Anda di halaman 1dari 1

Libatkan Tuhan dalam Setiap Keputusanmu (Luk.

6:12-16)
“Hidup adalah pilihan,” begitu semboyan banyak orang. Tetapi ingat, pilihan itu ada konsekuensinya.
Ketika kita salah mengambil pilihan, hidup bisa berantakan. Itulah sebabnya, kita harus terus melekat
pada kehendak Tuhan ketika mengambil keputusan terlebih khusus untuk masa depan kita. Bagaimana
caranya? Selain menggumulinya berdasar firman Tuhan, kita juga harus berdoa.

Sayangnya, sebagian orang Kristen menganggap doa sebagai “ban serep” saja. Mereka baru akan berdoa
ketika cara lain dianggap sudah tidak berhasil lagi. Pola seperti ini berlawanan dengan apa yang
diteladankan oleh Tuhan Yesus. Menurut catatan Lukas, berulang kali Tuhan Yesus berdoa ketika
menghadapi peristiwa-peristiwa penting dalam hidup-Nya (namun bukan berarti untuk hal-hal yang
“kurang penting,” Dia tidak berdoa). Dia berdoa ketika diurapi oleh Roh Kudus (Luk.3:21-22). Dia berdoa
ketika berubah ke dalam wujud kemuliaan (transfigurasi) (Luk.9:29). Bahkan, sebelum memilih murid-
murid-Nya, Dia berdoa kepada Allah semalam-malaman (Luk.6:12).

Pola kehidupan doa semacam ini hendaknya juga kita ikuti supaya kita bisa hidup berkenan pada Tuhan.
Apalagi, kita menghadapi tantangan yang sangat besar dari dua sisi. Dari luar, tawaran dan tantangan
dunia terus mendesak kita untuk memilih apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Dari dalam, kedagingan
membuat kita lebih menyukai apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Tanpa kekuatan dari Tuhan, kita
tidak akan mampu mengatasinya. Sering kali, kita malah tidak menyadari bahwa kita sedang memilih
apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Itulah sebabnya, kita harus tetap berdoa (1Tes. 5:17).

Mari kita lihat beberapa manfaat jika kita berdoa sebelum mengambil keputusan:

Pertama, kita akan mendapat hikmat dari Tuhan (Yak. 1:5). Keputusan yang keliru bermula karena
diambil berdasar nafsu kedagingan, diambil karena terpaksa, atau diambil dengan sembarangan. Tidak
jarang, akibat buruknya baru kita rasakan di kemudian hari. Dengan berdoa, Roh Kudus akan
mengarahkan pikiran kita untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan rencana Tuhan, dan itu pasti
yang terbaik (Rm. 8:28).

Kedua, kita akan mendapatkan kekuatan dari Roh Kudus (Rm. 8:26). Ada keputusan yang sangat sulit
untuk kita ambil karena kita sedang menghadapi situasi yang sangat berat. Semua pilihan yang ada
sama-sama tidak menguntungkan. Dengan berdoa, Roh Kudus membawa kita masuk dalam realitas
rohani sehingga cara pandang kita berubah. Di situlah kita akan mendapat kekuatan dalam mengambil
pilihan yang sulit.

Ketiga, kita akan mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan (Flp. 4:6-7). Walaupun telah berdoa, masih
ada kemungkinan khawatir. Mungkin karena kita masih belum sepenuhnya menyerahkan pada Tuhan.
Dengan berdoa, Roh Kudus akan memberikan damai sejahtera kepada kita untuk menjalani apapun yang
terjadi dalam hidup kita bahkan jika sepertinya tidak sesuai dengan yang diharapkan pada akhirnya.
Inilah yang menjadi sumber daya kita sebagai anak Tuhan.

Ketika memilih murid-murid-Nya, Tuhan Yesus tidak memilih dari orang-orang yang terpandang. Bahkan,
salah satunya kelak mengkhianati Dia. Jelas, Tuhan Yesus tahu itu semua. Tetapi, Dia tetap
melaksanakannya karena dengan begitu, Dia menuntaskan misi-Nya dari Allah Bapa. Inilah kekuatan dari
doa yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus dalam kehidupan-Nya. Amin.

Pertanyaan untuk Direnungkan

1. Apakah keputusan yang diambil dengan mendoakannya akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
berhasil? Mengapa demikian?

2. Sebaliknya, apakah keputusan yang diambil tanpa mendoakannya bisa berhasil? Jelaskan jawabanmu
beserta contoh praktis.

Kaitkan dengan : Keputusan untuk melanjutkan SMA atau kuliah dimana juga boleh ya bapak/ibu
pendamping. Terakhir simpulkan dengan setiap keputusan perlu melibatkan Tuhan dengan doagan
khawatir. (Flp. 4:6-7)

Anda mungkin juga menyukai