Anda di halaman 1dari 3

NIKAH

PENGERTIAN, TUJUAN, HUKUM, RUKUN DAN SYARAT


A. PENGERTIAN ; Bahasa : menghimpun atau mengumpulkan,
Syekh Zakariya Al-Anshari dalam kitab Fathul Wahab : ‘berkumpul’ atau ‘bersetubuh’( ْ ‫ض ُّم َو ْال َو‬
‫طء‬ َّ ‫) ال‬
Istilah : suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan membina suatu rumah tangga yang bahagia
berdasarkan tuntunan Allah SWT.
Syekh Zakariya Al-Anshari dalam kitab Fathul Wahab : akad yang menyimpan makna diperbolehkannya bersetubuh dengan menggunakan lafadz nikah
atau sejenisnya,” (‫َح ِو ِه‬ ْ ‫ض َّمن إبَا َحةَ َو‬
ْ ‫طءٍ بِلَ ْف ِظ إ ْن َكاحٍ أ َ ْو ن‬ َ َ‫ع ْقد ٌ يَت‬
َ )
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
B. TUJUAN ; Syatibi : tujuan ditegakkannya syari’at adalah untuk kemashlahatan didunia dan akhirat.
Tujuan Syari’at :
1. Memenuhi tuntutan naluri manusia,
2. sebagai benteng yang kokoh bagi akhlak manusia,
3. menegakkan rumah tangga Islami,
4. meningkatkan ibadah kepada Allah SWT,
5. memperoleh keturunan.
C. HUKUM ;
1. Wajib : mereka yang mempunyai kemauan dan kemampuan untuk membangun rumah tangga yang sakinah dan khawatir akan tergelincir pada perbuatan zina
2. Sunnah : bagi mereka yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan utnuk membangun rumah tangga tetapi apabila tidak melaksanakannya tidak khawatir tergelincir kepada zina
3. Haram : bagi mereka yang tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyai kemampuan untuk membangun rumah tangga dan melaksanakan kewajiban-kewajiban selama berumah tangga. Sehingga
apabila menikah akan memadharatkan istri dan anak-anaknya.
4. Makruh : mereka yang mempunyai kemauan dan mampu untuk menahan diri dari zina jika tidak nikah. Namun orang ini tidak mempunyai keinginan untuk dapat memenuhi kewajiban sebagai suami
istri yang baik.
5. Mubah : mereka yang mempunyai kemampuan dan mau untuk melakukannya, tidak khawatir tergelincir dan apabila melakukannya tidak akan menelantarkan istri.
D. RUKUN ;

1. Ada mempelai yang akan menikah.


2. Ada wali yang menikahkan.
3. Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.
4. Ada dua saksi pernikahan tersebut.
5. Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.
E. SYARAT ;

1. Calon suami telah balig dan berakal.


2. Calon istri yang halal dinikahi. (bukan mahram)
3. Lafal ijab dan kabul harus bersifat selamanya.
4. Dua orang saksi,
5. Adanya wali.
Syarat tambahan ;
1. Mengetahui wali yang benar bagi akad nikah tersebut
2. Tidak dalam ihram haji atau umrah
3. Atas kemauan sendiri
4. Tidak mempunyai 4 orang istri yang sah dalam satu masa
5. Mengetahui bahwa wanita yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan istri.

Anda mungkin juga menyukai