Anda di halaman 1dari 9

SIDANG 1

ADEGAN PERTAMA: DAKWAAN

(Panitera memasuki ruang sidang dan berdiri di sebelah kanan Majelis Hakim)

Panitera : Sebelum persidangan dimulai, kami akan membacakan tata tertib persidangan.

1. Penuntut umum, penasehat hukum dan pengunjung sidang untuk duduk di


tempatnya masing-masing.
2. Dalam ruang sidang siapapun wajib menunjukkan sikap hormat kepada
keadilan.
3. Selama sidang berlangsung, pengunjung sidang harus duduk dengan sopan dan
tertib di tempat masing-masing.
4. Pengunjung sidang dilarang makan, minum, merokok atau melakukan
tindakan yang dapat mengganggu jalannya persidangan.
5. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh hakim ketua sidang untuk memelihara
tata tertib persidangan wajib dilaksanakan dengan segera dan cermat.
6. Di dalam ruang sidang, siapapun dilarang membawa senjata api, senjata tajam,
bahan peledak, atau alat maupun benda yang dapat membahayakan keamanan
sidang dan siapa yang membawanya wajib menitipkan di tempat yang khusus
disediakan untuk itu.

Panitera : Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara pidana
dengan Nomor Register Perkara 169/Pid.Sus/2023/PN.Surabaya dengan terdakwa SAPUTRA
akan segera dimulai. Majelis hakim akan memasuki ruang sidang. Hadirin dimohon untuk
berdiri. (Tunggu sampai majelis hakim duduk) Hadirin dipersilahkan untuk duduk kembali.

Hakim : Panitera sudah siap?


Panitera : Sudah siap, Yang Mulia.
Hakim : Penuntut umum sudah siap?
JPU: : Siap. Yang Mulia.

