Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

( NASIONALISME )

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Semester II

Dosen : Cici Kamalia, S. Th., M.Pd

Disusun Oleh : Irma Lawarakan

NIM : 2301047

S1- Jurusan Teknik Informatika

STMIK PESAT NABIRE

Tahun 2024
1. 1 MAKALAH PKN PERSATUAN INDONESIA NASIONALISME
2. 2 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
agar dapat membantu mahasiswa untuk memahami materi-materi tentang
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya tentang
Nasionalisme. Penulis menyadari bahwa Makalah ini harus dikembangkan
lebih lanjut, untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini lebih
lanjut. Akhir kata,semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan menjadi gerbang awal dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang Pancasila. Nabire, Tanggal, 4 Maret 2024 Penulis.

3. 3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR


DAFTAR ISI ...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................
Rumusan Masalah ............................................................................
Tujuan Pembahasan..........................................................................
B. 2 BAB II PEMBAHASAN
C. A. Pengertian Nasionalisme..................................................................
B. Sejarah Lahirnya Nasionalisme........................................................
C. Bentuk-bentuk dari Nasionalisme ...................................................
D. Peranan Nasionalisme di Indonesia..................................................
E. Upaya meningkatkan Jiwa Nasionalisme......................................
F. Memperkuat Nasionalisme Indonesia ............................................
BAB III PENUTUP Kesimpulan dan Saran ...................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................

4. 4 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Sila ketiga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika Indonesia :
Persatuan Indonesia Simbol : Pohon Beringin

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan
golongan.

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.

3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.


5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.

6. Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kehidupan,


manusia tidak terlepas dari perbuatan yang menciptakan hukum dan peraturan.
Peraturan yang menciptakan hukum ini, memerlukan sebuah lembaga / tempat
untuk menciptakan hal tersebut secara mendasar daerah inilah yang memerlukan
hukum dan perbuatan hukum disisi lain suatu daerah memerlukan sebuah pengikat
masyarakat dalam pemersatu kesatuan. Hal inilah yang membuat bagi daerah
tersebut yang mempunyai hukum yang jelas, memerlukan sebuah alat pemersatu
membuat bagi daerah tersebut agar tidak terjadi perpecahan. Daerah yang
memerlukan hal ini adalah Negara, Sedangkan terhadap alat yang diperlukan
untuk mempersatukan bangsa serta keutuhan Negara adalah Nasionalisme. Secara
umum Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu alat pemersatu yang membuat
bangsa serta negara lebih kuat dan solid dalam menghadapi tekanan serta
penjajahan yang terjadi untuk memecah belah negara tersebut. Selain itu juga ada
yang mengartikan nasionalisme adalah satu pahamyang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan suatu negara (Nation dalam bahasa inggris) dengan
mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Menurut
James G. Kellas (1998:4), nasionalisme merupakan suatu ideologi. Ideologi yang
berisi seperangkat keyakinan yang diwujudkan pada tingkah laku dan perbuatan.

5. 5 Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas


kolonialisme.

Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semangat


solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa
merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya
dalam batas waktu tertentu, tetapi terus-menerus hingga kini dan masa mendatang.
Salah satu perwujudan nasionalisme adalah dibentuknya Boedi Oetomo (1908)
yang menjadi awal kebangkitan nasionalisme bangsa Indonesia oleh kaum
cendekiawan. Selain berdirinya Boedi Oetomo, yang menjadi tonggak perwujudan
rasa nasionalismebangsa Indonesia adalah semangat Sumpah Pemuda 1928.
Nasionalisme yang bertekad kuat tanpa memandang perbedaan agama, ras, etnik,
atau bahasa.

B. Rumusan Masalah Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme? Sejarah


lahirnya nasionalisme? Bagaimana bentuk nasionalisme Indonesia pada masa
sekarang ini? Bagaimana peranan Nasionalisme di Indonesia? Bagaimana upaya
meningkatkan sikap Nasionalisme? Bagaimana memperkuat Nasioanalisme
Indonesia?

