Hajar Aswad adalah batu yang turun dari langit, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis-hadis Nabi saw. Batu itu diserahkan oleh Allah
kepada Nabi Ibrahim untuk diletakkan di sudut Ka'bah sebagai pertanda
dan lokasi dimulainya tawaf. Sudut itu adalah sudut bagian tenggara dari
Ka'bah. Sekarang, batu tersebut dinamakan Rukun.
َع ْن اْبِن َعَّباٍس َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َنَز َل اْلَح َج ُر اَأْلْس َو ُد ِم ْن اْلَج َّنِة َو ُهَو َأَشُّد َبَياًضا ِم ْن
الَّلَبِن َفَس َّوَد ْتُه َخ َطاَيا َبِني آَد َم َقاَل َوِفي اْلَباب َع ْن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َع ْم ٍر و َو َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل َأُبو ِع يَس ى َحِد يُث اْبِن
َعَّباٍس َحِد يٌث َحَس ٌن َص ِح يٌح
“Dari Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah bersabda, 'Hajar Aswad turun dari
surga dengan warna lebih putih dari susu kemudian berubah menjadi hitam
karena dosa-dosa anak-anak Adam." (Abu Isa At Tirmidli RH) berkata,
"Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Amr dan Abu Hurairah."
Abu 'Isa berkata, "Hadits Ibnu Abbas merupakan hadits hasan shahih."
(HR. Tirmidzi, no. 803)
1
Hajar Aswad dahulunya berwarna putih, bahkan lebih putih dari
salju dan susu. la berubah menjadi hitam akibat dosa orang-orang musyrik.
Ukurannya sekitar satu dzird' (hasta). Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr
bin 'Ash ra., ia berkata, "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan
panjangnya seukuran tulang hasta." Batu tersebut ditanam saat
pembangunan Ka'bah. Yang nampak darinya sekarang hanya bagian
depannya saja yang menghitam akibat dosa orang-orang musyrik. Adapun
yang tertanam saat pembangunan Ka'bah warnanya putih.
2
tiga hasta. Sebagiannya berkurang sekitar satu karat. Ketebalannya
(kepadatan) mencapai empat karat. Di atasnya terdapat sulaman-sulaman
dari perak."
Selain itu, Ibnu Allan juga berkata, "Retakan atau belahan Hajar
Aswad mencapai tiga belas buah. Ada empat yang ukurannya besar,
sedangkan sisanya berukuran kecil. Di samping itu, telah dibuatkan sebuah
bahan campuran untuk merekatkan pecahan-pecahan yang terpisah-pisah."
3
Rukun dengan berdesak-desakan seperti itu? Tidak pernah kulihat
seorang pun sahabat Rasulullah saw. yang seperti itu. "Dia menjawab,
'Aku melakukannya karena mendengar Rasulullah saw bersabda,
Sesungguhnya mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani bisa
menghapus dosa.' Aku juga mendengar beliau bersabda, 'Orang yang
melakukan tawaf di Baitullah selama satu minggu dan
menyempurnakannya, pahalanya sama seperti membebaskan hamba
sahaya. Aku mendengar beliau bersabda, "Tidaklah ia menginjakkan
satu kaki dan mengangkat yang lainnya, kecuali Allah akan
menghapus dosanya dan menetapkan kebaikan kepada dirinya."
4
2. Hajar Aswad Salah Satu Tempat Berdoa Yang Mustajab
5
3. Dalam Islam Mensyariatkan Untuk Mencium Hajar Aswad
َو َلْو َال َأِّني َر َأْيُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُيَقِّبُلَك َم ا َقَّبْلُتَك، َال َتُضُّر َو َال َتْنَفُع،ِإِّني َأْعَلُم َأَّنَك َح َج ٌر
6
Al-Hakim meriwayatkan, dalam al-Mustadrak, dari Jabir bin
Abdullah ra, ia berkata, “Kami memasuki kota Mekkah ketika waktu
dhuha mulai meninggi. Nabi SAW, mendatangi pintu Masjidil Haram,
mengikat tangannya lalu masuk kedalam masjid. Ia memulia dengan
menyentuh Hajar Aswad dan kedua matanya berlinang air mata.”
2. Bagi yang tidak bisa meletakkan kedua pipinya di atas Hajar Aswad,
cukup dengan mencium saja dan menundukkan kepala kepadanya
sebagaimana isyarat penghormatan. Hal ini dipahami dari riwayat yang
diterima dari Ibnu Abbas sebagai berikut: “Ibnu Abbas mencium Hajar
Aswad dan menundukkan kepala kepadanya.” (HR. Al- Hakim dan
Muslim).
7
3. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengusap hajar aswad
dengan tangan, kemudian mencium tangan tersebut sebagaimana ini
dipahami dari riwayat yang diterima dari Nafi’; “Aku melihat Umar
Ibn al-Khatab mengusap Hajar Aswad dengan tangannya kemudian ia
mencium tangannya berkata; "Aku tidak pernah meninggalkannya
sejak aku melihat Rasul SAW melakukannya." (HR. Bukhari dan
Muslim).
5. Bagi yang tidak sanggup melaksanakan dengan cara- cara yang telah
disebutkan cukup dengan melambaikan tangan ke arahnya lalu
mengecup tangan sambil terus berjalan dan membaca takbir. Hal ini
dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis berikut:
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW berkata kepada Umar, “Hai
Umar engkau adalah seorang yang kuat, jangan engkau berdesak-
desakan untuk mendekati Hajar Aswad lalu kamu menyakiti yang lema
h. Jika kamu memperoleh kesempatan maka ciumlah Hajar aKAswad
itu. Jika tidak, cukup dengan takbir dan terus berjalan." (HR. Al-
Syafi’i).
8
9