Hakim : Setelah Majelis hakim memeriksa kelengkapan ruang sidang, maka Majelis
hakim menyatakan bahwasannya ruang sidang ini telah memenuhi ketentuan Pasal 230 ayat
(3) KUHP, sehingga ruang sidang ini dinyatakan sah dan dapat dipergunakan. Majelis
ingatkan pada pengunjung sidang untuk menghormati persidangan dan tata tertib persidangan
yang telah dibacakan. Bagi para pengunjung sidang yang ingin mengambil foto dan gambar,
majelis hakim persilahkan dengan catatan tidak menggunakan kilat cahaya. Sebelum majelis
hakim memulai persidangan mari kita berdoa agar diberikan kelancaran dalam jalannya
persidangan, berdoa dimulai, /berdoa selesai.
Hakim : Baik, Kamis 5 Januari 2023 Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang
memeriksa dan mengadili perkara pidana dengan nomor register perkara
169/Pid.Sus/2023/PN Surabaya atas nama terdakwa SAPUTRA dengan ini dinyatakan dibuka
dan terbuka untuk umum. (Hakim ketuk palu 3x)
Hakim : Baik, Penuntut Umum silahkan hadirkan terdakwa ke ruang persidangan.
JPU : Siap, Yang Mulia
JPU : Petugas, tolong hadirkan terdakwa SAPUTRA ke ruang sidang. (Petugas
membawa terdakwa, terdakwa masuk ke ruang sidang, terdakwa duduk di kursi pemeriksaan)
Hakim : Baik, apakah saat ini saudara terdakwa dalam keadaan sehat ?
Terdakwa : Sehat, Yang Mulia
Hakim : Apakah saudara siap untuk mengikuti persidangan ?
Terdakwa : Iya, Yang Mulia
Hakim : Baik, Majelis Hakim akan memeriksa identitas saudara terlebih dahulu.
Silahkan saudara jawab dengan jelas.
Hakim : Nama saudara ?
Terdakwa : SAPUTRA
Hakim : Tempat dan tanggal lahir ?
Terdakwa : Surabaya, 26 Desember 1991
Hakim : Alamat ?
Terdakwa : Jl. Cipta Menanggal 1 No.12, Surabaya
Hakim : Pekerjaan ?
Terdakwa : Karyawan Swasta
Hakim : Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Apakah benar ?
Terdakwa : Benar, Yang Mulia
Hakim : Dalam persidangan ini saudara sendiri atau didampingi oleh Penasehat
Hukum ?
Terdakwa : Iya Yang Mulia, saya didampingi Penasehat Hukum
Hakim : Benar saudara Penasehat Hukum saudara? (sambil menunjuk ke arah PH)
Terdakwa : Benar, Yang Mulia.
Hakim Ketua : Baik, Penasehat Hukum silahkan maju ke depan memberikan Surat Kuasa
Khusus, Kartu Advokat, dan Berita Acara Sumpah Advokat. Silahkan untuk Terdakwa,
Penuntut Umum untuk maju juga ke depan. (PH , Terdakwa, JPU maju ke depan)
PH : Yang Mulia, berikut Surat Kuasa Khusus, Kartu Advokat, dan Berita Acara
Sumpah Advokat kami. (Hakim memeriksa)
Hakim : Silahkan Penuntut Umum untuk diperiksa (JPU memeriksa)
JPU : Sudah cukup, Yang Mulia
Hakim : Baik, Silahkan kembali ke tempat. (PH , Terdakwa, JPU kembali ke tempat
duduk)
Hakim : Baik, Sidang akan dilanjutkan dengan pembacaan surat dakwaan oleh
Penuntut Umum. Apakah penuntut umum sudah siap dengan dakwaannya?
JPU : Siap, Yang Mulia.
Hakim : Saudara terdakwa, sebelumnya sudah menerima salinan dakwaan dari
Penuntut Umum?
Terdakwa : Sudah, Yang Mulia.
Hakim : Penasehat Hukum, sudah menerima salinan dakwaan dari Penuntut Umum?
PH : Sudah, Yang Mulia.
Hakim : Saudara terdakwa dan penasehat hukum mohon disimak. Silahkan Penuntut
Umum dibacakan.
JPU : Baik, Yang Mulia. (JPU Membacakan Surat Dakwaan sambil berdiri)
Hakim : Baik, apakah saudara terdakwa mengerti apa yang didakwakan oleh Penuntut
Umum?
Terdakwa : Mengerti, Yang Mulia.
Hakim : Apakah saudara akan mengajukan nota keberatan atau eksepsi terhadap surat
dakwaan penuntut umum ?
Terdakwa : Saya serahkan kepada penasehat hukum saya Yang Mulia.
Hakim : Bagaimana penasehat hukum ?
PH : Kami mengajukan Eksepsi, Yang Mulia
Hakim : Apakah sudah siap ?
PH : Belum, kami memohon waktu 7 hari untuk menyusunnya Yang Mulia
Hakim : Baik, saya memberikan waktu penundaan selama 7 hari dari sekarang,
tepatnya tanggal berapa Panitera ?
Panitera : 12 Januari 2023 tepatnya hari kamis Yang Mulia
Hakim : Baik, sidang ditunda hari Kamis tanggal 12 Januari 2023 dengan agenda
pembacaan eksepsi dari penasihat hukum, bagaimana penuntut umum apakah keberatan ?
JPU : Tidak, Yang Mulia
Hakim : Sebelum sidang ditunda, apakah ada dari pihak ada yang ingin disampaikan ?
JPU & PH : Tidak ada Yang Mulia
Hakim : Baik, Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana dengan nomor register perkara 169/
Pid.Sus/20211/PN.Surabaya atas nama terdakwa SAPUTRA dengan ini dinyatakan ditunda!
(Hakim mengetok Palu 3x) (Hakim, JPU, PH, Panitera, Terdakwa Menunduk)

ADEGAN PEMBUKTIAN

Panitera : Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana dengan Nomor Register Perkara 169/Pid.Sus/2023/PN.Surabaya dengan terdakwa
SAPUTRA akan segera dimulai.

Hakim : Panitera sudah siap?


Panitera : Siap Yang Mulia.
Hakim : Penuntut umum sudah siap?
JPU : Siap, Yang Mulia.
Hakim : Penasihat hukum sudah siap?
PH : Sudah siap Yang Mulia.
Hakim : Baik, pada hari ini, Rabu tanggal 12 Januari 2023 Sidang Pengadilan Negeri
Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dengan nomor register perkara
169/Pid.Sus/2023/PN Surabaya atas nama terdakwa SAPUTRA dengan ini dinyatakan dibuka
dan terbuka untuk umum. (Hakim ketuk palu 1x).

Hakim : Apakah terdakwa sudah siap?


