mengenai
pengaplikasian ilmu ataupun teori-teori yang didapatkan selama di bangku
perkuliahan. Penyusunan laporan kerja praktek ini berdasarkan dari beberapa
literature yang ada di PT. Amman Mineral Nusa Tenggara dan pengamatan
langsung ke lapangan baik di Plant maupun di Laboratorium metalurgi yang
menjadi tempat pelaksanaan kerja praktek serta penjelasan beberapa karyawan dan
teknisi PT. Amman Mineral Nusa Tenggara.
ii
5. Bapak Alwi Yakub, atas keluasan dan kebaikan hatinya mengayomi serta
ketegasannya dan segenap Tim Training Department yang membantu
penulis dalam mengurus akomodasi.
6. Mbak Lisa Anggraini selaku Senior Metallurgist yang telah bersedia
menerima penulis untuk melakukan kerja praktik di metallurgical
laboratory.
7. Semua staf Met-Lab, bang Rizky, bang Aal ,bang Adit, bang Daniel, bang
Rendi, bang Taufik, mbak Yelsi, Pak Maheta, Ibu Indah dan kak Alam yang
telah bersedia menerima dan membimbing penyusun dengan baik di
metallurgical laboratory.
8. Seluruh Technicians Met-Lab Pak Muslim, Pak Apriadin, Bang Deris dan
Mas Dika, Terimakasih atas ilmu, pengalaman serta suasana kekeluargaan
yang penyusun dapatkan selama pelaksanaan kerja praktik
9. Para crew Sucofindo yang membantu mengkarakterisasi sampel dan
memberika informasi yang dibutuhkan.
10. Terima kasih kepada pihak PBU yang selama ini sangat membantu kami
terhindar dari kelelahan dengan penyediaan makanan, pembersihan camp
dan masih banyak lagi.
11. Terima kasih kepada Teman-teman kerja praktek terutama, Tri, Qisar , Jaya,
Sri dan Ardila yang selalu membantu dalam segala hal di penelitian ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.2 Kegiatan Laboratorium Metallurgical and Technical services ......................... 16
4.2.1 Daily task .................................................................................................. 17
4.2.2 Weekly Task ............................................................................................. 18
4.2.2.1 LN2 Transfer and Refilling ................................................................... 18
4.2.2.2 Feed Ore Moisture Sampling ................................................................ 18
4.2.2.3 On-stream analysis (AMDEL) Calibration Sampling (COF, tail,
PMP,RMP, CST,SCC, Column) ........................................................................... 19
4.2.3 Monthly Tasks .......................................................................................... 20
4.2.3.1 Mill Shift Composite Sample Preparation ............................................ 20
4.2.3.2 Cyclosizing Mill Shift Composite Test ................................................. 20
4.2.3.3 CCD Sample Preparation ...................................................................... 20
4.3 Project On Request ........................................................................................... 21
BAB V TUGAS KHUSUS ..................................................................................................
5.3.1 Alat……………………………………………………………………...28
5.3.2 Pengambilan sampel (Sampling)………………………………… …….28
5.4 Langkah Percobaan…………………………………………………………....29
v
5.6 Analisis dan Pembahasan .................................................................................. 36
LAMPIRAN..................................................................................................................... 41
vi
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan yang terjadi di dunia sangat cepat, tidak hanya
dalam kemajuan teknologi yang berbasis kepada material saja, tetapi hal lain seperti
semakin mudahnya dan semakin bermanfaatnya eksplorasi sumber daya alam yang
ada di dunia yang digunakan untuk kemajuan kehidupan manusia dan peradaban
nantinya.
Pertambangan emas dan tembaga di Indonesia merupakan salah satu
pertambangan terbesar di dunia dan menjadi salah satu sumber devisa bagi negara.
Hal ini menunjukkan bahwa pertambangan merupakan alat vital bagi negara dan
memiliki peranan penting untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional, yaitu
memajukan kesejahteraan umum. Oleh karena itu untuk mewujudkan tujuan itu
diperlukan pengelolaan dan kerja yang profesional serta didukung oleh peralatan
industri yang modern sehingga menghasilkan produksi yang efektif, efisien dan
berkualitas global.
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara yang berlokasi di Batu Hijau-Sumbawa
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu perusahan
pertambangan terbesar di Indonesia mendapat kepercayaan pemerintah untuk
mengelola sumber daya alam mineral, yaitu emas dan tembaga. Untuk mendukung
produksinya PT. Amman Mineral Nusa Tenggara memerlukan beberapa tenaga ahli
yang menguasai bidangnya, dan salah satu bidang yang dibutuhkan adalah hal yang
berhubungan dengan logam (Metalurgi).
Tenaga ahli dalam bidang ilmu Metalurgi tentunya dibutuhkan dalam
menjalankan produksi pertambangan ini terutama dalam mendesain dan
menjalankan proses pengolahan mineral yang didapatkan setelah melalui proses
penambangan. Selain itu, tenaga ahli dalam bidang ilmu Metalurgi dan Material
dibutuhkan juga dalam mendesain dan menjalankan proses metalurgi ekstraksi
untuk mengubah konsentrat bijih logam menjadi logam dengan kemurnian yang
cukup tinggi. Tenaga ahli dalam bidang ilmu Metalurgi dan Material juga dibekali
dengan wawasan lingkungan agar setiap jenis limbah yang berasal dari proses yang
1
melibatkan ilmu Metalurgi dapat dilakukan pengolahan dan daur ulang secara
terpadu sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomisnya serta tidak
membahayakan bagi lingkungan produksi.
1.3 Tujuan
2
4. Mendapatkan kesempatan dalam menganalisa setiap permasalahan yang
mungkin terjadi di lapangan dan mengetahui solusi yang tepat bagi
permasalahan tersebut.
5. Memperoleh pengetahuan mengenai pengembangan sistem pengajaran
dalam rangka menyelaraskan dunia pendidikan dengan dunia industri.
6. Menjalin hubungan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara
pihak universitas dengan pihak industri atau penyedia lapangan kerja.
Metode penulisan dalam laporan Kerja Praktik ini kami susun melalui
pengamatan secara langsung, bimbingan dan arahan dari staf beserta teknisi
Laboratorium Metalurgi, data-data yang didapat dari percobaan di dalam
laboratorium, serta dari studi literatur.
No. KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pengenalan Perusahaan
2 Pengenalan Instrumen Laboratorium
3 Orientasi Lapangan (Plant)
4 Diskusi Tugas Khusus
5 Pengambilan Data Tugas Khusus
6 Penyusunan Laporan Tugas Khusus
7 Revisi dan Penyerahan Laporan
8 Presentasi Tugas Khusus
3
2 BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Proyek Batu hijau PT. Amman Mineral Nusa Tenggara terletak di pulau
Sumbawa, Indonesia. Proyek ini adalah proyek penambangan dan pengolahan bijih
menjadi concentrate. Concentrate yang dihasilkan melalui proses flotasi. Proyek
Batu Hijau mempunyai areal yang terbentang dari Jereweh hingga Lunyuk, Pulau
Sumbawa, NTB. Lima daerah utama PT. Amman Mineral Nusa Tenggara adalah
Benete Port yang merupakan pelabuhan utama; Townsite yang merupakan pusat
perumahan, Camp yang dilengkapi dengan rumah makan, lapangan olahraga,
supermarket dan sekolah; Mining (Crusher Site) yang merupakan tempat peledakan
bebatuan gunung dan tempat penghancuran awal bebatuan; Concentrator
merupakan pabrik pengolahan bijih menjadi concentrate; dan yang terakhir adalah
Tongoloka Waste Dump yang merupakan tempat pembuangan sampah dan
pembuangan limbah (tailing) di Teluk Senunu.
