KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun laporan "Nanoteknologi.” Sholawat serta salam
senantiasa tercurah junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat, dan umatnya.
Tidak lupa kami haturkan banyak terima kasih atas dukungan baik secara materil dan
nonmateril yang diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Pengampu yang telah berkenan
membantu, membimbing serta memberi saran dalam penyusunan laporan “Nanoteknologi.”
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah
berkenan membantu, membimbing serta memberi saran dalam penyusunan laporan
“Nanoteknologi.” Kami menyadari rancangan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam
penempatan kata maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kami mengharap saran atau
kritik dari semua pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Kami juga menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak
yang bersedia membantu demi kelancaran kegiatan ini. Semoga segala bantuan yang
diberikan kepada kami mendapat imbalan dari Allah SWT.
Kami sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan
ii
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan Laporan 1
Bab II Pembahasan
Penutup 16
Daftar Pustaka .....17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Nanoteknologi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
material berukuran nano, seperti nanopartikel perak. Para peneliti mengembangkan
nanopartikel dalam tiga bidang yaitu ilmu kimia, ilmu fisika dan ilmu biologi. Saat ini
aplikasi nanopartikel sangat luas dalam kehidupan manusia antara lain di bidang
lingkungan, biomedis, tekstil, industri, elektronika serta energi. Nanopartikel yang sering
digunakan seperti logam emas, perak, besi, zinc.
Nanoteknologi telah membangkitkan perhatian yang sangat besar dari para ilmuwan
di seluruh dunia. Nanoteknologi, teknologi berbasis pengolahan bahan berukuran nano
atau satu per miliar meter, merupakan lompatan teknologi untuk mengubah dunia bahan
menjadi jauh lebih berharga dari sebelumnya.
Indonesia memiliki peluang untuk mengatasi ketertinggalan dari negara lain melalui
pengembangan nanoteknologi. Dengan nanoteknologi, kekayaan sumber daya alam
Indonesia dapat diberi nilai tambah guna memenangi persaingan global. Namun
sayangnya nanoteknologi belum diketahui oleh banyak orang di Indonesia. Oleh karena
itu, kami sebagai pelajar Indonesia mencari tahu mengenai nanoteknologi guna
menambah wawasan kami. Kami berharap dengan informasi yang kami dapatkan, kelak
kami dapat mengembangkan nanoteknologi dan menyelesaikan berbagai permasalahan
yang ada di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian nanoteknologi/nanopartikel?
2) Apa fenomena nanoteknologi di alam?
3) Apa produk-produk nano dalam kehidupan sehari-hari?
4) Apa ciri-ciri produk nanoteknologi?
5) Apa dampak dari nanoteknologi?
6) Apa penerapan nanoteknologi dalam kimia hijau?
1.3 Tujuan laporan
1) Mencari tahu mengenai nanoteknologi.
2) Memaparkan materi-materi mengenai nanoteknologi.
3) Menjelaskan penerapan nanoteknologi di berbagai bidang.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah ilmu yang mempelajari dan merekayasa materi pada skala 1
hingga 100 nanometer dimana terjadi fenomena unik dan sifat baru. Jadi area
nanoteknologi adalah teknik bagaimana menciptakan mesin-mesin seukuran molekul
untuk memanipulasi dan mengontrol sebuah objek. Definisi lain mengatakan bahwa
nanoteknologi adalah pemahaman dan kontrol materi pada dimensi 1 sd 100 nm dimana
fenomena-fenomena unik yang timbul dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi baru.
Nano dalam terminologi ilmiah berarti satu per satu milyar (0,000000001).
Ukurannya adalah satu perseribu juta atau satu persemilyar. Jika dibandingkan terhadap
ukuran meter maka satu nanometer (nm) sama dengan 10 -9 m. Istilah nanoteknologi
muncul pada tahun 1974 yaitu saat Norio Taniguchi menyatakan bahwa material dapat
dikontrol dan direkayasa hingga ukurannya lebih kecil dari ukuran mikrometer(µ). Konsep
teknologi nano pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan Richard Feynman pada tahun
1959 melalui presentasinya yang berjudul “There's Plenty of Room at the Bottom”.