Terdakwa : Sudah Yang Mulia.
Hakim : Baik, agenda sidang hari ini adalah pembacaan eksepsi oleh Penasihat
Hukum Terdakwa. Penasihat Hukum, apakah eksepsinya sudah siap?
PH : Siap Yang Mulia.
Hakim : Silahkan dibacakan.
PH : Siap, Yang Mulia.
(PH membacakan surat eksepsi sambil berdiri)
PH : Sudah selesai Yang Mulia. Mohon izin saya menyerahkan surat eksepsi.
Hakim : Silahkan. Baik, penuntut hukum apakah akan mengajukan tanggapan?
JPU : Tidak ada Yang Mulia.
Hakim : Baik, setelah pembacaan Eksepsi sidang dilanjutkan dengan agenda
pembuktian. Baik saudara penuntut umum apakah sudah siap dengan bukti-bukti yang akan
diajukan ke persidangan?
JPU : Sudah siap, Yang Mulia.
PH : Kami juga sudah siap, Yang Mulia.
Hakim : Baik, agenda hari ini akan dilanjutkan dengan sesi Pembuktian.
Hakim : Untuk penuntut umum, silahkan untuk menunjukkan barang bukti. Terdakwa
dan Penasihat Hukum silahkan juga maju ke depan.
(JPU menunjukkan barang bukti) (Terdakwa dan PH maju ke depan)
Hakim : Silahkan untuk terdakwa dan penasehat hukum untuk memeriksa.
PH : Sudah cukup Yang Mulia.
Hakim : Silahkan duduk kembali
Hakim : Penuntut umum, silahkan hadirkan saksi pertama ke persidangan.
(JPU memanggil saksi ke dalam persidangan)
Hakim : Untuk para saksi, apakah anda sedang dalam keadaan sehat?
Seluruh Saksi : Sehat, Yang Mulia.
Hakim : Untuk para saksi, silahkan untuk menyerahkan kartu identitas.

Hakim : Saksi atas nama Cece Trifena , yang mana?


Saksi Cece : Saya, Yang Mulia.
Hakim : Baik, sebelumnya saya akan bertanya. Apakah sudah siap dalam persidangan
kali ini?
Saksi Cece : Sudah, Yang Mulia.
Hakim : Baik. Untuk saksi kedua. Saksi atas nama Ayu Aisyah?
Saksi Ayu : Saya, Yang Mulia.
Hakim. : Untuk saksi kedua, apakah memiliki hubungan darah dengan terdakwa atau
korban?
Saksi Ayu. : Tidak, Yang Mulia.
Hakim : Untuk saksi pertama sebagai perwakilan silahkan berdiri dan maju satu
langkah. Ikuti lafal saya.

”DEMI TUHAN SAYA BERSUMPAH BAHWA SAYA AKAN MENERANGKAN


DENGAN SEBENAR-BENARNYA DALAM PERKARA INI DAN TIADA LAIN DARI
PADA YANG SEBENARNYA” Baik silahkan duduk kembali

Hakim : Saudara saksi telah disumpah untuk memberikan keterangan dengan jujur
tanpa ditambahi dan dikurangi mengenai apa yang saksi ketahui, saksi lihat, dengar dan
alami, karena jika berbohong ada ancaman hukuman 7 tahun penjara sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang, selain itu saudara saksi juga mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa
karena sudah bersumpah atas nama-Nya. Apakah saudara mengerti?

Saksi Cece : Mengerti, Yang Mulia.


Hakim : Untuk saudara terdakwa harap memperhatikan dan mendengarkan saksi.

Hakim : Baik, saya akan memulai pemeriksaan. Apakah saudara mengenal terdakwa?
Saksi Cece. : Kenal, Yang Mulia. Saya istri dari terdakwa.
Hakim. : Apa kekerasan yang dilakukan terdakwa kepada anda?
Saksi Cece. : Terdakwa pertama menampar wajah saya, Yang Mulia. Lalu terdakwa
melempar kunci inggris kepada saya.
Hakim. : Baik, cukup dari saya. Apakah JPU memiliki pendapat lain?
JPU. : Ada yang mulia. Apakah saudara menerima pertanggungjawaban dari
terdakwa?
Saksi Cece. : Ada. Terdakwa mengantar saya ke rumah sakit setelah saya terkena kunci
inggris.
JPU. : Baik. Cukup dari saya, Yang Mulia.
Hakim. : Baik, penasihat hukum apakah ada tambahan?
PH. : Ada, yang mulia. Mengapa saudara saksi menuntut terdakwa ke pengadilan?
Sakai Cece. : Saya menuntut karena orang tua saya. Orang tua saya tidak menerima
perlakuan dari terdakwa karena sudah mencederai saya.
PH. : Baik, apakah terdakwa sepenuhnya bertanggung jawab kepada anda?
Saksi Cece. : Tidak sepenuhnya. Biaya rumah sakit pun asuransi saya sendiri yang
membayar biayanya.
PH. : Baik itu saja dari saya, Yang Mulia.
Hakim. : Baik saya rasa cukup dari saksi pertama. Apakah saudara terdakwa
keberatan? Apakah keterangan saksi benar sebagian, atau seluruhnya atau tidak benar?
Terdakwa. : Benar seluruhnya, Yang Mulia.
Hakim. : Baik, saudara saksi pertama bisa mengambil kartu identitas di meja panitera
dan dapat meninggalkan ruang sidang.

Hakim. : Silahkan JPU memanggil saksi selanjutnya.


JPU. ‘. : Baik Yang Mulia. Kepada saksi Ayu Aisyah bisa maju ke ruang sidang.
Hakim. : Baik, apakah saudara mengenal terdakwa ataupun korban?
Saksi Ayu : Kenal, Yang Mulia.
Hakim : Apakah benar anda tetangga dari terdakwa dan korban?
Saksi Ayu : Benar, Yang Mulia.
Hakim : Apakah benar anda melihat sendiri adanya kekerasan dalam rumah tangga
antara terdakwa dan korban?
Saksi Ayu : Benar, Yang Mulia.
Hakim : Apakah benar terdakwa melempar kunci inggris ke korban?
Saksi Ayu : Saya masih kurang pasti Yang Mulia. Tapi saya pastikan melihat korban
tergeletak di garasi setelah saya mendengar suara teriakan.
Hakim : Cukup dari saya. Untuk JPU apakah ada yang ditanyakan?
JPU : Ada Yang Mulia. Apakah saudara melihat korban dibawa ke rumah sakit oleh
terdakwa?
Saksi Ayu : Ya, saya melihat sendiri. Terdakwa langsung memanggil pertolongan dan
ambulan pun datang setelah itu.
JPU : Apakah anda sempat melihat kondisi korban?
Saksi Ayu : Iya saya sempat melihat. Terdapat luka lebam di wajah korban. Kondisi
korban juga sedang tidak tersadar.
JPU : Cukup Yang Mulia
Hakim : Apakah penasehat hukum ingin menambahkan?
PH : Ada Yang Mulia. Apakah anda melihat terdakwa menyesali perilakunya?
Saksi Ayu : Iya. Terdakwa langsung menangis dan merasa sangat bersalah. Terdakwa
juga cukup panik untuk mencari pertolongan pertama.
PH : Baik. Sekian dari saya Yang Mulia.
Hakim : Baik. Apakah saudara terdakwa keberatan? Apakah keterangan saksi
sepenuhnya benar sebagian atau seluruhnya tidak benar?
Terdakwa : Benar semua, Yang Mulia.
Hakim : Baiklah saya rasa cukup dari saksi dari JPU. Untuk saudara saksi bisa
mengambil kartu identitas di meja panitera dan tinggalkan ruang sidang.
(Saksi mengambil kartu identitas).

Hakim : Baik selanjutnya untuk penasehat hukum. Silahkan untuk hadirkan saksinya.
PH : Baik, Yang Mulia. Kepada saudara saksi bisa memasuki ruang sidang.

Hakim : Untuk saksi, apakah sedang dalam keadaan sehat dan siap memberikan
keterangan untuk persidangan hari ini?
Saksi Ilham : Saya sehat dan siap untuk persidangan ini, Yang Mulia.
Hakim : Untuk saksi silahkan menyerahkan kartu identitas di depan.

Hakim : Hakim atas nama Ilham Hafizuddin?


Saksi Ilham : Benar, Yang Mulia.
Hakim : Apakah anda memiliki hubungan darah dengan terdakwa atau korban?
Saksi Ilham : Saya saudara dari terdakwa Saputra, Yang Mulia.
Hakim : Baik, selanjutnya saudara silahkan maju ke depan akan disumpah terlebih
dahulu sebelum memberikan keterangan. Ikuti Lafal saya.

”BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA


SAYA AKAN MENERANGKAN DENGAN SEBENAR-BENARNYA DALAM
PERKARA INI DAN TIADA LAIN DARI PADA YANG SEBENARNYA” Baik silahkan
duduk kembali.

