Anda di halaman 1dari 14

VERBATIM SUBJEK WAWANCARA

Identitas Subjek

a. Nama : HAS
b. Umur : 20 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status : Mahasiswi

Kategor
Baris Aktor Teks Kode Tema
i
1 Penelit Halo, selamat siang..
i
2 Subjek Selamat siang kak.

3 Penelit Baik, sebelumnya terima kasih ya


i sudah sukarela dan mau ikut ambil
bagian dalam penelitian ini sebagai
subjek. Nah, topik wawancara nanti
seputar coping stress alias cara
menghadapi suatu masalah, nah nanti
lebih spesifik membahas tentang
coping stress dalam perkuliahan daring
dan segala hal yang berkaitan dengan
itu. Sampai sini apakah ada
pertanyaan?

4 Subjek Hmm.. nanti aku jawabnya panjang


gapapa kak?
5 Penelit Boleh, justru malah lebih panjang dan
i lengkap yang lebih baik.
6 Subjek Oke deh kak. Aku jawab lewat
voicenote ya kak.
7 Penelit Boleh, senyaman kamu saja.
i
8 Subjek Oke kak.

9 Penelit Oke, sebelum mulai ke topik utama,


i silahkan kamu memperkenalkan diri
terlebih dahulu yaitu nama lengkap,
nama panggilan, usia, tempat
menempuh pendidikan sekarang,
fakultas dan jurusan apa, dan yang
terakhir angkatan berapa.

10 Subjek Baik, terima kasih. Aku Happy


Anastasia Salsabila, biasa dipanggil
Happy, usia 20 tahun. Sekarang aku
adalah mahasiswa Fakultas Pertanian,
program studi Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian Universitas
Gadjah Mada angkatan 2020.
11 P Maaf, boleh diulangi lagi tadi fakultas
apa?
12 S Fakultas Pertanian, program studi
Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian.

13 P Baiklah, selanjutnya kita langsung


masuk ke pertanyaan pertama ya. Tapi
sebelumnya, aku mau tanya kamu dulu
lulusan SMA atau SMK?

14 S Aku SMK, kak.

15 P Nah, sekarang kan udah memutuskan


untuk lanjut kuliah kan. Gimana sih
transisimu antara SMK dan
perkuliahan daring sekarang? Ada
kesulitan atau tidak?

16 S Saya adalah lulusan SMK yang


memiliki program pembelajaran 4
tahun. Selama masa SMK itupula saya
banyak melakukan kegiatan di sekolah
baik praktik, materi, maupun
organisasi. Jadi sangat terasa sekali
perbedaan antara SMK/SMA yang
notabene melakukan banyak kegiatan,
kemudian pada saat masuk kuliah yang
sangat.. eh, pertama kali masuk
langsung diadakan secara daring dan
tidak bertemu teman-teman lainnya
secara langsung ee.. itu sangat terasa
sekali perbedaannya.

17 P Memang gimana terasa bedanya? Coba


jelasin perbedaannya lebih rinci
sewaktu pembelajaran SMK dan
pembelajaran kuliah daring sekarang.

18 S Perbedaan yang sangat terasa adalah


ketika sebelum pandemi, di masa SMK
dengan pengajar, guru, maupun tutor
yang menjelaskan secara langsung
tentunya dapat membuat kita lebih
leluasa untuk bertanya atau
memastikan suatu hal mengenai materi
yang dibahas. Sedangkan saat ini
dengan metode daring yang sangat
terbatas baik keterbatasan waktu,
teknis, dan jarak yang membuat kita,
khususnya saya pribadi merasakan ee..
tidak seleluasa pembelajaran secara
offline, terlebih perbedaannya sangat
terasa ketika ee.. melakukan praktikum
dimana saat offline kita bisa
melakukan praktikum langsung
dengan panduan langsung pula dari
tutor, sedangkan saat daring ini kita
melakukan praktikum mandiri dengan
alat yang sederhana dan ee.. seadanya
saja.
19 P Trus di masa perkuliahan daring ini
apakah kamu mengalami tekanan atau
stress baik secara eksternal dan
internal?