2
Nanopartikel didefinisikan sebagai partikulat yang terdispersi atau partikel-partikel
padatan dengan ukuran partikel berkisar 10 – 100 nm (Abdullah dkk., 2008). Ukuran
partikel yang sangat kecil tersebut dimanfaatkan untuk mendesain dan menyusun atau
memanipulasi material sehingga dihasilkan material dengan sifat dan fungsi baru. Material
nanopartikel telah banyak menarik peneliti karena material nanopartikel menunjukkan
sifat fisika dan kimia yang sangat berbeda dari bulk materialnya, seperti kekuatan
mekanik, elektronik, magnetik, kestabilan termal, katalitik dan optik.
3
(gambar 3 struktur kaki cicak)
2) Kunang-kunang
Cahaya kunang-kunang berasal dari ‘sinar dingin’ yang tidak
mengandung ultraviolet maupun inframerah. Peristiwa ini disebut
bioluminiscene. Bioluminiscene adalah kemampuan suatu organisme untuk
menghasilkan dan memancarkan cahaya dari tubuhnya. Peristiwa ini biasanya
disebut hybrid word. Cahaya yang dihasilkan berasal dari energi yang
direaksikan secara kimia sehingga dihasilkan emisi (pancaran) cahaya.
Peristiwa ini dilakukan oleh protein ATP (adenosine triphosphate). Cahaya
yang dihasilkan disebabkan oleh
adanya elektron yang dihasilkan oleh enzim dari kunang-kunang. Ketika
elektron menuju stabil, mereka menghasilkan cahaya.
3) Cumi-cumi
Untuk mempertahankan hidupnya dari serangan pemangsa di malam
hari, cumi-cumi mengubah warna kulit. Hal ini dikarenakan cumi-cumi
memiliki organ yang dapat menghasilkan cahaya. Organ chromatophores,
berfungsi untuk melindungi kulit cumi-cumi sekaligus mengubah warna
kulitnya.
Organ ini berisi bakteri yang dapat memproduksi material dalam skala
nano. Selain itu cumi-cumi juga memiliki bagian tubuh yang berbuku-buku
berukuran nano. Buku-buku ini terbuat dari protein yang dapat merefleksikan
(memantulkan) cahaya. Cumi-cumi mempunyai kemampuan untuk
mengontrol penggunaan cahaya dari lingkungannya.
4
Cumi-cumi dapat memancarkan cahaya karena memiliki organ yang
berisi bakteri bioluminescene. Mekanisme pertahanan dengan memanfaatkan
bakteri ini menyebabkan adanya sinar kontrailuminasi atau penyamaran
sehingga membuat makhluk hidup tidak terlihat atau tersamarkan di antara
sinar lain di lingkungan perairan.
4) Zooplankton
Koloni zooplankton Pyrosoma muda menghasilkan bioluminescene
yang dapat menghasilkan cahaya membuat predator lain enggan memakannya.
Ketika zooplankton dimakan oleh predator, zooplankton tersebut akan
mengeluarkan cahaya pada saat di dalam perutnya. Hal ini membuat predator
tersebut ditemukan dengan mudah oleh predator yang lebih tinggi
tingkatannya. Fenomena ini tampak pada udang misid yang telah memakan
dinoflagellata sehingga tubuhnya akan berpendar dan mudah dikenali oleh
pemangsanya yaitu ikan Porichthys notatus.
5) Ubur-ubur
Hewan yang berbentuk seperti parasut ini memiliki fungsi lumiesensi
yang dihasilkan serupa dengan cumi-cumi, yakni untuk pertahanan diri.
Kelompok hewan syphozoa ini akan berpendar untuk mengejutkan predator
yang akan mendekatinya sehingga memberikan kesempatan untuk
bersembunyi dari predatornya.
