Anda di halaman 1dari 42

PROLOG

Ini tentang seorang perempuan yang tidak lagi percaya


akan sebuah cinta. Ketika kunci dari bertahannya sebuah
hubungan adalah kejujuran dan kepercayaan, tetapi dia
malah merasakan hubungan yang banyak kebohongan
sehingga rasa percaya itu tidak ada artinya.

“Sampai kapan kamu kaya gini?” Ucap seorang wanita


yang terduduk lemas dihadapan seorang lelaki bertubuh
tinggi.
“Aku cape, aku selama ini selalu memaklumi hal itu, aku
harap kamu berubah tapi apa? Nyatanya kamu gak
pernah mikirin perasaan aku” wanita itu berbicara sambil
menangis. Tetapi lelaki bertubuh tinggi itu hanya diam.
“Selama ini aku selalu percaya sama kamu, walaupun
aku tau kamu bohongin aku tapi aku tetep percaya sama
kamu, buat apa? Buat apa kita pertahanin hubungan ini
kalau kamu gabisa ngejaga rasa kepercayaan dari aku?”
“Maaf…” Hanya itu kata yang diucapkan oleh lelaki itu.
PROLOGUE

It's about a woman who no longer believes in love.


When the key to surviving a relationship is honesty and
trust, but he instead feels a relationship that has so many
lies that trust is meaningless.

"How long have you been like this?" Said a woman who
sat limply in front of a tall man.

"I'm tired, I've always understood that, I hope you


change but what? In fact you never think about my
feelings” the woman spoke while crying. But the tall
man just kept quiet.

"All this time I have always believed in you, even


though I know you lied to me but I still believe in you,
why? What's the point of us maintaining this relationship
if you can't maintain my trust?"

"I'm sorry…" Was the only word the boy could say.
CHAPTER 1

Kringg…kringg..kringg..
Bunyi alarm terdengar tetapi seorang gadis yang berada
di atas kasur itu masih saja belum membuka matanya. Ia
malah semakin menaikkan selimut yang menutupi
tubuhnya sampai kepala.
Tok..Tok..Tok
“Araaaa cepat bangun nanti kamu telat sekolah” Ucap
seorang wanita paruh baya di depan pintu
membangunkan anaknya. Tetapi tidak ada sahutan dari
dalam kamar tersebut.
“Cepat mandi dan turun untuk sarapan” Setelah
mengatakan itu ia pun berlalu pergi.
Gadis yang sedang tertidur itu pun akhirnya bangun. Ia
membuka matanya lalu melihat jam yang sudah
menunjukkan pukul 06.45.
“Gilaa gue telat” Kagetnya dan langsung berlari ke
kamar mandi.
Setelah beberapa menit, gadis itu pun sudah siap dan
segera bergegas keluar kamar untuk turun kebawah
sarapan.
CHAPTER 1

Kringg...kringg..kringg..
The sound of the alarm sounded but a girl who was on the bed
still had not opened her eyes. He even pulled up the blanket
that covered his body up to his head.

Tok..Tok..Tok

"Araaaa quickly get up or you'll be late for school" Said a


middle-aged woman at the door waking her child. But there
was no answer from inside the room.

"Hurry take a shower and come down for breakfast" After


saying that he walked away.

The sleeping girl finally woke up. He opened his eyes and
looked at the clock which was already 6:45 am.

"Crazy I'm late" Startled and immediately ran to the


bathroom.

After a few minutes, the girl was ready and immediately


rushed out of the room to go down to breakfast.
“Mah, kok gak bangunin ara sih” Katanya saat tiba di
sebuah meja makan yang sudah terdapat seorang wanita
sedang duduk.
“Mamah udah bangunin kamu Ara tapi kamunya susah
bangun” Balas wanita tersebut.
“Ara telat mah, berangkat dulu ya, bye” Setelah
mencium tangan mamahnya, Ia pun pergi berangkat ke
sekolah.
Gadis itu pun pergi ke sekolah menggunakan mobilnya
dan mengendarai dengan kecepatan diatas rata-rata
karena sudah sangat terlambat.
Sekitar 20 menit, ia pun sampai di sekolahnya yaitu
WIRA HIGHSCHOOL, Ia turun dari mobilnya dengan
tergesa-gesa dan berlari untuk memasuki kelasnya.
“Duh, mampus gue kalo ketauan, bisa-bisa di jemur di
lapangan lagi mana panas banget cuacanya”. Gadis itu
sibuk berlari sambil mengomeli dirinya sendiri karena
terlambat.
“HEI KAMU!” Teriak seorang pria paruh baya yang
diketahui adalah guru tergalak di sekolah tersebut.
"Mah, how come you didn't wake me up?" He said when
he arrived at a dining table where a woman was already
sitting.

"Mama has woken you Ara but it's hard for you to wake
up" replied the woman.

"Ara late mah, go first yes, bye" After kissing his


mother's hand, he went to school.

The girl went to school using her car and drove at a


speed above average because it was too late.
About 20 minutes, he arrived at his school, namely
WIRA HIGH SCHOOL. He got out of his car in a
hurry and ran to enter his class.

"Duh, I'd be dead if I got caught, I might be drying it in


the field again where the weather is really hot." The girl
was busy running while scolding herself for being late.

"HEY, YOU!" Shouted a middle-aged man who was


known to be the fiercest teacher at the school.
“Mampus ada Pak Suryo lagi, aduhh gimana nih kabur
gak ya” Gadis itu diam tetapi tidak membalikan
badannya.
“KAMU GAK DENGAR SAYA HAH?! SINI KAMU
IKUT SAYA” Pak Suryo pun menghampiri gadis yang
sedang diam dan menjewer telinga orang itu.
“Awss pak, sakittt”
“Arabella, kamu kenapa jam segini baru datang HAH?
Kamu gatau ini sudah jam berapa? Kamu pikir ini
sekolah punya nenek moyang kamu?” Setelah
mengatakan itu, Pak Suryo pun melepaskan jewerannya
ditelinga gadis yang dipanggil Arabella itu.
“Maaf pak, tadi saya telat bangunnya” Gadis itu
menunduk karena takut dengan Pak Suryo yang sedang
marah.
“Tidak usah banyak alasan, saya gak mau tau sekarang
kamu pergi ke lapangan dan hormat pada bendera,
CEPAT SANA!!”
Karena takut, gadis itu pun langsung pergi berlari ke
lapangan untuk melaksanakan hukumannya.
“Gilaa panas banget lagii, huft semangat Arabella”
Setelah menyemangati dirinya sendiri, ia pun berdiri di
tengah lapangan hormat pada bendera dengan cuacana
yang sedang panas.
"It's a good thing that Pak Suryo is here again, oh how
come you ran away or not?" The girl was silent but didn't
turn around.

"DON'T YOU HEAR ME HUH?! HERE, YOU


FOLLOW ME” Pak Suryo approached the girl who was
silent and tweaked the person's ear.

“Owss sir, it hurts”

"Arabella, why did you just come at this time HAH? Do


you know what time it is? You think this school
belonged to your ancestors?” After saying that, Mr.
Suryo let go of his jewernya to the ear of the girl who
was called Arabella.

"Sorry sir, I woke up late earlier" The girl looked down


because she was afraid of Mr. Suryo who was angry.

"You don't need a lot of excuses, I don't want to know


now you go to the field and respect the flag, GET
THERE FAST !!"

Out of fear, the girl immediately ran to the field to carry


out her punishment.
"It's really crazy hot again, huft spirit Arabella" After
encouraging himself, he stood in the middle of the field
saluting the flag with the hot weather.

Lama-kelamaan ia mulai merasakan pusing karena terus


berdiri. Tubuhnya sudah berkeringat, sudah tidak tahan
oleh panasnya matahari.
“Kalo gakuat gausah maksain, lo bisa masuk ke kelas
sekarang” Ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba berdiri
disebelah gadis itu lalu pergi begitu saja.
Sedangkan gadis itu hanya melongo dan tanpa basa-basi
pergi ke kelasnya.
"It's really crazy hot again, huft spirit Arabella" After
encouraging himself, he stood in the middle of the field
saluting the flag with the hot weather.

Gradually he began to feel dizzy from continuing to


stand. His body was sweating, he couldn't stand the hot
sun anymore.

"If you can't force yourself, you can go to class now,"


said a boy who suddenly stood next to the girl and just
left.

While the girl just gawked and without further ado went
to class.
CHAPTER 2

Ara POV
Haiiii, kenalin nama aku Arabella Cintya, panggil aja
Ara. Aku sekarang duduk dibangku kelas 11 IPA 2 di
sekolah WIRA HIGHSCHOOL. Aku tinggal bersama
mamah ku tercinta yaitu Arvina dan bersama adik ku
tersayang Rafael Pradipta. Mereka adalah dua orang
yang sangat aku sayangi dan ingin selalu aku lindungi.
Jika ada yang bertanya dimana ayahku, emmm entahlah
aku pun tidak tau. Setelah berpisah dengan mamah, aku
tidak pernah lagi tau tentang kabarnya.
Aku mempunyai seorang sahabat yang juga aku sayangi,
bahkan aku sudah menganggapnya sebagai saudari ku
sendiri, yaitu Carissa Anastasia. Dia adalah seseorang
yang selalu ada untukku, ketika kebanyakan orang
menghabiskan waktu bersama pacarnya aku malah
dengan sahabatku ini. Karena yaa jujur aku tidak
mempunyai pacar.
Aku adalah orang yang yahh bisa dibilang ekstrovert.
Teman-temanku bilang aku ini pecicilan, random dan
tidak bisa diam. Walaupun begitu, aku sangat senang dan
bahagia dengan hidupku ini. Tetapi, semua berbeda
setelah aku mengenal cinta.
Ara POV

Hiiii, my name is Arabella Cintya, just call me Ara. I am


now in grade 11 science 2 at WIRA HIGHSCHOOL
school. I live with my beloved mother, Arvina and with
my beloved brother, Rafael Pradipta. They are two
people that I really care about and want to always
protect. If someone asks where my father is, I don't
know, I don't know either. After parting with mamah, I
never again know about the news.

