Anda di halaman 1dari 12

MODUL OTK KEUANGAN

KELAS 11 OTKP

MODUL KD.3.7. Bag.1


Menerapkan Pembuatan Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan

1|Page
MATA PELAJARAN OTK KEUANGAN Kelas 11 KD.3.7

3.7. Menerapkan pembuatan 3.7.1. Menjelaskan


laporan pertanggungjawaban pengertian laporan Laporan Pertanggungjawaban
keuangan keuangan Keuangan
3.7.2. Mengemukakan
1. Pengertian laporan
prosedur pembuatan
keuangan
laporan keuangan
4.7.1. Melakukan
identifikasi komponen-
4.7. Membuat laporan komponen pembuatan 2. Prosedur pembuatan
pertanggungjawaban keuangan laporan keuangan laporan keuangan
dengan tepat sesuai
kaidah
3. Pembuatan dokumen
4.7.2. Membuat laporan
laporan keuangan dengan
pertanggungjawaban
menggunakan aplikasi komputer
keuangan
(otomatisasi)

URAIAN MATERI
A. Laporan Pertanggungjawaban
B. Laporan Keuangan Perusahaan

OTK KEUANGAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
1. Pengertian laporan pertanggung jawaban
Setiap organisasi yang aktif pasti memiliki kegiatan untuk menunjukan
eksistensinya. Ketika suatu kegiatan selesai dilakukan, anggota organisasi yang
bertanggung jawab diwajibkan untuk membuat laporan pertanggungjawaban atau LPJ.
Laporan ini biasanya dibuat setelah sebuah kegiatan atau event berakhir. Tanpa
adanya LPJ, maka kegiatan yang dilaksanakan disangsikan kebenarannya. Sebab, LPJ
merupakan bukti bahwa suatu kegiatan telah benar-benar dilakukan.
Laporan pertanggungjawaban atau LPJ merupakan dokumen atau
laporan tertulis yang berisi tentang suatu kegiatan yang telah dilakukan.
Biasanya LPJ ditulis oleh unit lembaga atau organisasi yang lebih rendah
kepada unit yang lebih tinggi sebagai bahan evaluasi.

Di dalam LPJ memuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan dan


penggunaan dana. Laporan pelaksanaan kegiatan memuat laporan yang berisi latar
belakang, tujuan, dan manfaat hingga waktu pelaksanaan secara rinci.
Laporan pertanggungjawaban anggaranmemiliki bentuk laporan keuangan,
dengan adanya laporan pertanggungjawaban anggaran dapat meminimalkan
penyelewengan penggunaan anggaran. Bentuk dari laporan pertanggungjawaban
anggaran ini adalah laporan keuangan.

2|Page
Menurut Kamus Besar Akuntansi, laporan-laporan keuangan (financial
statements) adalah aporan-laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari
hasil operasi perusahaan pada periode tertentu.

Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015,


Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang
dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Menurut Baridwan (2004:17)
Ddalam Intermediate Accounting, mendefinisikan Laporan Keuangan adalah
ringkasan suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

2. Tujuan disusun laporan pertanggungjawaban


Sebagai laporan yang wajib dituliskan setelah pelaksanaan kegiatan, LPJ
bertujuan sebagai bentuk pertanggungjawaban tim pelaksana kepada atasan. LPJ
memuat apa saja yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan mulai dari
perencanaan hingga akhir kegiatan selesai dilakukan.
Secara umum, LPJ ditujukan untuk:
 Informasi pelaksanaan dan berjalannya sebuah kegiatan
Saat melakukan kegiatan, pihak yang paling memahami proses berjalannya kegiatan
adalah panitia pelaksana. Atasan yang mendanai kegiatan tentu membutuhkan laporan
formal pertanggungjawaban dana yang dikeluarkan. LPJ dibuat untuk
enginformasikan secara detail pelaksanaan kegiatan termasuk di dalamnya hambatan
dan saran untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya di masa depan.

 Evaluasi Kegiatan
Seperti yang dinyatakan di nomor satu, LPJ dapat dijadikan sebagai panduan untuk
pelaksanaan kegiatan selanjutnya di masa depan. Hasil evaluasi kegiatan sangat
bermanfaat untuk menentukan apakah kegiatan selanjutnya efektif dilakukan atau
tidak, apa yang harus diperbaiki, dan sebagainya.
 Alat ukur kemampuan tim
Selain informasi mengenai kegiatan, laporan pertanggungjawaban juga memuat
penjelasan mengenai kinerja dan kemampuan tim pelaksana. LPJ bisa dijadikan
sebagai indikator penilaian yang mengukur kemampuan tim pelaksana kegiatan.
Seberapa bertanggung jawabnya mereka, seberapa baik koordinasi dengan bagian lain,
dan sebagainya.

 Laporan Kronologis Kegiatan


LPJ menjelaskan kegiatan mulai dari pre-event, event, dan post-event. Semua
informasi mulai dari pencarian ide, pencarian dana, kendala yang dihadapi, hingga
masukan dan saran untuk selanjutnya ada di dalam LPJ.

3. Karakteristik laporan pertanggungjawaban


Sebagai media informasi dalam penggunaan anggaran maka laporan keuangan ini
memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Sebagai sumber informasi, harus mudah dipahami oleh pemakai laporannya.

3|Page
 Harus relevan, agar dapat membantu para pemakai informasi dalam melakukan
evaluasi program kerja dan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
 Harus adal. Artinya laporan menyajikan informasi yang jujur dan wajar.
Jujur berarti menggambarkan peristiwa yang sebenarnya.
 Harus netral. Artinya informasi yang disajikan untuk kebutuhan umum pemakai
laporan dan tidak untuk kebutuhan pihak-pihak tertentu.
 Digunakan oleh si pemakai sebagai perbandingan dengan laporan keuangan
pada periode-periode lainnya. Perbandingan ini untuk mengidentifikasi posisi
keuangan perusahaan.

4. Isi Laporan Pertanggungjawaban


Ketika anggota organisasi membuat dan melaksanakan suatu kegiatan, setelah
kegiatan tersebut berakhir dibutuhkan sebuah laporan untuk memberitahu pihak atasan
mengenai kegiatan yang telah dijalankan. Laporan yang selanjutnya disebut sebagai
laporan pertanggungjawaban tidak bisa ditulis seenaknya.

Terdapat aturan dan standar yang baku dalam menulis sebuah LPJ. Selain itu,
isi dari laporan pun telah ditentukan sebelumnya, yakni mengenai pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan dana.

1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Ketika menulis laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban, keberjalanan
kegiatan yang dilaksanakan merupakan hal utama yang harus ditulis.Laporan
pelaksanaan kegiatan juga perlu mencantumkan manfaat dan tujuan dari kegiatan yang
dilakukan.

Selain itu, perlu dijelaskan pula secara rinci kronologi atau proses berjalannya
kegiatan dari awal hingga akhir, serta hambatan yang ditemui selama kegiatan
berlangsung.

Melalui laporan ini, pihak atasan akan mengetahui apakah suatu kegiatan telah
tepat sasaran atau belum. Laporan ini juga berguna sebagai bahan evaluasi demi
kegiatan yang lebih baik ke depannya.

2. Laporan Penggunaan Dana


Pelaksanaan kegiatan bukanlah satu-satunya yang ditulis pada LPJ. Ada juga
laporan penggunaan dana, yang juga tidak kalah pentingnya. Laporan penggunaan
dana berisi tentang asal sumber dana dan rincian penggunaan dana tersebut.

Pada perusahaan, laporan penggunaan dana wajib disertakan dalam laporan


pertanggungjawaban. Sebab, dari laporan penggunaan dana inilah, nantinya
perusahaan akan membuat laporan keuangan perusahaan.

Sedangkan laporan keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat krusial


bagi sebuah perusahaan karena digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan
mengalami keuntungan atau kerugian
Contoh Format Laporan Pertanggung jawaban:
BAB I: Pendahuluan
Pada bagian bab pertama LPJ, bagian yang harus kamu persiapkan antara lain
latar belakang serta maksud dan tujuan diselenggarakannya acara. Kamu juga bisa
menambahkan landasan hukum sebelum bagian tujuan diselenggarakannya acara jika
acaramu cukup formal dan bertema akademis.

4|Page
BAB II: Rencana pelaksanaan kegiatan
Bab kedua LPJ dimulai dengan deskripsi kegiatan, dimulai dengan nama, tema,
lokasi, serta susunan kepanitiaan. Setelah itu perlu dicantumkan pula rencana anggaran
kegiatan. Anggaran ini dapat diformulasikan dengan mempelajari LPJ dari acara
sebelumnya. Hal terakhir yang sebaiknya ada dalam bab kedua adalah hasil yang
diinginkan berupa manfaat yang didapat setelah acara berlangsung

BAB III: Pelaksanaan kegiatan


Bab yang melaporkan segala hal yang terjadi dalam persiapan dan pelaksanaan
acara terangkum dalam bab ketiga. Bab ketiga ini merupakan mirror dari bab kedua
namun bukan dalam bentuk prediksi namun berdasarkan hal-hal yang terjadi di
lapangan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bagian-bagian di dalam bab ketiga
diantaranya deskripsi pelaksanaan kegiatan, susunan kepanitiaan secara riil serta
anggaran yang masuk serta keluar. Perlu diperhatikan juga bahwa pada bagian
anggaran diperlukan kolom khusus penomoran nota yang dapat di cek di bagian
lampiran. Pastikan semua anggaran yang masuk dan keluar dapat
dipertanggungjawabkan, ya!

BAB IV: Penutup


Bagian terakhir yang merupakan pamungkas dari LPJ adalah bagian penutup.
Bab terakhir ini memuat kesimpulan dan saran. Pada bagian inilah dijabarkan kendala
atau hambatan yang terjadi selama persiapan maupun pelaksanaan acara. Bab terakhir
ini juga yang akan selanjutnya diperhatikan oleh panitia acara berikutnya agar dapat
menyelenggarakan acara yang lebih baik.

5. Macam – Macam Laporan Pertanggungjawaban


a. Laporan pertanggung jawaban keuangan Negara
Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal
tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara / Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBN / APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Penerbitan Pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) merupakan awal
masing-masing pihak untuk bersama-sama mewujudkan good govermance melalui
penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam penyusunan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD oleh semua instansi pemerintah
pengguna anggaran baik di pusat maupun daerah. Selama ini terdapat beberapa
aturan yang digunakan sebagai rujukan pemerintah daerah dalam penyusunan
laporan keuangan. Ketidak seragaman ini akan membuat perbedaan dalam
penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah. Kondisi demikian membuat
laporan keuangan pemerintah daerah tidak akan dapat memenuhi keterbandingan
baik secara internal maupun eksternal. Padahal karakteristik kualitatif laporan
keuangan seperti yang disampaikan pada kerangka konseptual akuntansi
pemerintah yang baru ini adalah dapat dibandingkan.
Pasal 32 ayat (1) UU 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD / APBN disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan. Sedangkan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UU
32 tahun 2004 intinya menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
5|Page
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Pernyajian laporan keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN / APBD diwajibkan untuk setiap periode tahun anggaran APBN / APBD,
dimana dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari
sampai 31 Desember untuk Neraca, dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember
untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas (LAK).
Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan
laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau
lebih pendek dari satu tahun, misalnya sehubungan dengan adanya perubahan
tahun anggaran. Contoh selanjutnya adalah dalam masa transisi dari akuntansi
berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan untuk memungkinkan penyusunan
laporan keuangan konsolidasi. Dalam kondisi seperti itu entitas pelaporan harus
mengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode pelaporan tidak
satu tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu
seperti arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, batas waktu penyampaian laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD selambat-lambatnya 6 (Enal)
bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Dengan demikian, kegunaan laporan
keuangan tersebut berkurang bilamana laporan tidak tersedia bagi pengguna dalam
suatu periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Faktor-faktor yang dihadapi
seperti kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan merupakan alasan yang
cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
Selain laporan keuangan tahunan, setiap entitas pelaporan juga
diwajibkan menyusun laporan keuangan interim, yaitu setidak-tidaknya setiap
semester sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun
2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /
Lembaga dan Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dari dua pasal tersebut di atas maka jelaslah pentingnya diterapkan standar
akuntansi pemerintahan dalam pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Hal ini direspon pemerintah dengan diterbitkannya Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

b. Laporan pertanggungjawaban keuangan daerah


Menurut UU Nomor UU Nomor 23 tahun 2014. Keuangan Daerah adalah
semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala
sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Menurut PP Nomor 58 tahun 2005 Keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, khususnya pasal 30-32
menjelaskan tentang bentuk pertanggungjawaban keuangan negara. Dalam
ketentuan tersebut, baik Presiden maupun Kepala Daerah (Gubernur/Bupati
/Walikota/) diwajibkan untuk menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh BPK selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir (Bulan Juni
tahun berjalan). Laporan keuangan tersebut setidak-tidaknya berupa Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan, yang mana penyajiannya berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), dengan lampiran laporan keuangan perusahaan negara/BUMN pada LKPP
dan lampiran laporan keuangan perusahaan daerah/BUMD pada LKPD.
Bentuk pertanggungjawaban keuangan negara dijelaskan secara rinci pada
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan
6|Page
Kinerja Instansi Pemerintah. Khususnya pada pasal 2, dinyatakan bahwa dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan
wajib menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja.
Ketentuan ini tentunya memberikan kejelasan atas hirarki penyusunan laporan
keuangan pemerintah dan keberadaan pihak-pihak yang bertanggung-jawab
didalamnya, serta menjelaskan pentingnya laporan kinerja sebagai tambahan
informasi dalam pertanggungjawaban keuangan negara.

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan,


Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 mengamanatkan Pemerintah Daerah
wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas, dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan
keuangan dimaksud disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sebelum dilaporkan kepada masyarakat melalui DPRD, laporan keuangan perlu
diperiksa terlebih dahulu oleh BPK.

c. Laporan pertanggungjawaban keuangan pada perusahaan


1. Laporan Arus Kas
Arus kas atau yang umum disebut dengan cash flow Statement dipakai untuk
mendokumentasikan atau menunjukkan aliran dana masuk dan keluar dalam
periode waktu tertentu. Kas masuk biasanya diperoleh dari pinjaman / modal /
pendanaan yang didapat perusahaan, sedangkan kas keluar mencakup beban / biaya
yang harus dibayarkan perusahaan untuk segala kegiatan operasional bisnis.
Setiap aliran dana masuk maupun keluar harus dicatat sedetail mungkin, seberapa
pun kecil jumlahnya. Tak hanya berguna untuk menyusun laporan
pertanggungjawaban, laporan arus kas yang jelas juga bisa menyelamatkan
perusahaan dari potensi kebocoran kas.
2. Laporan Laba Rugi
Seperti namanya, laporan ini digunakan untuk melihat apakah perusahaan
mengalami untung atau rugi dalam satu periode akuntansi dalam pencatatan
laporan keuangan. Tak hanya itu, income statement juga akan menginformasikan
berapa jumlah pajak yang harus dibayar, serta indikator tepat tidaknya keputusan
yang diambil, merujuk pada besar beban yang ditanggung perusahaan.

3. Laporan Perubahan Modal


Jumlah modal yang ada saat ini atau di masa yang akan datang sudah pasti berbeda
dari modal awal yang dipakai ketika perusahaan baru pertama kali didirikan.
Bertambah atau bahkan berkurangnya modal dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti permintaan, keuntungan, kerugian, dan lain-lain. Hal ini wajib dicatat secara
rapi dalam buku Laporan Perubahan Modal. Selain mengetahui berapa total
laba/rugi dalam satu periode keuangan. Statement of Changes in Capital ini juga
bisa dijadikan bahan untuk memeriksa penyebab terjadinya perubahan, sehingga
perusahaan bisa menentukan langkah lanjutan yang lebih strategis.
4. Neraca (Balance Sheet)
Neraca atau yang juga disebut dengan balance sheet adalah jenis laporan yang
menunjukkan segala informasi terkait kondisi keuangan perusahaan. Adapun
penyusunan laporan tersebut berpedoman pada beberapa data penting, seperti total
aset, utang / liabilitas, serta modal (ekuitas) yang dimiliki perusahaan. Ketiganya
termuat dalam rumus dasar akuntansi: Aset = Liabilitas + Ekuitas.

Prinsip Laporan Pertanggungjawaban

7|Page
1. Rinci
Karena laporan pertanggungjawaban memuat informasi kegiatan termasuk di dalamnya keberjalanan
kegiatan dan penggunaan dana, maka laporan harus ditulis secara rinci. Setiap tahapan dan data
kegiatan harus dijelaskan secara detail tanpa ada yang terlewat. Selain itu, penggunaan dana yang
meliputi sumber dana, pendapatan dan pengeluaran juga harus ditulis secara rinci.

Dengan menuliskan LPJ secara rinci tanpa ada yang terlewat baik itu penggunaan dana atau
pelaksanaan kegiatan, maka pembaca dapat dipahami dengan baik bagaimana kegiatan dilaksanakan.
Alhasil, evaluasi kegiatan semakin mudah untuk dilaksanakan.

2. Transparan
Dalam menuliskan laporan, kerincian isi laporan bukan satu-satunya hal yang penting, melainkan juga
transparansi isi laporan. Transparansi yang dimaksud yakni penulisan laporan harus dilakukan apa
adanya sesuai dengan jalannya kegiatan dan pemasukan serta pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut,
dapat disimpulkan bahwa ketika menulis laporan, penulis LPJ tidak diperkenankan untuk menambah
atau mengurangi isi laporan.

Oleh karena itu penulisan LPJ dapat disebut baik apabila sesuai dengan keadaan, termasuk juga dalam
menuliskan laporan penggunaan dana.

Penulis LPJ bisa menuliskan berapa jumlah uang yang masuk dan asal uang. Selain itu penulis juga
sebaiknya melampirkan kwitansi atau nota agar menjadi bukti agar lebih terpercaya dan kredibel.

3. Sistematis dan Terpadu


Penulisan LPJ tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Laporan ini memiliki sifat sistemis dan
terpadu. Artinya, LPJ harus ditulis dengan runtut dan sesuai dengan urutan yang menjadi standar.
Tidak diperkenankan bagi penulis LPJ untuk mengurangi atau menambah isi laporan apalagi
mengganti urutannya. Selain runtut dan sesuai urutan, penulisan LPJ juga harus terpadu. Artinya
terdapat kesinambungan antara satu bagian dan bagian yang lain. Dengan begitu pembaca akan lebih
mudah untuk mencari informasi terkait dengan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana.

4. Komprehensif
Sebuah laporan pertanggungjawaban harus bersifat komprehensif. Maksudnya, isi dari laporan tersebut
harus lengkap memuat segala informasi dan data yang dibutuhkan dan harus diketahui oleh pembaca.
Tidak hanya itu, laporan juga harus memuat unsur 5W+1H yang menjadi standar dalam penulisan
termasuk penulisan laporan pertanggungjawaban.

Seperti yang diketahui bahwa setiap organisasi pasti pernah melaksanakan atau mengadakan suatu
event atau acara. Untuk memberitahu hasil dan keberjalanan kegiatan pada pihak atasan, maka
tim penyelenggara membuat laporan pertanggungjawaban.

LPJ ini termasuk di dalamnya berisi laporan penggunaan dana merupakan unsur yang penting
dalam sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan penyelenggaraan sebuah kegiatan pasti memakan
biaya yang secara langsung berpengaruh terhadap keuangan organisasi.

Jadi, dengan adanya laporan, pihak atasan bisa mengetahui bagaimana dana berputar dan
menentukan apakah organisasi mendapat untuk atau justru merugi.

CONTOH FORMAT PENYUSUNAN LPJ (Secara Umum)


BAB I : PENDAHULUAN

8|Page
a. Latar belakang
b. Nama kegiatan
c.maksud dan
tujuan
BAB II : RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Rencana Mekasnisme Kegiatan
1. waktu,jadwal dan tempat kegiatan
2. calon peserta
3. materi dan
narasumber 4.fasilitas
B. Rencana Anggaran Biaya
1. rencana pengeluaran
2. rencana pemasukan
C. Susunan Kepanitiaan
BAB III : PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Mekanisme Dan Realisasi
Kegiatan 1.waktu,jadwal dan tempat
kegiatan 2.peserta
3. materi dan
narasumber 4.fasilitas
B. Realisasi Anggaran Biaya
1. pemasukan
2. pengeluaran
BAB V : EVALUASI DAN HASIL PELAKSANAAN
A.Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
-faktor penghambat
-Factor pendukung
b. Hasil pelaksanaan kegiatan
BAB VI : PENUTUP

LAMPIRAN

9|Page
10 | P a g e
11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai