Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENILAIAN RISIKO DI PELABUHAN PT.

ASDP
INDONESIA

Disusun Oleh:

Arya Andhika Permana (21 03 098)

Dosen pengampu:

Desti Yuvita Sari, S.Si, M.Kom

PROGRAM STUDI D-III MANAJEMEN TRANSPORTASI


PERAIRAN DARATAN

POLITEKNIK TRANSPORTASI SUNGAI DANAU


PENYEBERANGAN PALEMBANG

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya Saya dapat menyelesaikan tugas Manajemen Risiko ini dapat Saya
selesaikan tepat dengan waktunya.

Dengan telah selesainya tugas ini, Saya menyampaikan terima kasih kepada
Orang Tua Saaya yang telah memberikan sarana dan dukungan motivasi untuk
mengerjakan tugas makalah ini.

Mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan


serta wawasan kita tentang Manajemen Risiko. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan jauh dari kata sempurna. Saya
memohon maaf apabila ada kesalahan dalam kata-kata yang kurang berkenan dan
Saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini
diwaktu yang akan mendatang.

Palembang, 22 Juni 2023

Arya Andhika Permana

2
DAFTAR ISI

ANALISIS PENILAIAN RISIKO DI PELABUHAN PT. ASDP INDONESIA....1

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................3

PENDAHULUAN........................................................................................................3

1.1. Latar Belakang................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................4

1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................5

KAJIAN TEORI..........................................................................................................5

2.1. Manajemen Risiko dan Klasifikasinya...............................................................5

2.1.1. Pengertian Manajemen Risiko.....................................................................5

2.2. Proses Manajemen risiko....................................................................................7

2.2.1 Penetapan konteks........................................................................................7

2.2.2. Identifikasi Risiko........................................................................................7

2.2.3. Analisis Risiko.............................................................................................8

2.2.4. Evaluasi Risiko............................................................................................8

2.2.5. Penanganan Risiko......................................................................................8

2.2.6. Monitoring dan Reviu..................................................................................8

2.2.7. Komunikasi dan Konsultasi.........................................................................9

2.3. Sistem Manajemen Risiko..................................................................................9

3
2.4. Teknik Menghindari Risiko................................................................................9

2.5. Risiko Yang Terdapat di Pelabuhan..................................................................11

2.6. Dampak dan Cara Menanggulangi Risiko yang terjadi di Pelabuhan..............11

BAB III.......................................................................................................................14

PENUTUP..................................................................................................................14

3.2. Saran.................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,
pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur unsur pokok dalam suatu
proyek.
Sedangkan pengertian dari Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu
tindakan dan kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan
tujuan yang ingin dicapai.

Secara umum manajemen risiko digunakan sebagai dasar agar dapat


memprediksikan bahaya yang akan dihadapai dengan perhitungan yang akurat
serta pertimbangan yang matang dari berbagai informasi awal untuk mengidari
kerugian.

Setiap perusahaan atau instansi selalu memiliki risiko yang harus mereka
hadapi sebagai contoh perusahaan atau instansi besar seperti Pelabuhan PT. ASDP
INDONESIA. Pelabuhan ini adalah salah satu perusahaan atau instansi besar dan
berada dibawah naungan BUMN. Berbagai risiko dapat terjadi di Pelabuhan
ASDP dari yang disebabkan oleh kesalahan manusia, faktor alam dan mesin
seperti kecelakaan kapal, kecelakaan awak kapal, kebakaran kapal, tsunami, badai
dan lain-lain.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian sebagai tugas mata kuliah Manajemen Risiko tentang “Analisis
Penilaian Risiko di Pelabuhan ASDP”

5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai manajemen risiko diatas, ada beberapa masalah
pokok yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini Masalah-masalah pokok
tersebut antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Risiko?
2. Bagaimana proses manajemen risiko ?
3. Bagaimana sistem manajemen risiko ?
4. Apa saja teknik menghindari risiko?
5. Risiko apa saja yang terdapat di Pelabuhan ASDP?
6. Dampak dan cara mengatasi risiko yang telah terjadi di Pelabuhan ASDP?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini memiliki tujuan:
1. Mendeskripsikan pengertian dan klasifikasi dari risiko,
2. Bagaimana Teknik dari menghindari risiko,
3. Untuk mengetahui risiko apa saja yang terdapat di Pelabuhan ASDP
4. Untuk mengetahui dampak dan cara mengatasi risiko yang telah terjadi di
Pelabuhan ASDP.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian yang saya buat, antara lain:

1. Untuk menyelesaikan tugas Manajemen Risiko.


2. Sebagai bahan materi pembelajaran bagi Taruna/i dan juga masyarakat luas.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Manajemen Risiko dan Klasifikasinya


2.1.1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi dengan cara
yang efektif melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian sumber daya organisasi agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

Manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,


pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur unsur pokok dalam suatu
proyek.