20 S Mungkin.. lebih bisa dibilang cemas..


atau kecemasan ee.. karena kalaupun
dilakukan secara daring tidak dapat
dipungkiri bahwa kegiatan perkuliahan
yang ada atau yang dilakukan, ee..
tetaplah sama padatnya dengan saat
offline, jadi dengan keterbatasan tadi
untuk menghadapi banyaknya atau
padatnya kegiatan ini mungkin.. lebih
merasa cemas untuk ee.. melakukan
hal satu dengan hal yang lainnya
dengan ketakutan “wah.. tadi sampai
mana ya?” atau “wah.. udah selesai
semua atau belum ya?”, belum lagi
ditambah deadline-deadline yang
mungkin ee.. sangat berdekatan satu
sama lain, itu sangat membuat ee..
saya sendiri sebagai mahasiswa
cemas.. dan takut sih.
Mulai dari takut tidak bisa
memberikan yang terbaik, takut akan..
ee satu hal atau lainnya yang tidak
selesai, yang seharusnya dilaksanakan
tapi tidak dilaksanakan, dan ketakutan-
ketakutan lain yang mungkin bisa
diatasi jika ee.. kita memiliki teman,
atau reminder semacam teman kelas
yang mungkin bertemu setiap hari
untuk mengingatkan “oh, jangan lupa
besok ada ini, ee jangan lupa ya
deadline ini tanggal segini”, gitu.

21 P Berarti kamu tidak ada kendala


internal ya? Atau bagaimana mungkin
bisa dijelaskan?

22 S Untuk kendala internal sendiri ee..


kecemasan tadi, kecemasan untuk
tidak bisa membagi waktu dengan
baik, dan kecemasan untuk tidak
melaksanakan suatu tanggungjawab
ee.. dengan baik pula.

23 P Hmm oke, kalau mengalami titik


terendah dalam perkuliahan daring,
pernah tidak? Kalo iya, gimana ya
kondisi saat itu?

24 S Ehm mungkin.. saat materi yang


diberikan sangatlah kompleks dan
materi tersebut seharusnya dijelaskan
secara langsung, bahkan dipraktikkan
secara langsung oleh mahasiswa
sendiri, kemudian cara penyampaian
dari dosen atau pemateri yang
mungkin bisa dibilang gak sampe
karena emang harus dijelaskan secara
langsung dan dipraktikkan tadi, ee..
setelah itu cari di internet mengenai
materi tersebut gak ada atau gak nemu,
tanya temen juga sama-sama gak
ngerti, belum lagi masalah ee.. kendala
jaringan yang sering terjadi sih.

25 P Dari kesekian masalah itu, yang paling


sering membuat kamu tertekan yang
mana? Jaringan kah? Atau materi yang
kompleks? Atau bagaimana?

26 S Ehm.. honestly, yang paling


berpengaruh adalah kombinasi
semuanya sih. Karena kalo misalnya
kendala jaringan aja itu kita bisa atasi
kayak minta tethering HP ke orangtua,
atau bisa mempelajari materi setelah
dishare ppt-nya, dan kalo kendala
materi aja mungkin bisa kita atasi
dengan ee.. bertanya langsung kepada
dosen pengampu ketika dosen tersebut
menjelaskan ee.. hal yang tidak kita
tahu. Sedangkan, kalo udah kendala
jaringan, materi terlalu kompleks, kita
mau nanya juga terkendala jaringan,
jadi itu menurut saya yang sangat bikin
pusing dan.. berpikir kayak “Oh my
God.. I’m done”.

27 P Berarti secara keseluruhan, sudah ada


solusi untuk mengatasi masalah-
masalah yang ada? Atau bagaimana?

28 S Ee.. untuk mengantisipasi hal seperti


itu atau lebih tepatnya untuk me-
manage waktu saya, ee.. jadi saya
punya buku kecil dan.. sebuah
kalender kecil gitu, jadi saya selalu
menuliskan to-do-list apa yang akan
saya lakukan hari ini dan apa yang
akan saya lakukan besok. Jadi ee.. saat
udah pagi hari gitu, saya akan tahu
“oh, ini jadwal saya” dan apa aja yang
udah saya lakuin, saya akan beri
highlighter atau semacam penanda
untuk ee.. menandakan bahwa saya
sudah selesai melakukan ini dan
waktunya untuk kegiatan lain. Dan
untuk kalender sendiri, saya selalu ee
setiap ada jadwal baru, missal besok
tanggal 27 ada rapat, saya lingkarin
terus saya kasih keterangan “Rapat”.
Jadi kalo ada janjian lainnya ee.. yang
mungkin akan dilaksanakan tanggal
27, dan itu masih ber-rembug, saya
tahu, “oh, ee.. kalo tanggal 27 saya gak
bisa nih, kecuali waktunya yang beda”.
Jadi secara singkat sih, saya punya
buku kecil dan kalender gitu sih untuk
remind saya sendiri.

