Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 2


B. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II : Pembahasan

A. Pengertian Tarekat ........................................................................... 3


B. Sejarah Timbulnya Tarekat ............................................................ 3
C. Unsur Unsur Tarekat ..................................................................... 4
D. Persulukan Syekh Abdurrahman Ali Silau ................................... 5

BAB III : Penutup

A. Kesimpulan......................................................................................... 7
B. Saran............................................................. .................................... 7

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tarekat merupakan bagian dari ilmu tasawuf. Namun tak semua orang yang
mempelajari tasawuf terlebih lagi belum mengenal tasawuf akan faham sepenuhnya
tentang tarekat. Banyak orang yang memandang tarekat secara sekilas akan
menganggapnya sebagai ajaran yang diadakan di luar Islam (bid’ah), padahal tarekat itu
sendiri merupakan pelaksanaan dari peraturan-peraturan syari’at Islam yang sah. Namun
perlu kehati-hatian juga karena tidak sedikit tarekat-tarekat yang dikembangkan dan
dicampuradukkan dengan ajaran-ajaran yang menyeleweng dari ajaran Islam yang benar.
Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa ada pengklasifikasian antara tarekat muktabarah
(yang dianggap sah) dan ghairu muktabarah (yang tidak dianggap sah).

B. Tujuan Penulisan

Untuk menyelesaikan tugas Ujian Akhir Semester yang diberikan oleh dosen
pengampu kepada saya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarekat

Kata tarekat berasal dari bahasa Arab “al-thariq” yang berarti jalan yang ditempuh
dengan jalan kaki. Dari pengertian ini kemudian kata tersebut digunakan dalam
konotasi makna cara seseorang melakukan suatu pekerjaan, baik terpuji maupun
tercela. Menurut istilah tasawuf sendiri, tarekat ialah perjalanan khusus bagi para sufi
yang menempuh jalan menuju Allah Swt. Perjalanan yang mengikuti jalur yang ada
melalui tahap dan seluk-beluknya. Kata tarekat, secara umum mengacu pada metode
latihan atau amalan (zikir, wirid, muraqabah), juga pada institusi guru dan murid yang
tumbuh bersamanya.

Hubungan seorang pembimbing (mursyid) dengan yang dibimbing (murid) dan


yang dibimbing dengan yang lainnya lama kelamaan mengikat satu persaudaraan
thariqot yang disebut dengan persaudaraan shufi. Akhirnya thariqot tidak hanya
dikonotasikan pada suatu metode praktis tetapi dikonotasikan sebagai lembaga
bimbingan calon shufi, yang elemennya adalah guru (syekh, mursyid), murid, tempat
(yang disebut dengan zawiyah), perjanjian antara guru dan murid (baiat), do’a dan
wirid khusus, adanya penyebaran oleh bekas murid setelah mendapat ijazah dari
gurunya dengan silsilah yang diakui kebenarannya sampai kepada Nabi Muhammad
Saw. Guru didalam tarikat adalah orang yang paling berpengaruh. Ia mempunyai
wewenang (otoritas) yang sangat luas

B. Sejarah Timbulnya Tarekat

Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi. Abad kedua
Hijriyah mulai muncul tasawuf. Tasawuf terus berkembang dan meluas mulai
terkena pengaruh luar. Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani,
India maupun Persia. Muncullah sesudah abad ke- 2 Hijriyah golongan sufi yang
mengamalkan amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada
Allah. Para sufi kemudian membedakan pengertian syari’ah, thariqat, haqiqat, dan
makrifat. Menurut mereka syari’ah itu untuk memperbaiki amalan-amalan lahir,
thariqat untuk memperbaiki amalan-amalan batin (hati), haqiqat untuk mengamalkan

3
segala rahasia yang ghaib, sedangkan makrifat adalah tujuan akhiryaitu mengenal
hakikat Allah baik zat, sifat maupun perbuatanNya.

Awal kemunculan tarekat adalah pada abad ke-3 dan ke-4 H, yang sejalan dengan
kemunculan tasawuf. Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat
sebagai kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap
silsilah tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang
lahir pada abad itu. Mula-mula muncul tarekat Qodiriyah yang dikembangkan oleh
syeikh Abdul Qodir Jaelani di Asia tengah Tibristan tempat kelahiran dan
oprasionalnya, kemudian berkembang ke Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke
Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailan, India, Tiongkok. Muncul pula tarekat
Rifa’iyah di Maroko dan Aljazair. Disusul tarekat Suhrawardiyah di Afrika utara,
Afrika tengah, Sudan dan Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian berkembang dengan
cepat melalui murid-murid yang diangkat menjadi khalifah, mengajarkan dan
menyebarkan ke negeri-negeri Islam, bercabang dan beranting hingga banyak sekali