Sedangkan pengertian dari Risiko adalah ancaman atau kemungkinan


suatu tindakan dan kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Risiko juga bisa dijadikan peluang karena
sisi yang berlawanan dari peluang untuk mencapai tujuan.

Pada umumnya Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya


akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata
lain “Kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidak pastian yang
menyebabkan tumbuhnya risiko.

Menurut Herman Darmawi manajemen risiko adalah suatu usaha


untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap
kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi
yang lebih tinggi.

Widigdo Sukarman mendefisikan manajemen risiko sebagai


keseluruhan sistem pengeloaan dan pengendalian risiko yang di hadapi dan

7
terdiri dari seperangkat alat, teknis, serta proses manajemen (termasuk
kewenangan dan sistem prosedur operasioanal) dan organisasi yang di tujukan
untuk memelihara tingkat profibilitas.

Secara umum manajemen risiko digunakan sebagai dasar agar dapat


memprediksikan bahaya yang akan dihadapai dengan perhitungan yang akurat
serta pertimbangan yang matang dari berbagai informasi awal untuk
mengidari kerugian.

Berdasarkan sifatnya risiko dibagi menjadi empat, yaitu:

1) Risiko murni (pure risk)

Merupakan jenis risiko yang apabila terjadi akan


menimbulkan kerugian, sedangkan jika risiko ini tidak terjadi
maka akan mengakibatkan keuntungan pada para orang tersebut.
Risiko ini berasal dari hal-hal yang bisa saja tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Contoh dari risiko murni seperti perampokan,
kebakaran, kebanjiran, kecelakaan, dan sebagainya.

2) Risiko spekulatif (speculative risk)

Merupakan jenis risiko yang apabila terjadi tidak hanya


menimbulkan kerugian tetapi juga keuntungan bagi orang tersebut.
Contoh dari risiko spekulatif seperti hasil yang didapat dari kegiatan
bursa efek.

3) Risiko partikular (particular risk)

Merupakan jenis risiko yang didasari pada kegiatan individu


dan memiliki dampak lokal, dalam artian hanya berdampak pada
sebagian dari suatu populasi atau hanya area kecilnya saja. Contoh dari
risiko partikular seperti kecelakaan yang dialami oleh seseorang, maka
yang menanggung risiko hanya pengendara tersebut dan mungkin
berimbas pada beberapa pihak yang berada di area tersebut.

8
4) Risiko fundamental

Jenis risiko yang tidak disebabkan oleh manusia melainkan


bersumber dari alam dan memiliki dampak yang lebih besar karena
cakupan areanya lebih luas dibandingkan risiko partikular. Contoh
konkret dari risiko fundamental seperti bencana tsunami, angin topan,
longsor, gunung meletus, dan sebagainya.

2.2. Proses Manajemen risiko


Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat
berkesinambungan, sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk mengelola
risiko. Proses manajemen risiko meliputi penerapan kebijakan, prosedur, dan
praktek untuk melaksanakan penetapan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko,
evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan reviu, dan komunikasi dan
konsultasi.

2.2.1 Penetapan konteks


Dalam proses ini diidentifikasi pihak-pihak yang paling
berkepentingan (stakeholders utama) dengan proses penerapan manajemen
risiko, ruang lingkup dan tujuan proses, kondisi yang membatasi, serta hasil
yang diharapkan dari penerapan manajemen risiko. Sebagai bagian dari
penetapan konteks, disusunlah kriteria untuk menganalisis dan mengevaluasi
risiko. Konteks secara umum menjadi landasan bagi pelaksanaan seluruh
tahapan dalam proses manajemen risiko. Dan Proses Manajemen Risiko tidak
baleh keluar dari konteks yang ditetapkan.

2.2.2. Identifikasi Risiko


Identifikasi risiko bertujuan untuk mengidentifikasi seluruh jenis
risiko yang berpotensi menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya
sasaran Unit Pemilik Risiko. Proses ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab dan proses terjadinya peristiwa risiko

9
yang dapat menghalangi, menurunkan, atau menunda tercapainya sasaran
yang ada.

