TAHAP PERENCANAAN
PROYEK KPBU RUSUN MERAH PUTIH
Tahap perencanaan merupakan tahap pertama dalam proses penyelenggaraan KPBU atas
prakarsa pemerintah dalam hal ini adalah Proyek KPBU Rusun Merah Putih. Setiap kegiatan
pada tahap perencanaan dalam penyelenggaraan KPBU Rusun Merah Putih ini dijelaskan pada
gambar berikut.
Lokasi Proyek KPBU Rusun Merah Putih terbagi menjadi 2 (dua) area yaitu area barat
seluas 3,95 Ha dan Area Timur seluas 2,00 Ha. Berikut adalah gambaran ilustrasi
kondisi eksisting tapak Proyek KPBU Rusun Merah Putih.
Gambar kondisi eksisting tapak Proyek KPBU Rusun Merah Putih
Kondisi akses lokasi Proyek KPBU Rusun Merah Putih terdiri dari 3 (tiga) akses yaitu
sebagai berikut.
1. Area barat membutuhkan perlintasan tidak sebidang dengan rel kereta api
2. Area utara membutuhkan penyambungan askes dari perumahan sekitar dan
memanfaatkan JPOO Eksisting
3. Area selatan membutuhkan jalan alternatif akses dari selatan di luar sempadan tol
Gambar Konsep Akses dan Sirkulasi Proyek KPBU Rusun Merah Putih
Gambar Konsep Aksesbilitas Proyek KPBU Rusun Merah Putih
Berikut adalah ilustrasi Gate Pintu Masuk Kota Baru yang menggambarkan
akses berupa fly over untuk mengatasi kemacetan di lokasi tersebut.
Gambar ilustrasi gate masuk Proyek KPBU Rusun Merah Putih Kota Baru
• Konsep siteplan Proyek KPBU Rusun Merah Putih ini terdiri dari 2 (dua)
opsi. Perbedaan opsi tersebut adalah akses jalan sekunder yang
dijelaskan pada gambar berikut.
O&M (OPEX)
Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah disebutkan, berikut ini estimasi hasil
perhitungan biaya O&M (OPEX) baik annual dan periodic/berkala juga biaya life cycle
selama 20 tahun dalam present value.
Tabel Operation & Maintenace (OPEX)
Pendapatan (Revenue)
Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah disebutkan pada asumsi finansial, berikut ini
estimasi hasil perhitungan pendapatan Rusun selama 20 tahun. Adapun pendapatan
utama Rusun bersumber dari sewa area komersial seluas 4,083 m2 (fasilitas rusun)
sebesar 59.3% dari total pendapatan, pendapatan sewa Hunian 36.6%, dan
pendapatan dari Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) pengguna Fasilitas Rusun
sebesar 4.0%.
Tabel Pendapatan Rumah Susun (2025 -2046)
Model Pendapatan Sewa (rental) yaitu dengan 2 Skenario
➢ Skenario 1: Semua tipe rusun pembayaran sewa per bulan
➢ Skenario 2: Tipe rusun MBR 1 Terprogram, pembayaran sewa dibayar per
bulan, sedangkan Tipe Rusun MBR 2 umum dan Tipe Rusun umum/apartment
pembayaran sewa dibayar dengan cara dimuka dalam satu kali bayar untuk
mendapatkan hak pemanfaatan selama 20 tahun (sale long term lease right)
Tarif Sewa Hunian dan Perniagaan berdasarkan hasil WTP dan ATP Real Demand Survey
(RDS), sementara karean hasil RDS belum ada, maka estimasi tarif diestimasikan
berdasarkan:
o Rusun Tipe -1 Estimasi berdasarkan rata-rata tarif rusunawa sesuai regulasi
Pemerintah KOTA BARU No 20 tahun 2013
o Rusun Tipe -2 Estimasi berdasarkan Harga/M2 Rusunami, Kepmen PUPR No 242/2020
o Rusun Tipe -3 Estimasi rusun apartmen. Berdasarkan rata-rata harga pasar apartmen
sejenis di sekitar lokasi rusun
a. Konsultasi publik
Untuk memperoleh tanggapan dan/atau masukan dari pemangku kepentingan yang
menghadiri Konsultasi Publik. Hasil Konsultasi Publik dituangkan dalam berita acara
Konsultasi Publik yang paling sedikit memuat:
• daftar peserta Konsultasi Publik
• notulensi pembahasan rencana Penyediaan Infrastruktur
• kesimpulan dan rencana tindak lanjut
Metode yang digunakan adalah metode Real Demand Survey (RDS) dengan survey
kuantitatif dan kualitatif. Dalam real demand survey dilakukan untuk menentukan
harapan segmen konsumen target, faktor-faktor yang mereka pertimbangkan saat
membeli dan menyewa rumah, persepsi proyek, kesediaan untuk membayar.
Sementara itu, metode In Depth Interview (IDI) dan Focus group discussion (FGD)
dilakukan bagian dari survei kualitatif untuk memahami preferensi dan persyaratan.
Survei kuantitatif mencakup 774 rumah tangga terdiri dari intender (niat dan minat)
dan non-intender (tidak niat dan tidak minat). Dari jumlah responden dikelompokan
dalam empat segmen pendapatan dan jenis hunian rusunawa, rusunami, dan
apartemen komersial. Adapun kategori responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari real demand survey adalah untuk menjawab willingness to pay (WTP) dan minat
dari responden atas layanan publik bidang perumahan. Berdasarkan 4 kelompok
responden atas preferensinya pada jenis tipe hunian, dan untuk tipe komersial
apartemen dibagi 2 yaitu sewa jangka pendek dan jangka panjang.
Tabel Willingnes to Pay (WTP) dan minat/ketertarikan responden terhadap
hunian berasarkan jenis hunian
Real Demand survey (RDS) juga berusaha menjawab sumber dan pertumbuhan
permintaan perumahan di Kota Medan. Berikut ini adalah hasil perhitungan
ukuran permintaan perumahan. Adapun tahapan dan rincian perhitungan dapat
dilihat pada Laporan Real Demand Survey dalam lampiran.
Tabel Sumber Pertumbuhan Permintaan 2021-2025