Anda di halaman 1dari 3

Praktikum pertama, yakni mengamati sifat fisik buah dan sayur.

Sifat fisik yang diamati


meliputi warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan kekerasan objektif (menggunakan
penetrometer), Cara menghitung menggunakan penetrometer adalah dengan menggunakan
penetrometer untuk mengukur kekerasan di 3 titik yang kemudian di rata-rata. Pada praktikum
ini menggunakan 3 bahan yaitu mentimun, sawi dan jeruk.
Pada Bahan Mentimun biasa ditandai dengan penampilan kulit buah yang tipis, lunak, dan
pada saat buah muda berwarna hijau keputih-putihan, namun setelah tua menjadi
berwarna cokelat (Amin, A. R. (2015)). Mentimun ini juga beraroma segar dan berbentuk tak
beraturan. Berat dari mentimun ini sendiri sebelim dilakukan nya pengupasan adalah 377,4 gram
dan setelah dilakukan pengupasan menjadi 323,1 gram. Mentimun yang diamati ini sendiri
memiliki panjang 25,5 cm dan lebar 6,35 cm dengan tingkat kekerasan yang dihitung dengan
penetrometer sebesar 27. Kemudian pada bahan sawi yang berwarna hijau, menurut Sarif, P., dan
kawan-kawan (2015) pada pertumbuhan daun sawi ada unsur hara yang sangat berpengaruh yaitu
Nitrogen. Nitrogen ini berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, sehingga daun
tanaman menjadi lebih lebar, berwarna lebih hijau dan lebih berkualitas. Dari hasil pengamatan
sawi ini tidak memiliki aroma, rasa nya pahit dan bentuk daunnya tidak beraturan. Berat dari
sawi ini sendiri adalah 166 gram dengan panjang 36,6 cm dan lebar 10,8 cm serta tingkat
kekerasan yang dihitung menggunakan penetrometer sebesar 24. Kemudian pada bahan ketiga
yaitu Jeruk dengan warna hijau yang sedikit kuning. Menurut Muthmainnah, H., dan kawan-
kawan (2014) Warna jeruk yang tetap hijau disebabkan kandungan pigmen klorofil yang
tinggi, dan perombakan klorofil berjalan lambat. Berat dari jeruk ini adalah 107,8 gram
dengan rasa yang tidak terlalu manis namun masih segar, beraroma samar-samar harus serta
bentuk buah yang bulat tak sempurna. Jeruk ini memiliki panjang 5,635 cm dan lebar 5,815.
Memiliki tingkat kekerasan 34 setelah dihitung menggunakan penetrometer.
Praktikum kedua menghitung edible portion, Edible portion adalah bagian yang dapat
dimakan dari sayuran dan buah-buahan, serta dinyatakan dalam persentase. Cara menghitugnya
yakni
Edible portion (%) = berat bagian yang dapat dimakan/ berat utuh x 100%
Kelompok G berbahan sampel mentimun yang memiliki edible portion sebesar 85,612%
Kelompok H berbahan sampel sawi, memiliki edible portion sebesar 40%. Dan yang terakhir
Kelompok I berbahan sampel buah jeruk, memiliki edible portion sebesar sebesar 92,94%
Praktikum ketiga menghitung pengupasan buah dan sayur. Pengupasan merupakan salah satu
proses yang sering dilakukan pada pengolahan buah dan sayur. Pengupasan bertujuan
menghilangkan kulit atau penutup luar buah atau sayur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kontaminasi dan memperbaiki penampakan. Pengupasan dikatakan efisien jika kehilangan
bagian komoditas yang dikehendaki kecil (modul praktikum PBP). Pengupasan dilakukan
dengan menyiapkan Kentang, Larutan NaOH 1%, Gelas piala, Pisau, Penjepit, dan timbangan.
Pengupasan ini dilakukan dengan empat cara yakni, pengupasan dengan tangan, pengupasan
dengan air mendidih, pengupasan dengan uap, dan pengupasan dengan larutan alkali.
Pengupasan dengan tangan dilakukan oleh kelompok I menghasilkan sebelum dikupas kentak
memiliki berat awal sebesar 233,7 gram dan setelah dilakukan pengupasan menjadi 220,9 gram.
Kemudian pengupasan dengan Uap yang dilakukan oleh kelompok G menghasilkan sebelum
dikupas kentang memiliki berat awal 215,4 gram dan setelah dikupas menjadi 199,5 gram
dengan waktu perlakuan 15 menit. Pengupasan dengan air mendidih dilakukan oleh kelompok J
dengan hasil sebelum pengupasan berat kentang adalah 137,6 gram dan setelah pengupasan berat
kentang menjadi 125,5 gram dengan waktu perlakuan 20 Menit . Dan yang terakhir pengupasan
dengan larutan alkali yang dilakukan oleh kelompok H dengan hasil yaitu sebelum pengupasan
kentang memiliki berat awal 198,8 gram dan setelah dilakukan pengupasan berat kentang
menjadi 157,59 gram dengan waktu perlakuan 5 Menit .

Kesimpulan
1. Sifat fisik buah dan sayur yang meliputi warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, dan
kekerasan memberi tanda kemasakan dan mutu.
2. Edible portion adalah bagian yang dapat dimakan dari sayuran dan buah-buahan yang
diketahui dengan menghitung rendemen produksi buah dan sayur. Semakin besar
rendemen, maka semakin banyak edible portionnya.
3. Pengupasan adalah proses memisahkan bagian buah/sayur yang dapat dimakan dari
kulitnya yang dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan memperbaiki penampilan
buah/sayur. Pengupasan terdiri dari 4 cara, yakni pengupasan dengan tangan, pengupasan
dengan air mendidih, pengupasan dengan uap, dan pengupasan dengan larutan alkali.
Pengupasan dikatakan efisien jika kehilangan bagian komoditas yang dikehendaki kecil

Saran
Ketika kegiatan praktikum praktikan harus mengetahui cara penggunaan penetrometer,
mengetahui bagian makanan yang harus dibuang dan yang bisa dimakan, serta tahu mekanisme
empat cara pengupasan yang telah disebutkan.

DAPUS

Amin, A. R. (2015). MENGENAL BUDIDAYA MENTIMUNMELALUI PEMANFAATAN


MEDIA INFORMASI.

Hamidah, S. (2015). SAYURAN DAN BUAH SERTA MANFAATNYA BAGI KESEHATAN.

Jannah, S. R., & Wijayanti, W. (2023). PENGARUH METODE PENGUPASAN TERHADAP


SIFAT FISIK SAYURAN, 2.

Muthmainnah, H., Poerwanto, R., & Efendi, D. (2014). Perubahan Warna Kulit Buah Tiga
Varietas JerukKeprokdengan PerlakuanDegreening dan Suhu Penyimpanan . Jurnal
Hortikultura, 1.
Sarif, P., Hadid, A., & Wahyudi, I. (2015). PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI
(Brassica Juncea L.) AKIBAT PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA , 5.

Anda mungkin juga menyukai