2.2.3. Analisis Risiko


Analisis risiko bertujuan untuk mengetahui profil dan peta dari risiko-
risiko yang ada dan akan digunakan dalam proses evaluasi dan strategi
penanganan risiko. Proses analisis risiko dilakukan dengan cara mencermati
sumber risiko dan tingkat pengendalian yang ada serta dilanjutkan dengan
menilai risiko dari sisi konsekuensi (level Konsekuensi) dan kemungkinan
(Level Frekuensi) terjadinya.

2.2.4. Evaluasi Risiko


Evaluasi risiko bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko yang telah
diidentifikasi dan dianalisis. Evaluasi risiko dilakukan agar para pengambil
keputusan dalam hal ini Unit Pemilik Risiko(UPR) bisa mempertimbangkan
perlu tidaknya dilakukan penanganan risiko lebih lanjut serta prioritas
penanganannya.

2.2.5. Penanganan Risiko


Proses penanganan risiko bertujuan menentukan jenis penanganan
yang efektif dan efisien untuk suatu risiko. Penanganan risiko dilakukan
dengan mengidentifikasi berbagai opsi penanganan risiko yang tersedia
( Mengurangi Kemungkinan terjadinya Risiko, menurunkan dampak Risiko,
Menerima Risiko, Menghindari Risiko dan Mengalihkan/Mentransfer Risiko)
dan memutuskan opsi penanganan risiko yang terbaik yang dilanjutkan
dengan pengembangan rencana mitigasi risiko.

2.2.6. Monitoring dan Reviu


Monitoring dan Reviu risiko ditujukan untuk terutama mendeteksi dan
mengantisipasi adanya perubahan dalam hal: Konteks organisasi,Profil

10
Risiko,Level setiap risiko dan Efektivitas mitigasi risiko. Proses Monitoring
dan Reviu dilakukan dengan cara memantau efektivitas rencana penanganan
risiko, strategi, dan sistem manajemen risiko.

2.2.7. Komunikasi dan Konsultasi


Proses komunikasi dan konsultasi bertujuan memperoleh informasi
yang relevan serta mengkomunikasikan setiap tahapan proses Manajemen
Risiko sehingga pihak-pihak yang terkait dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan baik. Proses yang melekat pada seluruh proses
manajemen risiko ini dilakukan dengan cara mengembangkan komunikasi
dengan stakeholder internal maupun eksternal.

2.3. Sistem Manajemen Risiko

Sistem manajemen risiko merupakan sebuah proses yang terintegrasi dalam


merencanakan, mengelola, mengendalikan, dan mengawasi kegiatan secara terukur
untuk mengurangi risiko yang berpotensi mempengaruhi kegiatan. Perusahaan
juga melakukan riset, penelitian dan upaya mitigasi sejak dini dalam menghadapi
risiko-risiko tersebut, yang mencakup aspek bisnis, aspek keuangan dan aspek
lainnya. Dengan mengetahui risiko-risiko yang terkait dengan kegiatan bisnis,
maka Perusahaan akan mampu bersikap proaktif dan preventif.

2.4. Teknik Menghindari Risiko


Pada umumnya dapat dilakukan pada tahap perencanaan dimana
kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi dapat diatasi dengan berbagai
tindakan pencegahan. Dan Teknik dalam menghindari risiko dapat dibagi menjadi
empat bagian diantaranya adalah:

1. Pengendalian risiko (risk control)


Pengendalian risiko mempunyai peranan penting dalam manajemen
risiko. Eksposur terhadap risiko yang tinggi, jika diimbangi dengan
pengendalian risiko yang baik, akan mengurangi atau meminimalisasi
risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

11
2. Penghindaran risiko (risk avoidance)
Risiko yang bisa dihilangkan tanpa ada pengaruh negatif terhadap
pencapaian tujuan dan dapat dihindari.
3. Penanggungan atau penahanan risiko (risk retention)

Perusahaan menanggung sendiri risiko yang muncul. Jika risiko benar-


benar terjadi , perusahaan menyediakan dana untuk menanggung risiko
tersebut.

Bentuk dari penanggungan risiko antara lain:

1. Dana Cadangan
Perusahaan menyisihkan dana tertentu secara periodik yang
ditujukan untuk membiayai kerugian akibat dari risiko tertentu
2. Self Insurance
Pengelolaan dana cadangan untuk menanggulangi risiko
merupakan asuransi untuk internal perusahaan.
3. Captive Insurance
Perusahaan mendirikan anak perusahaan asuransi yang menjadi
bagian dari perusahaan sehingga risiko dalam perusahaan bisa
diasuransikan kedalam perusahaan asuransi tersebut.
4. Pengalihan risiko (risk transfer)
Pengalihan dari risiko dapat dialihkan ke pihak lain dan dapat
dilakukan melalui beberapa cara, sebagai berikut:
1. Asuransi
Asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang diasuransikan
(insured) dan perusahaan asuransi (insurer), dimana insurer
bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami
insured. Pihak Insurer berhak atas premi asuransi yang dibayarkan
oleh insured.
2. Hedging

12
Hedging atau lindung nilai adalah mentransfer risiko kepada
pihak lain yang lebih bisa mengelola risiko lebih baik melalui
transaksi instrumen keuangan.
3. Incorporated (membentuk perseroan terbatas)
Incorporated atau membentuk perseroan terbatas merupakan
alternatif transfer risiko, karena kewajiban pemegang saham dalam
perseroan terbatas hanya pada modal yang disetorkan. Secara
efektif sebagian risiko perusahaan dialihakn kepada kreditur. Jika
perusahaan bangkrut maka pemegang saham dan kreditur akan
menanggung kerugian secara bersama-sama.

2.5. Risiko Yang Terdapat di Pelabuhan


Analisis manajemen risiko maritim menggunakan dinamika sistem telah
dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain adalah ; (Engelen, et al., 2006); (Dikos,
et al., 2006); (Liu, et al., 2012); yang menggunakan metode simulasi. Sedangkan
analisis penilaian risiko maritim yang menggunakan metode deterministik telah
dilakukan oleh (Wang, 2006); (Rigaud, et al., 2012).

Musibah kapal adalah peristiwa yang menyedihkan atau malapetaka / bencana


yang menimpa kapal itu sendiri beserta awak dan muatannya. Untuk itu dibutuhkan
koordinasi yang tepat dan cepat antara awak kapal dan petugas di darat, termasuk
ketika melibatkan kapal kapal niaga lainnya. Berbagai penyebab tejadinya musibah di
atas kapal antara lain karena:

(1) kesalahan manusia (human error),

(2) kerusakan permesinan kapal,

(3) faktor eksternal dan internal, misalnya kejadian kebakaran dan tubrukan,

(4) faktor alam atau cuaca,

13
2.6. Dampak dan Cara Menanggulangi Risiko yang terjadi di Pelabuhan
Musibah kapal adalah peristiwa yang menyedihkan atau malapetaka / bencana
yang menimpa kapal itu sendiri beserta awak dan muatannya. Untuk itu dibutuhkan
koordinasi yang tepat dan cepat antara awak kapal dan petugas di darat, termasuk
ketika melibatkan kapal kapal niaga lainnya. Berbagai penyebab tejadinya musibah di
atas kapal antara lain karena:

(1) kesalahan manusia (human error),

(2) kerusakan permesinan kapal,

(3) faktor eksternal dan internal, misalnya kejadian kebakaran dan tubrukan,

(4) faktor alam atau cuaca,

(5) gabungan dari seluruh penyebab tersebut.

Pada umumnya, musibah yang mungkin terjadi pada kapal adalah akibat:

(1) bertubrukan (collision) dengan kapal lain,

(2) kandas (stranded / grounded),

(3) tenggelam akibat cuaca buruk (bedweather),

(4) terbakar (fire),

(5) kerusakan mesin (engine black out/breakdown), dan

(6) kapal bersenggolan dengan kapal lainnya.

Kecelakaan di laut yang terjadi dan diperlakukan sebagai sebuah rahasia


dengan beberapa alasan. Untuk itu perlu diperhatikan upaya pencegahan kecelakaan
kapal dengan memperoleh masukan dari berbagai pihak antara lain akademisi, para
ahli analisis kecelakaan dan pertolongan. Untuk mencapai tujuan keselamatan, di
perlukan upaya sebagai berikut: (1) menyediakan praktek yang aman dalam
operasional kapal dan lingkungan kerja, (2) membangun perlindungan terhadap
semua resiko yang di identifkasi, (3) terus–menerus meningkatkan keterampilan

14
manajemen keselamatan personal darat dan Onboard/ di kapal. Setiap perusahaan
sangatlah penting untuk mengembangkan, menerapkan dan mempertahankan Sistem
Manajemen Keselamatan yang meliputi: (1) kebijakan keselamatan dan perlindungan
lingkungan, (2) prosedur pelaporan kecelakaan kapal dan penyimpangan dari
ketentuan kode, (3) petunjuk dan prosedur untuk memastikan keselamatan operasi
kapal dan perlindungan lingkungan, perkerja di atas kapal benar-benar menaati
peraturan Internasional maupun perundang-undang Negara Bendera kapal yang
bersangkutan, (4) menentukan tingkat Otoritas garis komunikasi antar personil darat
(DPA) dan di atas kapal, (5) prosedur untuk siap dan tanggap dalam keadaan darurat,
(6) prosedur untuk internal Audit dan ditinjau ulang manajemen.

Kecelakaan kapal susah diprediksi dan dapat terjadi dimana saja. Oleh sebab
itu untuk menghadapi musibah di tengah laut sebelum kapal meninggalkan
pelabuhan, Kapal wajib melaksanakan persiapan-persiapan dan persyaratan sebagai
berikut: (1) mengikuti peraturan International Manajemen code (ISM code), (2)
pengetesan cara operasinya kemudi darurat, (emergency Rudder), (3) pengecekan
beroperasinya GPS (Global Potitioning System), (4) kek kelaikan sekoci (David)
penolong diturunkan dan dinaikan, (5) cek Jangkar dan rantai jangkar dalam keadaan
baik, (6) persiapan penerimaan Pilot (pandu),dan menurunkan Pilot, (7) cek smoke
detector di anjungan untuk mengantisipasi kebakaran di palka-palka, (8) sebelum
berlayar Peta-peta mulai dari tempat tolak sampai ketempat tujuan sudah dikoreksi
dan up date, (9) pemeriksaan generator, tes running atau tidak, (10) pengecek lampu-
lampu jalan dan lampu-lampu darurat, (11) mengetes darurat mesin Induk, (12) hasil
Internal audit dan Manajemen review, (13) pengopersian Oil Water sparator (OWS),
(14) mengecek tutup palka dan peralatan bongkar muat juga alat elektronik.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Risiko di Pelabuhan ASDP memiliki banyak dampak yang negative bagi kapal
atau pelabuhan sendiri dan dibutuhkan mekanisme atau cara untuk
meminimalisir risiko tersebut.
2. Upaya untuk mencegah kecelakaan kapal: (a) memperbaiki manajemen yang
terkait dengan etos kerja para aparat yang bertugas, (b) melakukan koordinasi
dengan berbagai pihak seperti BMG, angkatan laut, polisi udara, bea cukai,
dan pihak yang terkait lainya, (c) segera dilakukan registrasi ulang dan audit
nasional terhadap kapal-kapal Indonesia yang masih beroperasi, pemberian
kredit lunak terhadap pembelian kapal-kapal baru sehingga kapal-kapal tua
yang sudah tidak laik melaut diganti dengan kapal-kapal yang lebih bagus dan
dirancang sesuai perkembangan standardisasi internasional. (d) perlu adanya
koordinasi ini, kegiatan monitoring dan kontrol.

3.2. Saran
Berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, khususnya mengenai risiko
di Pelabuhan ASDP, beberapa saran untuk penelitian lanjutan, antara lain:

1. Diperlukan penelitian mendalam mengenai dampak aspek yang


ditimbulkan supaya penelitian lebih terfokuskan, misalnya perubahan
regulasi yang berdampak pada instrumen kapal.

16
2. Tidak hanya dampak finansial yang selalu dipandang negatif, analisa
dampak positif risiko di Pelabuhan ASDP ini sangat menarik untuk dikaji
lebih lanjut. Dampak positif yang bisa dikaji misalnya adalah kenaikan
tingkat keselamatan kru, aset, lingkungan, serta reputasi perusahaan

DAFTAR PUSTAKA
HM. Thamrin. AR Desember 2015 Manajemen Keselamatan Maritim dan Upaya
Pencegahan Kecelakaan Kapal ke Titik Nol (Zero Accident) Vol.3,No.2.

Nasrullah P.N, Minto Basuki, Pramudya Juli 2021 Psenilaian Risiko K3 Pada
Penyeberangan Ketapang – GiliManuk menggunakan Bow-Tie Risk Assesment Vol.
3, No.1.

Suci Eka Pricilia 2018 Model Mitigasi Risiko Operasi pada Industri Penyeberangan :
Studi Kasus Lintasan Penyeberangan Ketapang – Gilimanuk.

Candra Permana P, Minto Basuki, Erifive Pranata 2018 Analisa Risiko Operasional
Proses Bangunan Kapal Baru (Studi Kasus Pembangunan Kapal LPD 124 M Di PT.
Pal Indonesia (Persero). Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

17

Anda mungkin juga menyukai