TINJAUAN PUSTAKA
Alergen
(Antibiotik, makanan, obat-obatan, sengatan serangga)
Reaksi antibodi
Syok Anafilatik
Peningkatan mucus pd
Spasme bronkus Spasme pembuluh
jalan napas
Peningkatan permeabilitas darah koroner
vaskular
Penyempitan
Gangguan pd Jalan Napas Jalan Napas Penurunan aliran darah
Perpindahan cairan dr pd arteri koroner
intravascular ke instertisial
Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Penurunan suplai oksigen
Penurunan tekanan perfusi jaringan ke miokard jantung
Penurunan cairan
Jaringan kekurangan suplai intravaskular Miokard kekurangan
darah (oksigen) oksigen (energi)
Penurunan Curah
Kekurangan Volume
Jantung
Cairan
1.6. Pemeriksaan Penunjang Syok Anafilatik
Menurut dr. Khrisna Rangga Permana (2023), Pemeriksaan penunjang umumnya
tidak diperlukan dalam penegakan diagnosis anafilaksis. Pemeriksaan penunjang dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi alergen pencetus.
1) Kadar Triptase Serum
Dewasa ini, triptase serum direkomendasikan untuk diperiksa dalam 30
menit hingga 2 jam setelah muncul reaksi awal, kemudian pemeriksaan ulang
dalam 24 jam setelah pemulihan total gejala anafilaksis. Peningkatan kadar
triptase serum mengindikasikan adanya anafilaksis. Meski demikian,
pemeriksaan ini tidak boleh menunda terapi. Keterbatasan dari triptase serum
adalah tidak semua pasien menunjukkan elevasi, terutama pada anak dan pasien
dengan pencetus makanan.
2) Pemeriksaan Alergi
Skin test dan pemeriksaan IgE in vitro bisa digunakan untuk menentukan
penyebab dari reaksi anafilaksis. Pemeriksaan ini dilakukan sesuai penggalian
riwayat pasien dari anamnesis yang mengarahkan pada kecurigaan etiologi
spesifik. Hasil pemeriksaan bisa menunjukkan alergi zat makanan tunggal atau
multipel, alergi obat, atau hipersensirivitas non-IgE.