I have a friend who I also love, I even consider her as my


own sister, namely Carissa Anastasia. He is someone
who is always there for me, when most people spend
time with their boyfriends I even with my best friend.
Because, to be honest, I don't have a boyfriend.

I am a person who can be considered an extrovert. My


friends say that I am an installment, random and can't be
silent. Even so, I'm very happy and

happy with my life. However, everything is different


after I know love.
Author POV
Tingg...Tingg...Tinggg
Suara bel istirahat berbunyi, siswa siswi pun
berhamburan keluar dari kelas menuju kantin untuk
mengisi perutnya masing-masing. Begitupun dengan
Arabella dan sahabatnya Carissa yang sedang berjalan
menuju kantin.
“Ra, kok lo tadi bisa telat sih?” Tanya Carissa penasaran
apa alasan Arabella telat masuk sekolah, karena ya bisa
dibilang Arabella ini adalah murid rajin, jadi aneh
rasanya kalau dia datang terlambat ke sekolah.
“Gatau, gue juga pas bangun tadi udah jam 6.45 aja,
padahal malem gue gak gadang ko bisa sih telat bangun.
Jadikan gue dihukum sama Pak Suryo, mana panas
banget lagi, bisa-bisa gue jadi item”. Jelasnya dengan
kesal, karena masih tidak terima tadi dihukum.
“Hahha makanya kalo dibangunin tuh langsung bangun,
tapi lo tuh emang susah dibangunin sih Ra, kalo kata
tante Vina sih lo tuh kaya kebo susah bangunnya”
“Apasih Ca, lo tuh ya sama nyokap gue emang cocok
kalo soal ngeledekin gue”
Mereka terus berjalan sambil bercanda dari kelas menuju
kantin.
“Ca, lo mau makan apa?” Tanya Arabella saat keduanya
sudah sampai di kantin dan duduk disalah satu tempat
duduk yang kosong.
Author POV

High...High...High

The sound of the recess bell rang, the students rushed out of
the classroom to the canteen to fill their stomachs. Likewise
with Arabella and her best friend Carissa who were walking
towards the canteen.

"Ra, how come you were late?" Carissa asked curious what
was the reason for Arabella being late for school, because yes
you can say that Arabella is a diligent student, so it feels
weird when she comes late to school.

"I don't know, when I woke up, it was already 6.45, even
though I didn't stay up late at night, how come I woke up late.
Make me punished by Pak Suryo, where is it so hot again, I
might become an item.” He explained with annoyance,
because he still didn't accept being punished.

"Hahha, that's why if you wake it up, you wake up straight


away, but you're really hard to wake Ra, if Aunt Vina says
you're like a fool, it's hard to wake up"

"What is it Ca, you are the same as my mother, it is suitable


when it comes to teasing me"

They continued to walk jokingly from class to the cafeteria.


"Ca, what do you want to eat?" Arabella asked when the two
of them arrived at the canteen and sat down in one of the
empty seats.
“Gue kayanya lagi pengen makan bakso deh Ra, lo mau
apa?”
“Gue juga bakso deh, bentar ya Ca biar gue pesenin
dulu, lo tunggu aja” Setelah mengatakan itu, Ara pun
beranjak dari duduknya menuju gerobak bakso yang
terdapat di kantin.
“Mang, baksonya dua ya, yang satu pedesnya dikit yang
satu lagi pedesnya banyak” Pesan Ara pada Mang bakso
yang ada dihadapannya.
“Oke siap neng” Jawab Mang bakso sambil
mengacungkan jempolnya.
“Ditunggu dulu ya neng” Ara hanya menganggukkan
kepalanya saja.
Sekitar lima menit, bakso pun jadi dan Ara kembali ke
tempat duduknya yang terdapat Carissa sedang
memainkan handphone nya.
“Nih Ca, selamat makan yaa” Ucap Ara sambil
menyodorkan bakso ke hadapan Carissa
“Wihh makasii ya Ra, selamat makan juga” Carissa
menyimpan handphone nya dan mengambil bakso yang
diberikan Ara.
Saat mereka sedang menikmati makanannya masing-
masing, tiba-tiba terdengar keributan dari arah luar
kantin. Karena penasaran, mereka pun menyudahi
makannya dan melihat apa yang sedang terjadi.
"I think I want to eat meatballs, Ra, what do you want?"
"Me too meatballs, wait a minute Ca let me order first,
you just wait" After saying that, Ara got up from her seat
towards the meatball cart in the cafeteria.

"Sir, there are two meatballs, one is a little spicy, the


other is a lot spicy," Ara ordered to Mang the meatballs
in front of her.

"Okay ready neng"

"Wait a minute, neng." Ara just nodded her head.


About five minutes, the meatballs were finished and Ara
returned to her seat where Carissa was playing with her
cell phone.

"Here Ca, have a good meal," said Ara while thrusting


meatballs in front of Carissa.

"Whih thanks Ra, enjoy your meal too" Carissa kept her
cell phone and took the meatball that Ara gave her.

While they were enjoying their respective meals,


suddenly there was a commotion from outside the
cafeteria. Out of curiosity, they finished their meal and
saw what was going on.
“LO TUH YA CEWE MURAHAN, GATEL, GA TAU
DIRI, MAU LO APASI HAH?!”
“Al hiks maaf aku gak bermaksud buat khianatin kamu
hiks”
“ALAH GAK USAH BANYAK BACOT LU, MULAI
SEKARANG KITA PUTUS DAN GUE GAMAU LIAT
MUKA LO LAGI, NGERTI?!”
Setelah mengucapkan itu, lelaki bertubuh tinggi itu pergi
meninggalkan seorang perempuan yang masih menangis.
Sedangkan, Arabella daritadi tidak berhenti memandangi
lelaki itu, karena dia merasa tidak asing dengannya.
“Itu...cowok yang tadi nyuruh gue masuk kelas pas di
lapangan kan” Batin Ara bertanya-tanya.
Carissa yang melihat Ara hanya diam pun langsung
menyadarkannya dan mengajaknya untuk pergi ke kelas
karena bel masuk sudah berbunyi.
"YOU TUH YA CHEAP GIRL, GATEL, DON'T
KNOW YOURSELF, WHAT DO YOU WANT
HUH?!"

"Al hiks sorry I did not mean to betray you hiks"

"ALLAH DON'T NEED TO SPEAK SO MUCH,


FROM NOW WE BREAK UP AND I DON'T WANT
TO SEE YOUR FACE AGAIN, YOU KNOW?!"

After saying that, the tall man left a woman who was still
crying. Meanwhile, Arabella had not stopped looking at
the man, because she felt familiar with him.

"That's...the guy who earlier told me to go to class right


in the field, right?" Ara thought, wondering.

Carissa, who saw Ara just silent, immediately made her


aware and asked her to go to class because the entrance
bell had already rung.
CHAPTER 3

“Huftt cape banget rasanya” Ara merebahkan badannya


yang mungil itu di kasur. Ia memejamkan matanya
sejenak, tetapi tiba-tiba terbuka lagi ketika dia malah
memikirkan cowok bertubuh tinggi itu.
“Dih gue kenapa ya, kok mikirin dia mulu sih” Omelnya
pada diri sendiri.
“Gue penasaran deh, dia siapa ya”
Ara terus saja bermonolog sendiri tentang lelaki itu, dia
terus berpikir siapakah dia.
“Bodoamat, gue ngantuk mending tidur daripada mikirin
cowok gajelas kaya dia” Setelah itu, Ara pun
memejamkan mata dan pergi ke alam mimpi.
Malam harinya, Ara sudah tampil rapih dan cantik.
Karena ini adalah malam minggu, Ara sudah membuat
janji dengan seseorang, yahh siapa lagi kalau bukan
sahabatnya yaitu Carissa, karena kalau dengan pacar..oh
tidak mungkin, Ara tidak memilikinya.

Cafe 18
Ara berjalan memasuki cafe dan duduk disalah satu
tempat favoritnya jika dia datang ke cafe ini. Tetapi, dia
belum melihat Carissa datang jadi Ara menunggunya.
CHAPTER 3

"Huftt feels really tired" Ara lay her tiny body on the
bed. He closed his eyes for a moment, but suddenly
opened them again when he thought about the tall boy
instead.

"Why me, why do I always think about him?" he


grumbled to himself.

"I'm curious, who is he?"

Ara kept monologue herself about that man, she kept


thinking who he was.

"Idiot, I'm sleepy, I'd rather sleep than thinking about a


stupid guy like him." After that, Ara closed her eyes and
went to dreamland.

In the evening, Ara already looks neat and beautiful.


Because it's a Saturday night, Ara has made an
appointment with someone, well, who else if not her best
friend, Carissa, because with a boyfriend…oh no way,
Ara doesn't have it.

Café 18
Ara walked into the cafe and sat in one of her favorite
places when she came to this cafe. However, she hadn't
seen Carissa coming so Ara was waiting for her.
“Hei Ra, sorry ya gue lama hhe tadi ada problem dikit”
Carissa datang langsung duduk dihadapan Ara yang
fokus memainkan hpnya.
“Eh Ca, gapapa kok santai aja, gue udah tau kali lo tuh
pasti ngaret, ga ngaret ga Ica haha” Saat melihat
kedatangan Carissa, Ara pun mematikan hp dan
menyimpannya.
Mereka berdua sibuk dengan obrolan yang mereka
bahas, tetapi ada seseorang yang mencuri perhatiannya
Arabella.
Ara POV
Dia lagi, entah kenapa aku jadi sering melihatnya, entah
ini kebetulan atau apa tapi...ada rasa penasaran di hatiku
saat melihatnya, ada rasa seperti aku ingin tau namanya.
Saat aku sedang fokus memandanginya, Ica
mengagetkanku dengan pertanyaanya.
“Lo liatin dia Ra?” Tanya Ica padaku yang buru-buru
melepaskan pandangan dari lelaki tersebut.
“Ngga Ca, gue cuman pengen tau aja dia tuh siapa ya,
perasaan gue liat dia mulu deh” Balasku
“Dia? Ohh dia tuh Alvaro Davendra, anak IPS 1, emang
lo gak tau ya Ra? Padahal dia tuh terkenal di sekolah
kita, yaa karena kenakalannnya sih bukan prestasinya”
Jelas Carissa padaku.
“Alvaro yaa” Gumamku
"Hey Ra, sorry it took me so long hhe there was a bit of
a problem" Carissa came and sat down directly in front
of Ara who was focused on playing her cellphone.

"Eh Ca, it's okay to just relax, I already know you're


bound to drag, don't drag, don't Ica haha" When she saw
Carissa's arrival, Ara turned off her cell phone and put it
away.
They were both busy with the chat they were discussing,
but someone caught Arabella's attention.

Ara POV
It's him again, I don't know why I see him so often, I
don't know if it's a coincidence or what but… there's a
feeling of curiosity in my heart when I see him, there's a
feeling like I want to know his name. When I was
focused on looking at her, Ica surprised me with her
question.

"You look at him Ra?" Ica asked me who hastily took his
eyes off the man.

"No Ca, I just want to know who he is, I feel like seeing
him always" I replied
"He? Ohh he is Alvaro Davendra, IPS 1 student, you
really don't know do you Ra? Even though he is famous
in our school, it's because of his delinquency it's not his
achievement” Carissa explained to me.
“Alvaro yaa” I muttered
“Kenapa Ra emangnya?”
“Ngga, gue cuman pengen tau aja”
Tapi nih ya, gue kasi tau, lo tuh jangan pernah mau sama
cowok kaya Alvaro”
“Loh emangnya kenapa Ca?”
“Alvaro tuh badboy Ra, dia suka banget mainin cewek
udah gak heran deh kalo liat Alvaro sama banyak cewek
tuh. Terus nih ya, yang kemarin ribut di luar kantin itu
Alvaro sama pacarnya tapi mungkin sekarang udah putus
deh, katanya pacarnya Alvaro tuh selingkuh terus
ketauan deh sama Al, padahalkan Al juga sering banget
selingkuh”. Arabella mendengar cerita dari Carissa
dengan seksama.
“Oh iya, tapi lo harus tau Ra, kalau Al itu dia temen gue”
Kata Carissa
“Wah beneran? Kok lo bisa temenan sama dia Ca?” Ara
penasaran
“Gue sama Alvaro tuh satu SMP, waktu kelas 9 kita
sekelas jadi gue kenal dia terus kita temenan deh” Jelas
Carissa
“Btw, kok jadi ngomongin Alvaro sih, ohh lo pasti mau
kenalan sama dia ya? Lo juga mau temenan sama dia?”
“Ngga Ca, gue cuman..” Ucapan Ara terputus karena
Carissa memanggil lelaki bertubuh tinggi itu yaitu
Alvaro untuk bergabung bersama mereka.
"Why is Ra really?"
"No, I just want to know"
But here, let me tell you, you should never want to be
with a guy like Alvaro"
"Why, why Ca?"
"Alvaro is a badboy Ra, he really likes playing with
girls. It's no wonder that Alvaro is with lots of girls.
Then yes, yesterday it was noisy outside the canteen that
Alvaro and his girlfriend but maybe now they've broken
up, they said Alvaro's girlfriend was cheating on him and
Alvaro found out, even though Al also often cheated on
her.” Arabella listened carefully to Carissa's story.

"Oh yes, but you have to know Ra, that Al is my friend,"


said Carissa

"Really? How come you can be friends with him Ca?”


Ara curious

"Me and Alvaro go to the same junior high school, when


we were in grade 9 we were in the same class so I knew
him and we became friends," said Carissa

"Btw, why are you talking about Alvaro anyway, ohh


you definitely want to get to know him huh? Do you
want to be friends with him too?"
"No Ca, I'm just.." Ara's words were cut off because
Carissa called the tall man, Alvaro, to join them.
CHAPTER 4

“Jadi Al, gue manggil lo kesini tuh karena nihh temen


gue pengen kenalan sama lo katanya” Carissa membuka
obrolan setelah mereka bertiga sudah duduk di tempat
yang sama.
Alvaro hanya melirik pada Arabella yang ditunjuk oleh
Carissa, sedangkan Ara hanya tersenyum canggung.
“Lo cewek yang dihukum itu kan?” Suara berat Alvaro
mengagetkan Arabella yang sedang melamun.
“Eh? Iya hha” Jawab Ara sambil tertawa canggung.
“Alvaro Davendra” Ucap Al memperkenalkan diri
sambil menjulurkan tangannya.
“Arabella Cintya” Balas Ara
Dari situlah awal mula dari segalanya. Dari perkenalan
singkat itu, mereka semakin hari semakin dekat. Sampai
akhirnya, mereka berdua memutuskan untuk menjalin
sebuah hubungan yang didasari oleh sebuah rasa cinta.
Sebulan, dua bulan, hubungan mereka berjalan baik-baik
saja, namanya juga awal-awal ya pasti masih berjalan
mulus. Mungkin ada beberapa masalah, tetapi ya
masalah kecil dan mudah diselesaikan.
CHAPTER 4

"So Al, I called you here because my friend wants to


meet you," Carissa opened the chat after the three of
them had sat in the same place.

Alvaro only glanced at Arabella who was pointed at by


Carissa, while Ara just smiled awkwardly.

"You're the girl who was punished, right?" Alvaro's deep


voice startled Arabella who was daydreaming.

“Eh? Yes haha" Ara replied with an awkward laugh.

“Alvaro Davendra” said Al introducing himself while


holding out his hand.

"Arabella Cintya" Ara replied

From there the beginning of everything. From that brief


introduction, they were getting closer day by day. Until
finally, they both decided to establish a relationship
based on a sense of love.

A month, two months, their relationship is going well,


the name is also early, yes, it must still run smoothly.
There may be some issues but yes small issues and easy
to solve.
Memasuki bulan ketiga, mulai bermunculan konlik yang
lumayan rumit. Entah itu cemburu, posesif, bahkan
sampai ada salah paham. Tetapi, mereka masih bisa
melewatinya dan mempertahankan hubungannya.
Ara Pov
Tanggal 20 Juli 2020
Hari ini adalah hari yang spesial untukku dan juga
Alvaro. Tidak terasa hubungan kita sudah empat bulan.
Banyak yang sudah kita lewati, dari masalah kecil
sampai masalah yang rumit. Tetapi, kita bisa melewati
itu semua karena kita selalu menanamkan rasa
kepercayaan didiri kita masing-masing. Hari ini aku
sudah membuat janji dengan Alvaro untuk merayakan
hari jadian kita yang keempat bulan. Kita berencana
untuk pergi ke sebuah taman.
“Al kapan sih datengnya udah hampir se-jam
loh”Ucapku kesal karna Alvaro tidak tepat waktu.
Lima menit kemudian datanglah Alvaro dengan motor
kesayangannya yaitu motor Kawasaki 250 ZX.
“Hai sayang nunggunya udah lama kah?”Ucap Alvaro
dengan tampang seperti tidak tau kesalahan apa yang dia
perbuat.
“Kamu kemana aja coba jam segini baru nyampe?”
dengan kesal aku menanyakan alasan dia terlambat.
“Maaf ya tadi sedikit macet dijalan” hanya itu alasan dia
kepadaku.
Entering the third month, a rather complicated conflict
began to emerge. Whether it's jealousy, possessiveness,
even to the point where there is a misunderstanding.
However, they still managed to get through it and
maintain their relationship.

Ara Pov
July 20, 2020
Today is a special day for me and Alvaro too. It doesn't
feel like our relationship has been four months. We have
gone through a lot, from small problems to complex
problems. However, we can get through it all because we
always instill a sense of confidence in each of us. Today
I made an appointment with Alvaro to celebrate our
fourth month anniversary. We plan to go to a park.

"When will Al come, it's been almost an hour," I said


annoyed because Alvaro wasn't on time.
Five minutes later, Alvaro arrived with his favorite
motorcycle, the Kawasaki 250 ZX.
"Hey honey, have you been waiting for a long time?"
Said Alvaro with a look like he didn't know what
mistake he had made.

"Where have you been trying to get here at this hour?"


annoyed I asked the reason he was late.
"I'm sorry I was a little stuck on the road" that's the only
reason he gave me.
“Kamu tuh niat apa nggak sih buat jalan sama aku?” aku
semakin terbawa dengan suasana.
“Aku tadi emang kejebak macet dijalan” alasan yang
sama kembali dia berikan padaku.
“Kamu kalo emang udah ada janji harusnya datang tepat
waktu,jangan bikin aku nunggu lama kayak gini” aku
semakin emosi karena dia.
“Ya harusnya kamu juga ngerti sama aku,jangan egois
jadi cewek tuh” ucapan dia membuat aku sakit hati
karena aku berpikir bahwa aku tidak dihargai sama
sekali olehnya.
“Terus sekarang mau kamu gimana?”ucap dia dengan
nada tinggi.
Aku pun pergi meninggalkan dia tanpa kata-kata. Air
mataku mengalir tak henti karena merasa sedih yang
sangat dalam. Hatiku sangat hancur saat dia mengatakan
itu kepadaku.
"Do you intend to go out with me?" I'm getting carried
away with the atmosphere.

"I was stuck in traffic on the street" the same reason he


gave me again.

"If you already have an appointment, you should come


on time, don't make me wait long like this" I got more
emotional because of him.

"Yes, you should also understand me, don't be selfish to


be a girl," her words hurt me because I thought that I was
not appreciated at all by her.

"Then what do you want now?" he said in a high voice.


I left him without a word. My tears flowed non-stop
because I felt very sad. My heart was so broken when he
said that to me.
CHAPTER 5

Sudah satu bulan semenjak pertengkaran itu


terjadi,hubungan mereka menjadi sangatlah renggang.
Hal itu bukan tanpa alasan mereka menjadi seperti ini
karna keegoisan masing-masing
Alvaro Pov
“Aku merasa bersalah sejak saat itu" aku merenung
memikirkan kejadian hari itu.
"Mungkin aku terlalu kasar padanya sehingga dia sangat
kesal dan marah padaku" aku semakin teringat dengan
pertengkaran dengan nya.
"Apa aku harus menghilangkan keegoisan diri dan
meminta maaf padanya?" aku bertanya pada diriku
sendiri.
"Bagaimanapun juga dia adalah orang yang aku sayangi,
aku ingin hubungan ini membaik seperti dulu lagi" aku
bertekad dalam hati.
"Aku tidak ingin memutuskan hubungan dengan
seseorang, jadi aku harus minta maaf" aku sudah berniat
untuk meminta maaf padanya dan menjelaskan
semuanya.
Sementara itu disebuah cafe
"Gue itu egois ya Sa??"Tanya Ara kepada sahabatnya.
CHAPTER 5

It's been a month since the fight occurred, their


relationship has become very tenuous. It was not without
reason they became like this because of their own
selfishness.

Alvaro Pov
"I feel guilty since then" I pondered thinking about the
events of that day.

"Maybe I was too rude to him so he was very annoyed


and angry with me" I was increasingly reminded of the
fight with him.

"Should I get rid of my selfishness and apologize to


him?" I asked myself.
"After all he is the person I care about, I want this
relationship to get better like it used to be again" I was
determined in my heart.

"I don't want to break up with someone, so I have to


apologize" I was already intending to apologize to him
and explain everything.
Meanwhile at a café

"I'm selfish, aren't I?" Asked Ara to her best friend .


“Ya gue ga bisa bilang kalo lu itu egois”Jawab Carissa.
“Sebenernya gue pengen minta maaf sama Al, tapi gue
malu Sa”Ucap Ara.
“Lu harus bisa turunin gengsi lu kalo mau hubungan lu
sama Al tetap jalan, lu jangan nunggu Al yang minta
maaf sama lu”Ucap Carrisa.
“Yaudah lah nanti aja bahasnya, makan dulu deh takut
dingin makanannya”Ucap Ara.
Mereka pun menyantap makanannya, tapi beberapa saat
kemudian saat Ara sedang menyantap makanannya dia
mendapatkan pesan di handphonenya.
AL♡
*Ra, aku ada yang mau di omongin sama kamu tapi ga
bisa di chat, bisa ketemuan dulu?
Aku ada di cafe xxxx, kamu kesini aja tapi di* .sini ada
Carrisa
*Iya gapapa, aku kesana sekarang.
Beberapa saat kemudian
“Hai ra, Hai Sa”Sapa Alvaro kepada keduanya.
“Hai Al”Balas Carrisa sembari tersenyum manis kepada
Alvaro.
“Hai”Balas Ara.
“Ra/Al”Ucap Alvaro dan Ara bersamaan.
"Yeah, I can't say that you're selfish," answered Carissa.

"Actually I want to apologize to Al, but I'm embarrassed


Sa" said Ara.

"You have to be able to lower your prestige if you want


your relationship with Al to continue, you don't have to
wait for Al to apologize to you," said Carrisa.

"Okay, let's talk about it later, eat first, I'm afraid the
food will get cold," said Ara.

They also ate their food, but a few moments later when
Ara was eating her food she got a message on her cell
phone.
AL♡
*Ra, I have something to talk to you about but I can't
chat, can I meet you first?
I'm at the cafe xxxx, you just come here but* .here is
Carrisa

* It's okay, I'm there now.


A few moments later

"Hai ra, Hai Sa" said Alvaro to the two of them.


“Hi Al” Carrisa replied while smiling sweetly at Alvaro.
"Hi" Ara replied.
"Ra/Al" Said Alvaro and Ara together.
“Ehh, Yaudah kamu dulu aja Al”Ucap Ara.
“Jadi gini Ra, aku mau minta maaf soal waktu itu, aku
tau aku egois dan aku merasa bersalah sama kamu karna
udah ngebentak kamu, tolong maafin aku ya Ra aku
pengen gamau hubungan kita berakhir”Ucap Alvaro
meminta maaf kepada Ara.
“Iya Al aku juga minta maaf aku juga egois sama
kebawa emosi”Ucap Ara.
“Udah kalian itu sama-sama egois jadi ga usah di
permasalahin lagi kan”Sambar Carrisa sembari
meminum minumannya.
“Hehe iya Sa iya deh”Ucap Ara dengan tertawa kecil.
“Yaudah gw duluan, kalian lanjutin aja”Pamit Carrisa.
“Iya Sa makasih”Ucap Al dengan tersenyum kepada
Carrisa.

xxxxxxxxx
*Kamu kapan putusin dia, aku gamau jadi selingkuhan
kamu terus.
Aku mohon kamu sabar dulu, aku akan segera* putusin
dia.
*Iya mau sampe kapan?
"Ehh, okay, you first wrote Al" said Ara.

"So like this Ra, I want to apologize about that time, I


know I was selfish and I feel guilty for yelling at you,
please forgive me, Ra, I don't want our relationship to
end," said Alvaro, apologizing to Ara.

"Yes, Al, I'm also sorry, I'm also selfish and emotional,"
said Ara.

"Already you are both selfish, so you don't need to be


bothered anymore, right?" Carrisa said while drinking
her drink.
"Hehe yes Sa yes deh" Ara said with a small laugh.

"Okay, I'll go first, you guys just continue" Carrisa said


goodbye.

"Yes, thank you" said Al with a smile to Carrisa.

xxxxxxxxx

*When are you going to break up with him, I


don't want to be having an affair with you all the
time.
I beg you to be patient, I will soon* break up
with him.
*How long do you want?

CHAPTER 6

Sudah empat bulan setelah Arabella dan Alvaro


berbaikan dan hubungan mereka pun kembali dekat
mungkin sekarang lebih dekat dari sebelumnya. Tapi…
“Sayang kamu mau kan tanggung jawab, ini udah 3
bulan semenjak kejadian itu dan aku juga mengandung
anak kamu”Ucap seorang perempuan memohon kepada
sang kekasih.
“KAMU BISA GAK SIH SABAR DULU, TENANG
AJA AKU BAKAL TANGGUNG JAWAB KOK, TAPI
AKU MOHON KAMU SABAR DULU”Bentak sang
laki-laki kepada perempuannya itu.
“Hiks.. Hiks.. Kamu kenapa bentak aku, aku cuma minta
pertanggung jawaban atas apa yang kamu lakukan ke
aku”Tangis sang perempuan mulai pecah.
“Huftt aku mohon kamu bersabar dulu, secepatnya aku
bakalan nikahin kamu”Ucap sang laki-laki menurunkan
nada bicaranya sembari memeluk kekasihnya itu.
“ALVARO, CARRISA JELASIN APA MAKSUD
KALIAN HAH”Teriak Ara kepada sepasang kekasih itu.
CHAPTER 6

It's been four months since Arabella and Alvaro made up


and their relationship is close again maybe now closer
than before. But…

"Honey, you want responsibility, it's been 3 months


since the incident and I'm also pregnant with your child,"
said a woman pleading with her lover.

"YOU CAN'T BE PATIENT FIRST, YOU WILL BE


RESPONSIBLE, BUT I ASK YOU TO BE PATIENT
FIRST" snapped the man to the woman.

"Sob.. Sob.. Why did you snap at me, I just want to be


held accountable for what you did to me" The woman's
tears started to break.

"Huftt I beg you to be patient first, as soon as possible I


will marry you" Said the man lowered his tone while
hugging his girlfriend.

"ALVARO, CARRISA EXPLAIN WHAT YOU MEAN


HAH!" Ara shouted at the lovers.
Ya, sepasang kekasih itu adalah Alvaro dan sahabat dari
Ara yaitu Carrisa.
Flashback On
“ihh ini Al kemana sih, aku cariin ke kelasnya gaada di
kantin juga gaada, ini juga Cariisa kemana lagi”Gumam
Ara kebingungan.
“Ehh bukannya itu Al ya, kok dia jalan ke belakang
sekolah ya? Sebaiknya gue ikutin aja”Gumam Ara
melihat Alvaro berjalan ke belakang sekolah.
“Loh bukannya itu Carrisa ya, ada apa mereka
ketemuan di belakang sekolah"Gumam Ara bersembunyi
di balik tembok.
Flashback Off

END
Yes, the lovers are Alvaro and Ara's best friend, Carrisa.

Flashback On

"Ihh, where is Al, I'm looking for his class, it's not in the
cafeteria either, where is this?" muttered Ara confused.

"Ehh isn't that Al, how come he's walking to the back of
the school huh? I'd better just follow him” Ara muttered
seeing Alvaro walking to the back of the school.

"Oh, isn't that Carrisa, what's wrong with them meeting


behind the school?" Ara muttered hiding behind the
wall.

Flashback Off

END

Anda mungkin juga menyukai