6) Cacing api laut (Odontosyllis phosphorea)
Odontosyllis phosphorea menampakkan bioluminescene berwarna
hijau. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Science Daily ini
mengungkapbahwa cacing api laut memiliki kemampuan menghasilkan
cahaya bioluminescence. Cahaya yang dihasilkan tersebut berfungsi sebagai
menarik perhatian lawan jenisnya dalam ritual perkawinan. Hal tersebut
membuat permukaan laut tropis sering terlihat kemerlap hijau. Temuan itu
berdasarkan riset ilmuan Scripps Institution of Oceanography di University of
Caifornia, San Diego, AS.
7) Ikan Anglerfish
Jenis ikan ini memanfaatkan bioluminescene yang dihasilkan sebagai
umpan untuk melakukan predasi (menarik mangsa). Jenis ikan ini
menghasilkan cahaya pada mulut yang mengantung di depan kepalanya
sehingga ikan-ikan kecil tertarik untuk mendekati.
5
8) Ikan Black Dragonfish
Jenis ikan ini memiliki fungsi bioluminiscene yang serupa dengan ikan
Anglerfish. Namun berbeda dalam mekanismenya. Jenis ikan ini
menghasilkan cahaya berwarna merah sebagai penglihatannya terhadap target
mangsanya. Tentu ini menjadi keuntungan, dikarenakan kebanyakan ikan laut
menghasilkan
cahaya hijau dan biru di dasar laut.
9) Nanomagnetik pada hewan
Banyak hewan di dunia ini, termasuk ikan salmon, penyu, dan berbagai
burung yang melakukan perjalanan jauh namun tidak tersesat karena pada otak
binatang, mengandung sensor nanomagnetik yang khusus. Inilah yang
menyebabkan mereka mampu merasakan medan magnet bumi sehingga
memungkinkan mereka menentukan arah mereka berpindah.
10) Sayap Kupu-kupu
Warna dari sayap kupu-kupu dihasilkan dari hamburan cahaya. Pada
sayap kupu-kupu disusun oleh materi berstruktur nano. Ketika cahaya
mengenai sayapnya, sehingga tercipta interferensi cahaya (seperti minyak di
dalam
air). Karenanya dihasilkan pelangi ketika cahaya mengenai sayap kupu-kupu.
11) Kaki pada Serangga Air
Kaki serangga air diselimuti oleh banyak sekali rambut berukuran
sangat kecil berukuran nano. Udara terjebak di celah-celah rambut kecilnya.
Sehingga mencegah kakinya agar tidak basah.
12) Daun Hidrofobik
Dalam kimia, hidrofobisitas adalah sifat fisik dari suatu molekul
(disebut sebagai molekul hidrofobik) yang tampaknya ditolak dari massa air.
[1] (Sebenarnya, tidak ada kekuatan tolakan yang terlibat, hal ini disebabkan
karena tidak adanya daya tarik). Sebaliknya, hidrofilik merupakan senyawa
yang tertarik pada air.
Molekul hidrofobik cenderung nonpolar danlebih memilih molekul
netral dan pelarut nonpolar lainnya. Karena molekul air bersifat polar,
hidrofobik tidak larut baik di antara mereka. Molekul hidrofobik dalam air
sering berkumpul bersama, membentuk misel. Air pada permukaan hidrofobik
akan menunjukkan sudut kontak yang tinggi.
6
13) Kaki dan Jaring Laba-laba
Laba-laba menggunakan struktur dengan ukuran nano. Di bawah rambutnya
yang tebal, pada kaki laba-laba, adalah serat dengan ukuran nano. Setiap
seratnya tertutup banyak rambut. Ketika rambut-rambut ini menempel pada
sebuah permukaan, dapat menahan 170 kali berat badannya.
