NIM : 230203038
Prodi : Akuntansi
Soal UAS Aswaja 1 semua prodi
Dosen Pengampu : Dr.Hj.Aminah HJS, M.Pd
Semester/th : 1/2023/2024
Waktu : Desember 2023
Petunjuk soal :
1.Baca dan pahami maksud soal
2.Jawaban yang benar, jelas dan padat.
3.Jawaban dikumpul melalui prodi masing-masing dalam bentuk print out di
serahkan ke staf FISKEP (mbak Lilis lt 5 ruang prodi HI UNU Kaltim) tgl 26
Desember 2023
4.Hindari jawabancopy paste.
2. Hadits adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an. Hadits adalah
catatan tentang perkataan, perbuatan, dan persetujuan dari Nabi Muhammad
SAW. Hadits berfungsi sebagai penjelas dan penafsir dari ajaran-ajaran yang
ada dalam Al-Qur'an.
Dalam konteks hukum Islam, hadits digunakan sebagai rujukan ketika Al-
Qur'an tidak memberikan penjelasan yang cukup rinci atau spesifik tentang
suatu masalah. Misalnya, Al-Qur'an memerintahkan umat Islam untuk
melaksanakan shalat, namun tidak menjelaskan secara detail tentang cara
melaksanakan shalat. Detail-detail tersebut kemudian dijelaskan dalam hadits.
Selain itu, hadits juga menjadi sumber hukum dalam menentukan hukum-
hukum yang tidak secara eksplisit dijelaskan dalam Al-Qur'an. Misalnya, hukum
tentang transaksi ekonomi modern, teknologi baru, dan isu-isu kontemporer
lainnya.
Namun, tidak semua hadits dapat dijadikan sebagai sumber hukum. Hadits
harus memenuhi kriteria tertentu, seperti sanad (rantai periwayat) yang kuat
dan matan (isi hadits) yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadits
lain yang lebih kuat.
Oleh karena itu, hadits memiliki peran penting sebagai rujukan kedua setelah
Al-Qur'an dalam menentukan hukum dan praktek dalam kehidupan umat
Islam.
3. Ijma' dan Qiyas adalah dua dari empat sumber hukum dalam Islam, selain Al-
Qur'an dan Hadits.
a. Ijma': Ijma' berarti kesepakatan atau konsensus. Dalam konteks hukum Islam,
Ijma' merujuk kepada kesepakatan para ulama tentang suatu hukum dalam
Islam. Ijma' biasanya digunakan ketika Al-Qur'an dan Hadits tidak memberikan
penjelasan yang cukup jelas tentang suatu masalah. Contoh Ijma' adalah
kesepakatan para sahabat bahwa shalat tarawih dilakukan secara berjamaah.
b. Qiyas: Qiyas berarti analogi atau perbandingan. Dalam hukum Islam, Qiyas
digunakan untuk menentukan hukum dari suatu kasus baru dengan cara
membandingkannya dengan kasus yang sudah ada hukumnya dalam Al-Qur'an
atau Hadits. Contoh Qiyas adalah hukum merokok. Karena Al-Qur'an dan Hadits
tidak secara spesifik membahas tentang merokok, maka ulama menggunakan
Qiyas dengan membandingkannya dengan khamr (minuman keras). Khamr
dilarang dalam Islam karena dapat membahayakan kesehatan, dan merokok
juga memiliki efek yang sama, sehingga merokok dihukumi haram.
Kedua metode ini digunakan oleh ulama dalam proses ijtihad, yaitu upaya
penentuan hukum Islam melalui penafsiran dan pemikiran.