Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

PENTINGNYA PENCEGAHAN STUNTING UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

DI SUSUN OLEH :

Raudhatul Maisya

2211021017

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Welsi Haslina, M.Pd

PROGRAM STUDI D-IV AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI PADANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“PENTINGNYA PENCEGAHAN STUNTING UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA.”
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pentingnya
pencegahan stunting dan dampak stunting terhadap sumber daya manusia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Welsi Haslina selaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan stunting dan
dampaknya terhadap kualitas sumber daya manusia.

Padang, 12 Desember 2022

Raudhatul Maisya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Pendahuluan................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Penyebab Stunting.......................................................................................................3
B. Ciri-ciri Anak Terkena Stunting.....................................................................................5
C. Cara Mencegah Stunting..............................................................................................6
D. Pengaruh Stunting Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia......................................7
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Stunting jika dikutip dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2021 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat
kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Sedangkan
pengertian stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak
balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan
kurang dari -3.00 SD (severely stunted). Jadi dapat disimpulkan bahwa stunting
merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan
keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya sehingga
mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan
(Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak
24,4% pada 2021. Persentase itu telah mengalami penurunan dibandingkan
beberapa tahun sebelumnya. Pada 2020, prevalensi stunting di Indonesia
diprediksi masih sebesar 26,92%. Namun walaupun presentase angka stunting
telah menurun, angka ini masih jauh dari target pemerintah. Pemerintah
Indonesia menargetkan presentase angka stunting di Indonesia pada tahun 2024
adalah di bawah 14%. Untuk mencapai target ini dalam jangka waktu 2 tahun
pemerintah harus menurunkan presentase angka stunting sekitar 10,14%. Gejala
anak yang terkena stunting sudah bisa kita lihat dari 1000 hari pertama
kehidupan anak. 1000 hari pertama kehidupan ini di hitung dari awal mula
kandungan sampai dengan usia anak menginjak 2 tahun.

1
SDM atau Sumber Daya Manusia adalah suatu potensi yang dimiliki oleh
setiap orang untuk mewujudkan sesuatu sebagai makhluk sosial. Atau sumber
daya manusia yaitu kemampuan daya pikir dan daya fisik yang dimiliki seorang
individu dan berprilaku dipengaruhi oleh keturunan maupun lingkungannya serta
bekerja karena termotivasi oleh keinginannya untuk memenuhi kepuasannya.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia umumnya berfokus pada
pendidikan, karena pendidikan menjadi jalan yang paling utama untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun pada saat ini
muncul tantangan baru yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia yaitu
stunting. Stunting sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia karena
stunting mengakibatkan berbagai dampak buruk pada perkembangan anak
terutama pada perkembangan tubuh, perkembangan otak, dan perkembangan
kognitif pada anak.
Berdasarkan uraian diatas bahwa stunting dapat mempengaruhi kualitas
sumberdaya manusia penulis tertarik untuk mengetahui “PENTINGNYA
PENCEGAHAN STUNTING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA.”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa penyebab stunting?
2. Apa ciri-ciri anak yang terkena stunting?
3. Bagaimana cara mencegah stunting?
4. Apa pengaruh stunting terhadap kualitas sumber daya manusia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa penyebab stunting.
2. Mengetahui ciri-ciri anak yang terkena stunting.
3. Mengetahui bagaimana cara mencegah stunting.
4. Mengetahui apa pengaruh stunting terhadap sumber daya manusia.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Penyebab Stunting
Faktor penyebab stunting pada anak bisa bermacam-macam, mulai dari
asupan nutrisi yang tidak terpenuhi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan,
masalah sanitasi, hingga faktor genetik dari orang tua. Berikut adalah beberapa
faktor utama penyebab stunting :
1. Gizi buruk pada saat hamil
Penyebab utama stunting pada umumnya terkait dengan status gizi ibu
hamil yang buruk sehingga gizi yang didapat janin dalam kandungan tidak
mencukupi. Kekurangan gizi inilah yang akan menghambat pertumbuhan janin
dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran dan menjadi penyebab stunting pada
anak.
2. Anemia pada masa kehamilan
Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau
hemoglobin. Tubuh bumil membutuhkan zat besi untuk membuat lebih banyak
darah guna memasok oksigen ke janin. Kekurangan zat besi dapat membuat
pertumbuhan janin dalam kandungan bisa terhambat sehingga meningkatkan
risiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan lahir rendah. Kedua
kondisi inilah yang menjadi penyebab stunting pada anak.
3. Tidak mendapatkan ASI eksklusif
ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi
makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali
pemberian obat dan vitamin. Bagi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, ASI
mengandung zat gizi yang lengkap dan mudah diserap tubuh sehingga tidak

3
mengganggu fungsi ginjalnya yang masih lemah. ASI juga mengandung sel
darah putih yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
4. Kurang nutrisi saat MPASI
MPASI adalah singkatan dari makanan pendamping air susu ibu.
Pemberian MPASI yang keliru bisa mengakibatkan stunting pada anak. Salah
satu zat gizi yang biasanya kurang pada MPASI adalah protein hewani, seperti
daging merah, daging ayam, ikan dan telur. Kurangnya protein hewani, menurut
penelitian, berhubungan dengan masalah gangguan pertumbuhan fisik pada anak
balita, termasuk stunting.
5. Sanitasi yang buruk
Masalah kebersihan, sanitasi, dan akses air bersih menjadi penyebab
stunting pada anak yang kerap luput dari perhatian. Pasalnya, lingkungan yang
tidak bersih dan higienis menyebabkan anak-anak rentan terkena penyakit infeksi
berulang yang pada akhirnya bisa menghambat tumbuh kembangnya.
6. Diare berulang
Diare pada anak-anak di bawah usia 2 tahun bisa berbahaya karena dapat
mengganggu pertumbuhan anak hingga akhirnya mengalami stunting. Namun
tidak semua diare menjadi penyebab stunting pada anak, hanya diare akut yang
terjadi berulang-ulang kali dan diare kronis yang memungkinkan terjadinya
stunting. Diare kronis adalah diare yang berlangsung selama lebih dari dua
minggu, sementara diare akut berlangsung kurang dari 7-14 hari.
7. Tidak mematuhi jadwal imunisasi
Imunisasi bagi anak bermanfaat untuk membangun kekebalan tubuh
yang optimal demi melindungi si kecil dari berbagai penyakit yang bisa dicegah
dengan imunisasi. Anak-anak yang tidak mendapat imunisasi akan berisiko
terserang penyakit berbahaya dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk.
Ini yang membuat mereka sering sakit dan pertumbuhannya tidak optimal
sehingga terancam stunting.

4
8. Bayi prematur
Angka kelahiran bayi prematur masih sangat tinggi di Indonesia. Kondisi
ini tentu tidak diharapkan karena kelahiran prematur meningkatkan bayi
menderita stunting. Untuk mencegahnya diperlukan intervensi gizi, baik gizi
mikro maupun gizi makro dengan memberi ASI eksklusif.
9. Praktik pengasuhan yang kurang baik
Penyebab stunting pada anak bisa terkait praktik pengasuhan
yang kurang ideal. Biasanya ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu akan
kesehatan dan gizi anak. Ketidaktahuan akhirnya melahirkan kesalahan
pengasuhan, termasuk dalam pemenuhan gizi anak, mulai dari tidak memberikan
ASI eksklusif, MPASI kurang bergizi, hingga tidak menjaga sanitasi lingkungan
dengan baik.
10. Kemiskinan
Kemiskinan dan stunting bisa menjadi sebuah lingkaran tak terputus.
Rumah tangga yang miskin tidak dapat memenuhi asupan gizi untuk anaknya,
sehingga anak-anak mereka menjadi stunting. Kelak saat dewasa, anak stunting
umumnya tidak memiliki masa depan cerah sehingga jatuh kembali dalam
kemiskinan. Karena itulah dibutuhkan intervensi gizi oleh pemeritah untuk
memutus pusaran kemiskinan dan stunting tersebut.
B. Ciri-ciri Anak Terkena Stunting
Stunting adalah terhambatnya tumbuh kembang anak, sehingga
menyebabkan perawakan yang lebih pendek dibanding teman seusianya. Kondisi
ini dipicu oleh terjadinya malnutrisi dalam jangka waktu lama, dan umumnya
terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Tak hanya membuat anak memiliki
perawakan pendek, kondisi ini juga bisa mengurangi kemampuan kognitif dan
kecerdasan otak anak.
Jika stunting baru diketahui atau dideteksi saat anak sudah berusia 2
tahun atau lebih, yang akan terjadi adalah ireversibel. Artinya, stunting yang
terlambat dideteksi dan ditangani tidak bisa diatasi sama sekali. Maka dari itu,