14) Paruh Burung Toucan
Pada bagian luar paruh pada burung toucan tertutup oleh keratin
berukuran nano. Pada bagian dalam paruhnya, tersusun atas busa padat yang
terbentuk dari serat tulang berukuran nano. Hal ini yang membuat paruh
burung toucan sangat keras.
1) Tabir Surya
Nanopartikel ditambahkan ke tabir surya untuk membuatnya lebih
efektif bekerja. Dua jenis nanopartikel tertentu yang biasa ditambahkan ke
tabir surya adalah titanium dioksida dan seng oksida. Partikel-partikel kecil ini
tidak hanya sangat efektif dalam memblokir radiasi UV, tetapi juga terasa
lebih ringan di kulit.
2) Pakaian
Ketika digunakan dalam tekstil, nanopartikel silika dapat membantu
membuat kain yang menolak air dan cairan lainnya. Silika dapat ditambahkan
ke kain baik dengan dimasukkan ke dalam tenunan kain atau disemprotkan ke
permukaan kain untuk membuat lapisan tahan air atau tahan noda. Jadi, jika
kalian pernah memperhatikan bagaimana cairan membentuk manik-manik
kecil pada pakaian tahan air, itu terjadi berkat nanoteknologi.
3) Perabotan
Dengan cara yang sama, pakaian dapat dibuat tahan air dan tahan noda
melalui nanoteknologi, demikian juga furnitur berlapis kain. Nanoteknologi
juga membantu membuat furnitur agar tidak mudah terbakar. Dengan melapisi
busa yang digunakan pada furnitur berlapis kain dengan serat nano karbon,
produsen dapat mengurangi sifat mudah terbakar hingga 35%.
4) Perekat
Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan perekat.
Menariknya, sebagian besar lem kehilangan kelengketannya pada suhu tinggi,
7
tetapi “lem nano” yang kuat tidak hanya tahan terhadap suhu tinggi, tetapi
juga menjadi lebih kuat ketika suhu di sekitarnya meningkat.
5) Komputer
Bagian terkecil komputer yakni prosesor memanfaatkan teknologi
nano dalam pengaplikasiannya. Intel misalnya. Tidak diragukan lagi bahwa
perusahaan ini pemimpin dalam prosesor komputer kecil. Nah, generasi
terbaru dari teknologi prosesor Intel Core adalah chip 10-nanometer.
6) Baterai Ion Litium Berteknologi Nano
Baterai ion litium dipandang sebagai penyimpan energi yang menjanjikan
karena voltase sel yang tinggi, kerapatan daya, dan energi yang besar.
Nanoteknologi akan mampu meningkatkan kapasitas dan keamanan baterai
ion litium. Khususnya melalui opimasi material elektrodan dan elektrolit.
Baterai ini memiliki katoda dan anoda dengan kapasitas loading discharge
yang lebih tinggi. Hal ini dapat dicapai dengan material karbon nanopori
seperti aerogel karbon atau karbon nanotube. Kerapatan energi yang lebih
tinggi dapat juga dicapai melalui voltase sel yang lebih tinggi, seperti dengan
katoda yang dicampur menggunakan oksida LiMPO4
Pembuktian secara praktek material ini pada Kendaraan Listrik Hybrid
telah diuji coba pada mobil. Mobil hybrid pertama yang dibuat di Jerman
dapat mencapai jarak 40.000 km pada tahun 2005. Melalui aplikasi material
karbon yang dilapisi nanopartikel, maka stabilitas temperatur baterai dan masa
operasi mobil dapat ditingkatkan melebihi jarak tersebut.
1) Bidang Militer
8
Penginderaan di malam hari dan sensor suhu digunakan oleh tentara,
pilot pesawat terbang, dan pesawat terbang tanpa awak. Nanoteknologi
memberikan memberikan keuntungan bagi militer. Inti dari penginderaan
malam hari (night vision) adalah adalah lempeng microchannel (microchannel
plate-MCP). Elektron-elektron akan melewati ribuan microchannel yang
nantinya akan melipatgandakan jumlah elektron. Selanjutnya elektron-elektron
tersebut akan melewati layar fosfor.
