Proposal Sukamerindu
Proposal Sukamerindu
PROPOSAL
proposal ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan keluarga pada Tn.B dengan dispepsia
Dalam hal ini penulis sangat menyadari bahwa bimbingan, motivasi, arahan dan bantuan
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
Demikianlah Proposal ini dibuat semoga dapat memberikan manfaat dan akhirnya
dengan segala kerendahan hati, penulis menyadi bahwa dalam penulisan Proposal ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………iii
DAFTAR ISI……………………………………………………….......vi
DAFTAR TABEL…………………………………………….....……..ix
DAFTAR BAGAN……………………………………………………...x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………….………..…5
C. Tujuan Studi Kasus……………………………………………….5
1. Tujuan Umum…………………………………………………5
2. Tujuan Khusus…………………………………………...……5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Dispepsia…….6
1. Konsep Dasar Teori Dispepsia………………………………..6
a. Pengertian………………………………………………….6
b. Etiologi…………………………………………………….7
c. Anatomi Fisiologi Sistem Terkait…………………………8
d. Patofisiologi………………………………………………13
e. Pathway…………………………………………………...17
f. Manifestasi Klinis………………………………………...18
g. Klasifikasi………………………………………………...18
h. Penanganan……………………………………………….21
i. Pencegahan……………………………………………….22
2. Konsep Asuhan Keperawatan………………………………..23
a. Pengertian………………………………………………...23
b. Tujuan dan Manfaat Asuhan Keperawatan………………23
c. Tahapan Asuhan Keperawatan…………………………...23
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Dispepsia
1. Pengkajian……………………………………………………25
2. Analisa Data………………………………………………….29
3. Prioritas Masalah…………………………………………….31
4. Intervensi keperawatan………………………………………32
5. Implementasi Keperawatan…………………………………..35
6. Evaluasi Keperawatan………………………………………..36
BAB III STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus……………………………………………...37
B. Kerangka Kerja………………………………………………….38
BAB IV METODE STUDI KASUS
A. Desain Penelitian………………………………………………..39
B. Kriteria Sampel………………………………………………….39
C. Waktu Penilitian…………………………………………………39
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………40
E. Etika Penelitian………………………………………………….40
1. Informed Concent…………………………………………………40
2. Anonimity…………………………………………………………..42
3. Kerahasiaan (Confidentiality)……………………………………42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kalangan masyarakat yang ditandai dengan adanya rasa nyeri atau tidak nyaman pada
bagian atas atau ulu hati (Satria, 2018). Menurut (Sorongan et al., 2013) pada
penelitiannya di tahun 2013 timbulnya dari penyakit dispepsia ini dapat disebabkan
oleh faktor diet maupun lingkungan, seperti pengeluaran cairan pada asam lambung,
Helicobacter pylori.
di seluruh dunia. Banyak faktor yang diduga berkaitan seperti riwayat penyakit,
2017). Dispepsia juga bisa disebabkan karena kumpulan gejala berupa mual, muntah,
kembung, begah, dan nyeri pada epigastrium. Kejadian dispepsia dapat dipengaruhi
keluhan yang berhubungan dengan makan, atau keluhuan yang oleh pasiennya
mengakibatkan pasien mengalami dyspepsia harus dihindari oleh karena itu pasien
dengan riwayat pernah mengalami dyspepsia diusahakan untuk menghindari faktor
pencetus dengan cara banyak minum air dan mengkonsumsi makanan yang tidak
selain menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi merawat
keluarga yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan keluarga memerlukan bantuan
B. Rumusan Masalah
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Tahun 2023.
Pada Pasien dengan Dyspepsia di Wilayah Kerja Puskesmas Beringin raya Kota
Pada Pasien dengan Dyspepsia di Wilayah Kerja Puskesmas Beingin raya Kota
pada pasien dengan Dyspepsia di Wilayah Kerja Puskesmas Beringin raya Kota
2023.
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Memiliki peran dan tugas masing-
tujuan tertentu (Harmoko, 2012:11). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami istri, atau ayah dan anaknya, atau
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Padila, 2012). Keluarga adalah
terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki ikatan atau persekutuan berupa
sekumpulan dua orang atau lebih yang terikat karena hubungan darah, proses
perkawinan atau karena adopsi. Memiliki peran dan fungsi masing-masing di dalam
keluarga baik sebagai ayah, ibu, atau anak. Saling berinteraksi dan berpartisipasi
b. Struktur Keluarga
keluarga di masyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang
1. Patrineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yamg tinggal bersama keluarga sedarah
ibu.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yamg tinggal bersama keluarga sedarah
ayah.
5. Keluarga Kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
keluarga.
2. Ada keterbatasan dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
masing-masing.
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hirarki kekuatan. Sedangkan
komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isi
atau berita negatif, tidak berfokus pada suatu hal, dan selalu mengulang isu dan
pendapat sendiri.
2. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bias bersifat formal dan informal.
Posisi/status individu dalam masyrakat missal status sebagai suami atau istri.
3. Struktur Kekuatan
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
berbagai tipe keluarga. Adapaun tipe keluarga menurut (Harmoko, 2012 : 23),
antara lain :
1. Nuclear Family
Adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam
satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
2. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
3. Reconstituted Nuclear
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau
/perkawinan/meniti karier.
5. Dyadic Nuclear
Adalah suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
6. Dual Carier
7. Commuter Married
Adalah suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
8. Single Adult
Adalah wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
9. There Generation
10. Institutional
11. Communal
Adalah satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogamy dengan
Adalah suatu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan
Adalah ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
Dari sekian macam tipe keluarga, maka secara umum di Negara Indonesia
dikenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan non tradisional
1. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
(kandung/angkat).
3. Single parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
4. Single adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa.
1. Commune Family : lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
2. orang tua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama
3. Homosexsual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah
tangga.
d. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan.
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. dengan demikian keluarga yang
konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
sayang dan dukungan dari anggota keluarga yang lain maka kemampuannya
untuk memberikan kasih saya ng akan meningkat yang pada akhirnya tercipta
dan mengakui keberadaan dan hak setiap amggota keluarga serta selalu
positif tersebut
memuasakan, anggota keluarga berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap
cara yang unik, beberapa keluarga telah memberiakan penekanan pada satu
2. Fungsi sosial
dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga
keluarga.
3. Fungsi reproduksi
manusia.
4. Fungsi ekonomi
semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain
sebagainya.
kesehatan keluarga.
Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap
e. Tugas Keluarga
komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai
suatu sistem. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu
tertentu. Pada setiap tahapannya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses ( Harmoko, 2012 : 51).
keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
orang tua)
bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama
mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang
setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai saling mengenal. Ibu
telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut mulanya sulit karena perasaan
a. Membentuk keluarga muda sebagai subuah unit yang mantap (integrasi bayi
dalam keluarga)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5
tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin
terdiri dari lima orang, dengan posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru dan memenuhi kebuthan anak yang lain
orang tua dengan anak) serta hubungan di luar keluarga (keluarga besar dan
komunitas)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mualai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga
tahap ini.
keluarga dimulai. Tahap ini berlngsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
anggota keluarga.
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat lebih singkat atau agak panjang ,
tergantung pada berapa banyak anak yang belum menikah dan tinggal di rumah.
perkawinan anak-anaknya
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
anaknya.
tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai deengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pension, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
kejadian atau pengalaman antar pribadi (dalam atau luar keluarga), lingkungan,
ekonomi serta sosial budaya dan persepsi keluarga terhadap kejadian (Padilla,
2012 : 40).
Sedangkan stress adalah keadaan tegang akibat stressor atau oleh tuntutan
yang belum tertangani. Stress dalam keluarga sulit diukur. Adaptasi adalah
proses penyesuaian terhadap perubahan, adaptasi bisa positif bisa negatif yang
: 40).
Tiga strategi untuk adaptasi individu yang juga dapat digunakan pada
merupakan mode adaptasi yang paling positif sebagai hasil dari penggunaan
2. Koping keluarga
berubah sesuai tuntutan atau stressor yang dialami. Sumber koping keluarga
bisa internal yaitu dari anggota keluarga sendiri dan juga bisa eksternal yaitu dari
Demikian halnya dengan koping keluarga dapat berupa koping internal yang
mengontrol arti atau makna masalah dan pemecahan masalah secara bersama.
system oleh keluarga dapat berupa mencari dukungan sosial dan dukungan
a. Pengertian
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati. Kondisi ini
metabolisme, dan sering kali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50
Dispepsia meliputi kumpulan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak nyaman atau
sakit menetap atau mengalami kekambuhan pada perut bagian atas (Mansjoer dkk,
2001 dalam Mardalena, 2018). Keluhan akan gejala-gejala klinis tersebut kadang-
kadang disertai dengan rasa panas di dada dan perut, rasa lekas kenyang, anoreksia,
kembung, regurgitasi, dan banyak mengluarkan gas asam dari mulut (Hadi, 1995
atau tidak nyaman dibagian ulu hati, dyspepsia meliputi kumpulan gejala klinis yang
terdiri dari rasa tidak nyaman atau sakit menetap atau mengalami kekambuhan pada
perut bagian atas keluhan akan gejala-gejala klinis tersebut kadang-kadang disertai
dengan rasa panas di dada dan perut, rasa lekas kenyang, anoreksia, kembung,
b. Etiologi
1) Dispepsia Organik
jenis ini jarang ditemukan pada pasien usia dari 40 tahun. Penyebabnya antara lain
sebagai berikut:
b. Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama dengan dispepsia tukak, bisa pada
tanda tukak.
d. Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri mulai dari perut kanan atas
e. Karsinoma
atau tumor epitel. Keluhan berupa rasa tidak nyaman pada epigastrik,
3) Kanker pankreas. Gejala yang palling umum antara lain penurunan berat
4) Kanker hepar. Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan mungkin
keluhan berupa rasa sakit atau tidak enak di daerah ulu hati, disertai mual dan
muntah.
2) Dispepsia Fungsional
Dispepsia ini tidak memunculkan kelainan organic melainkan fungsi dari saluran
b. Kelainan psikis, stress, dan factor lingkungan. Stress dan factor lingkungan
gastroduodenal.
kopi, alcohol, rokok, perubahan pola makan dan pengaruh obat-obatan yang
di makan secara berlebihan dan dalam waktu lama (Arif dan Sari, 2011 dalam
Mardalena, 2018).
1) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari system pencernaan lengkap dan jalan
masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam mulut
dilapisi oleh selaput lender. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
asin dan pahit. Makanan di potong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang
2) Tenggorokan (faring)
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian
lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior dan
bagian inferior. Bagian superior disebut nasofaring dan bagian inferior disebut
laringofaring.
3) Kerongkongan (esofagus)
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Esofagus
dibagi menjadi tiga bagian superior (sebagian besar adalah rangka), bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama
4) Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian
yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lender,
aam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam
klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
5) Usus halus
a) Duodenum
Usus dua belas jari terletak paling dekat dengan lambung dan
bermuara di dua saluran, yaitu pankreas dan kantung empedu. Usus dua
belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari
selaput peritoneum. Keasaman (pH) usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal
dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
b) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan
oleh usus buntu. Usus penyerapan memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
empedu.
c) Jejenum
Jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas
jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Di dalam usus kosong terjadi
oleh dinding usus. Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
6) Usus besar
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rectum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari
penyerapan zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
Rektum adalah bagian bawah usus besar yang berukuran sekitar 15 cm dan
terhubung dengan kolon sigmoid. Bagian usus besar ini berfungsi untuk
menerima dan menyimpan limbah dari kolon hingga tiba saatnya dikeluarkan
oleh tubuh melalui anus. Ketika ada limbah seperti gas atau tinja masuk ke
Selanjutnya, sistem saraf pada otak akan memberikan sinyal kapan gas atau tinja
tersebut dikeluarkan.
Anus adalah bagian akhir dari usus besar. Ketika rektum sudah terisi penuh dan
tinja siap dikeluarkan melalui anus, Anda akan merasakan mulas dan muncul
dorongan untuk buang air besar. Proses pengolahan dan pencernaan makanan
hingga menjadi tinja umumnya memerlukan waktu kurang lebih 30–70 jam.
d. Patofisologi
lambung, baik sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, yang rata-rata
2) Heliobacter pylori
sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan angka kekerapan infeksi H.
pylori pada kelompok orang sehat. Mulai ada kecendrungan untuk melakukan
eradiksi H. pylori pada dyspepsia fungsional dengan H. pylori positif yang gagal
3) Dismotilitas
pengosongan lambung saja tidak dapat mutlak menjadi penyebab tunggal adanya
gangguan motilitas (Talley dkk, 1991 dalam Abdullah dan Gunawan, 2012).
Gunawan, 2012).
5) Difungsi autonomy
Disfungsi persarafan vagal diduga berperan dalam hipersensitivitas
rasa cepat kenyang (Djojodiningrat D dkk, 2006 dalam Abdullah dan Gunawan,
2012).
perlu dibuktikan lebih lanjut (Djojodiningrat D dkk, 2006 dalam Abdullah dan
Gunawan, 2012).
7) Peranan hormonal
Asam lambung
Nyeri Nyeri
Mual muntah
Rasa aman/pahit di mulut
Proses pencernaan
terganggu
Input & output tidak
Sisa makan dicerna di adekuat
kolon
Pengeluaran cairan
Terbentuk gas
Resti kekurangan
Kembung, mual, Nutrisi kurang volume cairan
Rasa penuh/begah
f. Manifestasi klinis
a) Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang,
mual, tidak nafsu makan, dan perut terasa panas (Arif dan Sari, 2011 dalam
Mardalena, 2018).
b) Rasa penuh cepat kenyang, kembung setelah makan, mual, muntah, sering
bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan dada atau regurgitasi asam
Gejala dyspepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan
g. Klasifikasi
dispepsia organik dan dispepsia fungsional (Hadi, 1995 dalam Mardalena, 2018).
a) Dispepsia organik
jenis ini jarang ditemukan pada pasie usia lebih dari 40 tahun. Penyebabnya
1. Dyspepsia tukak. Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati pada waktu
5. Karsinoma
6. Obat-obatan. Keluhan rasa sakit atau tidak enak di daerah ulu hati, disertai
9. Gangguan metabolism
b) Dispepsia fungsional
kopi, alcohol, rokok, perubahan pola makan dan pengaruh obat-obatan yang
dimakan secara berlebihan dan dalam waktu lama (Arif dan Sari, 2011 dalam
Mardalena, 2018)
h. Penanganan
i. Pencegahan
1. Pola makan yang normal dan teratur. Pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, tidak mengonsumsi makanan yang
dan berhenti merokok (Arif dan Sari, 2011 dalam Mardalena, 2018).
2. Hindari makan bakmi berlebihan, khusunya dalam keadaan perut kosong karena
air abu yang menguningkan bakmi sangat tajam bagi lambung (Manan, 1997
secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya (Padila, 2012). Hal-
a. Pengumpulan data
b. Komposisi keluarga
B. Riwayat imunisasi
No Nama Imunisasi
HB 3x B
C. Genogram
1. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
2. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku bangsa
kesehatan.
3. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
4. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarg atau anggota
keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi ditentukan pula oleh
5. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau senggang
keluarga
kehidupan keluarga.
yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya),
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua.
E. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang
tempat.
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
F. Struktur Keluarga
pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi, dan kualitas komunikasi yang
untuk merubah sikap. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga
3. Struktur peran
maupun informal.
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau
komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut, seberapa penting
nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau tidak, apakah
konflik nilai yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas sosial keluarga,
1. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri dari anggota keluarga, persaan
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku.
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui tentang fakta-fakta dari
masalah
mengatasi masalah.
untuk perawatan
lingkungan;
kesehatan;
petugas kesehatan;
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : mengkaji
5. Fungsi ekonomi
1. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
4. Startegi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunkan keluarga bila
menghadapi permaslahan;
sekitarnya.
2) Nutrisi
menderita dyspepsia
3) Pola istirahat
jam keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola istirahat
keluarga.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Pada klien dengan dyspepsia biasanya didapati keluhan demam, nyeri ulu
hati,mual muntah.
Kaji apakah ada diantara anggota keluarga ada yang mempunyai riwayat
dyspepsia sebelumnya.
3) Kebiasaan sehari-hari
asam.
d) Istirahat tidur: Kaji apakah terjadi perubahan pola istirahat tidur biasanya
4) Data psikososal
a) Psikologis
Keadaan emosi penderita dyspepsia biasanya bervariasi tergantung koping
tiap individunya, ada yang emosinya tampak labil karena tidak bisa
menerima, tetapi ada pula yang memiliki keadaan emosi yang stabil, dimana
masalah.
b) Mata
Periksa kelainan pada mata seperti bentuk, gerakan bola mata, seklera,
c) Telinga
d) Hidung
Kaji bentuk, ada pembengkakkan / tidak, ada sekret / tidak, ada nyeri tekan /
b. Mulut
bentuk kelengkapan gigi, ada caries atau tidak, ada peradangan gusi/tidak.
c. Leher
Kaji bentuk, postur, kesimetrisan, ekspansi serta keadaan kulit dada. Kaji
e. Abdomen
abdomen serta bising usus, adakah nyeri tekan atau tidak,biasanya pasien
dengan dyspepsia ada nyeri tekan bagian ulu hati abdomen atas.
f. Ekstermitas
Kaji fungsi ekstremitas, adakah odema atau tidak, adakah trauma fraktur
l. Harapan keluarga
2. Analisa Data
secara teori dan prinsip yang relevan untuk mengumpulkan data, menentukan masalah
keperawatan yang mungkin muncul pada klien dan keluarga.Dari hasil pengkajian
a. Menyeleksi data terperinci seperti katogori yang lebih luas seperti kategori
dengan data yang tidak relevan dengan data untuk memutuskan informasi apa
yang behubungan untk mengerti dengan situasi yang ada dan informasi apa
yang penting.
tanda atau gejala atau syarat-syarat deficit kesehatan yang spesifik, memelihara
kesehatan atau kritis yang dapat diduga atau sterss poin dan membuat kesempulan
tentang alasan-alasan adanya masalah kesehatan yang dapat dilengkapi untuk tidak
Adalah data subjektif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi perawatan
keluarga dalam:
dan gejala
cara perawatan.
e. Memodifikasi lingkungan
4. Diagnosa Keperawatan
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (SDKI,
etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES
(Harmoko, 2012).
pasien adalah :
anggota keluarga
c. Potensi masalah dapat dicegah adalah bagaimana sifat dan beratnya masalah yang
akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
dalam hal beratnya dan mendesaknya suatu masalah untuk diatasi melalui
4 Menonjolnya masalah
Masalah segera harus ditangani 2 1
Ada masalah tetapi tidak segera 1
ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
Sumber : Bailon dan Maglaya (1978 dalam Harmoko 2012 :90)
bobot:
Skor x bobot
Angka tertinggi
3 Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
seluruh bobot;
1. Kriteria 1
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
2. Kriteria 2
menangani masalah;
berikut ;
masalah tersebut;
c. Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan,
4. Kriteria 4
pada kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
tersebut menilai masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah
dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor
tertinggi.
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standard. Kriteria dan
standard merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
2012)
6. Implementasi Keperawatan
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap Implementasi dimulai setelah rencana intervensi
disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah
1) Memberi informasi
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
cara :
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
7. Evaluasi Keperawatan
didasarkan pada perubahan perilaku pada kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
a. S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
b. O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
c. A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang
d. P adalah perencanaan yang akan dating setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
1. Data umum
a. Kepala Keluarga
Nama KK : Tn. B
Umur : 58 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku : Serawai
b. Tipe Keluarga
Keluarga Inti (Middle Age/Aging couple), adalah suami sebagai pencari uang,
istri di rumah ,anak anak suda meninggalkan rumag kerena sekolah/suda
menika
c. Komposisi keluarga
e. Genogram
KETERANGAN :
: Perempuan
: Laki-laki
X : meninggal
:pasien
f. Suku Bangsa
Suku bangsa Indonesia, kepala keluarga dan istri merupakan suku serawai.
g. Agama
Kepercayaan / Agama yang dianut oleh keluarga Tn.B adalah Agama Islam
h. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.B mengatakan saat ada waktu libur (waktu tertentu) berwisata
suda menika.
Tn.B saat dilakukan pengkajian tidak ada yang menderita sakit dyspepsia .
Riwayat kesehatan keluarga dari pihak istri tidak ada mengalami sakit
dyspepsia
2. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
2
Rumah bentuk permanen dengan atap dari seng, Ukuran rumah 4 x7 m , lantai
masih semen, mempunyai 2 kamar tidur setiap kamar mempunyai jendela dan
di dekat kamar tidur dan dapur. Penerangan sudah menggunakan listrik, barang-
barang sudah tersusun dengan rapi, Jarak septic tank dengan sumur + 10m,
hias, Pegolahan sampah langsung dimasukan dalam plastik, dan diambil oleh
selokan pun mengalir dengan lancar. WC licin dan tidak ada pegangan dikamar
mandi.
a. Denah
teras
Bengkel
Kmr.1
R.tamu
R.
Kmr.2 keluarga
WC Dapur
Septic tank
b.Karakteristik Tetanga dan Komunitas
sekitarnya sangat baik, saling membantu seperti jika ada gotong royong, orang
Tn.B di saat di saat tetangga selalu menjeguk dan memberi masukan dan saran
d. struktur keluarga
1) Sistem Pendukung Keluarga
Tn.B mengatakan bahwa anggota keluarga yang sakit tidak ada kecuali
di pelayanan kesehatan
dengan baik, bahasa yang digunakan adalah bahasa nasional dan daerah.
ringan, sedangkan anggota keluarga yang lain istri dan dirinya masih
a) Formal
b) Informal
Tn,B hanya mengandalakan penghasilannya dalam menjadi
yaitu allah SWT. Demikian juga dengan sehat dan sakit dan Tn,B
E. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Tn,B mengatakan bahwa keluarganya selalu hidup rukun, saling
2) Fungsi Sosialisasi
Tn,B mengatakan setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah,
dari kebun sendiri dalam menjaga kesehatan keluarga dan bila ada
keluarga pagi dan sore hari,keluarga selalu menyapu dan mengepel rumah
setiap pagi dan sore hari,selain itu perkarangan deppan dan belakang
Tn.B dan Ny.N memiliki jumlah anak 1 orang anak yang pertama
5) Fungsi ekonomi
Tn.B Mengatakan bahwa keluarga dapat memenuhi kebutuhan
6) Fungsi relegius
Tn,B mengatakan bahwa anggota keluarga bisa melakukan ibadah
yang dialami oleh dirinya sendiri juga mengatakan cemas dengan keadaan
inginkan
4) Strategi adaptasi
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
Tn.B mengatakan bahwa dia sering mengeluh sakit dibagian ulu hati skala
nyeri 4,
Tn.B mengatakan bahwa dia pernah mengalami sakit perut yang sama 1
4. Kebiasaan Sehari-hari
a. Personal hygine keluarga
Pemeliharaan kebersihan diri dalam anggota keluarga yaitu mandi
2x /hari, sikat gigi 3x/hari, cuci rambut1x/hari. Keluarga mandi dengan
menggunakan sabun, sikat gigi menggunakan pasta gigi, dan cuci rambut
b. Nutrisi
Keluarga Tn.B mempunyai kebiasaan makan seperti nasi lauk pauk
c. Pola istirahat
Kebiasaan istirahat keluarga
Tn.B : siang 1-2 jam kadang tidak, malam 7-8 jam
masing, Tn.B bertugas bekerja, Ny.N di rumah sebagai ibu rumah tangga.
j. Rekreasi
g. Data psikososial
1) Psikologis
Tn.B emosinya stabil dia mennerima keadaan dan kondisi anaknya dengan
iklas.
terganggu.
3) Hubungan sosial
Tn.B mengatakan hubungan keluarganya dengan lingkungan tidak ada
yang terkena musibah dan nikahan. Tetapi jika sakit tidak ikut dalam
kegiatan tersebut.
65
h. Data spiritual
yakin Tn.B kepada tuhan dan selalu berdoa supaya keluarganya selalu
i. Harapan keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi didalam
tambahan pada
pernafasan
Bentuk Abdomen Simetris
Inspeksi Tidak ada benjolan
Bentuk Abdomen Normal
Palpasi
Tanda nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Benjolan Tidak ada
Muskuloskeletal Normal
/Ekstremitas
Kesimetrisan Simetris
Kekuatan Otot Baik
69
5.Terapi Pengobatan
c. doneperidone 2x1 mg
6. Analisa Data
Data Obyektif:
-S : 36.80C
-Tn terlihat lemas
Tidak ada tindakan lain
selain memberikan
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
70
5. Total Skore 5
5. Total Skore 6
masalah tonsillitis.
3.Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah tonsillits
73
Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Umum Khusus Kreteria Standar
nyeri
A : Masalah teratasi
P:Intervensidientikan
lanjutkan tupen 3-5
Pukul 1 TUPEN 5 S:
14.55 1. Motivasi pasien untuk - Keluarga akan
memeriksakan kembali memanfaatkan
15.00 tonsilitis jika keluhan pelayanan kesehatan
berlanjut terdekat jika ada
2. Memberi reinforcement keluhan lebih lanjut
positif atas usaha keluarga O:
- Keluarga termotivasi
untuk melakukan
pengobatan lanjutan
jika diperlukan
A : Tujuan
tercapai.
P: intervensi dihentikan
lanjut ke diagnosa 2
akibat dari
14.20 hipertermitonsillitis
h) Memberikan respon positif
14.25 atas keberhasilan keluarga
i) Mengkaji pengetahuan
14.30 keluarga tentang akibat
hipertermi
j) Menjelaskan tentang tanda
dan gejala akibat dari
14.35 hipertermi
k) Membimbing keluarga untuk
mengulang tanda dan gejala
akibat dari hipertermi
l) Memberikan respon positif
atas keberhasilan keluarga
28 Januari 2 TUPEN 2
2023 S:
Pukul a. Mengkaji kemampuan - Keluarga mau diajak
14.40 keluarga tentang belajar mengenai cara
perawatan hipertermi penanganan demam
14.45 pada anak B pada anak tonsilitis
b. Memberikan informasi cara - Keluarga
perawatan pada anak yang mengatakan akan
mengalami hipertermia berupaya melakukan
dengan memberikankompre tindakan kompres air
air hangat hangat
c. Memberikesempatan pada anakya.
keluarga untuk mengambil O:
keputusan - Pasien terlihat antusias
d. Membantu dalam penyuluhan dari
keluarga untuk petugas.
mengambil - Keluarga akan
keputusan mengupayakan hidup
e. Memberikan respon bersih dan sehat
positif atas kemampuan A : - Tujuan tercapai.
keluarga membuat keputusan P : - intervensi dihentikan
yang tepat lanjut ke Tupen 3-5
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pembahasan
tanggal 26 Juni sampai dengan 30 Juni 2021 terhadap keluarga Tn.B dengan masalah
Dispepsia pada Tn.B penulis akan melakukan pembahasan kasus tersebut sesuai
dengan tahap yang ada dalam proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
a. Pengkajian
dengan data fisik dengan yang penulis peroleh dengan menggunakan teknik
observasi dan pengukuran serta data aktifitas sehari-hari, data sosial ekonomi, data
psikologi, data spiritual. Semua itu berkat partisipasi dan kerja sama keluarga
dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan keadaan yang ada baik.
keluarga Tn.B yaitu pada Tn.B dengan keluhan nyeri pada bagian tengorokan,
nyeri menelan, demam dan sudah untuk makan. Telihat merah dan bengkak pada
tonsilitis. Berdasarkan hasil pengkajian ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
105
dan kasus hal ini dapat terjadi karena, keadaan pasien pada pasien tonsilitis
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa data yang penulis kumpulkan selama melakukan studi kasus
dimana diagnosa yang penulis temukan sesuai dengan data yang menunjang
temukan selama pengkajian, diagnosa keperawatan yang ada pada teori tidak
semua penulis temukan pada kasus hal ini terjadi karena pada resiko ketidak
efektifan jalan nafas tidak ada didapatkan pada kasus sehingga peneliti
disesuaikan dengan keadaan pasien pada kasus yang dikelaola sedangkan pada
teori pada teori, hampir mencakup keadaan rata-rata pada pasien tonsillitis.
Selain itu hal ini dapat juga terjadi karena adanya faktor karaktersitik yang
3. Perencanaan Keperawatan
Dalam penyusunan perencanaan keperawatan, penulis melakukan sesuai
diuraikan secara lengkap dan jelas sehingga data digunakan sebagai acuan
rencana keperawatan yang penulis susun merujuk pada landasan teori yang
106
telah ada dan semua rencana keperawatan yang ada dalam teori direncanakan
4. Implementasi Keperawatan
antara penulis dan keluarga dan semua rencana keperawatan dapat penulis
laksanakan
5. Evaluasi Keperawatan
Dari diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan
masalah yang ada sesuai pada pasien dan semua diagnosa yang ditegakkan
kesehatan yang ada, selain itu keadaan Tn.B juga menunjukkan kesehatan
yang membaik hal ini dapat terjadi karena adanya kemauan yang tinggi pada
pasien dan keluarga untuk belajar serta ingin cepat sembuh sehingga dapat
mulai tanggal 26 Januari sampai dengan 30 Januari 2023 keluarga Tn.B dengan
1. Pengkajian
Dalam memperoleh data penulis tidak banyak mengalami kesulitan hal ini
pengkajian yang didapat peneliti dalam pengkajian data yang ada di teori rata- rata
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan penerapan teori kedalam kasus, khususnya diagnosa
keperawatan, tidak semua diagnosa yang ada pada teori terdapat pada kasus.
hal ini terjadi karena diagnosa yang ditegakkan pada pasien disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi pasien serta keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien
3. Intervensi Keperawatan
Untuk menyusun rencana tindakan keperawatan guna mencapai tujuan yang
14
ditegakan atau di temukan dalam studi kasus ini perencanaan ini penulis susun
4. Implementasi Keperawatan
Pada penerapan tindakan keperawatan secara nyata kepada pasien penulis
keperawatan secara umum sesuai intervensi yang telah disusun sudah dapat
5. Evaluasi Keperawatan
Pada evaluasi keperawatan tercapainya keberhasilan dari kriteria yang
diterapkan pada kriteria apa yang hendak dicapai, terjadi karena ada keinginan
pasien untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada dirinya, hal ini
B. Saran
1. FIKES Dehasen Bengkulu
Kepada FIKES Dehasen Bengkulu diharapkan dapat meningkatkan
kasus yang sama dengan menggunkan diagnosa yang berbeda serta intervensi
pelayanan yang telah ada sebagai pertongan kesehatan yang tepat bagi
keluarga.
4. Puskesmas
Kepada pihak Puskesmas hendaknya dapat menjaga kualitas pelayanan
16
DAFTAR PUSAKA
17
18