5
para orang tua perlu memperhatikan ciri-ciri stunting pada anak agar bisa segera
melakukan tindakan penanganan. Berikut adalah ciri-ciri stunting pada anak yang
wajib di waspadai:
1. Bertubuh pendek
Ciri-ciri anak yang terkena stunting bisa di lihat dari ukuran tubuh yang
lebih pendek dari anak seusianya. Namun tidak semua anak yang bertubuh
pendek terkena stunting. Karena ukuran tubuh pada anak bisa juga di pengaruhi
oleh faktor genetik atau keturunan. Untuk memastikan anak yang bertubuh
pendek ini terkena stunting kita juga harus melihat ciri-ciri lainya, seperti
kemampuan kognitih dan perkembangan otak pada anak.
2. Sering sakit
Jika anak terkena stunting fungsi kekebalan tubuhnya juga akan ikut
menurun. Sehingga mengakibatkan anak rentan terkena penyakit.
3. Menurunnya kemampuan kognitif dan kecerdasan otak
Stunting bisa mengakibatkan kemampuan kognitif anak menurun, yang
ditandai dengan IQ rendah bahkan hingga dikategorikan retardasi mental.
Stunting juga dapat menyebabkan gangguan pada proses pematangan neuron
otak serta perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada perkembangan kognitif.
4. Wajah lebih muda dari anak seusianya
Pada anak yang mengalami stunting, wajahnya terlihat lebih muda
dibandingkan anak seusianya. Tanda stunting yang satu ini terjadi akibat
pertumbuhan anak yang lebih lambat, sehingga ia terlihat lebih muda.
C. Cara Mencegah Stunting
Stunting tidak dapat di obati namun stunting dapat di cegah melalui
beberapa cara yaitu :
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.
2. Memberikan ASI ekslusif pada bayi.
3. Memeberikan MPASI yang sehat kepada bayi.

6
4. Konsisten memantau pertumbuhan anak
5. Menjaga kebersihan lingkungan.

D. Pengaruh Stunting Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia.


Stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu
kualitas sumber daya manusia. Stunting dapat berpengaruh pada kualitas sumber
daya manusia karena anak yang terkena stunting kemampuan kognitif dan
perkembangan otaknya akan terganggu. Dan juga anak yang terkena stunting
pertumbuhannya lambat, daya tahan tubuhnya rendah yang mengakibatkan dia
rentan terkena penyakit. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas diri dari anak yang
terkena stunting menurun, dan tentunya juga akan berdampak pada masa
depanya. Dengan menurunnya kualitas diri maka kualitas sumber daya manusia
juga akan ikut turun. Menurunya kualitas sumber daya manusia akan
berpengaruh pada masa depan bangsa. Karena bangsa ini butuh sumber daya
manusia yang berkualitas untuk maju dan berkembang.

7
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita
yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan
standarnya sehingga mengakibatkan dampak baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Stunting dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa
depan. Karena jika terkena stunting fungsi kognitif dan perkembangan otak akan
terganggu dan daya tahan tubuh akan menurun. Jika terjadi penurunan pada hal
tersebut maka produktifitas seseorang juga akan menurun dan kualitas sumber
daya manusia juga ikut menurun.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar lebih meningkatkan pengetahuan dan skill sehingga hasil penelitian ini
bisa dijadikan sebagai dasar dalam meningkatkan edukasi tentang pencegahan
stunting.
2. Bagi pembaca
Bagi pembaca diharapkan agar selalu menambah wawasan tentang stunting
dan juga kualitas sumber daya manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/lubuksikaping/id/data-publikasi/artikel/3012-
stunting,-apa,-penyebab-dan-upaya-penanganannya.html
https://dataindonesia.id/Ragam/detail/prevalensi-stunting-di-indonesia-capai-244-
pada-2021
https://manajemen.uma.ac.id/2021/11/pengertian-sumber-daya-manusia-dan-
peranannya-pada-organisasi/
https://genbest.id/articles/10-penyebab-stunting-pada-anak-jangan-anggap-sepele
https://www.google.com/search?
q=apa+itu+asi+ekslusif&oq=apa+itu+asi+ekslusif&aqs=chrome..69i57j0i10i512l5.41
44j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/tanda-anak-stunting-yang-
perlu-anda-perhatikan
https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/29/133200523/5-cara-mencegah-
stunting-menurut-kemenkes?page=all

Anda mungkin juga menyukai