9
Aplikasi seng oksida pada kain selain dapat memberikan sifat
antibakteri juga dapat meningkatkan kualitas pewarnaannya. Kain katun yang
sebelumnya telah dilakukan proses karboksimetilasi kemudian diaplikasikan
menggunakan seng oksida dan titanium isopropoksida memiliki sifat
antimikroba dan ketahanan luntur warna yang baik. Aplikasi ZnO pada kain
juga dapat memberikan sifat anti UV. Pelapisan ZnO bersama binder
poliakrilat 5% dengan pengulangan proses padding-drying hingga 2 kali
memberikan sifat anti UV yang baik pada kain katun kanvas.
10
(obat untuk membunuh sel kanker) menuju sel target (sel kanker) yang
kemudian diserang dan dimatikan. Dengan cara seperti ini partikel nano akan
tepat sasaran dikarenakan dalam skala kecil mampu menembus sel target
dengan tepat dan efektif.
4) Bidang pangan dan pertanian
Di bidang pangan dan pertanian, nanoteknologi telah memberi
pengaruh untuk peningkatan produktifitas. Pemanfaatan nanoteknologi
dilakukan dalam perancangan bahan pangan fungsional dengan tujuan untuk
memperbaiki kemampuan fungsional bahan pangan tersebut, yaitu dengan
meminimalisir konsentrasi yang diperlukan. Pengembangan produk pangan
nano dalam bentuk suplemen dengan cara memperbaiki sifat fungsional bahan
pangan dapat dilakukan melalui pengembangan media pembawa menjadi
berukuran nano. Bahan berukuran nano ini bisa memperbaiki tingkat
penyerapannya sehingga berpeluang membawa vitamin, fitokimia, zat gizi,
serta mineral untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Penelitian di Rusia melaporkan penggunaan nanopartikel besi pada
pakan ternak ikan telah berhasil meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 30%.
Lain halnya Tata Chemical (India) yang memanfaatkan partikel dalam skala
nano pada pupuk untuk mendapatkan hasil pertanian yang lebih baik secara
kualitas maupun kuantitas.
5) Dalam bidang IT
Nanoteknologi berperan penambahan kepadatan jumlah perangkat.
Secara sederhana, bila ukuran satu buah transistor bisa dibuat lebih kecil maka
kepadatan jumlah transistor pada ukuran chip yang sama secara otomatis akan
menjadi lebih besar. Dalam pembuatan LSI (large scale integrated), sedapat
mungkin jumlah transistor dalam satu chip bisa diperbanyak.
Selain itu nanoteknologi memungkinkannya aplikasi efek kuantum.
Ukuran material jika mencapai satuan nanometer maka secara otomatis akan
muncul fenomena-fenomena baru dalam fisika kuantum yang tidak dijumpai
pada fenomena fisika klasik, yaitu efek kuantum. Fenomena unik ini menjadi
perhatian yang besar bagi ilmuan sekarang untuk diaplikasikan dalam
teknologi elektronika saat ini. Penggunaan efek kuantum sendiri dalam
perangkat bermacam-macam. Salah satunya adalah perangkat elektronika yang
menggunakan struktur kecil kuantum dot maupun superlatis. Pada perangkat
11
dengan struktur superlatis inilah yang diproyeksikan bisa dipakai dalam
aplikasi perangkat dengan kecepatan tinggi. Contoh perangkat dari jenis ini
yang sudah diproduksi adalah HEMT (High Electron Mobility Transistor)
yang biasa dipakai pada sistem pemancar satelit.
1) Ukurannya sangat kecil yakni satu banding satu milyar dengan meter.
2) ketika ukuran partikel menuju orde nanometer, hukum fisika yang berlaku
lebih didominasi oleh hukum-hukum fisika kuantum.
3) Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai perbandingan antara
luas permukaan dan volume yang lebih besar jika dibandingkan dengan
partikel sejenis dalam ukuran besar. Bila kita membayangkan 1 kotak gula
berbentuk kubus berukuran 1 mm3, kemudian kita memotong-motongnya
menjadi kubus-kubus kecil lagi, maka area permukaannya akan bertambah.
Artinya, dengan massa dan total volume yang sama, kita akan membuat luas
permukaan suatu material bertambah dengan merekonstruksi menjadi material
yang lebih kecil.
4) Material dalam ukuran nanometer sangat reaktif. Reaktivitas material
ditentukan oleh atom-atom di permukaan, karena hanya atom-atom tersebut
yang bersentuhan langsung dengan material lain.
5) Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya berkaitan dengan
fenomena kuantum sebagai akibat keterbatasan ruang gerak elektron dan
pembawa muatan lainnya dalam partikel. Fenomena ini berimbas pada
beberapa sifat material seperti perubahan warna yang dipancarkan,
transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik dan magnetisasi.
Perubahan rasio jumlah atom yang menempati permukaan juga
memengaruhi terhadap jumlah total atom. Fenomena ini berimbas pada
perubahan titik didih, titik beku, dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan
tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulaan nanopartikel dibandingkan
partikel sejenis dalam keadaan bulk (Abdullah dkk., 2008).
12
2.6 Dampak Nanoteknologi
A. Dampak Positif
1) Dapat menciptakan teknologi baru untuk mengatasi permasalahan lingkungan
seperti perubahan iklim dan global warming
Nanoteknologi telah membantu menciptakan baterai yang dapat
menyimpan lebih banyak energi untuk mobil listrik dan telah memungkinkan
terciptanya panel surya untuk mengubah lebih banyak sinar matahari menjadi
listrik.
Keduanya menggunakan metode yang sama, yaitu menggunakan
nanotexturing atau nanomaterial (misalnya nanowires atau karbon nanotube)
yang mengubah permukaan datar menjadi tiga dimensi dengan area
permukaan yang jauh lebih luas. Ini berarti bahwa ada lebih banyak ruang
untuk reaksi yang memungkinkan penyimpanan atau pembangkitan energi
berlangsung, sehingga perangkat beroperasi lebih efisien.
2) Dapat mengurangi pencemaran minyak yang tumpah
Ilmuwan dan insinyur sedang bereksperimen dengan nanoteknologi
untuk membantu mengisolasi dan menghilangkan tumpahan minyak yang
mencemari laut.
Salah satu metode menggunakan sifat magnetik unik nanopartikel
untuk membantu mengisolasi minyak. Minyak itu sendiri tidak bersifat
magnetis, tetapi ketika dicampur dengan partikel nano besi yang tahan air,
minyak tersebut dapat dipisahkan secara magnetis dari air laut. Partikel nano
nantinya dapat dihilangkan sehingga minyaknya dapat digunakan.
Metode lain melibatkan penggunaan "handuk" nanofabric yang ditenun
dari kawat nano. Handuk ini dapat menyerap 20 kali beratnya dalam minyak.
3) Membantu dalam proses transplantasi organ
Nano teknologi dapat meningkatkan keberhasilan transplantasi organ
dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Para ilmuwan berhasil
mengembangkan cara yang aman untuk menghidupkan kembali organ yang
dibekukan dengan bantuan partikel nano.
4) Membantu Menyelesaikan Permasalahan Lingkungan
Nanoteknologi dikembangkan sesuai 12 prinsip kimia hijau untuk
menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ada.
13
5) Mempermudah kehidupan manusia.
Berbagai nanoteknologi diciptakan untuk membantu dan menolong
kehidupan manusia itu sendiri.
B. Dampak Negatif
Sebenarnya dampak negatif dari nanoteknologi ini belum diketahui secara pasti
oleh penelitian. Hal ini dikarenakan nanoteknologi masih dalam tahap pengembangan.