Hakim : Saudara saksi telah disumpah untuk memberikan keterangan dengan jujur
tanpa ditambahi dan dikurangi mengenai apa yang saksi ketahui, saksi lihat, dengar dan
alami, karena jika berbohong ada ancaman hukuman 7 tahun penjara sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang, selain itu saudara saksi juga mendapat hukuman dari Allah SWT karena
sudah bersumpah atas nama-Nya. Apakah saudara mengerti?
Saksi Ilham : Saya mengerti, Yang Mulia.
Hakim : Baik, apakah anda mengetahui riwayat gangguan kejiwaan yang dipunyai
terdakwa?
Saksi Ilham : Iya saya mengetahui, Yang Mulia.
Hakim : Sejak kapan terdakwa memiliki gangguan kejiwaan ini?
Saksi Ilham : Sekitar 5 tahun, Yang Mulia.
Hakim : Apakah terdakwa pernah dibawa ke psikiater atau orang yang ahli lainnya?
Saksi Ilham : Pernah, Yang Mulia. Sebulan sekali terdakwa selalu ke psikiater.
Hakim : Cukup pertanyaan dari saya. Dari JPU apakah ada yang ditanyakan?
JPU :Ada, Yang Mulia. Apakah terdakwa sering melakukan tindakan jika kambuh?
Saksi Ilham : Benar. Terdakwa kerap melakukan tindakan seperti melempar barang. Tapi
baru ini ia melempar barang ke seseorang jika sedang kambuh.
JPU : Cukup pertanyaan dari saya. Apakah dari PH ingin menambahkan
pertanyaan?
PH : Tidak ada pertanyaan untuk saksi.
Hakim : Baik, apakah saudara terdakwa keberatan? Apakah keterangan saksi benar
sebagian atau sepenuhnya atau tidak benar?
Terdakwa : Benar seluruhnya, Yang Mulia.
Hakim : Baik. Pembuktian dari para saksi sudah cukup. Untuk saksi silahkan
mengambil kartu identitas dan meninggalkan ruangan. Agenda selanjutnya adalah pembacaan
tuntutan. Bagaimana JPU apa sudah siap dengan tuntutannya?
JPU : Saya sudah siap, Yang Mulia.
Hakim : Silahkan dibacakan. Untuk terdakwa dan penasihat hukum harap menyimak.
(Pembacaan tuntutan)

Hakim : Apakah saudara penasehat hukum ingin mengajukan pledoi atau pembelaan?
PH : Tidak, Yang Mulia.
Hakim : Baik, Sidang selanjutnya yaitu agenda Pembacaan Putusan oleh Majelis
Hakim. Majelis Hakim membutuhkan waktu untuk berdiskusi dan melakukan pertimbangan
dalam menjatuhkan putusan, oleh karena itu, sidang ditunda selama 14 belas hari, tanggal
berapa kira-kira panitera?
Panitera : Tanggal 26 Januari 2023, tepat pada hari Minggu Yang Mulia.
Hakim : Baik, Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili
perkara pidana dengan Nomor Register Perkara 169/Pid.Sus/2023/PN.Surabaya dengan
terdakwa SAPUTRA dinyatakan ditunda.

PUTUSAN

Panitera : Sidang Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara
pidana dengan Nomor Register Perkara 169/Pid.sus/2023/PN.Surabaya dengan terdakwa
SAPUTRA akan segera dimulai.
Hakim : Sidang lanjutan perkara pidana pada Hari Senin, 26 Januari dengan nomor
perkara 169/Pid.sus/2023/PN.Sby atas nama Terdakwa SAPUTRA dinyatakan dibuka dan
terbuka untuk umum (ketuk palu 1 kali).
Hakim : Sesuai dengan penundaan sidang minggu lalu, agenda sidang hari ini adalah
pembacaan putusan oleh Majelis Hakim.
Untuk terdakwa, tolong dengarkan dengan baik putusan yang akan dibacakan Majelis.
Putusan dibacakan, Hakim mengetuk palu tiga kali.
Hakim : Apakah saudara sudah mengerti isi putusan tadi?
Terdakwa : Saya mengerti, Yang Mulia.
Hakim : Selanjutnya saudara terdakwa mempunyai waktu untuk berpikir selama 7
hari, banding saat ini juga atau menerima putusan hari ini juga. Hak yang sama diberitahukan
kepada Jaksa Penuntut Umum juga.
JPU : Kami menerima putusan saat ini juga.
Terdakwa : Saya juga menerima putusan yang telah dibacakan Majelis Hakim.
Hakim : Mengingat karena terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum telah menerima isi
putusan ini, maka putusan ini telah berkekuatan hukum tetap. Maka sidang dinyatakan selesai
dan ditutup.(ketuk palu 3 kali).
Panitera berdiri terlebih dahulu.
Panitera : Hadirin dimohon berdiri, Hakim akan meninggalkan ruang sidang.

Anda mungkin juga menyukai