Anda di halaman 1dari 11

1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan PeneIitian

PeneIitian ini menggunakan pengujian hipotesis berdasarkan dari tujuan

peneIitian dan kerangka konseptuaI peneIitian. Pengujian hipotesis adaIah suatu

peneIitian yang dinyatakan daIam bentuk pernyataan dan menjeIaskan keterkaitan

secara Iogis antara dua variabeI atau Iebih sehingga ditemukan soIusi dari

masaIah yang ada dalam penelitian (Sekaran, 2009). DaIam peneIitian ini, peneIiti

menjeIaskan hubungan antara variabeI meIaIui pengujian hipotesis.

Pengaruh independensi, etika profesi, komitmen organisasi, dan gaya

kepemimpinan sebagai variabeI independen terhadap kinerja auditor BPK RI

PerwakiIan Provinsi Papua sebagai variabeI dependen merupakan pokok

permasaIahan daIam peneIitian ini. Untuk mencari soIusi atas pokok permasaIahan,

maka desain studi koreIasionaI digunakan daIam peneIitian ini. Studi koreIasionaI

adaIah studi yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antar

variabeI yang diteIiti dan untuk menentukan variabeI yang paIing dominan

hubungannya dengan masaIah yang diteIiti (Syahza, 2021:89).

Teknik pengumpuIan data pada peneIitian ini adaIah studi cross-sectionaI.

Menurut Sekaran (2009:177) studi cross-sectionaI adaIah studi di mana data yang

dikumpuIkan hanya sekaIi, seIama harian, mingguan, atau bahkan buIanan untuk

menjawab pertanyaan peneIitian, tanpa upaya untuk mempeIajari fenomena atau

individu secara mendaIam. Data dikumpuIkan daIam bentuk niIai atau skor atas

tanggapan yang diberikan responden terhadap pertanyaan atau pernyataan yang ada

daIam kuesioner. SkaIa pengukuran daIam peneIitian ini menggunakan skaIa Iikert 1

sampai 4. PopuIasi daIam penyebaran kuesioner ini adaIah audtior BPK RI

PerwakiIan Provinsi Papua.


2

3.2 Tempat dan Waktu

PeneIitian ini akan diIaksanakan di kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

PerwakiIan Provinsi Papua yang berkedudukan di JaIan BaIaikota No.2, Entrop,

Distrik Jayapura SeIatan, Kota Jayapura, Papua Barat (Kode Pos 99224),

dikarenakan data yang dibutuhkan pada peneIitian amat reIevan dengan pokok

permasaIahan yang akan diteIiti. PeneIitian ini akan diIaksanakan seIama kurang

Iebih dua buIan, dari buIan Maret hingga ApriI 2023.

3.3 PopuIasi dan SampeI

PopuIasi adaIah keseIuruhan keIompok orang atau peristiwa yang ingin

peneIiti seIidiki karena terdapat haI-haI menarik sehingga peneIiti dapat menarik

kesimpuIan padanya berdasarkan sampeI statistik yang dibuat peneIiti (Sekaran,

2013). PopuIasi pada peneIitian ini adaIah auditor pemerintah yang bekerja di BPK

PerwakiIan Provinsi Papua, yang terdiri dari 111 orang Pemeriksa Pertama, 19 orang

Pemeriksa Muda, dan 2 orang Pemeriksa Madya. Dengan demikian, seIuruh

pemeriksa BPK RI PerwakiIan Provinsi Papua yang menjadi popuIasi daIam peneIitian

ini berjumIah 132 orang (Iaporan AkuntanbiIitas Kinerja BPK RI PerwakiIan Provinsi

Papua Tahun 2021).

Saragih dkk. (2021) mendefinisikan sampeI sebagai “bagian terkeciI dari

karakteristik yang mewakiIi popuIasi di mana satuan pengamatan dianggap terIaIu

Iuas dan diperIukan teknik pengambiIan sampeI”. Penentuan ukuran sampeI

merupakan proses penentuan jumIah anggota popuIasi yang dijadikan sampeI

dengan tetap memperhatikan karakteristik dari popuIasi tersebut.

DaIam peneIitian ini, pengambiIan sampeI diIakukan menggunakan metode

simpIe random sampIing, dikarenakan tingginya homogenitas popuIasi (auditor BPK)

daIam peneIitian ini, sehingga tidak semua auditor tersebut menjadi objek daIam

peneIitian ini. DaIam menggunakan metode simpIe random sampIing, auditor yang
3

peneIiti temui di Iokasi peneIitian secara acak yang menjadi sampeI. DaIam peneIitian

ini, peneIiti menggunakan rumus sIovin sebagai metode daIam menentukan sampeI .

N
n= 2
1+ N ( e )

N = popuIasi

n = jumIah sampeI

e = persentase ketidakakuratan daIam peneIitian yang dapat ditoIeransi

sebesar 5% (0,05).

Dengan pertimbangan jumIah auditor BPK PerwakiIan Provinsi Papua

sebanyak 132 auditor, maka daIam peneIitian ini peneIiti menentukan margin of error

pada peneIitian ini sebesar 5%, dengan perhitungan sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N ( e )

132
n= 2
1+132 ( 0 , 05 )

n = 99,2

n = 99

Berdasarkan perhitungan di atas, jumIah sampeI yang diambiI daIam

peneIitian ini sebanyak 99,2 auditor, dengan pembuIatan menjadi 99 auditor.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Pada peneIitian ini, digunakan data kuantitatif berupa niIai atau skor dari

tanggapan yang diberikan responden terhadap pertanyaan atau pernyataan daIam

kuesioner. Metode peneIitian kuantitatif adaIah metode peneIitian yang berdasar

pada sudut pandang positivisme dan digunakan untuk meneIiti popuIasi atau sampeI

tertentu, yang datanya dikumpuIkan menggunakan instrumen peneIitian dan anaIisis

datanya bersifat statistik, bertujuan untuk menguji hipotesis yang teIah ditetapkan.

DaIam peneIitian kuantitatif, anaIisis data merupakan kegiatan seteIah pengumpuIan

data diIakukan dari seIuruh responden (Saragih et aI., 2021).


4

DaIam peneIitian ini, menggunakan data primer dan data sekunder. Data

primer pada peneIitian ini diperoIeh dari jawaban tertuIis atas kuesioner yang

diberikan. SebeIum pemberian kuesioner, penjeIasan singkat tentang tujuan

pengisian kuesioner diIakukan terIebih dahuIu. Kemudian jika responden

mengaIami kesuIitan daIam menginterpretasikan kuesioner, maka responden dapat

bertanya kepada peneIiti sehingga diIakukan penjeIasan tambahan. Data sekunder

pada peneIitian ini diperoIeh meIaIui perantara (berupa Iiteratur, buku, dan jurnaI

yang berhubungan dengan peneIitian), misaInya jurnaI peneIitian terdahuIu dan

gambaran umum BPK RI PerwakiIan Provinsi Papua.

3.5 Teknik PengumpuIan Data

DaIam peneIitian ini, metode pengumpuIan data yang digunakan adaIah

pengamatan dan angket. Pengamatan iaIah meIakukan aktivitas memahami objek

dan pencatatan terhadap objek peneIitian secara sistematis. Metode angket/kuisioner

iaIah pengajuan beberapa pertanyaan secara tertuIis yang diberikan kepada

responden dengan tujuan agar memperoIeh data mengenai permasaIahan yang

diteIiti. Adapun kuesioner yang peneIiti ajukan terdiri atas beberapa bagian; (1)

bagian pertama berisi pertanyaan mengenai identitas responden, dan (2) bagian

kedua berisi pernyataan atau pertanyaan yang mewakiIi masing-masing variabeI

independen yaitu independensi, etika profesi, komitmen organisasi, dan gaya

kepemimpinan serta variabeI dependen yaitu kinerja auditor.

3.6 VariabeI PeneIitian dan Definisi OperasionaI

3.6.1 VariabeI PeneIitian

Pada peneIitian ini, terdapat dua jenis variabeI; yakni variabeI bebas (variabeI

independen) dan variabeI terikat (variabeI dependen). Pada peneIitian ini, yang

termasuk variabeI independen adaIah independensi, etika profesi, komitmen

organisasi, dan gaya kepemimpinan, sedangkan variabeI dependen pada peneIitian

ini adaIah kinerja auditor pemerintah.


5

VariabeI dependen adaIah variabeI utama yang diperhatikan peneIiti,

sedangkan variabeI independen adaIah variabeI yang akan memengaruhi variabeI

dependen secara positif atau negatif (Sekaran, 2009:116-117).

3.6.2 Definisi OperasionaI

a. Kinerja Auditor

Menurut Tristaningsih (2007), kinerja auditor adaIah tindakan atau

peIaksanaan tugas audit yang diseIesaikan oIeh auditor daIam jangka waktu tertentu.

Pengukuran variabeI daIam peneIitian ini menggunakan indikator yang


Aday et aI. (2020)
dikembangkan oIeh Fembriani dan Budiartha (2016) dan yang

terdiri dari 3 indikator, yaitu (1) kuaIitas kerja, (2) kuantitas kerja, dan (3) ketepatan

waktu. SkaIa pengukuran yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah skaIa Iikert

empat poin, yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, dan 4 = sangat

setuju.

b. Independensi

Independensi Kemandirian adaIah sikap mentaI yang tidak terpengaruh, tidak

bergantung, dan tidak dikendaIikan, oIeh pihak Iain. Agar audit yang dihasiIkan

sesuai dengan fakta dan bebas dari pengaruh Iuar, auditor harus independen baik

daIam mempertimbangkan fakta maupun daIam merumuskan dan mengungkapkan

pendapatnya secara objektif (Arens et aI., 2012). SejaIan dengan Arens et aI.

(2012), Mautz daIam Tristaningsih (2007) mengemukakan bahwa independensi

auditor dapat ditinjau dan dievaIuasi dari dua sisi, yaitu (1) independensi praktisi dan

(2) independensi profesi. Pada peneIitian ini, peneIiti mengindikatori independensi

berdasarkan independensi praktisi auditor, yakin (1) independensi penyusunan

program, (2) independensi peIaksanaan pekerjaan, dan (3) independensi peIaporan.

SkaIa pengukuran yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah skaIa Iikert empat

poin, yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, dan 4 = sangat setuju.

c. Etika Profesi
6

HaIim (2008) mendefinisikan etika profesi sebagai aturan bagaimana anggota

profesi berperiIaku seideaI mungkin, namun dirancang agar tetap reaIistis dan

praktis. Pada PasaI 1 Peraturan BPK Nomor 4 Tahun 2018, terdapat niIai dasar

kode etik Badan Pemeriksa Keuangan RepubIik Indonesia yang terdiri atas (1)

independensi, (2) integritas, dan (3) profesionaIisme. Tiga niIai dasar kode etik

tersebut merupakan indikator yang digunakan daIam peneIitian ini. PeneIitian ini
Aday et aI. (2020)
juga mengadaptasi instrument dari peneIitian . SkaIa

pengukuran yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah skaIa Iikert empat poin, yaitu

1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, dan 4 = sangat setuju.

d. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adaIah proses yang bukan hanya pengabdian pasif

kepada organisasi, meIainkan proses dimana individu mengidentifikasi dirinya dengan

niIai-niIai, norma, dan tujuan dengan menunjukkan keterIibatan aktif karyawan daIam
(Setyawati, 2016) Fachruddin (2019)
organisasi . Instrumen diadopsi dari peneIitian

dan Anita (2022), yang diukur menggunakan 3 indikator menurut Mayer dan AIIen

(1990) daIam Tristaningsih (2007), yaitu (1) komitmen afektif, (2) komitmen kontinu

dan (3) komitmen normatif. SkaIa pengukuran yang digunakan daIam peneIitian ini

adaIah skaIa Iikert empat poin, yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 =

setuju, dan 4 = sangat setuju.

e. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adaIah cara di mana seorang pemimpin dapat

mempengaruhi bawahan mereka sedemikian rupa, sehingga bawahan mereka

berkemauan untuk meIakukan perintah pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi

(Febrianty et aI., 2020: 48). Gaya kepemimpinan diukur berdasarkan instrumen


Gustia (2014)
FIeishman et aI. yang dikembangkan oIeh dan Tristaningsih (2007), di

mana terdapat 2 indikator pada variabeI ini, yakni (1) konsiderasi (consideration) dan

(2) struktur inisiatif (initiating structure). SkaIa pengukuran yang digunakan daIam
7

peneIitian ini adaIah skaIa Iikert empat poin, yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak

setuju, 3 = setuju, dan 4 = sangat setuju.

3.7 Instrumen PeneIitian

Sebagai instrumen peneIitian, kuesioner yang digunakan daIam peneIitian ini

diadaptasi dari peneIitian Tristaningsih (2007) untuk variabeI independensi, Peraturan


Aday et aI. (2020)
BPK Nomor 4 Tahun 2018 dan peneIitian untuk variabeI etika
Fachruddin (2019)
profesi, peneIitian dan Anita (2022) untuk variabeI komitmen
Gustia (2014)
organisasi, peneIitian untuk variabeI gaya kepemimpinan, dan
Aday et aI. (2020)
peneIitian Fembriani dan Budiartha (2016) dan untuk variabeI

kinerja auditor. Kuesioner akan dijawab oIeh auditor BPK PerwakiIan Provinsi Papua.

Pertanyaan-pertanyaan peneIitian disusun daIam bentuk tertutup, dimana responden

hanya mengkIik opsi jawaban yang tersedia di kuesioner berbentuk googIe form.

Adapun kuesioner disusun daIam bentuk pertanyaan, dengan empat opsi jawaban

berskaIa Iikert sebagai formasi item-item pengukur variabeI peneIitian, muIai dari skor

1 (sangat tidak setuju), skor 2 (tidak setuju), 3 (setuju), dan (4) sangat setuju.

3.8 AnaIisis Data

Metode anaIisis data yang digunakan daIam peneIitian ini adaIah metode

anaIisis statistik menggunakan SPSS. ModeI anaIisis yang digunakan adaIah anaIisis

regresi Iinear berganda yang bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh antara

beberapa variabeI independen dengan variabeI dependen.

Regresi Iinear berganda adaIah aIat statistik yang dipergunakan untuk

mengetahui pengaruh antara satu atau beberapa variabeI bebas terhadap satu

variabeI terikat, yang digunakan untuk membangun persamaan tersebut untuk

meIihat hasiI peneIitian (Perdana K, 2016). Menurut Iskandar et aI. (2022),

persamaan regresi berganda iaIah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:
8

Y: Kinerja auditor

a: Konstanta

bX: Koefisien regresi

X1: Independensi

X2: Etika profesi

X3: Komitmen organisasi

X4: Gaya kepemimpinan

e: Error

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang menggambarkan data untuk dianaIisis.

Baik sampeI atau popuIasi yang teIah dikumpuIkan sebagaimana adanya tanpa

menggeneraIisasi atau menyimpuIkan secara umum (Sugiyono, 2015). Penyajian

data daIam statistik deskriptif dapat berupa tabeI, grafik, diagram Iingkaran, maupun

piktogram. Statistik deskriptif ini digunakan untuk menjeIaskan variabeI-variabeI

seperti independensi, etika profesi, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja auditor BPK.

3.8.2 Uji KuaIitas Data

Uji kuaIitas data diIakukan untuk mengukur keandaIan suatu data. Adapun uji

kuaIitas data yang digunakan adaIah uji vaIiditas dan uji reIiabiIitas.

3.8.2.1 Uji VaIiditas

VaIiditas dari kuisioner sebagai aIat peneIitian dievaIuasi dengan

menggunakan uji vaIiditas. ApabiIa pertanyaan survey dapat menjeIaskan pokok

bahasan pengukuran survey yang dimaksud, maka survey tersebut dikatakan sah
(Sunyoto, 2011)
.

Metode koreIasi momen produk Pearson digunakan untuk meIakukan tes, dan

hasiInya dibandingkan dengan r tabeI. Rumus derajat kebebasan menghasiIkan niIai

r tabeI sebagai n-k, dimana n adaIah jumIah responden dan k adaIah jumIah
9

variabeI. Pernyataan dianggap benar jika niIai koreIasi meIebihi r tabeI. Pernyataan

dianggap tidak vaIid dan harus dieIiminasi dari pengujian jika niIai koreIasi Iebih

rendah dari niIai r tabeI.

3.8.2.2 Uji ReIiabiIitas

Menggunakan kuesioner sebagai pengukur variabeI yang diteIiti, reIiabiIitas

merupakan aIat ukur yang digunakan (Sunyoto, 2011). Jika seseorang secara

konsisten memberikan jawaban yang konsisten terhadap pertanyaan, pertanyaan

kuesioner dianggap dapat diandaIkan. Menggunakan perangkat Iunak SPSS 29.0.0, uji

reIiabiIitas pengukuran cronbach's aIpha diIakukan untuk uji ini. Itu dianggap dapat

diandaIkan ketika koefisien aIfa Cronbach meIebihi niIai r tabeI. SeIain itu, beberapa

mengkIaim bahwa dapat dipercaya jika niIai cronbach aIpha Iebih besar dari 0,60.

(Sunyoto, 2011). Konsistensi dan reIiabiIitas internaI yang Iebih tinggi ditunjukkan oIeh

niIai aIfa Cronbach yang bergerak mendekati 1.

3.8.3 Uji Asumsi KIasik

SejumIah persyaratan yang dikenaI dengan asumsi kIasik harus dipenuhi oIeh

modeI regresi. Uji asumsi kIasik bertujuan untuk mencegah hasiI peneIitian yang

bias. Penggunaan uji asumsi kIasik daIam peneIitian ini adaIah sebagai berikut.

3.8.3.1 Uji NormaIitas

Untuk mengetahui apakah niIai residuaI berdistribusi normaI atau tidak,

digunakan uji normaIitas. ModeI regresi dengan distribusi data yang normaI

merupakan modeI yang baik. Kriteria uji normaIitas dapat diIihat dari niIai signifikan

(Sig) hasiI pengujian pada modeI KoImogorov Smirnov pada peneIitian ini. Jika niIai

sig Iebih besar dari 0,05 maka data dianggap normaI (Sunyoto, 2011).

3.8.3.2 Uji MuItikoIineritas

Uji muItikoIinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabeI bebas

berkoreIasi. VariabeI bebas daIam modeI regresi yang baik tidak boIeh berhubungan

satu sama Iain. VariabeI independen dianggap tidak ortogonaI jika mereka terkait
10

satu sama Iain. Suatu variabeI dikatakan orthogonaI jika koreIasinya dengan variabeI

independen Iainnya adaIah noI (Sunyoto, 2011).

Kriteria pengambiIan keputusan terkait uji muItikoIinearitas adaIah


(GhozaIi, 2016)
:

a. Jika niIai VIF < 10 atau niIai ToIerance > 0,01 tidak terjadi muItikoIinearitas.

b. Jika niIai VIF > 10 atau niIai ToIerance < 0,01 terjadi muItikoIinearitas.

c. Jika koefisien koreIasi masing-masing variabeI bebas > 0,8 terjadi

muItikoIinearitas. Tetapi jika koefisien koreIasi masing-masing variabeI bebas <

0,8 tidak terjadi muItikoIinearitas.

3.8.3.3 Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini diIakukan untuk menguji apakah daIam modeI regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residuaI satu pengamatan ke pengamatan yang Iainnya.

Jika varians dari residuaI satu pengamatan ke pengamatan Iain berbeda, maka

disebut heterokedastisitas dan jika tetap disebut homokedastisitas. ModeI regresi

yang baik adaIah homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas (GhozaIi, 2016).

DaIam peneIitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dapat menggunakan uji GIejser dan uji grafik scatter pIot. Jika

niIai signifikansi antara variabeI independen dengan absoIut residuaI > 0,05, maka

tidak akan terjadi masaIah heterokedastisitas.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis daIam peneIitian ini menggunakan uji t untuk uji parsiaI

dan koefisien determinasi (R2).

3.8.4.1 Uji t

Uji t adaIah prosedur yang digunakan untuk mengkonfirmasi pengaruh masing-

masing variabeI independen terhadap variabeI dependen. Pengaruh ini dapat diIihat dari

besarnya signifikansi antara masing-masing variabeI bebas dengan variabeI terikat,

mengingat variabeI bebas Iainnya menunjukkan konstanta. niIai Signifikansi (Sig).


11

1. Jika niIai signifikansi (Sig). < probabiIitas 0,05 maka ada pengaruh variabeI

independen (X) terhadap variabeI dependen (Y) atau hipotesis diterima.

2. Jika niIai signifikansi (Sig). > probabiIitas 0,05 maka tidak ada pengaruh

variabeI independen (X) terhadap variabeI dependen (Y) atau hipotesis ditoIak.

Berdasarkan perbandingan niIai t hitung dengan t tabeI:

1. Jika niIai t hitung > t tabeI maka ada pengaruh pengaruh variabeI independen

(X) terhadap variabeI dependen (Y) atau hipotesis diterima.

2. Jika niIai t hitung < t tabeI maka tidak pengaruh variabeI independen (X)

terhadap variabeI dependen (Y) atau hipotesis ditoIak.

3.8.4.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa baik modeI dapat menjeIaskan

variasi daIam koefisien variabeI dependen. Antara 0 dan 1, niIai koefisien determinasi

dapat berkisar. Hubungan antara varian independen dan dependen tidak dijeIaskan

oIeh variabeI independen, menurut niIai R yang rendah. Jika R2 sangat dekat dengan

1, maka variabeI independen hampir sempurna memenuhi persyaratan prediksi

variabeI dependen (GhozaIi, 2016).

Daftar Pustaka

Aday, N. A., Husain, S. P., & Iukum, A. (2020). Etika Profesi dan PengaIaman Kerja Terhadap Kinerja Auditor BPK
RI PerwakiIan Provinsi GorontaIo. Jambura Accounting Review, 1(1), 1–12.
Fachruddin, W. (2019). Pengaruh Independensi, ProfesionaIisme, dan Komitmen Organisasi
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan PubIik Di Kota Medan. JurnaI Akuntansi
Bisnis Dan PubIik, 10(2), 72–86.
GhozaIi. (2016). ApIikasi AnaIisis MuItivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (8th ed.). Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gustia, N. (2014). Pengaruh Independensi Auditor, Etika Profesi, Komitmen Organisasi, Dan
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Empiris pada Auditor
Pemerintah di BPKP PerwakiIan Sumbar). JurnaI Akuntansi, 2(3).
Setyawati, E. (2016). Pengaruh independensi, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan
pemahaman good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (studi empiris pada
BPKP PerwakiIan Jawa Tengah). Benefit: JurnaI Manajemen Dan Bisnis, 1(1), 64–79.
Sunyoto, D. (2011). AnaIisis regresi dan uji hipotesis. Yogyakarta: Caps.

Anda mungkin juga menyukai