Anda di halaman 1dari 4

Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran.

Api merupakan kekuatan mistik


yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat
manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas.
Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan
metode yang dapat mengubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang
disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering
mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia
modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme
dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah.[12][13][14][15]
Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan
membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Boyle khususnya dianggap
sebagai bapak pendiri kimia karena karyanya yang paling penting, teks kimia klasik The
Skeptical Chymist yang membuat perbedaan antara klaim alkimia dan penemuan ilmiah empiris
dari kimia baru.[16] Ia merumuskan hukum Boyle, menolak "empat unsur" klasik dan mengusulkan
alternatif atom dan reaksi kimia mekanistik yang dapat dikenakan percobaan yang keras.[17]

Antoine-Laurent de Lavoisier dianggap sebagai "Bapak Kimia


Modern". [18]

Teori flogiston (suatu zat yang menjadi akar dari semua pembakaran) dikemukakan oleh Georg
Ernst Stahl dari Jerman pada awal abad ke-18 dan kemudian dibatalkan pada akhir abad oleh
ahli kimia Perancis Antoine Lavoisier, layaknya Newton dalam fisika; yang membuat pijakan bagi
kimia modern, dengan menjelaskan prinsip kekekalan massa dan mengembangkan sistem baru
penamaan kimia yang digunakan hingga hari ini.[19]
Namun, sebelum karyanya tersebut, banyak penemuan penting telah dibuat, khususnya yang
berkaitan dengan sifat 'udara' yang ditemukan terdiri dari banyak gas yang berbeda. Kimiawan
Skotlandia Joseph Black (ahli kimia eksperimental pertama) dan J.B. van Helmont dari Belanda
menemukan karbon dioksida, atau apa yang disebut Black sebagai 'udara tetap' pada tahun
1754; Henry Cavendish menemukan hidrogen dan menjelaskan sifat-sifatnya serta Joseph
Priestley dan, secara independen, Carl Wilhelm Scheele yang mengisolasi oksigen murni.
Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.[20] Ilmuwan
Inggris John Dalton mengusulkan teori atom modern; bahwa semua zat tersusun dari 'atom-
atom' materi dan bahwa atom-atom yang berbeda memiliki berat atom yang berbeda-beda pula.
Perkembangan teori elektrokimia terjadi pada awal abad ke-19 sebagai hasil karya dua ilmuwan
khususnya, J.J. Berzelius dan Humphry Davy, dimungkinkan oleh penemuan tumpukan
volta sebelumnya oleh Alessandro Volta. Davy menemukan sembilan unsur baru
termasuk logam alkali dengan mengekstraksinya dari oksida mereka menggunakan arus listrik.[21]
Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran
bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20,
sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik
ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami
dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia.
Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan
kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai US$587 miliar dengan margin keuntungan
8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan.[22]
Tahun 2011 dinyatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Tahun Kimia Internasional.
[23]
Deklarasi tersebut adalah inisiatif dari IUPAC, dan UNESCO serta melibatkan perkumpulan
cendekiawan kimia, akademisi, dan lembaga di seluruh dunia serta mengandalkan inisiatif
individu untuk mengorganisasi kegiatan lokal dan regional.
Kimia organik dikembangkan oleh Justus von Liebig dan yang lainnya, menyusul
sintesis urea ole Friedrich Wöhler yang membuktikan bahwa organisme hidup, secara teori,
dapat berasal dari senyawa kimia.[24] Kemajuan penting lainnya di abad ke-19 adalah;
pemahaman tentang ikatan valensi (Edward Frankland pada tahun 1852) dan penerapan
termodinamika pada kimia (J. W. Gibbs dan Svante Arrhenius pada tahun 1870-an).

Cabang ilmu kimia[sunting | sunting sumber]


Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-
bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.[25] Lima cabang utama dalam ilmu
kimia diantaranya:[26]

 Kimia analitik adalah studi yang melibatkan bagaimana kita menganalisis komponen
kimia dalam sampel. Berapa banyak sebenarnya kafeina dalam secangkir kopi?
Adakah obat-obatan yang ditemukan dalam sampel urin atlet? Bagaimana tingkat pH
kolam renang saya? Contoh bidang yang menggunakan kimia analitik meliputi ilmu
forensik, ilmu lingkungan, dan pengujian obat. Kimia analitik dibagi menjadi dua sub
cabang: analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode /
pemastian untuk membantu menentukan komponen zat (menjawab
pertanyaan: apa?). Analisis kuantitatif di sisi lain, membantu untuk mengidentifikasi
berapa banyak setiap komponen hadir dalam suatu zat (menjawab
pertanyaan: berapa?).
 Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi
dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat,
seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan
dengan biologi molekular, fisiologi, dan genetika. Di bawah payung utama biokimia
banyak sub-cabang baru telah muncul dan banyak ahli kimia modern yang mungkin
mengkhususkan diri di dalamnya. Beberapa disiplin ilmu ini meliputi:
1. Enzimologi (studi tentang enzim)
2. Endokrinologi (studi tentang hormon)
3. Biokimia klinik (studi tentang penyakit)
4. Biokimia molekuler (studi biomolekul dan fungsinya)
 Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan
antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang
tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam. Kimiawan di bidang ini fokus
pada unsur-unsur dan senyawa lain selain karbon atau hidrokarbon. Sederhananya,
kimia anorganik meliputi semua bahan yang tidak organik dan disebut sebagai zat
tak-hidup - senyawa yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (CH). Senyawa
yang dipelajari oleh ahli kimia anorganik meliputi struktur
kristal, mineral, logam, katalis, dan sebagian besar unsur pada tabel periodik.
Contohnya adalah kekuatan balok daya yang digunakan untuk membawa berat
tertentu atau menyelidiki bagaimana emas terbentuk di bumi. Cabang kimia
anorganik meliputi:
1. Kimia bioanorganik (studi peran logam dalam biologi)
2. Kimia koordinasi (studi senyawa koordinasi dan interaksi ligan)
3. Geokimia (studi komposisi kimia bumi, batuan, mineral & atmosfer)
4. Teknologi anorganik (sintesis senyawa anorganik baru)
5. Kimia nuklir (studi bahan radioaktif)
6. Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan
antara logam dan karbon–tumpangsuh dengan kimia organik)
7. Kimia padatan / kimia material (studi pembentukan, struktur, dan
karakteristik material fasa padat)
8. Kimia anorganik sintesis (studi sintesis bahan kimia)
9. Kimia anorganik industrial (studi material yang digunakan dalam
industri. Contoh: pupuk)
 Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa karbon seperti bahan
bakar, plastik, aditif makanan, dan obat-obatan. Berlawanan kimia anorganik yang
berfokus pada masalah tak-hidup dan zat berbasis non-karbon, kimia organik
berurusan dengan studi karbon dan bahan kimia dalam organisme hidup. Contohnya
adalah proses fotosintesis di daun karena ada perubahan dalam komposisi
kimia dari tanaman hidup. Cabang-cabang dari kimia organik melibatkan banyak
disiplin ilmu yang berbeda termasuk
studi keton, aldehid, hidrokarbon (alkena, alkana, alkuna) dan alkohol.
1. Stereokimia (studi struktur molekul 3-dimensi)
2. Kimia medisinal (berurusan dengan perancangan, pengembangan
dan sintesis obat-obatan farmasi)
3. Kimia organologam (studi bahan kimia yang mengandung ikatan
antra karbon dan logam)
4. Kimia organik fisik (studi struktur dan reaktivitas dalam molekul
organik)
5. Kimia polimer (studi komposisi dan pembentukan molekul polimer)
 Kimia fisik adalah studi tentang sifat fisik molekul, dan hubungannya dengan cara
menyatukan molekul dan atom. Kimia fisik berurusan dengan prinsip-prinsip dan
metodologi baik kimia dan fisika serta merupakan studi tentang bagaimana struktur
kimia berpengaruh terhadap sifat fisik suatu zat. Contohnya adalah pembuatan
brownies, karena ada pencampuran bahan serta menggunakan panas dan energi
untuk mendapatkan produk akhir. Sub-cabang kimia fisik meliputi:
1. Elektrokimia (studi interaksi atom, molekul, ion dan arus listrik)
2. Fotokimia (studi efek kimia cahaya; reaksi fotokimia)
3. Kimia permukaan (studi reaksi kimia pada permukaan)
4. Kinetika kimia (studi laju reaksi kimia)
5. Termodinamika/termokimia (studi hubungan panas dengan
perubahan kimia)
6. Mekanika kuantum/kimia kuantum (studi mekanika kuantum dan
hubungannya dengan fenomena kimia)
7. Spektroskopi (studi spektrum cahaya atau radiasi)
Cabang-cabang ilmu kimia yang merupakan tumpang-tindih dengan satu atau lebih lima cabang
utama:

 Kimia material menyangkut bagaimana menyiapkan, mengkarakterisasi, dan


memahami cara kerja suatu bahan dengan kegunaan praktis.
 Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya
dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika kuantum dalam
kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II, perkembangan komputer
telah memfasilitasi pengembangan sistematik kimia komputasi, yang merupakan
seni pengembangan dan penerapan program komputer untuk menyelesaikan
permasalahan kimia. Kimia teori memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan
eksperimen) dengan fisika benda kondensi dan fisika molekular.
 Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan membentuk
inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia nuklir dan tabel
nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang ini.
 Kimia organik bahan alam mempelajari senyawa organik yang disintesis secara
alami oleh alam, khususnya makhluk hidup.
Bidang lain antara lain adalah astrokimia, biologi
molekular, elektrokimia, farmakologi, fitokimia, fotokimia, genetika molekular, geokimia, ilmu
bahan, kimia aliran, kimia atmosfer, kimia benda padat, kimia hijau, kimia inti, kimia
medisinal, kimia komputasi, kimia lingkungan, kimia organologam, kimia permukaan, kimia
polimer, kimia supramolekular, nanoteknologi, petrokimia, sejarah kimia, sonokimia, teknik kimia,
serta termokimia.

Anda mungkin juga menyukai