C. Tujuan pembahasan Mengetahui apa yang dimaksud dengan nasionalisme.


Mengetahui sejarah lahirnya nasionalisme. Mengetahui bentuk-bentuk
nasionalisme. Mengetahui peranan nasionalisme di Indonesia. Mengetahui upaya
meningkatkan Jiwa Nasionalisme. Mengetahui cara memperkuat Nasionalisme
Indonesia.

6. 6 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasionalisme Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang


pengertian Nasionalisme.
1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan
bernegara.

2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau


karakter yang timbul karena perasaan senasib.

3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya


National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi
(bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara
sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik,
yaitu negara nasional.

4. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki


oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan
sebagai perasaan memiliki secara bersama didalam suatu bangsa.

5. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and
Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:

1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.

2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.

3. Hasrat untuk mencapai keaslian.

4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi itu nampak bahwa
negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:

a. memiliki cita-cita bersama yang menggikat warga negara menjadi satu


kesatuan.

b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib


sepenanggungan.

c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman
hidup bersama.

d. menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah.


e. teroganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat
dalam suatu masyarakat hukum.

7. 7 Selanjutnya menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari


perpaduan faktor- faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual. Jadi
Nasionalisme dapat diartikan : Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap
yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai- beraikan bangsa yang
satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
B. Sejarah Lahirnya Nasionalisme Kebanyakan teori menyebutkan bahwa
nasionalisme dan nilai-nilainya berasal dari Eropa. Sebelum abad ke-17, belum
terbentuk satu negara nasional pun di Eropa. Yang ada pada periode itu adalah
kekuasaan kekaisaran-kekaisaran yang meliputi wilayah yang luas, misalnya
kekuasaan kekaisaran Romawi Kuno atau Kekaisaran Jerman di bawah pimpinan
Karolus Agung. Yang jelas, kekuasaan bergandengan tangan dengan gereja
Katolik, sehingga masyarakat menerima dan menaati pengu-asa yang mereka
anggap sebagai titisan Tuhan di dunia. Karena itu, kesadaran akan suatu wilayah
(territory) sebagai miliksuku atau etnis tertentu belum terbentuk di Eropa sebelum
abad ke-17. Di awal abad ke-17 terjadi perang besar- besaran selama kurang lebih
tiga puluh tahun antara suku bangsa-suku bangsa di Eropa. Misalnya, perang
Perancis melawan Spanyol, Prancis melawan Belanda, Swiss melawan Jerman,
dan Spanyol melawan Belanda, dan sebagainya. Untuk mengakhiri perang ini
suku bangsa yang terlibat dalam perang akhirnya sepakat untuk duduk bersama
dalam sebuah perjanjian yang diadakan di kota Westphalia di sebelah barat daya
Jerman. Pada tahun 1648 disepakati Perjanjian Westphalia yang mengatur
pembagian teritori dan daerah-daerah kekuasaan negara-negara Eropa yang
umumnya masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun demikian, negara-
bangsa (nation-states) baru lahir pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Negara bangsa adalah negara-negara yang lahir karena semangat nasionalisme.
Semangat nasionalisme yang pertama muncul di Eropa adalah nasionalisme
romantis (romantic nationalism) yang kemudian dipercepat oleh munculnya
revolusi Prancis dan penaklukan daerah-daerah selama era Napoleon Bonaparte.

