Anda di halaman 1dari 9

MATERI HAJAR ASWAD

A. Definisi Hajar Aswad

Hajar Aswad adalah batu yang turun dari langit, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw. Batu itu diserahkan oleh Allah
kepada Nabi Ibrahim untuk diletakkan di sudut Ka'bah sebagai pertanda
dan lokasi dimulainya tawaf. Sudut itu adalah sudut bagian tenggara dari
Ka'bah. Sekarang, batu tersebut dinamakan Rukun.

Terdapat hadis dari Rasulullah SAW. yang membuktikan bahwa


hajar aswad berasal dari surga, yaitu:

‫َع ْن اْبِن َعَّباٍس َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َنَز َل اْلَح َج ُر اَأْلْس َو ُد ِم ْن اْلَج َّنِة َو ُهَو َأَشُّد َبَياًضا ِم ْن‬
‫الَّلَبِن َفَس َّوَد ْتُه َخ َطاَيا َبِني آَد َم َقاَل َوِفي اْلَباب َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍر و َو َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل َأُبو ِع يَس ى َحِد يُث اْبِن‬
‫َعَّباٍس َحِد يٌث َحَس ٌن َص ِح يٌح‬

“Dari Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah bersabda, 'Hajar Aswad turun dari
surga dengan warna lebih putih dari susu kemudian berubah menjadi hitam
karena dosa-dosa anak-anak Adam." (Abu Isa At Tirmidli RH) berkata,
"Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Amr dan Abu Hurairah."
Abu 'Isa berkata, "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih."
(HR. Tirmidzi, no. 803)

1
Hajar Aswad dahulunya berwarna putih, bahkan lebih putih dari
salju dan susu. la berubah menjadi hitam akibat dosa orang-orang musyrik.
Ukurannya sekitar satu dzird' (hasta). Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr
bin 'Ash ra., ia berkata, "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan
panjangnya seukuran tulang hasta." Batu tersebut ditanam saat
pembangunan Ka'bah. Yang nampak darinya sekarang hanya bagian
depannya saja yang menghitam akibat dosa orang-orang musyrik. Adapun
yang tertanam saat pembangunan Ka'bah warnanya putih.

Al-Fakihi meriwayatkan dari Mujahid. Dia berkata, "Aku melihat


Rukun saat Ibnu Zubair merobohkan Ka'bah. Tampak seluruh bagian
batunya yang terdapat di bagian dalam Ka'bah berwarna putih." Tatkala
orang-orang Qaramithah mengembalikan Hajar Aswad pada tahun 339
H/951 M, Muhammad bin Nafi' al- Khuza'i sempat menyaksikannya
sebelum diletakkan kembali ke tempatnya semula. Dia mengatakan, "Aku
melihat Hajar Aswad tercabut dari tempatnya. Bagian depannya, hanya
warna hitam semata yang terlihat, sedangkan sisanya berwarna putih.
Panjangnya mencapai sekitar satu hasta."

Al-Halabi berkata dalam bukunya, al-Sirah," "Warna hitam Hajar


Aswad yang disebabkan dosa orang-orang musyrik semakin bertambah
legam akibat kebakaran yang terjadi pada masa Quraisy dan masa Ibnu
Zubair ra."

Ketika Ka'bah hancur pada tahun 1039 H/1630 MI yang


disebabkan oleh banjir bandang, orang-orang segera membangunnya
kembali. Di antara mereka ada Imam Ibnu 'Allan al-Makki. Dia mencatat
fase-fase pembangunan Ka'bah dan menggambarkannya secara rinci. Di
antara yang dia katakan tentang Hajar Aswad saat menyaksikan secara
langsung adalah, "Warna yang menutup Hajar Aswad saat Ka'bah
dibangun kembali adalah putih seperti putihnya batu Maqam Ibrahim.
Panjangnya sekitar setengah lengan (hasta), yaitu satu jengkal setengah,
dengan ukuran panjang lengan kebanyakan manusia. Lebarnya mencapai

2
tiga hasta. Sebagiannya berkurang sekitar satu karat. Ketebalannya
(kepadatan) mencapai empat karat. Di atasnya terdapat sulaman-sulaman
dari perak."

Selain itu, Ibnu Allan juga berkata, "Retakan atau belahan Hajar
Aswad mencapai tiga belas buah. Ada empat yang ukurannya besar,
sedangkan sisanya berukuran kecil. Di samping itu, telah dibuatkan sebuah
bahan campuran untuk merekatkan pecahan-pecahan yang terpisah-pisah."

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang berada di dalam


lingkaran perak Hajar Aswad, kebanyakan bukan bagian dari Hajar
Aswad. Hajar Aswad yang asli memiliki panjang satu hasta yang ditanam
saat Ka'bah dibangun sebagaimana yang telah disebutkan. Ujungnya
(pangkal) yang berwarna hitam lambat laun rusak karena dimakan usia.
Adapun yang tersisa dari ujung batu itu, yaitu delapan potongan yang
disebutkan sejarawan Syekh Muhammad Thahir al-Kurdi, adalah
campuran perekat hitam. Kedelapan potongan tersebut diletakkan di atas
perekat hitam itu di dalam lingkar yang berwarna perak. Maka siapa pun
yang ingin mencium Hajar Aswad hendaknya memperhatikan potongan-
potongan yang terdapat di tengah perekat itu. Hal ini tidak banyak
diketahui oleh orang-orang. Mereka mengira bahwa semua yang ada di
dalam lingkaran perak itu adalah Hajar Aswad, padahal yang benar
tidaklah demikian.

B. Anjuran , Amalan dan Pahala Mengenai Hajar Aswad


1. Mengusap Hajar Aswad Dapat Menghapus Dosa

Diriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, dari


ayahnya,ia berkata, "Sesungguhnya Ibnu Umar pernah berebut
berdesak-desakan untuk mendekati dua Rukun (Hajar Aswad dan
Rukun Yamani). Sebelumnya, aku tidak pernah melihat seorang pun
sahabat Rasulullah saw. yang berdesakan seperti itu. Lantas, aku
berucap, "Wahai Abdurrahman, mengapa engkau mendekati dua

3
Rukun dengan berdesak-desakan seperti itu? Tidak pernah kulihat
seorang pun sahabat Rasulullah saw. yang seperti itu. "Dia menjawab,
'Aku melakukannya karena mendengar Rasulullah saw bersabda,
Sesungguhnya mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani bisa
menghapus dosa.' Aku juga mendengar beliau bersabda, 'Orang yang
melakukan tawaf di Baitullah selama satu minggu dan
menyempurnakannya, pahalanya sama seperti membebaskan hamba
sahaya. Aku mendengar beliau bersabda, "Tidaklah ia menginjakkan
satu kaki dan mengangkat yang lainnya, kecuali Allah akan
menghapus dosanya dan menetapkan kebaikan kepada dirinya."

Adapula hadis yang mengungkapkan bahwa barangsiapa


yang mengusap hajar aswad maka seolah-olah sedang bersalaman
dengan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Baginda Nabi
Muhammad SAW.

‫ َفِإَّنَم ا ُيَفاِو ُض َيَد الَّرْح َمِن‬،‫َم ْن َفاَو َض ُه‬

Artinya: “Barangsiapa bersalaman dengannya (Hajar


Aswad), seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang
Maha Pengasih.” (HR Ibnu Mâjah: 2957).

4
2. Hajar Aswad Salah Satu Tempat Berdoa Yang Mustajab

Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, ia berkata, "Ada dua


malaikat di Rukun Yamani yang keduanya akan mengaminkan doa
orang yang melewatinya. Sementara itu, di sekitar Hajar Aswad
Jumlah malaikat yang berada di sana tidak terhitung " Dalam
sebuah riwayat, Ibnu Abbas ra berkata, "Sesungguhnya Rukun
(Hajar Aswad) seperti tangan kanan Allah di muka bumi untuk
menyalami makhluk-Nya. Demi Dzat yang menggenggam jiwaku,
tidaklah seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah di dekat
Hajar Aswad, kecuali akan dikabulkan oleh-Nya."

Riwayat lain menyebutkan bahwa Ibnu Abbas ra berkata,


"Barang siapa yang menyentuh Rukun ini (Hajar Aswad) lalu
berdoa, doanya akan dikabulkan." Dikatakan kepada Ibnu Abbas,
"Apakah akan dikabulkan meskipun dia melakukannya dengan
cepat?" Ibnu Abbas menjawab, "Ya, meskipun lebih cepat dari
kilat yang menyambar:"

5
3. Dalam Islam Mensyariatkan Untuk Mencium Hajar Aswad

Hal tersebut sesuai dengan kisah Sayyidina Umar


radliyallahu anh, yang suatu saat mendatangi Hajar Aswad lalu
menciumnya. Umar berkata:

‫ َو َلْو َال َأِّني َر َأْيُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُيَقِّبُلَك َم ا َقَّبْلُتَك‬،‫ َال َتُضُّر َو َال َتْنَفُع‬،‫ِإِّني َأْعَلُم َأَّنَك َح َج ٌر‬

Artinya: “Sungguh, aku tahu, kamu hanya batu. Tidak bisa


memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak
pernah sekalipun melihat Rasulullah shallahu alaihi wa sallam
menciummu, aku pun enggan menciummu.” (HR Bukhari)

4. Hajar Aswad Tempat Menumpahkan Keluh Kesah dan Kesedihan

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, ia berkata, “Nabi SAW


mendekatkan ke Hajar Aswad dan meletakkan kedua buah bibirnya di
atasnya lalu ia menangis cukup lama. Ketika menoleh, Beliau melihat
Umar bin Khattab yang juga sedang memnangis. Nabi bersabda,
“Wahai Umar, disinilah segala kesuh kesah ditumpahkan.”

6
Al-Hakim meriwayatkan, dalam al-Mustadrak, dari Jabir bin
Abdullah ra, ia berkata, “Kami memasuki kota Mekkah ketika waktu
dhuha mulai meninggi. Nabi SAW, mendatangi pintu Masjidil Haram,
mengikat tangannya lalu masuk kedalam masjid. Ia memulia dengan
menyentuh Hajar Aswad dan kedua matanya berlinang air mata.”

Hajar Aswad merupakan tempat untuk menumpahkan segala


keluh kesah dan kesedihan. Didekatnya, segala gundah gulanan akan
sirna. Doa-doa akan dikabulkan. Dan segala beban akan diringankan
dengan izin dzat yang mengatur bumi dan langit.

C. Tata Cara Amalan

Saat berada di hajar aswad tentunya kita akan memaksimalkan


ibadah dan segala amalan lain agar mendapat pahala dari Allah SWT.
Berikut merupakan beberapa amalan yang dapat dikerjakan di hajar aswad:

1. Mencium dan meletakkan kedua pipi di hajar aswad. Hal ini


diterangkan dalam satu riwayat yang diterima dari Ibnu Umar yang
mengatakan sebagai berikut: "Rasulullah SAW mendatangi Hajar
Aswad dan menciumnya kemudian ia meletakkan kedua pipinya (di
atas batu) sambil menangis. Kemudian beliau berkata, “Di sinilah
ditumpahkan banyak air mata.” (HR. al-Hakim).

2. Bagi yang tidak bisa meletakkan kedua pipinya di atas Hajar Aswad,
cukup dengan mencium saja dan menundukkan kepala kepadanya
sebagaimana isyarat penghormatan. Hal ini dipahami dari riwayat yang
diterima dari Ibnu Abbas sebagai berikut: “Ibnu Abbas mencium Hajar
Aswad dan menundukkan kepala kepadanya.” (HR. Al- Hakim dan
Muslim).

7
3. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengusap hajar aswad
dengan tangan, kemudian mencium tangan tersebut sebagaimana ini
dipahami dari riwayat yang diterima dari Nafi’; “Aku melihat Umar
Ibn al-Khatab mengusap Hajar Aswad dengan tangannya kemudian ia
mencium tangannya berkata; "Aku tidak pernah meninggalkannya
sejak aku melihat Rasul SAW melakukannya." (HR. Bukhari dan
Muslim).

4. Bagi yang tidak sempat menciumnya, cukup dengan cara


mengusapkan tongkat dan kemudian mencium tongkatnya. seperti
diterangkan dalam riwayat dari Abi Thufail yang berkata; “Aku
melihat Rasulullah SAW tawwaf di Baitullah dan mengusap Hajar
Aswad dengan tongkatnya kemudian mencium tongkatnya' (HR.
Muslim).

5. Bagi yang tidak sanggup melaksanakan dengan cara- cara yang telah
disebutkan cukup dengan melambaikan tangan ke arahnya lalu
mengecup tangan sambil terus berjalan dan membaca takbir. Hal ini
dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis berikut:
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW berkata kepada Umar, “Hai
Umar engkau adalah seorang yang kuat, jangan engkau berdesak-
desakan untuk mendekati Hajar Aswad lalu kamu menyakiti yang lema
h. Jika kamu memperoleh kesempatan maka ciumlah Hajar aKAswad
itu. Jika tidak, cukup dengan takbir dan terus berjalan." (HR. Al-
Syafi’i).

8
9

Anda mungkin juga menyukai