4
Gambar 2.1. Topografi Daerah Proyek
5
2.1.3 Kebijakan Lingkungan
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara berpegang pada seluruh peraturan dan
perundangan Republik Indonesia yang berlaku, serta semua kebijakan korporasi
PT. Amman Mineral Nusa Tenggara mengenai lingkungan. Salah satu kutipan
kebijakan korporasi adalah PT. Amman Mineral Nusa Tenggara akan menerapkan
standar terbaik disegala bidang lingkungan.
6
5. Petugas P3K harus selalu siap setiap saat. Petugas pengganti yang sama
kemampuannya harus siap bertugas bila dibutuhkan.
6. Stasiun P3K harus dipimpin oleh seorang perawat, ahli kesehatan atau
petugas lain yang sekurang-kurangnya memiliki sertifikasi P3K.
7. Untuk pekerja khusus, atas dasar pertimbangan kesehatan, karyawan
harus mengganti pakaian dan membersihkan tubuhnya sebelum
meninggalkan tempat kerja.
8. PT. Amman Mineral Nusa Tenggara harus menjamin agar tersedia suplai
air bersih untuk minum dan mencuci serta air limbah dibuang dengan
benar sesuai dengan peraturan.
9. Toilet yang sesuai dengan ketentuan kesehatan tersedia di lokasi tambang.
7
- Menciptakan Nilai bagi Negara, Komunitas, Pemegang Saham dan
Karyawan.
5. Inovasi
- Meraih Perubahan dan Kesempatan.
- Memberikan Hasil yang Membuat Dampak Perubahan Besar.
- Memaksimalkan Keahlian Nasional.
6. Integritas
- Kerjakan Sesuai dengan apa yang Kita Katakan.
- Saling Percaya dan Menghormati Satu Sama Lain.
7. Lingkungan
- Mengurangi.
- Mendaur Ulang Limbah.
- Memulihkan Kondisi Lingkungan
8
3 BAB III
PROSES PRODUKSI DI PABRIK PENGOLAHAN
peremukan
konsentrat
Rougher Flotasi
Tailing
Tailing
Flotasi Pengentalan
Pembersih Konsentrat
Daerah
Tailing Filter plant
Air
konsentrat
Tailing Density Control
Penempatan Stockpile
Bawah Laut
9
Bijih ini kemudian diproses di concentrator dengan skema
pengolahan yang terdiri dari pemecahan dengan pemecah primer (gyratory
crusher), penyimpanan persediaan bijih (orestockpile), penggerusan Semi-
autogenus Mill (SAG Mill), penggerusan bola (Ball Mill), flotasi, penggerusan
kembali konsentrat (regrinding), peningkatan kadar konsentrat (cleaner),
pengurangan kadar air konsentrat, dan deaerasi tailing
3.1.1 Mining
10
Gambar 2.1. Proses dumping pada crusher
3.1.2 Concentrator
3.1.2.1 Crushing
3.1.2.2 Grinding
3.1.2.3 Flotasi
11
3.1.3 Filtration
12
4 BAB IV
METALLURGY AND TECHNICAL SERVICE
13
Gambar 4.1. JK Drop Weight
14
saluran udara. Froth yang dihasilkan ditarik dengan penggaris secara
manual.
15
4.1.5 Pulverizer
Pulverizer mberupakan suatu alat penghalus yang dilengkapi
dengan bowl (mangkok baja) yang akan bekerja akan bergetar dan berputar
selama periode tertentu. Tumbukan atau gesekan antara mangkok baja,
sample, dan disc akan terjadi saat diberikan gaya berupa getaran dan
gesekan. Sehingga sample yang dimasukkan akan mengalami penghalusan
ukuran butiran. Sample yang akan dianalisa sebelumnya harus di haluskan
dulu oleh pulverizer sample tersebut yang akan mengalami proses
penghalusan ukuran, karena ITS dapat menganalisa sample dengan ukuran
kehalusan tertentu(≤ 38 mikron) agar mendapatkan akurasi yang
valid.Untuk menghindari terkontaminasinya sample maka penggunaan
bowl untuk pulverizing concentrate dan feed harus dilakukan di bowl yang
berbeda. Setelah sample dipulverizer, kemudian sample akan disimpan
dalam wadah-wadah khusus yang terbuat dari kertas yang mana masing-
masingnya telah diberi kode sesuai dengan yang diinginkan.
16
team antara lain. Upstream metallurgist, downstream metallurgist dan
Project metallurgist.
1. Grinding technical service line 2 Di zona ini akan diambil sample berupa
feed atau COF2 (Cyclone Over Flow 2)
2. Scavanger Di zona ini akan diambil sample berupa tailing
3. Pada Cleaner Di zona ini akan diambil sample berupa concentrate.
Concentrate yang diambil juga bermacam-macam, yaitu :
• CST (Cleaner/Scavenger Tail),
17
alat analisa unsur (AMDEL) dan pengukuran parameter hardness seperti
bond ball mill work index, JK drop weight test, dan lain-lain untuk
perhitungan parameter alat-alat kominusi .
Sampling untuk feed ore moisture ini dilakukan setiap hari Kamis
dan Minggu. Sample yang berasal dari feeder diambil untuk selanjutnya
18
dipreparasi agar dapat dianalisa kandungan-kandungan yang terdapat
didalamnya.
19
4.2.3 Monthly Tasks
20
4.3 Project On Request
1. COF Flotation
2. Cytec Project
3. Orica Project
21
5 BAB V
TUGAS KHUSUS
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Latar Belakang
• Bornite (Cu5FeS4)
• Digenite (Gabungan dari Cu2S dan CuS)
• Chalcopyrite (CuFeS2)
• Pyrite (FeS2)
22
• Rougher dan rougher scavanger
• Regrinding
• Column
• Cleaner Flotation
23
5.1.2 Tujuan
Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui produk P80 pada sirkuit
Regrinding dan Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
ukuran partikel pada sirkuit Regrinding
24
5.2.1.1 Cyclone
25
Gambar 5.2 Cyclone Cluster
Polishing mill menerima feed yang memiliki P80 175 μm. Partikel
tersebut digiling hingga target P80 75 μm. Hal ini dilakukan untuk
menghemat biaya, karena bila harus dikembalikan kedalam unit grinding
hal ini tentu akan menaikan beban. Sirkuit polishing mill memiliki dua
fungsi utama:
a. Untuk membebaskan partikel guna memisahkan mineral berharga dari
mineral pengotor (gangue). Hal ini sangat penting khususnya untuk
partikel yang dinamakan middling, yang merupakan partikel non-
pemisahan yang mengandung mineral tembaga dan pengotor.
b. Untuk membuka permukaan pada partikel yang mengandung tembaga
agar lebih reaktif terhadap reagent flotasi.
26
Gambar 5.3. Polishing Mill
5.2.1.2.2 Verti mill
Tujuan dari sirkuit verti mill yaitu untuk memperkecil P80 180 μm
menjadi P80 75 μm. Scavengerconcentrate (cone settler underflow)
mengalir ke verti mill product sump (35-SU-013). Slurry dari verti mill
product sump dipompakan ke cyclone. Material berukuran besar
(underflow) dari cyclone mengalir ke verti mill feed sump distributor (35-
SU-005 dan 006). Slurry dari sump feed dipompa ke verti mill (35-MI-001
dan 002). Verti mill menerima feed dengan P80 180 μm. Partikel ini
digerus lagi hingga P80 75 μm. Slurry halus ini keluar dari mill ke verti
mill product sump. Kedua verti mill beroperasi di dalam sirkuit tertutup
dengan cyclone. Ini berarti produk gerusan dari mill ini diklasifikasi oleh
cyclone dan partikel yang lebih besar dari lubang cyclone overflow
dipompa kembali ke verti mill untuk penggerusan lebih lanjut.
27
Gambar 5.4. Vertimill
5.3 Prosedur Percobaan
5.3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain sebagai berikut :
o Timbangan o Filter Press o Screen
28
Dari segi mekanismenya, pengambilan sampel dapat dibagi dua, yaitu :
1. Hand sampling
• Grab sampling (menggunakan sekop dengan interval tertentu)
• Shovel sampling (menggunakan shovel)
• Stream sampling (menggunakan alat sampling cutter, sampel berupa
pulp)
• Pipe sampling
• Coning and quartering
2. Mechanical sampling
Digunakan untuk pengambilan sampel dalam jumlah yang besar
dengan hasil yang lebih representatif dibandingkan hand sampling.
29
5.4.3 Dry Screen (Rotap)
a) Sampel berukuran +38 μm ditimbang untuk mendapatkan berat awal.
b) Sampel berukuran +38 μm selanjutnya diayak menggunakan rotap
dengan susunan ukuran dari atas ke bawah (dalam satuan μm) sebagai
berikut: +150, +106, +75, +53, +38, -38.
c) Sampel yang telah diayak kemudian ditimbang masing-masing ukuran
sesuai urutan
30
Pengambilan Sampel
SUMP 13
• Feed
• Vertimil Product
• Underflow
• Overflow
Filter
Oven
Cu
Timbang Kering
Oven
Assay
Timbang
RSD (Split )
Dry Screen
31
5.5 Data Percobaan
Cyclone Feed
Cyclone Pressure 14 kPa 18 kPa 20 kPa 22 kPa
Wet Weight (gr) 2793.5 3632.6 3027.4 2241.8
Dry Weight (gr) 977.1 1375 1069 651.3
%Solid 35% 38% 35% 29%
SIZE DISTRIBUTION
+150 15% 12% 13% 12%
+106 19% 16% 17% 16%
+75 23% 19% 20% 19%
+53 1% 13% 14% 15%
+38 7% 6% 6% 7%
-38 35% 33% 29% 31%
P80 AND PASSING 200#
p80 137.8 127.3 132.9 127.9
Passing 200# 43% 53% 49% 53%
Cyclone Underflow
Cyclone Pressure 14 kPa 18 kPa 20 kPa 22 kPa
Wet Weight (gr) 2324.3 2301 2307.5 2296.1
Dry Weight (gr) 1615 1657.5 1681.9 1626.9
%Solid 69% 72% 73% 71%
SIZE DISTRIBUTION
+150 13% 14% 13% 14%
+106 19% 21% 22% 24%
+75 24% 26% 26% 25%
+53 17% 18% 18% 18%
+38 7% 8% 9% 8%
-38 20% 14% 11% 12%
P80 AND PASSING 200#
p80 133.0 136.9 136.8 138.3
Passing 200# 44% 39% 39% 38%
32
Tabel 5.3 Distribusi ukuran partikel Cyclone Overflow
Cyclone Overflow
Cyclone Pressure 14 kPa 18 kPa 20 kPa 22 kPa
Wet Weight (gr) 2303.2 1851 1778.1 1956.1
Dry Weight (gr) 336.6 267.3 284.6 281.8
%Solid 15% 14% 16% 14%
SIZE DISTRIBUTION
+150 0% 0% 0% 0%
+106 0% 0% 1% 0%
+75 2% 1% 5% 1%
+53 5% 4% 7% 3%
+38 5% 4% 6% 3%
-38 88% 91% 82% 92%
P80 AND PASSING 200#
p80 36.4 35.8 37.6 35.7
Passing 200# 98% 99% 94% 98%
Vertimill Product
Cyclone Pressure 14 kPa 18 kPa 20 kPa 22 kPa
Wet Weight (gr) 4490.2 4091.6 4113.8 4328.5
Dry Weight (gr) 3067.9 2852 3059.1 3125.7
%Solid 68% 70% 74% 72%
SIZE DISTRIBUTION
+150 9% 10% 10% 9%
+106 19% 19% 19% 19%
+75 26% 25% 26% 26%
+53 19% 18% 18% 18%
+38 9% 10% 10% 9%
-38 19% 18% 16% 19%
P80 AND PASSING 200#
p80 125 127 127 125
Passing 200# 47% 46% 45% 46%
33
Dari Tabel 5.1 menunjukkan distribusi ukuran partikel pada Cyclone
Feed dapat diketahui bahwa % kumulatif passing material sebesar 80%
(P80) masing-masing adalah 137.8 μm untuk pressure 14 kPa, 127.3 μm
untuk 18 kPa, 132.9 μm untuk 20 kPa dan 127.9 μm untuk 22 kPa.
34
1. Persen passing dapat dihitung dengan perhitungan:
2. Setelah itu P80 dapat dihitung menggunakan fungsi forecast pada microsoft
excel:
P80=+FORECAST(80,$COLUMN”X1”$ROW”X1”:$COLUMN”X2”$
ROW”X2”,COLUMN”Y1”ROW”Y1”:COLUMN”Y2”ROW”Y2”)
35
5.6 Analisa dan Pembahasan
Pada grafik 5.1 Cyclone feed P80 menunjukkan nilai yang tidak
berbeda signifikan meskipun Cyclone pressurenya berbeda yaitu 14 kPa ,
18 kPa , 20 kPa dan 22 kPa . P80 berada pada rentang 127.3 sampai 137.8
μm. Distribusi ukuran Cyclone Feed pada Cyclone pressure yang berbeda
menunjukkan fenomena yang hampir sama dimana distribusi ukuran paling
dominan berada pada -38 μm.
36
Pada grafik 5.2 juga menunjukkan P80 yang tidak jauh berbeda
meskipun sudah dilakukan perlakuan , pada Cyclone Underflow produk P80
berada pada rentang 133 sampai 138 μm. Distribusi ukuran dari produk
Cyclone Underflow juga menunjukkan fenomena yang hampir sama dimana
distribusi ukuran paling dominan berada pada +75 μm.
37
Grafik 5.3 produk Cyclone Overflow menunjukkan P80 yang tidak
berbeda signifikan meskipun Cyclone pressurenya juga berbeda yaitu 14
kPa , 18 kPa , 20 kPa dan 22 kPa . P80 berada pada rentang 35.7 sampai
dengan 37.6 μm. Distribusi ukuran produk pada Cyclone pressure yang
berbeda menunjukkan fenomena yang hampir sama dengan distribusi
ukuran paling dominan berada pada -38 μm
Grafik 5.4 menunjukan P80 yang tidak berbeda signifikan meskipun
Cyclone pressurenya berbeda yaitu 14 kPa , 18 kPa , 20 kPa dan 22 kPa
pada Vertimil produk. P80 berada pada rentang 125 sampai 127 μm.
Distribusi ukuran vertimil produk pada Cyclone pressure yang berbeda
menunjukkan fenomena yang hampir sama dimana distribusi ukuran paling
dominan berada pada +75 μm.
38
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Terdapat beberapa kekurangan di dalam penelitian ini. Berikut adalah
saran-saran untuk kebutuhan penelitian lebih lanjut:
1. Perlu dilakukan percobaan dengan variasi Cyclone configuration
2. Pelu dilakukan percobaan dengan variasi Cyclone Preesure yang lebih
tinggi.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
LAMPIRAN
41
ROAD MILL JAW CRUSHER
ROTEP PULVERIZER
42
Berikut merupakan Dokumentasi selama Kerja Praktik :
43
44
45