Jadi masih menjadi perdebatan apakah nanoteknologi ini berbahaya atau tidak.
Namun beberapa peneliti mengemukakan dampak negatif nanoteknologi berikut
berdasarkan resikonya:
1) Partikel Nano Tertentu Dapat Membahayakan Manusia
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Molecular Cell
Biology, disebutkan bahwa partikel nano ployamidoamine dendrimers
(PAMAMs) dapat menyebabkan kerusakan paru dengan memicu kematian sel
terprogram pada sel paru. Dampak dari paparan ini bergantung dari durasi
paparan terhadap partikel nano.
Ukuran nanomaterial yang sangat kecil membuat nanopartikel jauh
lebih mudah diserap oleh tubuh manusia daripada partikel berukuran lebih
besar.
Dampak toksik dari partikel nano bergantung dari ukuran, bentuk,
permukaan dan karakteristik kimia dari partikel tersebut. Pada sebuah studi
yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology,
disebutkan bahwa partikel nano zinc oksida dapat berdampak negatif terhadap
sel paru setelah dilakukan penelitian di laboratorium. Pada penelitian yang
dilakukan terhadap mencit tersebut, diketahui bahwa partikel nano silver yang
sangat kecil (15 nanometer) yang masuk ke peredaran darah dapat
menyebabkan kerusakan sel hati dan sel otak pada mencit.
2) Dapat Disalah gunakan Menjadi Senjata Perang
Dengan ukuran yang sangat kecil, partikel nano dapat dengan mudah
masuk ke berbagai organ, bereaksi secara kimia dan menyebabkan dampak
pada kesehatan ataupun lingkungan. Hal ini dapat dengan dimanfaatkan
sebagai senjata perang antarnegara.
14
2.7 Penerapan Nanoteknologi dalam Kimia Hijau
15
9. Penggunaan katalis Salah satu bidang kegiatan nanoteknologi adalah
menemukan katalis nano yang efisien.
10. Desain produk yang Salah satu kajian pada nanoteknologi adalah untuk
mudah terurai mengetahui perilaku nanomaterial di lingkungan.
Oleh karena itu, dengan nanoteknologi dapat
merancang produk yang mudah terurai setelah
dimanfaatkan dan tidak mencemari lingkungan.
16
BAB III
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
Feby Erna; Hasri Tri Maya Saragih; Hidayani; Tariza Humaira Tembusai. Aplikasi
Nanoteknologi dalam Kehidupan Sehari-hari. 17 Mei 2022. Diakses pada 5 Maret 2023.
https://analisa.id/aplikasi-nanoteknologi-dalam-kehidupan-sehari-hari/17/05/2022/
Fidiani, Elok Ph. D. Mengenal Lebih Dekat Dunia Nano di Era Nano Teknologi.
Diakses tanggal 5 Maret 2023. https://unpar.ac.id/mengenal-lebih-dekat-dunia-nano-di-era-
nano-teknologi/
18
Savitri, Devita. Cicak Dapat Merayap di Dinding karena pada Kakinya Terdapat
Apa?. 2 Desember 2022. Diakses tanggal 5 Maret 2023.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6438000/cicak-dapat-merayap-di-dinding-karena-
pada-kakinya-terdapat-apa#:~:text=Ternyata%2C%20cicak%20dapat%20merayap%20di,di
%20berbagai%20permukaan%20bahkan%20kaca.
Atqiya, Muhammad Wildan. Nanoteknologi dan Gaya Van Der Waals pada Kaki
Cicak. 2 Juni 2022. Diakses tanggal 5 Maret 2023. https://baladena.id/nanoteknologi-dan-
gaya-van-der-waals-pada-kaki-cicak/
Octavia, Nadia. Dampak dari Partikel Nano. 29 April 2020. Diakses tanggal 5 Maret
2023. https://www.klikdokter.com/info-sehat/berita-kesehatan/dampak-dari-partikel-nano
19
20