Anda di halaman 1dari 6

RIZKI RAHMAWATI (G3A020117)

SEPSIS HIPERGLIKEMI
ETIOLOGI PENGERTIAN
DENGAN DM
DM, divertikulitis, perforasi  Sepsi merupakan respon tubuh terhadap infeksi
usus, limfo, neutopeni,luka yang menyebar melalui darah dan jaringan lain
bakar  Diabetes melitus adalah peningkatan kadar glukosa
darah yang berkaitan dengan tidak ada atau kurang
memadainya sekresi insulin pankreas, dengan atau
tanpa gangguan efek insulin.
ETIOLOGI  Hiperglikemia keadaan dimana kadar glukosa
darah lebih dari normal.
Diabetes melitus tipe 1 diakibatkan oleh
kerusakan sel beta pankreas yang diperantarai
berbagai faktor. Faktor genetik dan dipicu
oleh faktor lingkungan diduga sebagai
penyebab terjadinya proses autoimun yang KOMPLIKASI
menyebabkan destruksi sel beta pankreas. KLASIFIKASI DM
Komplikasi jangka pendek (akut)
DM tipe II disebabkan kegagalan relative sel  DM TIPE 1 yang sering terjadi adalah
beta dan resisten insulin
 DM TIPE 2 hipoglikemia dan ketoasidosis.
Komplikasi jangka panjang biasanya
terjadi setelah tahun kelima, berupa
nefropati, neuropati, dan retinopati
MANIFESTASI KLINIK

 Timbulnya sepsis menunjukkan


bahwa telah terjadi penyebaran PATOFISIOLOGI DM
bakteri kedalam sirkulasi melalui
Otot dan hati yang mengalami resistensi insulin
daerah injury, infeksi nosoksomial menjadi penyebab utama DM tipe 2. Kegagalan sel
dan proses translokasi kuman yang beta pankreas untuk dapat bekerja secara optimal juga
terjadi didaerah mukosa oleh menjadi penyebab dari DM tipe 2. Resistensi insulin
karena kebanyakan infeksi port pada otot dan hati serta kegagalan sel beta pankreas
deentrynya melalui mukosa. telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral
 poliuri, polidipsi, polifagi, dari DM tipe 2. Kegagalan sel beta pada DM tipe 2
diketahui terjadi lebih dini dan lebih berat daripada
penurunan berat badan
sebelumnya.

FAKTOR RISIKO DM

 Usia
Terjadinya DM tipe 2 bertambah
dengan pertambahan usia (jumlah sel β
yang produktif berkurang seiring
pertambahan usia)poliuri, polidipsi,
polifagi, penurunan berat badan
 Berat badan lebih BMI >25 atau
kelebihan berat badan 20%
meningkatkan dua kali risiko terkena
DM.
 Riwayat Keluarga
Orang tua atau saudara kandung
mengidap DM. Sekitar 40%
diaebetes terlahir dari keluarga yang
juga mengidap DM, dan + 60%-
90% kembar identic merupakan
penyandang DM
 gaya hidup adalah perilaku seseorang
yang ditujukkan dalamaktivitas sehari-
hari. Makanan cepat saji (junk food),
kurangnya berolahraga dan minum-
minum yang bersoda merupakan faktor
pemicu DM tipe 2
PENGKAJIAN

DATA PROBLEM ETIOLOGY Identittas pasien


Ds: - Risiko Infeksi Efek Prosedur Invasif  Nama : Ny. HS
Do:  Umur : 76 th
 Alamat :
 Terdapat Luka
 Diagnose medis : Susp. Sepsis Hiperglikemia dd DM tipe II Ulkus
Terbuka (Post-Op) pedis digiti I dextra post op
Pada Pedis Digitalis
Pengkajian primer
Digiti I Dextra (Ulkus
 Kesadaran : dapat bicara
Grade 2),
 Airway : bebas/ paten
 Kemerahan (+),  Breathing : regular , bunyi napas normal
 Bengkak (+),  Circulation : kulit hangat, warna pucat, nadi teraba adaekuat
 Pus Minimal Pengisian kapiler <2 detik, turgor normal .
 Disability : GCS 15
 Leukosit 27.0 10 ˆ 3
Pupi; isokor , reflek + , diameter ki 3mm ka 3mm
/Ul
Respon sensorik normal, respon motoric normal
 Suhu 37,8 °C  Exposure : luka terbuka
Ds: - Hipertermi Proses Penyakit Infeksi Keluhan utama : Lemas dan demam sejak ± 6 hari SMRS

Do: Riwayat kesehatan/ mekanisme trauma : Lemas (+), nafsu makan menurun,
mual (+), muntah (-), demam dan menggigil (+) sejak hari jumat hilang timbul.
 Kulit Terliah
Kemerahan B BAB dan BAK normal. Px mengatakan ± 2 minggu yang lalu menjalani operasi
pada jempol kaki kanan akibat adanya kutil.
 Suhu 37,8°C  Nyeri : ya , akut , skor : 3 , durasi : hilang timbul , karakteristik : nyeri
 Frekuensi Nadi : 113 tajam , lokasi : jempol kaki
X/Mnt  TTV : TD : 138/64mmHg , nadi : 113 x/m, RR : 22x/m, suhu : 37,8°c ,
BB : 50 KG , sat 97%
 Frekuensi Napas : 22
X/Mnt
 Akral Teraba Hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Demam
 Menggigil Hasil lab
Hb : 9,2 g/dL
DS : Deficit Nutrisi Ketidakmampuan
 pasien mengatakan Ht : 28% Mencerna Makanna
Lemas (+), nafsu Leukosit : 27,0 10ˆ3/ul
makan menurun, Trombosit : 237 10ˆ3 ul
mual Eritrosit : 3.12 10ˆ6 ul
DO : SGOT : 71U/I
 A: BB : 50 kg SGPT : 47U/I
 B : Hb : 9,2 d/l ,
Ureum : 92 mg/dl
Ht : 28 %,
trombosit : 237Kreatinin: 1.9 mg/dl
¹ºˆ³/ul , eritrositGDS
: : 204 mg/dl
3.12 ¹ºˆ6 Na: 127 mmol
 C : konjungtivaK : 3.5mmoI/L
anemis, mukosa CI : 94 mmoI/l
bibir kering CRP kuantitatif 37,7mg/dl
 D: -
Pct kuantitatif 32.00
DS : nyeri akut agen pencedera fisik
 P : post op ( prosedur operasi)
 Q : nyeri tajam
 R : jempol kaki DIAGNOSE KEPERAWATAN
 S:3
 T : hilang timbul
DO : 1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik( prosedur
 Nadi : 113x/m
operasi)
 Pasien meringis
kesakitan 2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna
makanan
3. Hipertermi b.d proses penyakit infeksi
4. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasive
INTERVENSI

NYERI AKUT Status Nutrisi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Tujuan :Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 3x 24 Jam
3x24 jam nyeri akut menurun
Diharapkan Status Nutris Pasien Meningka
Kriteria hasil :
Kriterua Hasil
Tingkat Nyeri (L.08069)

1. Keluhan nyeri menurun 1. Porsi Makanan Yang Dihabiskan Meningkat


2. Meringis menurun 2. Serum Albumin Meningkat
3. Gelisah menurun 3. Nyeri Abdomen Menurun
4. Kesulita tidur menurun
5. Frekuensi nadi membaik 4. Nasfu Makan Membaik
Membrane Mukosa Membaik
Manajemen Nyeri (I.08238)
Manajemen Nutrisi
1. Observasi
a. Identifikasi lokasi, krateristik,durasi, frekuensi, Observasi
kualitas ,intensitas nyeri
- Identifikasi Status Nutrisi
b. Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi Alergi Dan Intoleransi Makanan
c. Identifikai respons nyeri non verbal - Identifikasi Makanan Yang Disukai
2. Terapeutik - Monitor Asupan Makan
a. Berikan teknik nonfarmakologi untuk - Monitor Berat Badan
mengurangi nyeri (terapi bermain) - Monitor Hasil Pemeriksaan Laboratorium
3. Edukasi Teraupetik
a. Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri - Lakukan Oral Hygiene Sebelum Makan
- Sajikan Makanan Secara Menarik Dan Suhu Yang Sesuai
- Berikan Makanan Tinggi Serat Untuk Mencegah Konstipasi
Termoregulasi - Berikan Makanan Tinggi Kalori Dan Protein
- Berikan Suplemen Makanan,Jika Perlu
Tujuan : Setelah Dilakukan Tindakan 3x24 Jam Diharapkan Edukasi
Suhu Tubuh Pasien Pada Rentang Normal - Anjurkan Posisi Duduk, Jika Mampu
Kolaborasi
Kriteria Hasil
- Kolaborasi Pemberian Medikasi Sebelum Makan(Mis. Pereda
1. Menggigil Menurun Nyeri, Antiemetic)
2. Takikardi Menurun
3. Takipnea Menurun
4. Suhu Tubuh Membaik
Manajemen Hipertermia

Observasi

- Identfikasi Penyebab Hipertermia


- Monitor Suhu Tubuh
- Monitor Kadar Elektrolit
- Monitor Haluran Urine
- Monitor Komplikasi Akibat Hipertermia
Teraupetik
- Sediakan Lingkungan Yang Dingin
- Longgarkan Atau Lepaskan Pakian
- Berikan Cairan Oral
Edukasi
- Anjurkan Tirah Baring
Kolaborasi
Kolaborasi Pemberian Cairan Dan Elektrolit Intravena, Jika
Perlu
Tingkat Infeksi

Tujuan : Setelah Dilakukan Tindakan 3x24 Jam Diharpakan Derajat


Infeksi Menurun

Kriteria Hasil

1. Demam Menurun
2. Kemerahan Menurun
3. Kadar Sel Darah Putih Membaik
Perawatan Luka

Observasi

- Monitor Karakteristik Luka( Mis. Drainase, Warna, Ukuran, Bau )


- Monitor Tanda-Tanda Infeksi
Teraupetik
- Lepaskan Balutan Dan Plaster Secara Perlahan
- Berikan Dengan Cairan Naci Atau Pembersih Nontoksik, Sesuai
Kebutuhan
- Pasang Balutan Sesuai Jenis Luka
- Pertahankan Teknik Steril Saat Melakukan Perawatan Luka
- Berikan Terapi Tens , Jika Perlu
Edukasi
- Jelaskan Tanda Dan Gejala Infeksi
- Anjurkan Mengkonsumsi Makanan Tinggi Kalori Dan Protein
- Ajarkan Prosedur Perawatan Luka Secara Mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi Prosedur Debridement , Jika Perlu

Anda mungkin juga menyukai