C. Unsur Unsur Tarekat

Dalam tarekat, setidaknya ada lima unsur penting yang menjadi dasar
terbentuknya sebuah tarekat. Kelima hal tersebut adalah:

1. Mursyid/Syekh

Mursyid adalah dianggap telah mencapai tahap mukasyafah, telah terbuka tabir
antara dirinya dan Tuhan. Mursyid atau guru atau master atau pir bertugas menemani
dan membimbing para penempuh jalan spiritual untuk mendekati Allah, seperti yang
terjadi pada diri sang guru. Guru spiritual itu kadang disebut dengan istilah thayr al-
quds (burung suci) atau Khidir. Dalam tarekat, bimbingan guru yang telah mengalami
perjalanan rohani secara pribadi dan mengetahui prosedur-prosedur setiap mikraj
rohani adalah sangat penting

2. Khalifah/Murid Senior

Khalifah adalah murid senior yangsudah lama belajar di suatu tarekat/persulukan


tersebut

4
3. Salik/Murid

Murid atau kadang disebut salik adalah orang yang sedang mencari bimbingan
perjalanannya menuju Allah. Dalam pandangan pengikut tarekat, seorang yang
melakukan perjalanan rohani menuju Tuhan tanpa bimbingan guru yang
berpengalaman melewati berbagai tahap (maqamat) dan mampu mengatasi keadaan
jiwa (hal) dalam perjalanan spiritualnya, maka orang tersebut mudah tersesat.

4. Silsilah/Ijma

Silsilah tarekat adalah “nisbah”, hubungan guru terdahulu sambung-menyambung


antara satu sama lain sampai kepada Nabi. Hal ini harus ada sebab bimbingan
keruhanian yang diambil dari guru-guru itu harus benar-benar berasal dari Nabi. Kalau
tidak demikian halnya berarti tarekat itu terputus dan palsu, bukan warisan dari Nabi

5. Zawiyah/Tempat

Zawiyah adalah tempat atau lokasi dimana tarekat tersebut berada

6. Baiat/Perjanjian

Baiat atau talqin adalah janji setia seorang murid kepada gurunya, bahwa ia akan
mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh sang guru, tanpa “reserve”.

D. Persulukan Syekh Abdurrahman Ali Silau

Di persulukan ini tidak ditunjukkan tentang tarekatnya lebih fokus kepada


ulamanya dikarenakan di persulukan ini ilmu tarekat ini hanya sebagai sampingan saja,
di persulukan ini tidak terikat dengan organisasi manapun dan tidak masuk ke
organisasi manapun, tidak dibisniskan karena kalau dipromosikan takutnya di
bisniskan, karena sebab itu juga siswa di sini semakin menurun hanya orang orang
tertentu yang sudah tahu saja yang mengtahui persulukan ini.

karena dari dulu sudah banyak orang yang belajar di sini dan banyak khalifahnya
sudah meninggal karena sudah lama, dan murid dulu ada yang tinggal menetap dan ada
yang pulang tetapi sekarang tidak ada yang tinggal, banyak murid murid dulu

5
bertempat tinggal di sekitaran kawasan persulukan dan menjadi warga tetap di sana, di
persulukan ini tidak ada amalan yang continiu atau terus terusan.

tidak ada waktu kumpul yang pasti hanya saja biasanya pada malam jumat
berkumpul dan berdiskusi, murid banyak yang baru dan murid murid yang lama sudah
banyak yang meninggal, jumlah siswa sekarang sedikit disebabkan tidak terlalu di
promosikan,tidak ada amalan khusus,amalan amalan kebanyakan amalan umum hanya
perbanyak dzikir dzikir, shalawat, istighfar dan tobat, dan biasanya puasa, lebaran idul
fitri dan idul adha mengikut pemerintah tidak melakukan penentuan sendiri.

Pendiri pertamanya adalah Syekh Abdurrahman Ali Silau pada tahun 1800an,
belajar di mekkah dan mengambil sanat dari Syekh Daud Fatani dan penerus atau
mursyid kedua adalah Syekh H.Muhammad Ali Silau belajar di mekkas selama 12
tahun, dan selanjutnya sekarang diteruskan oleh keturunan ke 3 H.Ibrahim Ali,
kepenerusan tidak ditunjuk dari orang lain karena di teruskan pada anak sendiri.

E. Sejarah tarekat Syattariyah

Persulukan Syekh Abdurrahman Ali Silau mengkikut aliran tarekat Syatariah

Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India pada
abad ke-15. Tarekat ini dinisbahkan kepada tokoh yang memopulerkan dan berjasa
mengembangkannya, Abdullah asy-Syattar.

Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan
nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut Bistamiyah.

Tarekat Syatariyah di Cirebon berkembang pesat melalui Para Bangsawan Keraton


dilingkungan keraton. Para bangsawan ini kemudian meninggalkan keraton dan
mendirikan pesantren-pesantren di sekitar wilayah Cirebon, hal ini mereka lakukan
karena kebencian mereka terhadap penjajah yang pada saat itu telah menguasai seluruh
kerton Cirebon (Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman).

Pusat-pusat Tarekat Syatariyah di Cirebon pada saat itu (masa Kolonial abad ke 17-
19) yang bermula di Keraton Cirebon kemudian beralih ke pesantren-pesantren yang
berada di wilayah Cirebon seperti Pesantren Al-Jauhriyah, Pesantren Kempek,
Pesantren Buntet, Pesantren Darul Hikam, dan lain-lain.

6
Jejak-jejak peninggalan Tarekat Syatariyah yang berkembang di Keraton Cirebon
masih bisa kita lihat dari Naskah Cirebon [2] yang hingga kini masih terawat. Di antara
Naskah Cirebon yang memuat ajaran Tarekat Syatariyah ini adalah Naskah Cirebon
yang berjudul Tarekat Syatariyah Ratu Raja Fatimah Sami, Tarekat Syatariyah
Pangeran Raja Abdullah Ernawa, Tarekat Syatariyah Pangeran Raja Wikantadirja, dan
lain-lain.

F. Sanat pembelajaran Syekh Abdurrahman Ali Silau

Syekh Abdurrahman Ali Silau belajar di mekkah dengan seorang guru bernama
Syekh Daud Fatani, sedangkan sanat pembelajaran Syekh Daud Fatani sendiri adalah
sebagai berikut: Syekh Daud Fatani > Syekh M. Asad > Syekh M.Syaid Thahir >
Syekh Ibrahim Almadani > Syekh M. Thahir > Syekh Mula Ibrahim Al Qarani >
Syekh Ahmad Alkusasi > AbdulMawahid > Abdullah Ibnu Ahmad At Tanawy >
Shibgatullah > Syekh H Huduri > Abu Al Fathi Hidayatullah Al Syattar > Abdullah Al
Syattar > Qadhim Al Syattar > Afuyuddin Bin Abdullah Al-Syattar > Muhammad Arif
Al-syattar > Muhammad Asyiq > Jalaluddin Khudhaqauli > Abu Al-Hasan Al Hiqani >
Abu Muzhaffar Al Hiqani >Abu Muzhaffar Al-Thusi > Yazid Al-Isyqi > Muhammad
Al-Maghribi > Abu Yazid Al-Bustami > Ja’far Shadiq > Ali Zainal Abidin > Husein
Bin Ali > Ali Bin Abi Thalib > Nabi Muhammad SAW

G. Foto foto persulukan

Sebelah Kiri H. Ibrahim Ali (Mursyid Sekarang)

7
Lokasi Pembelajaran

Lokasi Pembelajaran

8
Mesjid Syekh Abdurrahman Ali Silau

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan antara lain:

Istilah tarekat diambil dari bahasa Arab thariqah yang berarti jalan atau metode.
Sedangkan pengertian tarekat secara istilah adalah suatu jalan atau cara untuk
mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf. Ia
bisa juga berarti sebuah pengorganisasian dari tasawuf.

Unsur-unsur terpenting dalam tarekat ada 7: 1. Mursyid (guru), 2. Khalifah (murid


senior), 3. Salik (murid), 4. Ijma (Silsilah), 5. Zawiyah (Tempat), 6.Zuriyat (Keturunan).
7, Baiat (Pengesahan)

Adapun tujuan utama pendirian berbagai tarekat oleh para sufi adalah untuk
membina dan mengarahkan seseorang agar bisa merasakan hakikat Tuhannya dalam
kehidupan sehari-hari melalui perjalanan ibadah yang terarah dan sempurna.

Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan secara
khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid atau zikir yang
perlu diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Kemudian kemunculan tarekat sendiri diawali
dengan pengklasifikasian antara syariat, tahriqat, haqiqat, dan makrifat oleh para sufi.
Barulah pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi muncul tarekat sebagai kelanjutan dari
pemikiran kaum sufi tersebut. Sedangkan kehadiran tarekat di Indonesia sama tuanya
dengan kehadiran Islam. Namun hanya ada beberapa tarekat yang bisa masuk dan
berkembang di Indonesia.

B. Saran

Saya membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari
berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka Saya
sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada
kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

10

Anda mungkin juga menyukai