8. 8 Beberapa gerakan nasionalisme pada waktu ini bersifat separatis, karena


kesadaran nasionalisme mendorong gerakan untuk melepaskan diri dari
kekaisaran atau kerajaan tertentu. Misalnya, setelah kejatuhan Napoleon Bo-
naparte, Kongres Wina (1814–1815) memutuskan bahwa Belgia yang sebelumnya
dikuasai Prancis menjadi milik Belanda, dan lilma belas tahun kemudian menjadi
negara nasional yang merdeka. Atau, Revolusi Yunani tahun 1821–1829 di mana
Yunani ingin melepaskan diri dari belenggu kekuasaan Kekaiseran Ottoman dari
Turki. Sementara di belahan Eropa lain, nasionalisme muncul sebagai kesadaran
untuk menyatukan wilayah atau daerah yang ter-pecah-belah. Misalnya, Italia di
bawah pimpinan Giuseppe Mazzini, Camillo Cavour, dan Giusepe Garibaldi,
mempersatukan dan membentuk Italia menjadi sebuah negara-kebangsaan tahun
1848. Di Jerman sendiri, kelompok-kelompok negara kecil akhirnya membentuk
sebuah negara kesatuan Jerman dengan nama Prusia tahun 1871 di bawah Otto
von Bismarck. Banyak negara kecil di bawah kekuasaan kekaiseran Austria pun
membentuk negara bangsa sejak awal abad 19 sampai masa setelah Perang Dunia
I. Sementara itu, Revolusi 1917 di Rusia telah melahirkan negara-bangsa Rusia.
Semangat nasionalisme menyebar ke seantero dunia dan mendorong negara-
negara Asia–Afrika memperjuangkan kemerdekaannya. Ini terjadi setelah Perang
Dunia I dan selama Perang Dunia II. Hanya dalam dua puluh lima tahun pasca
Perang Dunia II, ada sekitar 66 negara-bangsa yang lahir. Indonesia termasuk
salah satu dari negara bangsa yang baru lahir pasca Perang Dunia II ini. Di abad
ini, semangat nasionalisme telah mendorong negara-negara di bawah bekas
Yugoslavia dan bekas Uni Soviet lahir sebagai negara-negara bangsa. Dapat
dipastikan bahwa ke depan, nasionalisme akan terus menjadi ideologi yang
menginspirasi dan mendorong gerakan pembentukan komunitas bersama
berdasarkan karakteristik etnis, kultur, atau pun politik.

9. 9 Bentuk - bentuk dari Nasionalisme Nasionalisme dapat menonjolkan


dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer
berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi.
Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme
mencampuradukkansebahagian atau semua elemen tersebut. Nasionalisme
Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana
negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques
Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah
buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai
Kontrak Sosial"). Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah
sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini
mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan
tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale
(atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial"). Nasionalisme
Romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah
lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik
secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat
romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan
budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka
untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang
dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan
etnis Jerman. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat
keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah
rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya.
Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas
lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing
untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya
Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis
Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena
pemerintahan RRT berpaham komunisme.
10. 10 Nasionalisme Kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.

Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak
universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik
dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state'
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih
baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki
kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap- kanan di
Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri
Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas
menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi
untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis,
bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki
dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara
pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun
begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan
nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber
dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang
diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu. Di Indonesia
menganut prinsip Nasionalisme Pancasila. Pada prinsipnya Nasionalisme
Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa:

11. 11 Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.

2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara.


3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia tidak rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.

5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.

6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

7. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

9. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

10.Berani membela kebenaran dan keadilan.

11.Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

12.Menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan


bangsa lain.

12. 12 Peranan Nasionalisme di Indonesia Perkembangan nasionalisme yang


mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna melawan
penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam
masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional,
dan golongan pers.

Golongan Terpelajar Golongan terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu


termasuk dalam kelompok elite sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat
memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah
kesempatan yang istimewa bagi rakyat Indonesia. Mereka memperoleh
pendidikan melalui sekolah-sekolah yang didirikan kolonial yang dirasa memiliki
kualitas baik. Dengan pendidikan model barat yang mereka miliki, golongan
terpelajar dipandang sebagai orang yang memiliki pandangan yang luas sehingga
tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka dianggap memiliki kepekaan yang tinggi.
Sebab selain memperoleh pelajaran di kelas mereka akan membentuk kelompok
kecil untuk saling bertukar ide menyatakan pemikiran mereka mengenai negara
Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun mereka berasal dari daerah yang
berbeda tetapi mereka merasa senasip sepenanggunagan untuk mengatasi bersama
adanya penjajahan, kapitalisme, kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan
kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan
yang selanjutnya menjadi Oragnisasi Pergerakan Nasional. Mereka membentu
organisasi-organisasi modern yang berwawasan nasional. Mereka berusaha
menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan rasa
nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan segalanya demi
kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui organisadi tersebut.
Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional tersebut mereka melakukan
gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya membawa Indonesia pada
kemerdekaan. Jadi Golongan terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia
meskipun keberadaannya sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar
inilah yang menjadi pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita
berjuangan melawan penjajah dan memperoleh kemerdekaan. Golongan
Profesional

13. 13 Golongan profesional merupakan mereka yang memiliki profesi tertentu


seperti guru, dan dokter. Keanggotaan golongan ini hanya terbatas pada orang
seprofesinya. Golongan profesional ini lebih banyak ada dan mengembangkan
profesinya didaerah perkotaan. Golongan profesional pada masa kolonial
memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat, sehingga mereka dapat mengetahui
keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu. Sehingga golongan ini dapat
menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang kekuasaan pemerintah kolonial
Belanda.

a) Peran Guru

1. Guru merupakan ujung tombak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai


kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa Indonesia dari
keterbelakangan.
2. Guru memberikan pendidikan dan pengajaran kepada generasi penerus bangsa
melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada baik itu sekolah yang didirikan
oleh pemerintah kolonial maupun sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa
Indonesia.

3. Melalui pendidikan tersebut guru dapat menanamkan rasa kebangsaan/ rasa


nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak kaum pribumi dapat menyadari dan
tekanan dari pemerintah kolonial Belanda. 4. Guru telah membangun dan
membangkitkan kesadaran nasional bangsa Indonesia. 5. Guru telah mendidik dan
melahirkan tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan
kebebasan bangsa Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah. 6. Orang-orang
pribumi mulai menghimpun kekuatan dan berjuang melalui organisasi- organisasi
modern yang didirikannya. Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh
kaum terpelajar bangsa Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam
menentukan langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan
berupaya membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing. Bagi guru
tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di
sekolah tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia
untuk mencapai kemerdekaannya.

14. 14 Contoh lembaga pendidikan yang ada, yaitu :

1. Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara

2. Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad


Dahlan Melalui gurulah dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun
tokoh-tokoh besar dunia. Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah
bangsa. Jadi jika tidak ada guru maka mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari
Kekuasaan kolonial. b) Peran Dokter 1. Pada masa kolonial dokter memiliki
hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat. 2. Dokter dapat merasakan
kesengsaraan dan penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit
yang dideritanya. Ia mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat
Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia
adalah akibat dari berbagai tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh
pemerintah kolonial Belanda. 3. Ketergerakan hati mereka diwujudkan melalui
perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan budaya
yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan
Mangunkusumo. 1. Golongan Pers Pers sudah mulai masuk ke Indonesia pada
abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia memberikan pengaruh yang cukup
besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan pers dapat dilihat dalam
bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar yang beredar hanya
digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk mengejar pelanggan dari
masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di modali orang Cina tetapi
menggunakan bahasa Melayu. Peran media : 1. Melalui surat kabar terdapat
pendidikan politik, sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu
mengenai masalah politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak
langsung melalui surat kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat Indonesia.

15. 15. 2 Melalui Surat kabar/majalah mempunyai fungsi sosial dasar yaitu
memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk pendapat
(opini) umum. 3. Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui tulisan-tulisan
di surat kabar dan media masa sehingga menumbuhkan pemikiran dan pandangan
kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi bangsa
Indonesia. 4. Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling
potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat
kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada
masyarakat luas. 5. Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan
dikontrol ketat oleh pemerintah kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut
sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan
diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan
kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada
pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada masa pergerakan nasional Indonesia,
surat kabar mempunyai peranan yang sangat penting bahkan organisasi
pergerakan nasional Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri- sendiri, seperti
Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan
De Expres (Indische Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia),
Soeloeh Indonesia Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI
Baru). Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi tersebut menjadi salah
satu sarana untuk menyampaikan bentuk- bentuk perjuangan kepada rakyat, agar
rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi
itu. Nasionalisme di Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang
sangat pesat ketika secara resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah Belanda
pada tahun 1908. Secara singkat perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi
lebih ramai sejak berdiri Budi Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak
Budi Utomo berdiri organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan
kondisi rakyat Indonesia.

16. 16 Upaya meningkatkan Jiwa Nasionalisme.