29 P Lalu jika kamu berada di dalam


kondisi batin dan fisik yang sedang
lelah banget hingga butuh istirahat,
tapi kamu tetap harus menghadapinya
sekarang, bagaimana cara kamu untuk
menghadapi situasi itu?

30 S Ee.. di buku notes tadi, saya juga


menulis skala prioritas. Jadi saya
melakukan hal yang penting dan
mendesak terlebih dahulu, sehingga
yang penting dan mendesak itu akan
terlaksana ee.. dan selesai secepatnya,
sedangkan yang lain-lain akan
dikerjakan setelahnya. Dan kalo untuk
jenuh ataupun bosan, biasanya saya
melakukan kegiatan yang saya suka,
misalnya saya suka nulis, saya nulis
apa aja yang akan saya tulis dan yang
mau saya tulis. Atau kalo saya lagi
pingin nonton film, saya nonton film.
Dan kalo ada waktu panjang untuk
melakukan suatu kegiatan atau liburan
gitu, saya suka melakukan ee.. kayak
misalnya bertemu teman-teman yang
masih satu lingkungan, kita sharing-
sharing, jadi itu akan sedikit
mengurangi ee.. stres sih, menurut
saya.

31 P Berarti istilahnya kamu tetep memaksa


diri sesuai skala prioritas yang udah
kamu buat sampe selesai ke akarnya,
meski kamu merasa capek banget?

32 S Aku jawab ketik ya, kak. Karena disini


lagi ribut.
Bisa dibilang iya. Itu sangat aneh dan
memaksakan, tapi udah tanggung
jawab dan mau gimana lagi. Tapi
jarang banget terjadi karena dengan
skala prioritas tadi, yang penting
mendesak akan ke-handle dulu,
jadinya masih ada waktu setelahnya
untuk istirahat.

33 P Atas dasar tanggungjawab ya, oke deh.


Terus tadi kan kamu bilang bertemu
sama temen-temen trus sharing itu
bisa membantu mengatasi stresmu,
selain hal itu emang hal apalagi yang
mereka berikan sebagai dukungan dan
solusi mengatasi stresmu?

34 S Ehm.. agak klise sih kalo harus bilang


nge-support satu sama lain dengan
cara memberi semangat, atau dengan
saling menyemangati satu sama lain,
tapi paling enggak kalo kumpul sama
temen-temen tuh kayak, sedikit
bebannya hilang. Karena mau gak mau
kita emang gak bahas dunia
perkuliahan atau dunia perbebanan
kita, satu sama lain, jadi kita cuman
ngumpul, enjoy, dan ngobrol, dan..
kayak hilang aja gitu penatnya.
Tapi menariknya lagi, temen-temenku
tuh menyenangkan. Jadi mereka gak
melulu menyemangatin dan bilang
“It’s okay, semuanya akan baik-baik
saja”. Adakalanya juga kita saling
mendukung, kalo gak semuanya tuh
berjalan sesuai rencana kita, jadi mau
gak mau ya harus dijalanin aja, nangis
tuh gapapa, capek gapapa, semuanya
akan berlalu. Jadi bukan yang cuman
“Semangat! Kamu pasti bisa!”, karena
yang saya rasakan sendiri, kalimat
‘semangat’ tuh lama-lama malah jadi..
penyakit bisa dibilang. Karena mau
gak mau kita harus semangat, dan itu
kayak pemaksaan terhadap diri sendiri,
padahal untuk sedih dan capek itu
manusiawi. Jadi temen-temen saya
yang menyenangkan itu ee.. sangat
menjadi obat-obat stres deh buat saya.

35 P Istilahnya nyaman ketika bisa diajak


menikmati hidup lah ya.
36 S Bener banget kak.

37 P Hmm menarik. Nah, terus jika ada


perasaan dan pikiran negatif, kegiatan
apa yang kamu lakukan?
Menurut kamu kegiatan itu efektif?
Jika iya, mengapa kamu menganggap
kegiatan itu efektif? Jika enggak,
apakah kamu sudah terpikirkan
kegiatan lain yang lebih efektif dari
sebelumnya? Mungkin bisa
dijelaskan..

38 S Kalo ada pikiran negatif yang tiba-tiba


masuk ke kepala, biasanya saya suka
baca artikel, lihat-lihat pertanyaan di
Quora, atau.. nonton videonya
influencer yang ada di Youtube, dan
menurut saya itu sangat efektif untuk
saya pribadi. Karena ehm.. hal-hal
yang saya lakuin tadi, secara langsung
memberikan pencerahan yang baru
untuk saya, kayak misalnya.. dulu saya
pernah ngelakuin suatu, saya ingin
bergabung ke suatu event, dan eh..
tiba-tiba saya kepikiran “Yah.. gak
usah aja deh, palingan nanti kalah
sama yang punya privilege”, tapi
karena satu dan lain hal, akhirnya saya
tetap lakuin. Dan sampai sekarang
saya yakin, dan saya tahu berkat
bacaan-bacaan tadi juga, kalo selama
kita gak pernah nyoba, ya kita gak
akan pernah tahu. Dan.. seharusnya,
yang harusnya kita lakukan adalah
hanya do the best! Do the best for
everything opportunity that we have.
Kayak.. kesempatan itu gak dateng dua
kali loh, itu sih menurut saya.
39 P Mantap penjelasannya.
Nah sekarang begini, ketika kamu
diperhadapkan dengan situasi yang
membuat kamu tertekan, apa kamu
akan menghindari situasi tersebut dan
kembali menganggap semua akan
baik-baik saja? Biasanya untuk
menenangkan diri apa aja yang akan
dilakukan? Konteksnya ini bisa sangat
luas, bisa diluar konteks perkuliahan
daring, bisa tentang prinsip hidupmu.

40 S Jika kamu tertekan, apakah kamu akan


menghindari situasi tersebut.. ee.. yang
jelas enggak. Karena kalo kita
menghindar, mau bagaimanapun kita
menghindar, itu akan tetap ada di
depan kita, kalopun gak ada di depan
pasti hal yang membuat kita tertekan
akan selalu ada di kepala dan
mengikuti kita kemanapun kita pergi.
Jadinya gak ada gunanya juga sih
untuk dipaksain semuanya akan baik-
baik saja, karena sekali lagi, menjadi
gak baik itu manusiawi dan gapapa.
Untuk menenangkan diri sendiri,
tergantung konteks permasalahannya
seperti apa. Kalo misalkan
permasalahan yang dihadapi sangat
sanagt menyedihkan, ya nangis
gapapa, setelah nangis baru deh, baru
ditekankan kepada diri sendiri bahwa..
hal itu gak akan selamanya terjadi, dan
kita gak boleh nangis selamanya. Dan
menurut saya dalam menghadapi suatu
permasalahan hal yang paling penting
dilakukan adalah.. menceritakan atau
berbagi keluh kesah kita kepada orang
lain, karena memendam sendiri itu
sama aja memendam suatu penyakit.
Padahal kalo kita menceritakan ke
orang lain, ke orang yang bisa kita
percaya, entah ke teman kita, atau ke
orangtua, saya yakin dan saya sudah
ee.. mengalami bahwa saya akan
merasa sedikit tenang, karena secara
langsung maupun enggak, kita jadi
tahu bahwa ada orang yang ngedukung
kita, ada orang yang selalu nge-
support kita, dan sebenernya kita ini
gak sendiri. Dan setelah baru tenang,
baru kita bisa melakukan atau mencari
tahu jalan keluar apa yang sebenernya
harus kita tempuh atau harus kita
lakukan untuk menjadi seseorang yang
lebih baik atau menyelesaikan
permasalahan itu sih.

41 P Berhubungan dengan pertanyaannya


sebelumnya, prinsip-prinsip diri kamu
sendiri itu kamu dapat dan bentuk
darimana saja? Bagaimana ceritanya
bisa sampe tahap sekarang dan bisa
punya prinsip yang tetap dalam
menghadapi masalah?

42 S Kalo boleh sedikit cerita, sebenernya


saya bukan lahir dari keluarga yang
sangat harmonis, saya lahir dari
keluarga yang sederhana, yang
kadang.. masih ada sedikit
permasalahan-permasalahan yang ada
seperti keluarga pada umumnya,
bahkan sedari kecil saya sudah diajak
dan diajari untuk bekerja keras. Ibu
saya juga merupakan seorang wanita
hebat yang tangguh, pekerja keras,
dan.. saya mencontoh beliau secara
langsung maupun enggak. Dan
tentunya.. prinsip-prinsip hidup dapet
juga dari perjalanan, serta pengalaman
yang saya dapet dari saya kecil sampai
saya sekarang 20 tahun yang tentunya
juga melewati banyak hal, banyak
proses yang gak mudah, yang setiap
pengalaman dan halnya bisa saya
ambil pelajaran yang berharga untuk
bisa survive sampai ke tahap ini.
Singkatnya semua berperan penting,
tapi yang menentukan kita bakal
menjadi seperti apa adalah diri kita
sendiri. Gitu sih, kak.

43 P Berarti kunci dari pembentukan


prinsip-prinsip hidup kamu itu tidak
lain, tidak lebih hanyalah dari diri
sendiri, begitu?

44 S Oh bukan, tentunya kita gak bisa lepas


dari pengaruh lingkungan, pengaruh
pengalaman, dan juga.. hal-hal yang
terjadi di sekitar kita, gak bisa saya
bilang seratus persen yang menentukan
prinsip-prinsip hidup saya adalah diri
saya sendiri, karena kalo gak ada
pengalaman, gak ada orang-orang di
sekitar, gak ada ibu saya sebagai..
sebagai inspirator saya, ya saya gak
bisa dapet prinsip hidup itu.

45 P Wih menarik banget ya jawabanmu..


Jika kembali ke topik utama yaitu
perkuliahan daring, cara kamu
memberikan penguatan diri sendiri
ketika stres perkuliahan daring berarti
dari belajar dari lingkungan dan
berusaha menikmati apa yang datang?
Atau bagaimana? Mungkin bisa
diceritakan.

46 S Saat mengalami stres pada kuliah


daring, yang saya lakukan masih sama.
Ngelakuin sesuatu yang saya suka.
Misalnya baca buku, nonton film,
atau.. baca artikel, atau melakukan
kegiatan-kegiatan sosial… pokoknya
melakukan hal yang saya suka aja,
yang bisa ngebuang stres saya, yang
bisa bikin saya nyaman, dan enjoy lagi
untuk aktivitas berikutnya.

47 P Secara keseluruhan berarti sama sperti


jawabanmu sebelumnya ya.
48 S Iya kak.

49 P Baik, kalo gitu pas banget jawaban


jawabanmu. Nah aku akhiri dengan
pertanyaan terakhir yang jadi
pertanyaan inti dari semua pertanyaan.
Ketika kamu berada dalam suatu
permasalahan, apakah kamu menerima
permasalahan tersebut?

50 S Kalo ditanya menerima atau enggak,


saya selalu menerima yang ada di
depan atau yang ada untuk saya
sekalipun itu masalah. Karena..
diterima atau enggak, masalah akan
tetep ada, namanya juga manusia. Dan
sebenernya ada rahasia besar. Di setiap
masalah, pasti akan ada banyak
pelajaran yang bisa kita dapet, hal
baru, pelajaran baru, bahkan sampai
kekuatan baru akan kita dapet karena
satu masalah. Jadi.. masalah mau gak
mau, suka gak suka, ya harus diterima.

51 P Dalam sekali jawabannya ya, mantap.


Baiklah, selesai sudah tanya jawabnya,
makasih ya atas kerelaan hatimu buat
menyempatkan waktu menjadi subjek
penelitian dan menjawab stiap
pertanyaan yang ada dengan jawaban
yang mantap. Sekali lagi, aku ucapkan
terima kasih ya atas jawaban-
jawabanmu yang sudah sangat
membantu penelitian ini.

52 S Dengan senang hati, kak


Semoga dilancarkan semuanya dan
semoga hal baik disemogakan.
Terima kasih kembali, kak.

53 P Amin, sama-sama.
Semangat kuliahnya dan selamat
beraktivitas kembali..

54 S Oke kak, makasih.

Anda mungkin juga menyukai