Februari 2024
Priska Uli S.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….....1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR…………………………………………………………...1
B. Tujuan Penulisan CJR……………………………………………………………………1
C. Manfaat Penulisan CJR…………………………………………………………………..1
D. Identitas Jurnal…………………………………………………………………………...2
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL…………………………………………………….3
A. Jurnal Utama……………………………………………………………………………...3
B. Jurnal Pembanding………………………………………………………………………..6
BAB III PENILAIAN ISI JURNAL……………………………………………………….7
A. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Utama………………………………………………...7
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Pembanding…………………………………………..7
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………… 8
A. Simpulan…………………………………………………………………………………..8
B. Saran……………………………………………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..9
iii
BAB I PENDAHULUAN
Adapun tujuan penulis di dalam makalah ini adalah untuk menguraikan tentang kelebihan dan
kekurangan dari sebuah jurnal, hal ini dilakukan untuk mengkritik jurnal tentang pentingnya
strategi pembelajaran dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa di dalam menilai sebuah jurnal.
Di dalam makalah ini juga tidak ada maksud untuk menyudutkan beberapa pihak tertentu.
Pada laporan ini disertakan keunggulan dan kekurangan dari jurnal tersebut. Dengan
demikian, diharapkan tidak ada pihak-pihak yang tersinggung atas penyajian makalah ini,
karena makalah ini dibuat dari sudut opini pembaca.
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Literasi Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari jurnal yang diulas.
3. Untuk memperluas pengetahuan tentang Literasi dalam Bahasa indonesia
4. Untuk menambah bahan bacaan bagi pembaca.
1
D. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
ISSN : 2654-9948
Tahun : 2021
2. Jurnal Pembanding
ISSN : 2442-7632
Tahun : 2019
2
BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL
A. Jurnal Utama
Literasi matematis terdiri dari dua kata yaitu “literasi” dan “matematika”, yang
dikombinasikan sehingga membentuk sebuah definisi baru. Dewasa ini definisi literasi telah
berkembang, bukan lagi terbatas pada ranah membaca dan menulis tetapi lebih jauh sebagai
suatu keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan memberdayakan
dan meningkatkan kemampuan berpikir yaitu mengkritisi, menganalisis, dan mengevaluasi
informasi dari berbagai sumber dalam konteks multiliterasi, multikultural, dan multimedia
melalui pemberdayaan multiintelegensi (Kusmiarti & Hamzah, 2019).
Istilah literasi tidak terlepas perannya dari suatu program internasional yang ada saat
ini yaitu PISA (The Programme for International Student Assessment). PISA adalah sebuah
program yang diinisiasi oleh negara-negara yang tergabung dalam OECD (Organisation for
Economic Cooperation and Development) yang menjadikan literasi sebagai asesmen untuk
menggambarkan kualitas pendidikan di suatu negara. PISA pertama kali diselenggarakan
pada tahun 2000 untuk membantu negara-negara dalam mempersiapkan sumber daya
manusia agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan yang diharapkan dalam pasar
internasional (Pratiwi, 2019). Subjek asesmen PISA terdiri dari tes literasi dalam bidang
membaca, matematika, dan sains tanpa melihat kurikulum yang berlaku pada suatu negara.
Menurut Abidin, dkk (2017), literasi matematis erat hubungannya dengan membaca
dan menulis. Membaca dalam konteks matematika berkaitan dengan memahami bahasa
matematika ataupun bacaan yang disajikan dalam bahasa sehari-hari yang berkaitan dengan
bahasa matematika, sedangkan menulis dalam konteks matematika berkaitan dengan
kemampuan komunikasi matematis secara tertulis untuk mengungkapkan pemahaman dan
ide-ide matematis. Secara umum, literasi matematis dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk dapat merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan permasalahan matematika pada
konteks yang ada.
Keempat definisi tersebut menjelaskan bahwa ada tiga irisan mengenai literasi
matematis yaitu kemampuan seseorang untuk formulate (merumuskan), employ
(menggunakan) dan interpret (menafsirkan) matematika dalam berbagai konteks dunia nyata.
Di dalam kemampuan tersebut mengandung suatu concepts (konsep), procedures (prosedur),
facts (fakta) and tools (perangkat) matematika itu sendiri yang digunakan untuk describe
(mendeskripsikan), explain (menjelaskan) dan predict (memprediksi) suatu fenomena yang
sedang dihadapi.
3
Ruang Lingkup Literasi Matematis
Untuk tujuan kerangka matematika PISA 2021, empat kategori konteks kerangka
PISA sejak 2012 dipertahankan dan tetap digunakan yaitu:
Personal – konteks personal berfokus pada aktivitas diri sendiri, keluarga, atau
kelompok sebaya. Jenis konteks yang dapat dianggap pribadi melibatkan persiapan
makanan, belanja, permainan, kesehatan pribadi, transportasi pribadi, rekreasi,
olahraga, perjalanan, penjadwalan pribadi, dan keuangan pribadi, dan lain-lain.
Occupational – konteks pekerjaan berpusat pada dunia kerja. Item yang dikategorikan
sebagai pekerjaan pada hal-hal seperti mengukur, menentukan biaya dan memesan
bahan untuk bangunan, penggajian / akuntansi, kontrol kualitas, penjadwalan /
inventaris, desain / arsitektur dan pengambilan keputusan terkait pekerjaan baik
dengan atau tanpa sesuai. teknologi. Konteks pekerjaan dapat berhubungan dengan
setiap tingkat tenaga kerja, dari pekerjaan tidak terampil hingga tingkat tertinggi
pekerjaan profesional, meskipun item dalam survei PISA harus dapat diakses oleh
siswa berusia 15 tahun.
Societal – konteks sosial berfokus pada komunitas seseorang (baik lokal, nasional,
atau global). Mereka mungkin melibatkan hal-hal seperti sistem pemungutan suara,
transportasi umum, pemerintah, kebijakan publik, demografi, periklanan, kesehatan,
hiburan, statistik dan ekonomi nasional. Meskipun individu dilibatkan dalam semua
hal tersebut secara personal, dalam kategori konteks kemasyarakatan, fokus masalah
adalah pada perspektif komunitas.
Scientific – kategori ilmiah berkaitan dengan penerapan matematika pada dunia alam
dan masalah serta topik yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Konteks tertentu
pada bidang-bidang seperti cuaca atau iklim, ekologi, kedokteran, ilmu ruang
angkasa, genetika, pengukuran dan dunia matematika itu sendiri. Item yang bersifat
intra-matematika, di mana semua elemen yang terlibat termasuk dalam dunia
matematika, termasuk dalam konteks ilmiah (OECD, 2018).
4
Using mathematical tools. Menekankan pada kemampuan seseorang untuk
menggunakan perangkat matematika untuk membantu dalam beraktivitas di dalam
matematika (Umbara & Suryadi, 2019).
Kompetensi dasar tersebut menjadi indikator di dalam penilaian PISA yang dibingkai dalam
ruang lingkup literasi matematis (Personal, Occupational, Societal dan Scientific).
5
B. Jurnal Pembanding
Pembahasan
Untuk memajukan Pendidikan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
inovasi atau perubahan kurikulum. Perlunya perubahan tersebut dengan tujuan untuk
mengatasi kebutuhan yang baru muncul sebagai dampak dari kemajuan zaman
(psifidou,2009).faktor faktor perubahan kurikulum antara lain,perubahan
kebijakan,munculnya teknologi baru dan globalisasi (aydin&carothers,2017).
Kurikulum memainkan peran penting dalam
pengorganisasian,mengarahkan ,menstransmisikan pengetahuan dan membimbing kegiatan
belajar. Guru dapat menjadi agen utama perubahan kurikulum. Di Indonesia, sejalan dengan
perubahan Kurikulum pada tahun 2013, pemerintah mencanangkan program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) untuk meningkatkan literasi siswa. Pencanangan kegiatan GLS merupakan
langkah awal yang baik dalam upaya untuk menjadikan masyarakat literat. GLS merupakan
kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan visi agar
masyarakat dapat mengadaptasi kemajuan teknologi dan keterbaharuan.
Secara umum, literasi diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis (Solikhah,
2015). Istilah “literasi” memiliki makna meluas dari waktu ke waktu. Literasi mencakup
berbagai jenis keterampilan seperti membaca, menulis, memproses informasi, ide dan
pendapat, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (Tavdgiridze, 2016). Literasi juga
melibatkan lebih banyak tindakan dan terhubung dengan pembentukan sikap, nilai, perasaan,
hubungan, struktur kekuasaan, dan aspek kontekstual (Perry & Homan, 2014).
6
BAB III PENILAIAN ISI JURNAL
7
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reformasi, inovasi, revisi, atau perubahan kurikulum sesuatu hal yang perlu
dilakukan jika kurikulum yang digunakan saat ini tidak dapat mengimbangi dengan
kebutuhan siswa. Salah satu rekomendasi untuk kurikulum yang dapat digunakan adalah
dengan menggunakan literasi sebagai kurilum sekolah.
B. SARAN
Literasi matematis dan perubahan kurikulum sangatlah perlu dilakukan karena literasi
matematis erat hubungannya dengan membaca dan menulis. Dengan menulis dalam konteks
matematis tentu berkaitan dengan kemampuan komunikasi secara tertulis untuk
mengungkapkan pemahaman dan ide matematis. Dan dengan perubahan kurikulum
memungkinkan untuk perubahan kebijakan yang diberikan guru terhadap siswa.
8
DAFTAR PUSTAKA