Inilah beberapa upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme. 1. Menggunakan


produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat meningkatkan kreatifitas bangsa
untuk membuat sesuatu yang tidak kalah menarik dengan produk-produk luar
negeri dan akan menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat. 2.
Teruslah membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan baik dalam bidang
science, olahraga, teknologi dan sebagainya, karena dengan prestasi tersebut akan
membuat negara ini disegani oleh negara-negara lain didunia ini dan bukan lagi
dianggap sebagai negara para pecundang. 3. Jangan melupakan para pahlawan
bangsa, karena kemerdekaan yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka
para pahlawan yang berjuang. F. Memperkuat Nasionalisme Indonesia Kesadaran
sebagai bangsa adalah hasil konstruksi atau bentukan mengandung kelemahan
internal yang serius ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi menjadi
sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut lenyap jika kita berhenti
mengkonstruksi atau membentuknya tanpa harus menyebutnya sebagai sebuah
nasionalisme baru. Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi
“roh baru” pembangkit semangat nasionalisme Indonesia. Misalnya, keberhasilan
para siswa kita dalam olimpiade Fisika, Kimia, Biologi atau Matematika di
Tingkat Regional dan Internasional, keberhasilan atlet menjadi juara dunia (tinju),
prestasi pemimpin kita menjadi Menteri Ekonomi terbaik di Asia (Dr. Sri Mulyani
Indrawati) dan seterusnya. Sebaliknya, pengalaman dicemoh dan direndahkan
sebagai bangsa terkorup, sarang teroris atau bangsa pengekspor asap terbesar
seharusnya memicu kita untuk berubah dan tampil sebagai bangsa terpandang.
Kedua, negara Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah kelompok etnis atau
agama pada identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau negara
mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup mereka. Masyarakat
akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya ketika
negara gagal menjamin kebebasan beragama-termasuk kebebasan beribadah dan
mendirikan rumah ibadah, persamaan

17. 17 dihadapan hukum

hak mendapatkan pendidikan yang murah dan berkualitas, hak memperoleh


pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.

18. 18 BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN

Dari beberapa pembahasan di makalah ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa
arti dari Nasionalisme itu adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap
Nasionalisme yang sudah ada sejak jaman dahulu harus tetap kita jaga dan
tanamkan pada generasi muda Indonesia. Nasionalisme sebagai modal awal dalam
membangun bangsa dan negara Indonesia adalah warga negara dan generasi muda
Indonesia. Nasionalisme hendaknya ditumbuhkan sejak dini lewat pembekalan
pembelajaran kewarganegaraan dan sejarah pada sektor pendidikan baik secara
formal maupun informal. Warga negara khususnya generasi muda diharapkan
lebih menjiwai, menghargai, danmelestarikan identitas nasional bangsa Indonesia
(seperti bahasa, adat istiadat, lagu kebangsaan, dll) demi menumbuhkan semangat
nasionalisme.

19. 19 DAFTAR PUSTAKA


Budi Irwanto (2010).Kewarganegaraan Tentang Nasionalisme. From http://budi-
irwanto- sg.blogspot.com/2010/04/makalah-kewarganegaraan-tentang.html .10
Oktober 2012 Wikipedia(2012).NasionalismeIndonesia.From
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Nasionalisme_Indonesia&oldid=5869847 . 12 Oktober 2012
SudarsonoDarson(2008).Nasionalisme.From
http://vandawsn.blogspot.com/2008/05/nasionalisme-indonesia.html . 12 Oktober
2012 Irfan Ramadhan (2011). Upaya meningkatkan sikap Nasionalisme, Sikap
Demokrasi, Mencintai Keragaman Adat, Budaya, dan Agama demi mencapai
Persatuan dan Kesatuan. From
http://irfanramadhan4.wordpress.com/2011/05/03/upaya-meningkatkan-jiwa-
nasionalisme-sikap-demokrasi-mencintai-keberagaman-adat-budayadan-agama-
demi- tercapainya-persatuan-dan-kesatuan/ . 17 Oktober 2012
AndyYanuar(2011).MakalahNasionalisme.From
http://sikoapoadolah.wordpress.com/2011/11/09/contoh-makalah-nasionalisme/ .
17 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai