(Highlight) 01 Permendikbudristek No. 32 Tahun 2022 TTG Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan
(Highlight) 01 Permendikbudristek No. 32 Tahun 2022 TTG Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan
l
tm
2.h
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
02
n-2
hu
-ta
32
or-
om
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
k-n
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2022
TENTANG d rite
bu
STANDAR TEKNIS PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN
dik
REPUBLIK INDONESIA,
/08
22
/20
pelayanan minimal;
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-2-
l
tm
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
2.h
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
02
Pendidikan;
n-2
hu
Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
-ta
Indonesia Tahun 1945;
32
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
or-
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
om
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
k-n
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
rite
(Lembaran
d Negara Republik
bu
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
dik
jdih.kemdikbud.go.id
-3-
l
tm
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
2.h
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
02
5157);
n-2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
hu
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
-ta
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
32
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
or-
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
om
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang
k-n
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran
rite
Negara Republik Indonesia Nomor 6178);
d
bu
8. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2018 tentang
dik
jdih.kemdikbud.go.id
-4-
l
tm
2021 Nomor 963);
2.h
MEMUTUSKAN:
02
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
n-2
DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR TEKNIS PELAYANAN
hu
MINIMAL PENDIDIKAN.
-ta
32
BAB I
or-
KETENTUAN UMUM
om
k-n
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
rite
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan yang selanjutnya
d
bu
disebut SPM Pendidikan adalah ketentuan mengenai jenis
dik
minimal.
4. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
t.c
spo
tertentu.
a.b
lanjut.
6. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan yang
htt
jdih.kemdikbud.go.id
-5-
l
tm
8. Pendidikan Kesetaraan adalah program pendidikan
2.h
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum
setara sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, sekolah
02
menengah pertama/madrasah tsanawiyah, dan sekolah
n-2
menengah atas/madrasah aliyah yang mencakupi
hu
program paket A, paket B, dan paket C serta pendidikan
-ta
kejuruan setara sekolah menengah kejuruan/madrasah
32
aliyah kejuruan yang berbentuk paket C kejuruan.
or-
9. Pendidikan Khusus adalah pendidikan bagi Peserta Didik
om
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
k-n
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
dan/atau sosial.
rite
10. Asesmen Nasional adalah salah satu bentuk evaluasi
d
bu
sistem pendidikan oleh Kementerian pada jenjang
dik
instansi pemerintah.
/08
Pasal 2
//a
Pendidikan.
jdih.kemdikbud.go.id
-6-
Pasal 3
l
tm
(1) SPM Pendidikan ditetapkan dan diterapkan berdasarkan
2.h
prinsip:
a. kesesuaian kewenangan;
02
b. ketersediaan;
n-2
c. keterjangkauan;
hu
d. kesinambungan;
-ta
e. keterukuran; dan
32
f. ketepatan sasaran.
or-
(2) Kesesuaian kewenangan sebagaimana dimaksud pada
om
ayat (1) huruf a diterapkan sesuai dengan kewenangan
k-n
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota menurut
pembagian urusan pemerintahan wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar. d rite
bu
(3) Ketersediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
dik
negara.
ly
jdih.kemdikbud.go.id
-7-
Pasal 4
l
tm
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mengatur:
2.h
a. Jenis dan penerima Pelayanan Dasar;
b. Mutu Pelayanan Dasar;
02
c. pencapaian SPM Pendidikan; dan
n-2
d. pelaporan dan evaluasi.
hu
-ta
BAB II
32
JENIS DAN PENERIMA PELAYANAN DASAR
or-
om
Bagian Kesatu
k-n
Jenis Pelayanan Dasar
rite
Pasal 5
d
bu
(1) Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Pendidikan daerah
dik
c. Pendidikan Kesetaraan.
/pe
b. Pendidikan Khusus.
om
jdih.kemdikbud.go.id
-8-
Bagian Kedua
l
tm
Penerima Pelayanan Dasar
2.h
Pasal 6
02
(1) Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada
n-2
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Peserta Didik yang
hu
berusia 5 (lima) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
-ta
(2) Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada
32
Pendidikan Dasar merupakan Peserta Didik yang berusia
or-
7 (tujuh) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun.
om
(3) Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada
k-n
Pendidikan Kesetaraan merupakan Peserta Didik yang
berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 18 (delapan belas)
tahun. d rite
bu
(4) Penerima Pelayanan Dasar SPM Pendidikan pada
dik
belas) tahun.
rm
BAB III
MUTU PELAYANAN DASAR
t.c
spo
Bagian Kesatu
log
Pasal 7
ly
jdih.kemdikbud.go.id
-9-
l
tm
(1) untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar SPM Pendidikan
2.h
mencakup:
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
02
b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
n-2
kependidikan; dan
hu
c. tata cara pemenuhan standar.
-ta
32
Bagian Kedua
or-
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
om
k-n
Paragraf 1
Umum
drite
bu
Pasal 8
dik
Paragraf 2
om
Pasal 9
Standar satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
log
b. standar isi;
ly
c. standar proses;
mu
e. standar pengelolaan;
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 10 -
Paragraf 3
l
tm
Kualitas dan Pemerataan Hasil Belajar Peserta Didik
2.h
Pasal 10
02
Kualitas dan pemerataan hasil belajar Peserta Didik
n-2
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dikecualikan
hu
bagi satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
-ta
32
Pasal 11
or-
(1) Kualitas hasil belajar Peserta Didik sebagaimana
om
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b pada sekolah dasar,
k-n
sekolah menengah pertama, satuan Pendidikan
Kesetaraan, sekolah menengah atas, dan satuan
Pendidikan Khusus mencakup: d rite
bu
a. kompetensi literasi; dan
dik
b. kompetensi numerasi.
(2) Kualitas hasil belajar Peserta Didik sebagaimana
en
kejuruan mencakup:
/pe
a. kompetensi literasi;
/08
b. kompetensi numerasi;
22
Pasal 12
(1) Pemerataan hasil belajar Peserta Didik sebagaimana
log
numerasi.
//a
a. gender; dan
jdih.kemdikbud.go.id
- 11 -
l
tm
2.h
Paragraf 4
Partisipasi dan Pemerataan Peserta Didik
02
n-2
Pasal 13
hu
(1) Partisipasi dan pemerataan Peserta Didik sebagaimana
-ta
dimaksud dalam Pasal 8 huruf c pada Pendidikan Anak
32
Usia Dini mencakup:
or-
a. angka partisipasi murni;
om
b. angka partisipasi sekolah; dan
k-n
c. perbandingan angka partisipasi sekolah kuintil
terendah dengan kuintil tertinggi.
(2)
rite
Partisipasi dan pemerataan Peserta Didik sebagaimana
d
bu
dimaksud dalam Pasal 8 huruf c pada sekolah dasar,
dik
Paragraf 5
/20
Pasal 14
t.c
spo
B.
ly
jdih.kemdikbud.go.id
- 12 -
Bagian Ketiga
l
tm
Tata Cara Pemenuhan
2.h
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
02
Paragraf 1
n-2
Standar Satuan Pendidikan
hu
-ta
Pasal 15
32
(1) Pemenuhan terhadap standar satuan pendidikan
or-
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a mencakup:
om
a. satuan Pendidikan Anak Usia Dini;
k-n
b. sekolah dasar;
c. sekolah menengah pertama;
d.
rite
satuan Pendidikan Kesetaraan;
d
bu
e. sekolah menengah atas;
dik
Paragraf 2
/20
Pasal 16
t.c
spo
jdih.kemdikbud.go.id
- 13 -
l
tm
sekolah/penilik, dan guru/pamong belajar/tutor berupa:
2.h
a. pelatihan;
b. seminar; dan/atau
02
c. lokakarya (workshop)
n-2
hu
Pasal 17
-ta
(1) Pemenuhan kualitas dan pemerataan hasil belajar Peserta
32
Didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b pada
or-
sekolah menengah kejuruan dilaksanakan dengan
om
kegiatan:
k-n
a. pembentukan komunitas belajar dan memastikan,
kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru terlibat
aktif; d rite
bu
b. penyediaan data penelusuran lulusan untuk
dik
a. pelatihan;
b. seminar; dan/atau
log
c. lokakarya (workshop).
a.b
an
Paragraf 3
ly
Pasal 18
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 14 -
l
tm
tahun sampai dengan 6 (enam) tahun yang tidak
2.h
bersekolah; dan
b. sosialisasi mengenai pentingnya Pendidikan Anak
02
Usia Dini kepada masyarakat paling sedikit 2 (dua)
n-2
kali dalam 1 (satu) tahun.
hu
(2) Selain kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
-ta
pemenuhan partisipasi dan pemerataan Peserta Didik
32
dilaksanakan dengan kegiatan:
or-
a. pemberian bantuan biaya pendidikan kepada Peserta
om
Didik dari keluarga tidak mampu;
k-n
b. peningkatan jumlah desa yang memiliki layanan
Pendidikan Anak Usia Dini paling sedikit 1 (satu)
rite
satuan Pendidikan Anak Usia Dini di setiap desa;
d
bu
c. penyediaan layanan pendidikan di wilayah yang
dik
tertinggal.
/pe
/08
Pasal 19
22
jdih.kemdikbud.go.id
- 15 -
l
tm
ditetapkan sebagai daerah terdepan, terluar, dan
2.h
tertinggal.
02
Paragraf 4
n-2
Kualitas dan Pemerataan Layanan
hu
-ta
Pasal 20
32
(1) Pemenuhan kualitas dan pemerataan layanan
or-
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d pada
om
satuan Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan dengan
k-n
kegiatan:
a. sosialisasi kepada satuan pendidikan mengenai
rite
kualitas layanan Pendidikan Anak Usia Dini, yang
d
bu
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
dik
Pasal 21
ina
jdih.kemdikbud.go.id
- 16 -
l
tm
dilaksanakan dengan kegiatan:
2.h
a. sosialisasi kepada satuan pendidikan mengenai
peningkatan kualitas layanan termasuk pentingnya
02
inklusivitas dan kebinekaan untuk mencegah
n-2
diskriminasi terhadap ekonomi, gender, fisik, agama,
hu
suku, dan budaya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
-ta
(satu) tahun pelajaran; dan
32
b. fasilitasi pertemuan guru dalam wadah berbasis
or-
komunitas untuk meningkatkan kualitas layanan
om
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
k-n
(2) Selain kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemenuhan kualitas dan pemerataan layanan dapat
dilaksanakan dengan kegiatan: d rite
bu
a. pemberian layanan pendampingan kepada satuan
dik
bulan;
rm
dan/atau
22
rusak berat.
t.c
spo
Bagian Keempat
Standar Jumlah dan Kualitas
log
Paragraf 1
ly
Pasal 22
ps:
jdih.kemdikbud.go.id
- 17 -
l
tm
b. kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
2.h
c. jumlah pendidik dan tenaga kependidikan.
(2) Jenis pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
02
a merupakan guru Pendidikan Anak Usia Dini.
n-2
(3) Jenis tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada
hu
ayat (1) huruf a, terdiri atas:
-ta
a. kepala satuan Pendidikan Anak Usia Dini; dan
32
b. pengawas sekolah atau penilik.
or-
(4) Kualitas guru Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana
om
dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi persyaratan
k-n
sebagai berikut:
a. memiliki kualifikasi akademik paling rendah Diploma
rite
empat (D-IV) atau Sarjana (S1) bidang:
d
bu
1. Pendidikan Anak Usia Dini;
dik
Usia Dini.
/pe
guru penggerak.
ly
sebagai berikut:
ina
jdih.kemdikbud.go.id
- 18 -
l
tm
4. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
2.h
pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat
guru penggerak.
02
c. penilik memiliki kualifikasi akademik paling rendah
n-2
Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1).
hu
(6) Jumlah pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
-ta
huruf c diukur dengan kecukupan jumlah guru ASN
32
terhadap jumlah rombongan belajar pada satuan
or-
Pendidikan Anak Usia Dini yang diselenggarakan oleh
om
Pemerintah Daerah
k-n
(7) Jumlah pengawas sekolah atau penilik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diukur dengan rasio
rite
pengawas sekolah dan penilik terhadap jumlah satuan
d
bu
Pendidikan Anak Usia Dini.
dik
Paragraf 2
en
Pasal 23
/08
a terdiri atas:
a.b
a. guru kelas;
an
a. kepala sekolah;
b. pengawas sekolah; dan
htt
jdih.kemdikbud.go.id
- 19 -
l
tm
huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
2.h
a. memiliki kualifikasi akademik paling rendah Diploma
empat (D-IV) atau Sarjana (S1); dan
02
b. memiliki sertifikat pendidik.
n-2
(5) Kualitas tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud
hu
pada ayat (1) huruf b sebagai berikut:
-ta
a. kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
32
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
or-
berikut:
om
1. memiliki kualifikasi akademik paling rendah
k-n
Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
2. berasal dari guru;
3.
rite
memiliki sertifikat pendidik;
d
bu
4. memiliki pengalaman manajerial paling sedikit 2
dik
guru penggerak.
/pe
berikut:
/20
terakreditasi;
2. berasal dari guru;
log
guru penggerak.
mu
jdih.kemdikbud.go.id
- 20 -
l
tm
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah; dan
2.h
b. Indeks Distribusi Guru.
(7) Jumlah pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada
02
ayat (3) huruf b diukur dengan rasio pengawas sekolah
n-2
terhadap jumlah sekolah dasar.
hu
-ta
Paragraf 3
32
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
or-
Sekolah Menengah Pertama
om
k-n
Pasal 24
(1) Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
rite
kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
d
bu
(2) huruf b pada sekolah menengah pertama terdiri atas:
dik
a yaitu:
/08
kurikulum;
/20
a. kepala sekolah;
a.b
jdih.kemdikbud.go.id
- 21 -
l
tm
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
2.h
berikut:
1. memiliki kualifikasi akademik paling rendah
02
Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
n-2
2. berasal dari guru;
hu
3. memiliki sertifikat pendidik;
-ta
4. memiliki pengalaman manajerial paling sedikit 2
32
(dua) tahun; dan
or-
5. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
om
pelatihan calon kepala sekolah atau sertifikat
k-n
guru penggerak.
b. pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat
rite
(3) huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai
d
bu
berikut:
dik
guru penggerak.
c. tenaga penunjang lain sebagaimana dimaksud pada
t.c
spo
jdih.kemdikbud.go.id
- 22 -
Paragraf 4
l
tm
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2.h
Satuan Pendidikan Kesetaraan
02
Pasal 25
n-2
(1) Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
hu
kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
-ta
(2) huruf b pada Pendidikan Kesetaraan terdiri atas:
32
a. jenis pendidik dan tenaga kependidikan;
or-
b. kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
om
c. jumlah pendidik dan tenaga kependidikan.
k-n
(2) Jenis pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a merupakan pamong belajar dan/atau tutor Pendidikan
Kesetaraan. d rite
bu
(3) Jenis tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada
dik
b. penilik; dan
rm
Sarjana (S1);
an
jdih.kemdikbud.go.id
- 23 -
l
tm
satuan Pendidikan Kesetaraan yang diselenggarakan
2.h
oleh Pemerintah Daerah; dan
b. Indeks Distribusi Guru.
02
(7) Jumlah penilik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
n-2
b diukur dengan rasio penilik terhadap jumlah satuan
hu
Pendidikan Kesetaraan.
-ta
32
Paragraf 5
or-
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
om
Sekolah Menengah Atas
k-n
Pasal 26
(1)
rite
Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
d
bu
kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
dik
a yaitu:
22
kurikulum;
om
a. kepala sekolah;
an
b. pengawas sekolah;
ly
jdih.kemdikbud.go.id
- 24 -
l
tm
pada ayat (1) huruf b sebagai berikut:
2.h
a. kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
02
berikut:
n-2
1. memiliki kualifikasi akademik paling rendah
hu
Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
-ta
2. berasal dari guru;
32
3. memiliki sertifikat pendidik;
or-
4. memiliki pengalaman manajerial paling sedikit 2
om
(dua) tahun; dan
k-n
5. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
pelatihan calon kepala sekolah atau sertifikat
guru penggerak. d rite
bu
b. pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat
dik
guru penggerak.
c. tenaga laboratorium sebagaimana dimaksud pada
log
jdih.kemdikbud.go.id
- 25 -
l
tm
(7) Jumlah pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada
2.h
ayat (3) huruf b diukur dengan rasio pengawas sekolah
terhadap jumlah sekolah menengah atas.
02
n-2
Paragraf 6
hu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
-ta
Sekolah Menengah Kejuruan
32
or-
Pasal 27
om
(1) Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
k-n
kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(2) huruf b pada sekolah menengah kejuruan terdiri atas:
a.
rite
jenis pendidik dan tenaga kependidikan;
d
bu
b. kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
dik
a yaitu:
rm
kurikulum;
/08
a. kepala sekolah;
b. pengawas sekolah;
log
jdih.kemdikbud.go.id
- 26 -
l
tm
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
2.h
berikut:
1. memiliki kualifikasi akademik paling rendah
02
Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
n-2
2. berasal dari guru;
hu
3. memiliki sertifikat pendidik;
-ta
4. memiliki pengalaman manajerial paling sedikit 2
32
(dua) tahun; dan
or-
5. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
om
pelatihan calon kepala sekolah atau sertifikat
k-n
guru penggerak.
b. pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat
rite
(3) huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai
d
bu
berikut:
dik
guru penggerak.
c. Tenaga laboratorium/bengkel sebagaimana
t.c
spo
kejuruan/sederajat; dan
an
jdih.kemdikbud.go.id
- 27 -
l
tm
huruf c diukur dengan:
2.h
a. kecukupan formasi guru ASN untuk sekolah
menengah kejuruan yang diselenggarakan oleh
02
Pemerintah Daerah; dan
n-2
b. Indeks Distribusi Guru.
hu
(8) Jumlah pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada
-ta
ayat (3) huruf b diukur dengan rasio pengawas sekolah
32
terhadap jumlah sekolah menengah kejuruan.
or-
om
Paragraf 7
k-n
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Satuan Pendidikan Khusus
d rite
bu
Pasal 28
dik
a terdiri atas:
om
a. guru kelas;
b. guru mata pelajaran; dan
t.c
spo
undangan.
a.b
a. kepala sekolah;
mu
jdih.kemdikbud.go.id
- 28 -
l
tm
empat (D-IV) atau Sarjana (S1); dan
2.h
b. memiliki sertifikat pendidik.
(5) Kualitas tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud
02
pada ayat (1) huruf b sebagai berikut:
n-2
a. kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
hu
huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai
-ta
berikut:
32
1. memiliki kualifikasi akademik paling rendah
or-
Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
om
2. berasal dari guru;
k-n
3. memiliki sertifikat pendidik;
4. memiliki pengalaman manajerial paling sedikit 2
(dua) tahun; dan
rite
d
bu
5. memiliki surat tanda tamat pendidikan dan
dik
berikut:
/08
terakreditasi;
2. berasal dari guru;
t.c
spo
guru penggerak.
an
Daerah; dan
jdih.kemdikbud.go.id
- 29 -
l
tm
(7) Jumlah pengawas sekolah sebagaimana dimaksud pada
2.h
ayat (3) huruf b diukur dengan rasio pengawas sekolah
terhadap jumlah satuan Pendidikan Khusus.
02
n-2
Paragraf 8
hu
Surat Keterangan Pemenuhan
-ta
32
Pasal 29
or-
(1) Dalam hal guru Pendidikan Anak Usia Dini, guru kelas,
om
dan guru mata pelajaran pada provinsi/kabupaten/kota
k-n
belum memiliki sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (4) huruf b, Pasal 23 ayat (4) huruf b,
rite
Pasal 24 ayat (4) huruf b, Pasal 26 ayat (4) huruf b, Pasal
d
bu
27 ayat (4) huruf b, dan Pasal 28 ayat (4) huruf b,
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 30 -
l
tm
b angka 4, dan Pasal 28 ayat (5) huruf b angka 4,
2.h
Pemerintah Daerah harus menyampaikan surat
keterangan yang menyatakan masih terdapat pengawas
02
sekolah yang belum memiliki surat tanda tamat
n-2
pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau
hu
sertifikat guru penggerak.
-ta
(4) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
32
ayat (2), dan ayat (3) disampaikan kepada menteri yang
or-
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri
om
melalui gubernur sebagai wakil dari pemerintah pusat
k-n
dengan tembusan kepada Menteri.
(5) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
rite
sampai dengan ayat (4) dilampirkan sebagai bagian dari
d
bu
laporan penerapan dan pencapaian SPM Pendidikan.
dik
Bagian Kelima
en
Pasal 30
22
ayat (4) dan ayat (5), Pasal 24 ayat (4) dan ayat (5), Pasal
a.b
25 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 26 ayat (4) dan (5), Pasal 27
an
ayat (4) dan ayat (5), dan Pasal 28 ayat (4) dan ayat (5)
ly
dipersyaratkan;
htt
jdih.kemdikbud.go.id
- 31 -
l
tm
dalam peningkatan kualifikasi dan kompetensi
2.h
pendidik dan tenaga kependidikan; dan/atau
c. fasilitasi kepala sekolah atau guru yang belum
02
memiliki sertifikat guru penggerak untuk mengikuti
n-2
pendidikan dan pelatihan guru penggerak.
hu
(2) Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
-ta
pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini, sekolah dasar,
32
sekolah menengah pertama, satuan Pendidikan
or-
Kesetaraan, sekolah menengah atas, sekolah menengah
om
kejuruan, dan satuan Pendidikan Khusus sebagaimana
k-n
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (6) dan ayat (7), Pasal 23
ayat (6) dan ayat (7), Pasal 24 ayat (6) dan ayat (7), Pasal
rite
25 ayat (6) dan ayat (7), Pasal 26 ayat (6) dan ayat (7), Pasal
d
bu
27 ayat (7) dan ayat (8), dan Pasal 28 ayat (6) dan ayat (7)
dik
Kementerian;
/08
jdih.kemdikbud.go.id
- 32 -
BAB IV
l
tm
PENCAPAIAN SPM PENDIDIKAN
2.h
Bagian Kesatu
02
Perencanaan Pemenuhan Capaian SPM Pendidikan
n-2
oleh Pemerintah Daerah
hu
-ta
Pasal 31
32
(1) Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya wajib
or-
menyusun perencanaan pemenuhan SPM Pendidikan.
om
(2) Perencanaan pemenuhan SPM Pendidikan sebagaimana
k-n
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah
rite
sebagai prioritas belanja daerah sesuai dengan ketentuan
d
bu
peraturan perundang-undangan.
dik
dan
/pe
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pemenuhan SPM Pendidikan
t.c
spo
Pasal 32
log
Bagian Ketiga
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 33 -
Pasal 33
l
tm
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk partisipasi
2.h
dan pemerataan Peserta Didik pada Pendidikan Anak Usia
Dini diukur melalui perhitungan:
02
a. angka partisipasi murni;
n-2
b. angka partisipasi sekolah; dan
hu
c. perbandingan angka partisipasi sekolah anak usia 5
-ta
(lima) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun kuintil
32
terendah dengan angka partisipasi sekolah anak usia
or-
5 (lima) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun kuintil
om
tertinggi.
k-n
(2) Penghitungan angka partisipasi murni sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara
menghitung: d rite
bu
a. jumlah anak usia 5 (lima) sampai dengan 6 (enam)
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 34 -
l
tm
(lima) sampai dengan 6 (enam) tahun kuintil tertinggi
2.h
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
dengan cara menghitung:
02
a. proporsi anak usia 5 (lima) sampai dengan 6 (enam)
n-2
tahun yang bersekolah dari kuintil terendah pada
hu
kabupaten/kota yang bersangkutan;
-ta
b. proporsi anak usia 5 (lima) sampai dengan 6 (enam)
32
tahun yang bersekolah dari kuintil tertinggi pada
or-
kabupaten/kota yang bersangkutan; dan
om
c. perbandingan angka partisipasi sekolah dengan
k-n
membagi proporsi sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dengan proporsi sebagaimana dimaksud
dalam huruf b. d rite
bu
(5) Dalam hal Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat
dik
Pasal 34
/08
jdih.kemdikbud.go.id
- 35 -
l
tm
dimaksud dalam huruf b dikali 100 (seratus).
2.h
Bagian Keempat
02
Tata Cara Perhitungan Capaian SPM Pendidikan mengenai
n-2
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
hu
pada Sekolah Dasar dan Bentuk Lain yang Sederajat
-ta
32
Pasal 35
or-
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas hasil
om
belajar Peserta Didik pada sekolah dasar dan bentuk lain
k-n
yang sederajat diukur melalui perhitungan:
a. kemampuan literasi Peserta Didik; dan
b.
rite
kemampuan numerasi Peserta Didik.
d
bu
(2) Penghitungan kemampuan literasi Peserta Didik
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 36 -
l
tm
(satu) tahun sebelum tahun berkenaan;
2.h
b. rerata nilai numerasi semua peserta Asesmen
Nasional di sekolah dasar dan bentuk lain yang
02
sederajat pada 1 (satu) tahun sebelum tahun
n-2
berkenaan; dan
hu
c. kemampuan numerasi dengan membagi rerata nilai
-ta
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan rerata
32
nilai sebagaimana dimaksud dalam huruf b dikalikan
or-
100% (seratus persen).
om
k-n
Pasal 36
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk pemerataan
rite
hasil belajar Peserta Didik pada sekolah dasar dan bentuk
d
bu
lain yang sederajat diukur melalui perhitungan:
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 37 -
l
tm
pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara menghitung:
2.h
a. rerata nilai literasi Peserta Didik dari keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah berdasarkan Asesmen
02
Nasional;
n-2
b. rerata nilai literasi Peserta Didik dari keluarga dengan
hu
status sosial ekonomi tinggi berdasarkan Asesmen
-ta
Nasional; dan
32
c. selisih rerata nilai literasi sebagaimana dimaksud
or-
dalam huruf a dengan rerata nilai literasi
om
sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
k-n
(4) Penghitungan perbedaan nilai numerasi antara Peserta
Didik laki-laki dan perempuan sebagaimana dimaksud
rite
pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara menghitung:
d
bu
a. rerata nilai numerasi Peserta Didik laki-laki
dik
menghitung:
a. rerata nilai numerasi Peserta Didik dari keluarga
log
Asesmen Nasional;
an
jdih.kemdikbud.go.id
- 38 -
Pasal 37
l
tm
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk partisipasi
2.h
dan pemerataan Peserta Didik pada sekolah dasar dan
bentuk lain yang sederajat diukur melalui perhitungan:
02
a. angka partisipasi kasar sekolah dasar dan bentuk
n-2
lain yang sederajat; dan
hu
b. angka partisipasi sekolah anak usia 7 (tujuh) tahun
-ta
sampai dengan 12 (dua belas) tahun.
32
(2) Penghitungan angka partisipasi kasar sekolah dasar dan
or-
bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud pasal
om
(1) huruf a dilakukan dengan cara menghitung:
k-n
a. jumlah anak usia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 12
(dua belas) tahun pada kabupaten/kota yang
bersangkutan; drite
bu
b. jumlah Peserta Didik pada sekolah dasar dan bentuk
dik
pendidikan; dan
ly
jdih.kemdikbud.go.id
- 39 -
l
tm
memenuhi SPM Pendidikan.
2.h
Pasal 38
02
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas dan
n-2
pemerataan layanan pada sekolah dasar dan bentuk lain
hu
yang sederajat diukur melalui perhitungan:
-ta
a. indeks iklim keamanan; dan
32
b. indeks iklim kebinekaan dan inklusivitas.
or-
(2) Penghitungan indeks iklim keamanan sebagaimana
om
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara
k-n
menghitung:
a. indeks iklim keamanan rerata satuan pendidikan
berdasarkan Asesmen drite Nasional pada tahun
bu
berkenaan;
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 40 -
l
tm
inklusivitas sebagaimana dimaksud dalam huruf b
2.h
dikalikan 100% (seratus persen).
02
Bagian Kelima
n-2
Tata Cara Perhitungan Capaian SPM Pendidikan
hu
mengenai Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau
-ta
Jasa pada Sekolah Menengah Pertama
32
dan Bentuk Lain yang Sederajat
or-
om
Pasal 39
k-n
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas hasil
belajar Peserta Didik pada sekolah menengah pertama dan
rite
bentuk lain yang sederajat diukur melalui perhitungan:
d
bu
a. kemampuan literasi Peserta Didik; dan
dik
berkenaan;
b. rerata nilai literasi semua peserta Asesmen Nasional
log
dan
ly
jdih.kemdikbud.go.id
- 41 -
l
tm
Nasional di sekolah menengah pertama dan bentuk
2.h
lain yang sederajat pada tahun berkenaan dikurangi
rerata nilai numerasi semua peserta Asesmen
02
Nasional di sekolah menengah pertama dan bentuk
n-2
lain yang sederajat pada 1 (satu) tahun sebelum
hu
tahun berkenaan;
-ta
b. rerata nilai numerasi semua peserta Asesmen
32
Nasional di sekolah menengah pertama dan bentuk
or-
lain yang sederajat pada 1 (satu) tahun sebelum
om
tahun berkenaan; dan
k-n
c. kemampuan literasi dengan membagi rerata nilai
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan rerata
rite
nilai sebagaimana dimaksud dalam huruf b dikalikan
d
bu
100% (seratus persen).
dik
Pasal 40
en
perhitungan:
22
dan perempuan;
om
jdih.kemdikbud.go.id
- 42 -
l
tm
berdasarkan Asesmen Nasional; dan
2.h
c. selisih rerata nilai literasi sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dengan rerata nilai literasi
02
sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
n-2
(3) Penghitungan perbedaan nilai literasi antara kelompok
hu
Peserta Didik dari keluarga dengan status sosial ekonomi
-ta
rendah dan sosial ekonomi tinggi sebagaimana dimaksud
32
pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara menghitung:
or-
a. rerata nilai literasi Peserta Didik dari keluarga dengan
om
status sosial ekonomi rendah berdasarkan Asesmen
k-n
Nasional;
b. rerata nilai literasi Peserta Didik dari keluarga dengan
rite
status sosial ekonomi tinggi berdasarkan Asesmen
d
bu
Nasional; dan
dik
menghitung:
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 43 -
l
tm
dengan status sosial ekonomi tinggi berdasarkan
2.h
Asesmen Nasional; dan
c. selisih rerata nilai numerasi sebagaimana dimaksud
02
dalam huruf a dengan rerata nilai numerasi
n-2
sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
hu
-ta
Pasal 41
32
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk partisipasi
or-
dan pemerataan Peserta Didik pada sekolah menengah
om
pertama dan bentuk lain yang sederajat diukur melalui
k-n
perhitungan:
a. angka partisipasi kasar sekolah menengah pertama
rite
dan bentuk lain yang sederajat; dan
d
bu
b. angka partisipasi sekolah anak usia 13 (tiga belas)
dik
menghitung:
/08
bersangkutan;
om
menghitung:
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 44 -
l
tm
(lima belas) tahun yang berada pada satuan
2.h
pendidikan; dan
c. persentase angka partisipasi sekolah dengan
02
membagi jumlah Peserta Didik sebagaimana
n-2
dimaksud dalam huruf b dengan jumlah anak
hu
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dikalikan 100
-ta
(seratus).
32
(4) Dalam hal Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat
or-
(1) mengikuti sekolah menengah pertama pada
om
kabupaten/kota lain, Peserta Didik tersebut dihitung telah
k-n
memenuhi SPM Pendidikan.
rite
Pasal 42
d
bu
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas dan
dik
menghitung:
/20
jdih.kemdikbud.go.id
- 45 -
l
tm
satuan pendidikan berdasarkan Asesmen Nasional
2.h
pada tahun berkenaan;
b. indeks iklim kebinekaan dan inklusivitas rerata
02
satuan pendidikan berdasarkan Asesmen Nasional
n-2
pada 1 (satu) tahun sebelum tahun berkenaan; dan
hu
c. indeks kebinekaan dan inklusivitas dengan
-ta
mengurangkan indeks kebinekaan dan inklusivitas
32
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan indeks
or-
kebinekaan dan inklusivitas sebagaimana dimaksud
om
dalam huruf b dibagi indeks kebinekaan dan
k-n
inklusivitas sebagaimana dimaksud dalam huruf b
dikalikan 100% (seratus persen).
d rite
bu
Bagian Keenam
dik
Pasal 43
22
jdih.kemdikbud.go.id
- 46 -
l
tm
di sekolah menengah atas dan bentuk lain yang
2.h
sederajat pada 1 (satu) tahun sebelum tahun
berkenaan; dan
02
c. kemampuan literasi Peserta Didik dengan membagi
n-2
rerata nilai sebagaimana dimaksud dalam huruf a
hu
dengan rerata nilai sebagaimana dimaksud dalam
-ta
huruf b dikalikan 100% (seratus persen).
32
(3) Perhitungan kemampuan numerasi Peserta Didik
or-
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan
om
dengan cara menghitung:
k-n
a. rerata nilai numerasi semua peserta Asesmen
Nasional di sekolah menengah atas dan bentuk lain
rite
yang sederajat pada tahun berkenaan dikurangi
d
bu
rerata nilai numerasi semua peserta Asesmen
dik
berkenaan;
rm
berkenaan; dan
/20
Pasal 44
a.b
perhitungan:
ina
jdih.kemdikbud.go.id
- 47 -
l
tm
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
2.h
dengan cara menghitung:
a. rerata nilai literasi semua peserta Asesmen Nasional
02
di sekolah menengah kejuruan dan bentuk lain yang
n-2
sederajat pada tahun berkenaan dikurangi rerata
hu
nilai literasi semua peserta Asesmen Nasional di
-ta
sekolah menengah kejuruan dan bentuk lain yang
32
sederajat pada 1 (satu) tahun sebelum tahun
or-
berkenaan;
om
b. rerata nilai literasi semua peserta Asesmen Nasional
k-n
di sekolah menengah kejuruan dan bentuk lain yang
sederajat pada 1 (satu) tahun sebelum tahun
berkenaan; dan
rite
d
bu
c. kemampuan literasi Peserta Didik dengan membagi
dik
tahun berkenaan;
a.b
jdih.kemdikbud.go.id
- 48 -
l
tm
menengah kejuruan dan bentuk lain yang sederajat
2.h
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan
dengan cara menghitung:
02
a. jumlah individu lulusan sekolah menengah kejuruan
n-2
yang bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan
hu
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;
-ta
b. jumlah individu lulusan sekolah menengah kejuruan
32
pada tahun tertentu; dan
or-
c. tingkat penyerapan lulusan sekolah menengah
om
kejuruan Peserta Didik dengan membagi jumlah
k-n
individu lulusan sekolah menengah kejuruan yang
bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan studi
rite
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan jumlah
d
bu
individu lulusan sekolah menengah kejuruan
dik
menghitung:
22
tahun berkenaan;
b. tingkat kepuasan dunia kerja pada 1 (satu) tahun
t.c
spo
persen).
ps:
htt
jdih.kemdikbud.go.id
- 49 -
Pasal 45
l
tm
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk pemerataan
2.h
hasil belajar Peserta Didik pada sekolah menengah atas,
sekolah menengah kejuruan, dan bentuk lain yang
02
sederajat diukur melalui perhitungan:
n-2
a. perbedaan nilai literasi antara Peserta Didik laki-laki
hu
dan perempuan;
-ta
b. perbedaan nilai literasi antara kelompok Peserta
32
Didik dari keluarga dengan status sosial ekonomi
or-
rendah dan status sosial ekonomi tinggi;
om
c. perbedaan nilai numerasi antara Peserta Didik laki-
k-n
laki dan perempuan; dan
d. perbedaan nilai numerasi antara kelompok Peserta
rite
Didik dari keluarga dengan status sosial ekonomi
d
bu
rendah dan status sosial ekonomi tinggi.
dik
dalam huruf b;
(3) Penghitungan perbedaan nilai literasi antara kelompok
log
menghitung:
mu
Nasional;
ps:
Nasional; dan
jdih.kemdikbud.go.id
- 50 -
l
tm
dimaksud dalam huruf a dengan nilai rerata skor
2.h
literasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
(4) Penghitungan perbedaan nilai numerasi antara Peserta
02
Didik laki-laki dan perempuan sebagaimana dimaksud
n-2
pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara menghitung:
hu
a. rerata nilai numerasi Peserta Didik laki-laki
-ta
berdasarkan Asesmen Nasional;
32
b. rerata nilai numerasi Peserta Didik perempuan
or-
berdasarkan Asesmen Nasional; dan
om
c. selisih rerata nilai numerasi Peserta Didik laki-laki
k-n
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan rerata
nilai numerasi Peserta Didik perempuan
rite
sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
d
bu
(5) Penghitungan perbedaan nilai numerasi antara kelompok
dik
Asesmen Nasional;
22
Pasal 46
an
jdih.kemdikbud.go.id
- 51 -
l
tm
sampai 18 (delapan belas) tahun.
2.h
(2) Penghitungan angka partisipasi kasar sekolah menengah
atas, sekolah menengah kejuruan, dan bentuk lain yang
02
sederajat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
n-2
dilakukan dengan cara menghitung:
hu
a. jumlah anak usia 16 (enam belas) sampai dengan 18
-ta
(delapan belas) tahun pada provinsi yang
32
bersangkutan;
or-
b. jumlah Peserta Didik pada sekolah menengah atas,
om
sekolah menengah kejuruan, dan bentuk lain yang
k-n
sederajat; dan
c. persentase angka partisipasi kasar dengan membagi
rite
jumlah Peserta Didik sebagaimana dimaksud dalam
d
bu
huruf b dibagi dengan jumlah anak sebagaimana
dik
bersangkutan;
om
pendidikan; dan
c. persentase angka partisipasi sekolah dengan
log
(seratus).
mu
Pendidikan.
htt
jdih.kemdikbud.go.id
- 52 -
Pasal 47
l
tm
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas dan
2.h
pemerataan layanan pada sekolah menengah atas, sekolah
menengah kejuruan, dan bentuk lain yang sederajat
02
diukur melalui perhitungan:
n-2
a. indeks iklim keamanan; dan
hu
b. indeks iklim kebinekaan dan inklusivitas.
-ta
(2) Penghitungan indeks iklim keamanan sebagaimana
32
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara
or-
menghitung:
om
a. indeks iklim keamanan rerata satuan pendidikan
k-n
berdasarkan Asesmen Nasional pada tahun
berkenaan;
b.
rite
indeks iklim keamanan rerata satuan pendidikan
d
bu
berkenaan berdasarkan Asesmen Nasional pada 1
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 53 -
l
tm
dikalikan 100% (seratus persen).
2.h
Bagian Ketujuh
02
Tata Cara Perhitungan Capaian SPM Pendidikan
n-2
mengenai Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau
hu
Jasa untuk Pendidikan Khusus
-ta
32
Pasal 48
or-
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas hasil
om
belajar Peserta Didik pada Pendidikan Khusus diukur
k-n
melalui perhitungan:
a. kemampuan literasi Peserta Didik; dan
b.
rite
kemampuan numerasi Peserta Didik.
d
bu
(2) Penghitungan kemampuan literasi Peserta Didik
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 54 -
l
tm
Nasional pada 1 (satu) tahun sebelum tahun
2.h
berkenaan; dan
c. kemampuan numerasi Peserta Didik dengan
02
membagi rerata nilai sebagaimana dimaksud dalam
n-2
huruf a dengan rerata nilai sebagaimana dimaksud
hu
dalam huruf b dikalikan 100% (seratus persen).
-ta
32
Pasal 49
or-
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk pemerataan
om
hasil belajar Peserta Didik pada Pendidikan Khusus
k-n
diukur melalui perhitungan:
a. perbedaan nilai literasi antara Peserta Didik laki-laki
dan perempuan; d rite
bu
b. perbedaan nilai literasi antara kelompok Peserta
dik
dalam huruf b.
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 55 -
l
tm
status sosial ekonomi rendah berdasarkan Asesmen
2.h
Nasional;
b. rerata nilai literasi Peserta Didik dari keluarga dengan
02
status sosial ekonomi tinggi berdasarkan Asesmen
n-2
Nasional; dan
hu
c. selisih rerata nilai literasi sebagaimana dimaksud
-ta
dalam huruf a dengan rerata nilai literasi
32
sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
or-
(4) Penghitungan perbedaan nilai numerasi antara Peserta
om
Didik laki-laki dan perempuan sebagaimana dimaksud
k-n
pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara menghitung:
a. rerata nilai numerasi Peserta Didik laki-laki
rite
berdasarkan Asesmen Nasional;
d
bu
b. rerata nilai numerasi Peserta Didik perempuan
dik
Asesmen Nasional;
a.b
jdih.kemdikbud.go.id
- 56 -
Pasal 50
l
tm
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk partisipasi
2.h
dan pemerataan Peserta Didik pada Pendidikan Khusus
diukur melalui perhitungan warga negara usia 4 (empat)
02
sampai dengan 18 (delapan belas) tahun penyandang
n-2
disabilitas yang mengikuti Pendidikan Khusus.
hu
(2) Penghitungan warga negara usia 4 (empat) sampai dengan
-ta
18 (delapan belas) tahun penyandang disabilitas yang
32
mengikuti Pendidikan Khusus dilakukan dengan cara
or-
menghitung:
om
a. jumlah Peserta Didik usia 4 (empat) sampai dengan
k-n
18 (delapan belas) tahun penyandang disabilitas pada
Pendidikan Khusus;
b.
rite
jumlah anak penyandang disabilitas pada provinsi
d
bu
yang bersangkutan; dan
dik
Pendidikan.
/20
om
Pasal 51
(1) Capaian pemenuhan SPM Pendidikan untuk kualitas dan
t.c
spo
menghitung:
ina
berkenaan;
htt
jdih.kemdikbud.go.id
- 57 -
l
tm
berdasarkan Asesmen Nasional pada 1 (satu) tahun
2.h
sebelum tahun berkenaan; dan
c. indeks iklim keamanan dengan mengurangkan
02
indeks iklim keamanan sebagaimana dimaksud
n-2
dalam huruf a dengan indeks iklim keamanan
hu
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dibagi indeks
-ta
keamanan sebagaimana dimaksud dalam huruf b
32
dikalikan 100% (seratus persen).
or-
(3) Penghitungan indeks iklim kebinekaan dan inklusivitas
om
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan
k-n
dengan cara menghitung:
a. indeks iklim kebinekaan dan inklusivitas rerata
rite
satuan pendidikan berdasarkan Asesmen Nasional
d
bu
pada tahun berkenaan;
dik
Bagian Kedelapan
log
Pasal 52
ina
jdih.kemdikbud.go.id
- 58 -
l
tm
kualifikasi akademik Diploma empat (D-IV) atau
2.h
Sarjana (S1);
b. rasio pengawas sekolah dan penilik;
02
c. kecukupan formasi guru ASN;
n-2
d. proporsi lulusan program guru penggerak yang
hu
diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas
-ta
sekolah; dan
32
e. Indeks Distribusi Guru.
or-
(2) Penghitungan pertumbuhan jumlah pendidik yang
om
memiliki kualifikasi akademik Diploma empat (D-IV) atau
k-n
Sarjana (S1) pada Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara
menghitung: drite
bu
a. persentase pendidik Pendidikan Anak Usia Dini yang
dik
berkenaan; dan
22
Dini nonformal;
//a
jdih.kemdikbud.go.id
- 59 -
l
tm
dalam huruf b.
2.h
(4) Penghitungan kecukupan jumlah formasi guru ASN pada
Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana dimaksud pada
02
ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara menghitung:
n-2
a. jumlah formasi guru ASN yang diajukan oleh
hu
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan;
-ta
b. jumlah formasi guru ASN yang dibutuhkan pada
32
Pendidikan Anak Usia Dini; dan
or-
c. kecukupan jumlah formasi guru ASN dengan
om
membagi jumlah formasi guru ASN yang diajukan
k-n
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan jumlah
rite
formasi guru ASN yang dibutuhkan sebagaimana
d
bu
dimaksud dalam huruf b dikalikan 100% (seratus
dik
persen).
(5) Jumlah formasi guru ASN yang dibutuhkan sebagaimana
en
satuan pendidikan.
22
menghitung:
a. jumlah lulusan program guru penggerak di
log
Usia Dini;
ly
jdih.kemdikbud.go.id
- 60 -
l
tm
dalam huruf b dikalikan 100 (seratus).
2.h
(7) Penghitungan pemenuhan SPM Pendidikan mengenai
Indeks Distribusi Guru pada Pendidikan Anak Usia Dini
02
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan
n-2
dengan cara menghitung:
hu
a. Indeks Distribusi Guru pada Pendidikan Anak Usia
-ta
Dini pada tahun berkenaan;
32
b. Indeks Distribusi Guru pada Pendidikan Anak Usia
or-
Dini pada 1 (satu) tahun sebelum tahun berkenaan;
om
dan
k-n
c. Indeks Distribusi Guru dengan mengurangkan
Indeks Distribusi Guru sebagaimana dimaksud
rite
dalam huruf a dengan Indeks Distribusi Guru
d
bu
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dibagi Indeks
dik
Pasal 53
/pe
jdih.kemdikbud.go.id
- 61 -
l
tm
membagi jumlah formasi guru ASN yang diajukan
2.h
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan jumlah
02
formasi guru ASN yang dibutuhkan sebagaimana
n-2
yang dimaksud dalam huruf b dikalikan 100%
hu
(seratus persen).
-ta
(3) Jumlah formasi guru ASN yang dibutuhkan sebagaimana
32
dimaksud pada ayat (2) huruf b dihitung berdasarkan
or-
jumlah rombongan belajar dalam satuan pendidikan,
om
beban kerja guru, dan kurikulum yang digunakan oleh
k-n
satuan pendidikan.
(4) Penghitungan proporsi lulusan program guru penggerak
rite
yang diangkat menjadi kepala sekolah dan pengawas
d
bu
sekolah pada Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah,
dik
jdih.kemdikbud.go.id
- 62 -
l
tm
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan
2.h
Pendidikan Khusus di daerah yang bersangkutan;
b. Indeks Distribusi Guru pada 1 (satu) tahun sebelum
02
tahun berkenaan pada Pendidikan Dasar, Pendidikan
n-2
Menengah, dan Pendidikan Khusus di daerah yang
hu
bersangkutan; dan
-ta
c. Indeks Distribusi Guru dengan mengurangkan
32
Indeks Distribusi Guru tahun berkenaan
or-
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dengan Indeks
om
Distribusi Guru pada 1 (satu) tahun sebelum tahun
k-n
berkenaan sebagaimana dimaksud dalam huruf b
dibagi Indeks Distribusi Guru pada 1 (satu) tahun
rite
sebelum tahun berkenaan sebagaimana dimaksud
d
bu
dalam huruf b dikalikan 100% (seratus persen).
dik
Bagian Kesembilan
en
Pasal 54
/08
pencapaian SPM.
om
jdih.kemdikbud.go.id
- 63 -
BAB V
l
tm
PELAPORAN DAN EVALUASI
2.h
Bagian Kesatu
02
Pelaporan
n-2
hu
Pasal 55
-ta
(1) Pemerintah Daerah provinsi sesuai dengan
32
kewenangannya harus menyampaikan laporan
or-
pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan kepada menteri
om
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
k-n
negeri dengan tembusan kepada Menteri.
(2) Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya harus dritemenyampaikan laporan
bu
pelaksanaan pemenuhan SPM Pendidikan kepada menteri
dik
pemerintahan daerah.
(4) Materi muatan laporan pelaksanaan pemenuhan SPM
t.c
spo
Pendidikan.
ly
undangan.
jdih.kemdikbud.go.id
- 64 -
Bagian Kedua
l
tm
Evaluasi
2.h
Pasal 56
02
(1) Evaluasi terhadap capaian pemenuhan SPM Pendidikan
n-2
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan Kementerian
hu
dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.
-ta
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
32
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
or-
(3) Evaluasi oleh Kementerian sebagaimana dimaksud pada
om
ayat (1) dilakukan berdasarkan hasil laporan pelaksanaan
k-n
pemenuhan SPM Pendidikan dari Pemerintah Daerah.
rite
BAB VI
d
bu
KETENTUAN PENUTUP
dik
Pasal 57
en
Pasal 58
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
t.c
spo
diundangkan.
log
a.b
an
ly
mu
ina
//a
ps:
htt
jdih.kemdikbud.go.id
- 65 -
l
tm
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
2.h
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
02
n-2
Ditetapkan di Jakarta
hu
pada tanggal 8 Juli 2022
-ta
32
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
or-
RISET, DAN TEKNOLOGI
om
REPUBLIK INDONESIA,
k-n
ttd.
rite
d
bu
NADIEM ANWAR MAKARIM
dik
Diundangkan di Jakarta
en
REPUBLIK INDONESIA,
22
/20
ttd.
om
YASONNA H. LAOLY
t.c
spo
log
ttd.
//a
ps:
Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001
htt
jdih.kemdikbud.go.id