Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Inovasi

Dosen pengampu: Dr. Roby Sambung, SE, MM

Kelompok 12 FOLLOWERSHIP

Anggota:

Alexander Adiwijaya Sutio 213020302113

Ario Sanjaya 213030302248

Nyoman 213020302097

Putri Anjelica 213030302346

Sananya Perwira 213030302296


1. Resume Teori Followership

Teori Followership adalah pendekatan penting dalam studi kepemimpinan yang menekankan
peran dan interaksi para pengikut dalam konteks organisasi. Teori ini menyoroti bahwa
pengikut memiliki peran yang signifikan dalam membentuk dinamika kepemimpinan dan
kesuksesan organisasi.

Kepengikutan bukan peran yang pasif, melainkan para pengikut yang paling berharga adalah
seorang yang terampil, karyawan yang mandiri, orang yang berpartisipasi aktif dalam
menetapkan arah kelompok, mengin vestasikan waktu dan tenaganya dalam kerja kelompok,
berpikir kritis, dan pendukung bagi ide-ide baru (Grossman & Valiga, 2000).

Kelley (1992), mendefinisikan kepengikutan sebagai satu kumpulan. manusia yang faham apa
yang perlu di buat (tanpa diberitahu) yang dapat bertindak dengan bijaksana dan bebas,
berani dan mempunyai etika yang melaksanakan sesuatu tindakan menggunakan skill yang
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, followership adalah kesediaan
antara pemimpin dan pengikut yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama,
memperlihatkan kemampuan dalam berkelompok dan membangun suasana saling
mendukung antar pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Tidak ada kepemimpinan tanpa
pengikut dan tidak ada kepengikutan tanpa pemimpin yang dimana keduanya saling
berhubungan dan berinteraksi.

Followership baik atau followership gagal memiliki potensi untuk mencegah atau berkontribusi
terhadap kesalahan masing-masing. Seiring dengan kepemimpinan yang baik, baik
followership dapat menghasilkan lebih percaya lingkungan dengan pengaruh atas sesuai
yang membantu menghindari kesalahan dan memberikan kontribusi untuk terus menerus
pembelajaran dan perbaikan (Wilson, 2012).

Ada beberapa point:

• Peran Pengikut: Teori ini menekankan bahwa pengikut bukan hanya penerima
instruksi, tetapi juga aktor yang memiliki kontribusi penting dalam mencapai tujuan
organisasi.
• Karakteristik Pengikut: Mengidentifikasi berbagai jenis pengikut, termasuk pengikut
proaktif, pengikut pasif, pengikut alienated, dan lainnya, untuk memahami perbedaan
perilaku dan karakteristik mereka.
• Interaksi dengan Kepemimpinan: Memperjelas bagaimana hubungan antara pengikut
dan pemimpin berinteraksi dan saling memengaruhi dalam mencapai tujuan bersama.
• Pengaruh dalam Organisasi: Mempelajari bagaimana perilaku dan kontribusi pengikut
secara langsung memengaruhi budaya organisasi, kinerja, dan hasil keseluruhan.
Memahami teori followership membantu organisasi dalam:

• Meningkatkan efektivitas kepemimpinan dengan memahami peran yang dimainkan


oleh pengikut.
• Mendorong pengikut untuk menjadi lebih proaktif dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan organisasi.
• Menciptakan lingkungan yang memfasilitasi kolaborasi dan interaksi yang positif
antara pemimpin dan pengikut.

Teori Followership menyoroti pentingnya peran aktif para pengikut dalam suksesnya suatu
organisasi. Dengan memahami peran dan karakteristik mereka, organisasi dapat
meningkatkan efektivitas kepemimpinan dan membangun lingkungan kerja yang lebih dinamis
dan berkolaborasi.

Definisi Teori Followership

Teori Followership adalah konsep dalam studi manajemen yang menggambarkan pentingnya
memahami peran, perilaku, dan interaksi para pengikut dalam konteks kepemimpinan
organisasi.

Definisi Teori Followership adalah kerangka konseptual yang memfokuskan perhatian pada
peran serta kontribusi para pengikut dalam dinamika organisasi. Ini menyoroti bahwa pengikut
bukanlah hanya orang yang mengikuti perintah, tetapi memiliki peran penting dalam
membentuk keberhasilan dan keefektifan sebuah organisasi.

Elemen Teori Followership

• Peran Aktif Pengikut: Menekankan bahwa pengikut memiliki peran yang aktif dalam
membentuk keberhasilan organisasi dan tidak hanya menerima arahan.
• Interaksi dengan Kepemimpinan: Memperjelas hubungan timbal balik antara
pemimpin dan pengikut serta bagaimana keduanya saling memengaruhi.
• Pengaruh Terhadap Organisasi: Menyoroti bahwa perilaku pengikut memiliki dampak
langsung pada budaya organisasi dan kinerja keseluruhan.

Signifikansi Teori ini

• Memperkuat pemahaman tentang dinamika kepemimpinan dan memberikan


wawasan tentang bagaimana para pengikut memengaruhi hasil organisasi.
• Menggarisbawahi pentingnya membangun hubungan yang baik antara pemimpin dan
pengikut untuk mencapai tujuan bersama.
• Menyoroti peran aktif pengikut dalam membentuk budaya organisasi yang sehat dan
produktif.

Teori Followership adalah konsep yang krusial dalam studi kepemimpinan, menekankan
peran penting para pengikut dalam membentuk dinamika organisasi. Dengan memahami
peran, perilaku, dan interaksi mereka, organisasi dapat meningkatkan efektivitas
kepemimpinan dan kinerja keseluruhan.

2. Dimensi Followership

Dimensi Followership adalah berbagai aspek atau karakteristik yang membentuk perilaku dan
kontribusi para pengikut dalam konteks kepemimpinan organisasi. Menyoroti variasi dalam
peran dan sikap pengikut, dimensi-dimensi ini membantu memahami peran aktif mereka
dalam mencapai tujuan organisasi.

• Kepatuhan (Compliance): Ini mencakup perilaku pengikut yang menuruti perintah dan
aturan dari pemimpin tanpa pertimbangan atau kontribusi aktif. Pengikut patuh tetapi
mungkin tidak terlibat secara proaktif dalam membuat keputusan.
• Keterlibatan (Engagement): Para pengikut yang terlibat menunjukkan komitmen dan
antusiasme dalam mengerjakan tugas mereka. Mereka memperlihatkan inisiatif untuk
mencapai tujuan bersama dan berpartisipasi aktif dalam upaya organisasi.
• Pemberdayaan (Empowerment): Dimensi ini menggambarkan pengikut yang
diberdayakan oleh pemimpin untuk mengambil inisiatif, berpikir kreatif, dan
bertanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka merasa memiliki keterlibatan yang
kuat dalam proses pengambilan keputusan.
• Penerimaan (Conformity): Pengikut dalam dimensi ini menyesuaikan diri dengan nilai-
nilai, norma, dan budaya organisasi tanpa menunjukkan resistensi yang signifikan.
Mereka beradaptasi dengan lingkungan organisasi dengan cepat dan tanpa konflik.
• Pemimpin Sejati (Effective Follower): Pengikut dalam dimensi ini menggabungkan
elemen-elemen positif dari dimensi lainnya. Mereka memiliki keterlibatan yang tinggi,
fleksibilitas untuk beradaptasi, dan kritis dalam memberikan masukan yang konstruktif
kepada pemimpin.

Implikasi Praktis

• Pengembangan Kepemimpinan: Memahami dimensi followership membantu


pemimpin untuk lebih efektif dalam merancang strategi kepemimpinan yang sesuai
dengan gaya dan kebutuhan para pengikut.
• Meningkatkan Keterlibatan: Fokus pada dimensi keterlibatan dan pemberdayaan
dapat membantu organisasi meningkatkan partisipasi aktif dan motivasi para pengikut.

Dimensi Followership menyoroti variasi dalam perilaku dan kontribusi para pengikut dalam
sebuah organisasi. Memahami dimensi ini membantu pemimpin dan organisasi untuk
memaksimalkan potensi dan keterlibatan pengikut dalam mencapai tujuan bersama. Teori
followership adalah sebuah konsep dalam studi kepemimpinan yang fokus pada peran dan
karakteristik pengikut (followers) dalam konteks hubungan kepemimpinan. Dimensi teori
followership mencakup berbagai aspek yang membantu memahami perilaku dan kontribusi
pengikut dalam suatu organisasi atau tim. Beberapa dimensi utama dalam teori followership:

1. Pengikut Aktif vs. Pasif:

• Pengikut Aktif: Mereka yang proaktif, inisiatif, dan berkontribusi secara aktif terhadap
tujuan organisasi atau tim.
• Pengikut Pasif: Mereka yang lebih cenderung mengikuti arahan tanpa banyak inisiatif
atau kontribusi aktif.

2. Ketergantungan pada Pemimpin:

• Pengikut Independen: Mereka yang mampu mandiri dan mengambil keputusan


tanpa harus bergantung terlalu banyak pada pemimpin.
• Pengikut Dependensi: Mereka yang lebih mengandalkan arahan dan dukungan dari
pemimpin.

3. Komitmen terhadap Tujuan:

• Pengikut Berkomitmen: Mereka yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap tujuan
organisasi atau tim.
• Pengikut Tidak Berkomitmen: Mereka yang mungkin kurang termotivasi atau kurang
peduli terhadap pencapaian tujuan.

4. Kepercayaan pada Pemimpin:

• Pengikut Percaya: Mereka yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pemimpin
mereka.
• Pengikut Tidak Percaya: Mereka yang mungkin meragukan niat atau kemampuan
pemimpin.

5. Kepemimpinan Diri:

• Pengikut yang Mandiri: Mereka yang dapat mengelola diri mereka sendiri dan
bertanggung jawab atas tindakan mereka.
• Pengikut yang Memerlukan Kepemimpinan: Mereka yang membutuhkan bimbingan
dan arahan lebih lanjut.

6. Kemampuan untuk Berkritik:

• Pengikut yang Kritis: Mereka yang berani menyuarakan pendapat dan memberikan
masukan kritis.
• Pengikut yang Pasif: Mereka yang cenderung menghindari konflik dan tidak begitu
aktif dalam memberikan masukan.

7. Adaptabilitas:

• Pengikut yang Fleksibel: Mereka yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
dan situasi yang baru.
• Pengikut yang Tidak Fleksibel: Mereka yang mungkin kesulitan beradaptasi dengan
perubahan.

Penting untuk diingat bahwa dimensi-dimensi ini dapat saling terkait dan dapat bervariasi
tergantung pada konteks organisasi, budaya, dan situasi tertentu. Studi tentang followership
membantu mengakui bahwa hubungan kepemimpinan tidak hanya tentang pemimpin, tetapi
juga tentang kontribusi dan peran yang dimainkan oleh pengikut dalam mencapai tujuan
bersama.

3. Leadership Instrument

Ada beberapa instrumen atau alat yang digunakan untuk mengukur atau mengembangkan
kepemimpinan dan followership. Berikut beberapa contoh:

1. Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ): MLQ adalah alat pengukuran yang umum
digunakan untuk mengevaluasi gaya kepemimpinan. Ini mencakup tiga dimensi utama:
transformasional, transaksional, dan laissez-faire leadership.

2. Leadership Practices Inventory (LPI): LPI dikembangkan oleh James Kouzes dan Barry
Posner dan digunakan untuk menilai praktik kepemimpinan yang efektif. Ini mencakup lima
praktik inti: Model the Way, Inspire a Shared Vision, Challenge the Process, Enable Others
to Act, dan Encourage the Heart.

3. Followership Questionnaire (FQ): Alat ini difokuskan pada pengukuran followership,


menilai perilaku dan karakteristik pengikut. Ini membantu mengidentifikasi tingkat
keterlibatan dan kontribusi pengikut dalam konteks kepemimpinan.
4. The Leadership Circle Profile: Ini adalah alat penilaian 360 derajat yang menggabungkan
evaluasi kepemimpinan dan organisasional. Ini memberikan pemahaman mendalam
tentang gaya kepemimpinan dan dampaknya terhadap kinerja organisasi.

5. Situational Leadership Assessment Tools: Instrumen ini membantu pemimpin menilai


tingkat kesiapan dan kemauan pengikut dalam situasi tertentu. Berdasarkan penilaian ini,
pemimpin dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka.

6. Kuesioner Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional: Ini melibatkan


pertanyaan yang dirancang untuk mengukur praktik kepemimpinan transaksional
(berorientasi pada tugas) dan transformasional (berorientasi pada pengembangan).

7. Kuesioner 360-Derajat: Alat ini mengumpulkan umpan balik dari berbagai pihak,
termasuk atasan, rekan kerja, dan bawahan, untuk memberikan gambaran yang holistik
tentang kinerja seorang pemimpin atau pengikut.

8. Kuesioner Pengembangan Kepemimpinan Pribadi: Instrumen ini dapat membantu


individu mengevaluasi dan merencanakan pengembangan pribadi mereka sebagai
pemimpin atau pengikut.

Penting untuk memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan pengukuran atau
pengembangan Anda, dan menggunakannya dengan hati-hati untuk memastikan interpretasi
yang akurat. Selain itu, konsultasikan dengan profesional sumber daya manusia atau ahli
kepemimpinan untuk memaksimalkan manfaat instrumen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai