Ekspedisi
Unduh Pamalayu !
Judul Asli
Unduh !
ekspedisi pamalayu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
EKSPEDISI PAMALAYU: POLITIK EKSPANSIF PADA MASA SRI
DOCX, PDF, TXT atau baca onlineKERTANEGARA
dari Scribd
Abstrak
Facebook Twitter
Artikel ini membahas tentang Ekspedisi Pamalayu sebagai bentuk politik
ekspansif pada masa Kertanegara. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk
mengetahui bagaimana berjalannya Ekspedisi Pamalayu pada masa
pemerintahan Kertanegara. Adapun yang menjadi latar belakangnya adalah
%
kepemimpinan Singasari pada masa Kertanegara yang berhasil membawa
Singasari pada puncak kejayaannya serta dikenal sebagai raja yang tegas dan
ambisius yang mendobrak politik leluhur dengan wawasan politik ekspansif.
Artikel ini akan mengidentifikasi masalah berupa kondisi Singasari menjelang
Email
Ekspedisi Pamalayu, berjalannnya Ekspedisi Pamalayu dan dampak yang terjadi
setelah diadakan Ekspedisi Pamalayu. Penulisan artikel ini berasal dari
penilitaan yang menggunakan metode historis, melalui tahapan berupa pencarian
sumber buku lalu kemudian didapati fakta-fakta Ekspedisi Pamalayu.
Apakah menurut Anda
K ata K unci dokumen
: Kertanegara, iniPamalayu,
Ekspedisi bermanfaat?
Singasari, Ekspansif.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Singasari merupakan sebuah kerajaan yang terletak di Singasari, Malang,
Jawa Timur. Ken Arok mendirikan kerajaan ini sekaligus sebagai raja pertama
dengan gelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabumi (1222). Menurut prasasti
Apakah konten ini(1294),
Kudadu tidaknama
pantas?
kerajaanLaporkan Dokumen
Singasari yang Iniadalah
sesungguhnya Kerajaan
Tumapel dan Serat Paraton menceritakan bahwa wilayah Tumapel ini, mulanya
adalah wilayah kerajaan Kediri.1 Ken Arok sebagai raja pertama Tumapel
mendapatkan tahtanya dengan memenangi pertempuran melawan Raja Kertajaya
dari Kediri. Kemenangan Ken Arok atas pasukan Dandang Gendhis bertepatan
dengan tahun 1222 M.
1
Lily Turangan, Seni Budaya dan Warisan Indonesia (Jakarta: PT Aku Bisa, 2014), hlm. 84.
' Bermanfaat
) Tidak
bermanfaat
Kertanegara naik tahta dan menjadi raja penuh pada tahun 1268 M
menggantikan ayahnya, Wisnuwardhana (1248-1268). Ibunya bernama Waning
Hyun yang bergelar Jayawardhani. Waning Hyun adalah putri dari Mahisa Wonga
Taleng, putra Ken Arok. Istri Kertanegara bernama Sri Bajradewi yang dari hasil
perkawinan itu melahirkan beberapa orang putri yang dinikahkan dengan Raden
Wijaya dan Ardharaja. Nama empat orang putri Kertanegara yang dinikahi oleh
Raden Wijaya menurut Nagarakretagama adalah Tribhuwaneswari,
Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri.3 Kertanagera dikenal sebagai sebagai
seorang raja yang mengembangkan aliran sinkritisme. Raja ini menampung tokoh-
tokoh agama yang berbeda-beda aliran dari dua ajaran berbeda yakni, Siwaisme
dan Buddhisme. Raja Kertanegara begitu dipuji oleh para penggantinya, yakni
raja-raja Majapahit sebagaimana diuraikan dalam prasasti-prasasti dan kitab, baik
memang penguasaanya yang sempurna dalam berbagai ilmu agama maupun
prestasinya dalam bidang kemiliteran.4
2
Ibid.
3
Endik Koeswoyo, dkk., Kisah Raja-raja Legendaris Nusantara (Yogyakarta: Garailmu,
2009), hlm. 134.
4
Supratikno Rahardjo, Peradaban Jawa dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir
(Depok: Komunitas Bambu, 2011), hlm. 59.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi Singasari menjelang Ekspedisi Pamalayu ?
2. Bagaimana proses pelaksanaan Ekspedisi Pamalayu ?
3. Apa dampak yang ditimbulkan setelah diadakan Ekspedisi Pamalayu ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk menegtahui kondisi Singasari menjelang Ekspedisi Pamalayu
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Ekspedisi Pamalayu.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan setelah diadakan Ekspedisi
Pamalayu
5
Sobri, dkk., “Sri Kertanagara dalam Usaha Mewujudkan Wawasan Dwipantara Tahun
1275-1292”. Pesagi (Jurnal Pendidikan dan Penelitian). Vol. 2 No. 1, 2014, hlm. 2.
6
Teguh Panji, Kitab Sejarah Terlengkap Majapahit (Yogyakarta: Laksana, 2015), hlm. 59.
Manfaat Penelitian
1. Menambah pengatahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai
Ekspedisi Pmalayu pada masa Kertanegara.
2. Dapat digunakannya informasi dalam artikel ini sebagai sumber refrensi
untuk mengkaji masalah serupa.
Kajian Teori
Dalam artikel Ekspedisi Pamalayu: politik ekspansif pada masa Sri
Kertanegara ini, dilakukan kajian teori terhadap suatu kutipan dari buku yang
berjudul Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya karya Slamet Muljana.
Kutipannya sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Pembahasan dalam jurnal ini ialah mencakup (1) Kondisi Singasari
menjelang dilakukan Ekspedisi Melayu (2) Pelaksanaan Ekspedisi Pamalayu (3)
Dampak yang ditimbulkan setelah diadakan Ekspedisi Pamalayu. Adapun
pembahasannya sebagai berikut :
Ini membuktikan bahwa orang yang jujur, baik, dan berani tidak cukup bagi
Kertanegara. Jika dirasa tidak sepaham dengan dirinnya sudah pasti tentu akan
bernasib seperti Mpru Raganata. Hal itu juga dilakukan terhadap Banyak Wide
yang bergelar Arya Wiraraja, ia dipindahkan menjadi adipati Sumenep
(Sungenep).
7
Koeswoyo, Op. Cit., hlm. 134-135.
8
Sobri, Op.Cit ., hlm. 7.
9
Agus Aris Munandar, Indonesia dalam Arus Sejarah: Kerajaan Hindu-Buddha (Jakarta:
PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2012), hlm. 232.
10
Sobri, Op.Cit., hlm. 7.
Tidak dipungkiri bahwa pada awalnya perintah Raja Sri Kertanegara yang
membawa bala tentaranya ke Kerajaan Malayu Dharmasraya dipersepsikan
sebagai ancaman penaklukan militer. Pengiriman pasukan besar-besar ke Tanah
Melayu oleh Kertanegara merupakan lebih ke bentuk tindakan hati-hati apabila
nantinya terjadi pertempuran tidak terduga. Memang betul akhinrya, Raja Melayu
tidak mau menerima begitu saja kedatangan Singasari untuk mengintervensi
mereka. Melayu lebih senang untuk berkerja sama dengan penguasa Cina daripada
harus mengikuti keinginan dari Jawa. Kerajaan sempat melakukan perlawannan
11
Diansasi Proborini, “Analisis Aspek Diplomasi Kultural dalam Ekspedisi Pamalayu,
1275–1294 M”. Jurnal Analisis Hubungan imternasional. Vol. 6 No. 2, September 2017, hlm. 8.
12
Koeswoyo, Op.Cit., hlm. 141.
13
Slamet Muljana, Tafsir Sejarah Nagarakretagama (Yogyakarta: LKis, 2006), hlm. 114.
14
Koeswoyo, Op.Cit., hlm. 142.
Setelah hampir 20 tahun tinggal di Melayu, para tentara dan pembesar Singasari
kembali ke tanah jawa. Mereka memboyong dua putri dari Raja
Mauliwarmadewa, yaitu Dara Petak dan Dara Jingga. Kedua putri ini kelak akan
menikah dengan penguasa Kerajaan Majapahit yang menggantikan kedudukan
Singasari.16
15
Bambang Pramudio, Kitab Negara Kertagama (Yogyakarta: Gelombang Pasang, 2006),
hlm. 132.
16
Nino Oktorino, dkk., Ensiklopedia Sejarah dan Budaya: Sejarah Nasional Indonesia
(Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009), hlm. 135.
17
Munandar, Loc.Cit.
Kubilai Khan yang kecewa segera mengutus duta wasesa yang bernama
Meng Khi. Diperintahlah Meng Khi ke Singasari menemu Sri Kertanegara. Meng
Khi beserta pengawalnya telah sampai di Jawa dan mendarat di pelabuhan Tuban
kemudian melanjukan perjalanan darat ke Singasari. Segera setelah menghadap
Sri Kertanegara, Meng Khi mengajukan keberatnnya terkait penutup Selat Malaka
dan menjngajak Kertanegara untuk datang ke Mongol dan menyatakan diri
menjadi bagian dari dari Dinasti Yuan (Imperium Mongolia). 19 Sebagai raja dari
kerajaan kuat, Kertanegara marah dan murka serta merasa terhina. Ketika para
utusan itu terus mendesak Kertanegara, dengan amat marah ia memerintahkan
para bawahannya untuk mengambi besi panas dan dicapnya wajah para utusan
Mongol itu. Dalam keadaan demikianlah mereka kembali.
Sudah tentu ini merupakan penghinaan besar bagi Mongol. Kaisar Mongol
Kubilai Khan yang melihat para utusannya kembali dengan wajah bercap bakaran
besi menganggap ini adalah suatu tantangan terbuka dari raja jawa. Ekspedisi
yang memakan biaya besar disiapkan. Kaisar menyiapkan sebuah armada yang
terdiri dari 1.000 kapal perang dan 20.000 tentara. Para jendral dan admiral
terbaik ditugaskan untuk memimpin ekspedisi ini. Mereka pun dibekali dengan
logistk yang cukup untuk setahun. Pendek kata, biaya mahal tak menjadi masalah
jika nantinya dapat ditutup dengan harta rampasan perang.20
Sementara itu dilain tempat, kondisi Singasari pada tahun 1292 tidak
begitu menguntungkan. Berkali-kali Kertanegara mendapat laporan dari mata-
mata akan kemungkinan terjadi penghianat yang ingin menjatuhkan dirinya.
Ekspedisi Pamalayu yang gilang-gilang gemilang, mempunyai akibat buruk di
18
Dibudpar Provinsi Jawa Timur, Banjaran Singhasari (Surabaya: Dibudpar Provinsi Jawa
Timur, 2012), hlm. 53.
19
Ibid., hlm. 54.
20
Suyono, Peperangan Kerajaan di Nusantara (Jakarta: PT Grasindo, 2004), hlm. 8.
21
Suyono, Ibid., hlm. 8.
22
Suyono, Op.Cit., hlm. 9.
KESIMPULAN
Sri Kertanegara adalah raja terbesar yang berhasil membawa Singasari
pada puncak kejayaannya. Kertanegara naik tahta menggantikan ayahnya,
Wisnuwardhana yang mangkat pada tahun 1268 M. Pandangan Kertanegara
terhadap dunia luar bumi Singasari berbeda dengan para leluhurnya. Baru ada
ketika pada masa Kertanegara upaya untuk mengembangkan wilayah Singasasari
jauh ke luar Pulau Jawa dengan konsep politik Dwipantara yang ekspansif. Salah
satu bentuk implementasi dari konsep politik Dwipantara adalah dengan
melakukan Ekspedisi Pamalayu.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Supraktino. 2011. Peradaban Jawa dari Mataram Kuno sampai
Majapahit Akhir. Depok: Komunitas Bambu.
Adji, Krisna Bayu. 2012. Buku Pintar Raja-raja Jawa dari Kalingga
hingga Kesultanan Yogyakarta. Yogyakarta: Araska.
Turangan, Lily, dkk. 2014. Seni Budaya dan Warisan Indonesia: Sejarah
Awal. Jakarta: PT Aku Bisa.
Qatar Dony
Akai Suichi
Tentang Dukungan
Media Aksesibilitas
Facebook
Hukum
Pinterest
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Preferensi Cookie