Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL HUKUM KELUARGA ISLAM TENTANG PEREMPUAN YANG HARAM

DINIKAHI DALAM (QS.AN-NISA’:22-23)


Oleh:Friska Saputra Redoansah
friska10092002@gmail.com

Abstract: Allah has created humans consisting of men and women, both of whom have lust.
The way to channel lust in a way that is lawful and healthy is through marriage. The purpose of
a lawful and prescribed marriage in Islam is to have good offspring. Men in marrying women
may choose whichever they like, but there are some women who are forbidden to marry. The
prohibition of marrying has been clearly stated in the Qur'an Surah an-Nisa' verse 23. One of
the factors that causes it to be illegal is due to lineage. Writing this article aims to find out why
in the Qur'an it forbids marriage. Then the researchers linked it to the science of genetics
(heredity), how the offspring produced from this marriage. So the author takes the title "The
Influence of Blood Marriage on Offspring (Study of Analysis of Scientific Interpretation in QS.
An-Nisa': 23). The type of this research is qualitative research with an approach to scientific
interpretation. Namely understanding the Qur'an through a modern scientific approach. Sources
of data obtained from primary data sources and secondary data sources. The collected research
data was then analyzed using a scientific approach.

Abstrakc: Artiel ini di tulis untuk melengkapi tugas Bahasa INDONESIA. Allah telah
menciptakan manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, yang mana keduanya sama-
sama mempunyai rasa syahwat. Cara menyalurkan syahwat dengan jalur yang halal dan sehat
yakni melalui pernikahan. Tujuan pernikahan yang sah dan disyari‟atkan dalam Islam adalah
untuk memperoleh keturunan yang baik. Lelaki dalam menikahi perempuan boleh memilih
mana saja yang ia sukai, akan tetapi ada beberapa wanita yang haram untuk dinikah.
Keharaman menikahi tersebut telah disebutkan jelas dalam al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 23.
Salah satu faktor yang menyebabkan haram adalah karena hubungan nasab. Penulisan artikel
ini bertujuan untuk mengetahui mengapa dalam al-Qur‟an sampai mengharamkan pernikahan
itu. Kemudian. Sehingga penulis mengambil judul “Perempuan yang haram dinikahi (Yang
tercantum atau di tafsirkan Dalam QS. An-Nisa’: 23). Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian yang berdasarkan hasil dari tafsiran-tafsiran oleh para ahli tafsir. Sumber data
diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Data penelitian yang terkumpul
kemudian dianalisis. Artikel ini di tunjukan pengaruh menikahi perempuan yang haram
dinikahi. Penenlitian ini di lakukan sebagai studi kasus terhadap masyarakat dan penenelitian
ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar mereka mengerti bahayanya menikahi
wanita yang haram di nikahi. Oleh sebab nasab ataupun sebab yang lainya.

PENDAHULUAN

Perkawinan yang dalam istilah Agama adalah “NIKAH” ialah melakukan suatu aqad
atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara laki-laki dan wanita untuk menghalalkan
kelaminnya antara kedua belah pihak. Oleh karena itu walaupun laki-laki bisa menikah dengan
perempuan mana pun,tetapi disini ada pembatas yang bersifat larangan. Yaitu tidak boleh
menikah dengan wanita-wanita yang memang diharamkan yang biasa disebut dengan Mahrom.
Mahrom ini bisa karna hubungan Nasab,hubungan sesusuan, dan hubungan karena perkawinan.
Mahrom karena perkawinan yang dulunya keluarga wanita bisa untuk dinikahi tetapi karena
setelah akad nikah sehingga keluarga atau saudara wanita tidak bisa untuk dinikahi. Selain itu
juga bisa dikarenakan beda Agama yang bukan samawi. Dalam mahram inilah kemudian juga
menjalur menjadi hukum-hukum yang mana jika selain mahram mempunyai larangan-larangan,
yang menjadi dampak mahram. Hal ini juga di bahas dalam QS. An-nisa’:22-23.
‫) ُح ِّر َم ْت َع َلْيُك ْم ُأَّم َهاُتُك ْم َو َبَن اُتُك ْم‬٢٢( ‫َو ال َتْنِكُح وا َم ا َنَك َح آَباُؤُك ْم ِم َن الِّنَس اِء ِإال َم ا َقْد َس َلَف ِإَّنُه َك اَن َفاِح َش ًة َو َم ْقًتا َو َس اَء َس ِبيال‬
‫َو َأَخ َو اُتُك ْم َو َع َّم اُتُك ْم َو َخ االُتُك ْم َو َبَناُت األِخ َو َبَناُت األْخ ِت َو ُأَّم َه اُتُك ُم الالِتي َأْر َض ْع َنُك ْم َو َأَخ َو اُتُك ْم ِم َن الَّرَض اَع ِة َو ُأَّم َه اُت ِنَس اِئُك ْم‬
‫َو َر َباِئُبُك ُم الالِتي ِفي ُح ُج وِر ُك ْم ِم ْن ِنَس اِئُك ُم الالِتي َد َخ ْلُتْم ِبِهَّن َفِإْن َلْم َتُك وُنوا َد َخ ْلُتْم ِبِهَّن َفال ُج َن اَح َع َلْيُك ْم َو َح الِئ ُل َأْبَن اِئُك ُم اَّل ِذ يَن‬
)٢٣( ‫ِم ْن َأْص الِبُك ْم َو َأْن َتْج َم ُعوا َبْيَن األْخ َتْيِن ِإال َم ا َقْد َس َلَف ِإَّن َهَّللا َك اَن َغُفوًر ا َر ِح يًم ا‬

Artinya: “Janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu,
kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya (perbuatan) itu sangat keji dan
dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).”
“Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anak perempuanmu,
saudara-saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara
perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak perempuan dari
saudara perempuanmu, ibu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu
istri-istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam
pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum bercampur dengan
istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), tidak berdosa bagimu (menikahinya), (dan diharamkan
bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan pula) mengumpulkan (dalam
pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis artikel menggunakan metode penafsiran yang di baca oleh
penulis dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Di dalam Al-Quran Allah telah menjelaskan bahwa menikahi
perempuan itu tidak boleh sembarangan dikarenakan, ada golongan wanita yang haram untuk
dinikahi. Oleh karena itu penulis artikel ingin mengulas sebab-sebab diharamkanya wanita-
wanita tersebut tidak boleh kita nikahi. Seperti yang tertera dalam QS. An-Nisa’ ayat 22-23.

Anda mungkin juga menyukai