Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI

INDONESIA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas mata kuliah PKN

Dosen Pengampu:

Suheri widianto, M.Pd.

Oleh:

Moh. Islam Assyhada

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
FEBRUARI 2023
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................i

Daftar Isi......................................................................................................................ii

Bab Pendahuluan........................................................................................................1

Latar Belakang............................................................................................................1

Rumusan Masalah......................................................................................................2

Tujuan..........................................................................................................................2

Bab Isi..........................................................................................................................3

Pembahasan................................................................................................................3

Bab Penutup ...............................................................................................................3


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki berbagai macam permasalahan terutama karakter generasi muda


yang semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan menjadi solusi
krisisnya karakter pemuda di Indonesia, karena merupakan kajian yang megembangkan tiga
kompetensi, yaitu civic knowledge, civic disposition dan civic skill. Tujuan di dalam
penelitian ialah untuk mengetahui perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan dalam
membangun Karakter Bangsa dan peran pendidikan kearganegaraan di pendidikan formal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan metode penelitian
kepustakaan. Teknik pengambilan data dengan dokumentasi dan analisis data yang digunakan
ialah analisis data isi. Sejak berdirinya negara Indonesia, pendidikan kewarganegaraan dari
tahun ke tahun mengalami perubahan materi yang tercakup di dalamnya untuk diajarkan ke
anak didik dan selalu mengalami perubahan dalam menggunakan istilah. Pendidikan
kewarganegaraan dapat di berikan di setiap jalur pendidikan, dari pendidikan informal,
formal, hingga pendidikan nonformal, karena pendidikan kewarganegaraan merupakan ujung
tombak dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan juga bisa
digunakan sebagai wahana pendidikan demokrasi, sehingga dapat membentuk warga negara
yang memiliki karakter demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Melalui
pendidikan kewarganegaraan diharapkan anak didik mampu menguasai dan mengaplikasikan
nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat menjadi warga negara yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Sejarah perkembangan PKN (Perndidikan Kewarga Negaraan)

2. PKN di SD/MI

3. Paradikma baru PKN

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mengerti dan memahami

materi PKN tentang Pendidikan Kewarga Negaraan di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembngan PKN


Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang fluktuatif, baik
dalamkemasan maupun substansinya. Hal tersebut dapat dilihat dalam substansi kurikulum
PKnyang sering berubah dan tentu saja disesuaikan dengan kepentingan negara. Secara
historis,epistemologis dan pedagogis, pendidikan kewarganegaraan berkedudukan sebagai
programkurikuler dimulai dengan diintroduksikannya mata pelajaran Civics dalam kurikulum
SMAtahun 1962 yang berisikan materi tentang pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 (Dept. P&K: 1962). Pada saat itu, mata pelajaran Civics atau
kewarganegaraan, pada dasarnya berisikan pengalaman belajar yangdigali dan dipilih dari
disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi
manusia, dan pengetahuan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa(Somantri, 1969:7).
Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulumtahun 1957 maupun
dalam Kurikulum tahun 1946. Namun secara materiil dalam KurikulumSMP dan SMA tahun
1957 terdapat mata pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalamkurikulum 1946 terdapat
mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai
pemerintahan.

1.Dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969


Istilah Civis dan Pendidikan Kewargaan Negara digunakan secara bertukar pakai.
Misalnya dalam Kurikulum SD 1968 digunakan istilah PendidikanKewargaan Negara yang
dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakupsejarah Indonesia, geografi
Indonesia, dan Civics ( diterjemahkan sebagai pengetahuanKewargaan Negara). Dalam
Kurikulum SMP 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negaraan yang berisikan sejarah
Indonesia dan Konsititusi termasuk UUD 1945.

2.Dalam tahun 1973/1974


Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari kurikulum
pendidikan nasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk
PPBN yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang diberikankepada peserta didik
SD sampai sekolah menengah dan pendidikan PPBN tahap lanjutdiberikan di PT dalam bentuk
pendidikan kewiraan.

3.Dalam Kurikulum tahun 1975


Istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila(PMP)
yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatandan
pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan misi pendidikan yangdiamanatkan
oleh Tap. MPR II / MPR / 1973. Mata pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk
SD, SMP, SMA, SPG dan sekolah Kejuruan.

4.Kurikulum PPKn 1994


Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan
butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber
resmilainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau
Spiral of conceptdevelopment (Taba, 1967). Pendekatan ini mengarkulasikan sila-sila Pancasila
dengan jabaran nilainnya untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas secara catur wulan dalam
setiap kelas.

5.Dalam tahun 2004


Dengan berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum berbasis kompetensi tahun2004
dimana Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama menjadi Kewarganegaraan.

6.Tahun 2006
Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana
secarasubstansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan
pengembangankurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan, maka
kurikulum tahun2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimlementasian PKn sebagaimanadiuraikan atas


menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka pikir, yangsekaligus mencerminkan
telah terjadinya krisis konseptual, yang berdampak pada terjadinyakrisis operasional kurikuler
secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapatterangkum sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan (1956)

b.Civics (1959)

c.Kewarganegaraan (1962)

d.Pendidikan Kewarganegaraan (1968)

e. Pendidikan Moral Pancasila (1975)

f. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)

g. Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003).

B.PKN di SD/MI
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan Pendidikan yang berperan penting
untuk membentuk kepribadian bagi siswa dasar SD/MI. Hal ini disebabkan PKN mempelajari
tentang bagaimana siswa SD/MI untuk menjadi warga negara yang baik dan benar.
Pendidikan Kewarganegaraan bukanlah semata-mata pelajaran yang biasa saja, karena
melalui Pendidikan Kewarganegaraan dapat menciptakan generasi penerus yang cinta terhadap
tanah air dan membentuk karakter manusia yang sesuai dengan identitas bangsa indonesia.

C.PARADIKMA BARU PKN


Paradigma merupakan sebuah kerangka berpikir yang digunakan dalam proses
pendidikan kewarganegaraan di indonesia. Pkn dengan paradigma baru mensyaratkan materi
pembelajaran yang memuat komponen-komponen pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi
kepribadian warga negara yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan
bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era global.
Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ditandai oleh semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin ketat, maka bangsa
indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat yang
lebih demokratis. Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani
(civilsociety), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di persekolahan
perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang
berubah.
Tugas PKN dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengandung
tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina
tanggung jawab warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang
dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional
melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru PKn
bercirikan multidimensional.
Sehingga, untuk mencapai tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model
pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn, yakni mengembangkan kecerdasan
warga negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan sosial, mengembangakn tanggung
jawab warga negara, serta mengembangkan peserta didik berpartisipasi sebagai warga negara
guna menopang tumbuh dan berkembangnya warga negara yang baik. Dari pemaparan diatas
dapat dikemukakan bahwa paradigma baru PKn merupakan paradigma demokrasi yang perlu
dikembangkan dalam lingkungan sekolah yang bersifat multidimensional atau berisi jamak.
Bila ditampilkan dalam wujud program pendidikan, paradigma baru ini menuntut hal-hal
sebagai berikut:
a. Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada pengembangan
pengertian tentang hakikat dan karakteristik aneka ragam demokrasi, bukan hanya yang
berkembang di Indonesia.
b. Mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi
siswa agar mampu mengeksplorasi bagaimana cita-cita demokrasi telah diterjemahkan kedalam
kelembagaan dan praktek diberbagai belahan bumi dan dalam berbagai kurun waktu.
c. Tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami penerapan
demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas tentang ragam ide dan
sistem demokrasi dalam berbagai konteks
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan
intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas
dalam berpartisipasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan kewarganegaraan merupakan Pendidikan yang berperan penting untuk
membentuk kepribadian /Karakter bagi siswa dasar SD/MI. Hal ini disebabkan PKN
mempelajari tentang bagaimana siswa SD/MI untuk menjadi warga negara yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, I. P. (1973). Perkembangan pendidikan di Indonesia. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Saputra, E. (2016). Peranan metode diskusi dalam pembentukan karakter mahasiswa melalui
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan (PKn). Tingkap, 11(1), 26-40.

Lubis, M. A. (2020). Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan:(PPKN)


DI SD/MI: Peluang Dan Tantangan Di Era Industri 4.0. Prenada Media.

Usmi, R., & Samsuri, S. (2022). Urgensi pendidikan kewarganegaraan global dalam
kurikulum pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di abad 21. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 7(1), 149-160.

http://kulimijit.blogspot.co.id/2009/10/paradigma-pkn-sekolah-dasar.html. Diakses pada hari


Minggu tanggal 13 Maret 2016 pada pukul 15.34 WITA

http://rangkumanherlinmayalina.blogspot.co.id/2015/06/materi-dan-pembelajaran-pkn-sd-
modul-1-4.html. Diakses pada hari Minggu tanggal 13 Maret 2016 pada pukul 15.36
WITA

Kaelan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA Yogyakarta.

Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung: Laboratorium


Pendidikan Kewarganegaraan.

Sumarsono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Uaksena, 2011. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Tersedia dilaman

http://uaksena.wordpress.com/2011/07/20/paradigma-pendidikan-kewarganegaran-
pendidikan-demokrasi-di-indonesia/. Diakses pada hari Minggu tanggal 13 Maret
2016 pada pukul 15.34 WITA

Udin S. Winataputra, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran PKn SD Edisi 1. Jakarta:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai