Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS YATSI MADANI

KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT (DASAR ILMU GIZI)

DISUSUN OLEH :
Aulia Ramadhani : 23060021
Triana Novianti : 23060023
Ilman Drajat : 23060016

DOSEN PENGAMPU :
Pundra Dara Avindharin S.Tr. Gz, M.K.M

PRODI S1 ILMU GIZI


Jl. Aria Santika No. 40A, RT.005/RW.011, Margasari,
Kec. Karawaci, Kota Tangerang, Banten 15114
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan yang tiada bandingannya karena berkat karunia rahmatnya maka penulis akhirnya
dapat menyelesaikan penyusunan makalah prinsip dasar ilmu gizi
Makalah dasar ilmu gizi ini dipersiapkan untuk melatih mahasiswa mengabdikan serta
mengaplikasikan ilmu dan keahliannya di masyarakat. Oleh karna itu setelah mengikuti
materi prinsip dasar ilmu gizi ini, mahasiswa diharapkan dapat dengan terampil mengetahui
tentang gizi dasar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
jauh dari kata sempurna. Sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penyusun
butuhkan demi perbaikan makalah prinsip dasar ilmu gizi ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk pembaca sekalian

Tangerang, 20 Oktober 2023

Penulis

ii
Universitas Yatsi Madani
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR........................................................................................................4

2.1 Pengertian Air dan Elektrolit.......................................................................................4

2.2 Fungsi Kebutuhan Air dalam Tubuh...........................................................................5


2.2.2 Air Minum.......................................................................................................................................................7
2.2.3 Distribusi Air Dalam Tubuh.....................................................................................................................8
2.2.4 Cairan intraselular......................................................................................................................................9
2.2.5 Cairan ekstraseluler...................................................................................................................................9
2.2.6 Dampak kekurangan air.........................................................................................................................10
2.2.7 Kekurangan air..........................................................................................................................................10
2.2.8 Kelebihan air..............................................................................................................................................11

2.3 Keseimbangan air (Water Balance)...........................................................................11

2.4 Asam Basa.....................................................................................................................12


2.4.1 Asam..............................................................................................................................................................13
2.4.2 Basa................................................................................................................................................................13
2.4.3 Keseimbangan asam basa......................................................................................................................14

BAB 3.....................................................................................................................................................15

PENUTUP.............................................................................................................................................15

iii

Universitas Yatsi Madani


3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15

3.2 Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17

DAFTAR TABEL

iv
Universitas Yatsi Madani
Tabel 1. 1 Distribusi total air tubuh (total body water) dalam presentase berat badan..............9

Universitas Yatsi Madani


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam tubuh orang dewasa, sekitar 60% adalah air. Sedangkan pada bayi dan
anak kecil, jumlah total air dalam tubuhnya lebih tinggi dibandingkan pada orang
dewasa, tepatnya 70-80%. Di dalam tubuh, sel yang konsentrasi airnya paling tinggi
meliputi sel otot dan organ rongga tubuh seperti paru-paru atau jantung, sedangkan sel
yang konsentrasi airnya paling rendah adalah sel jaringan seperti tulang atau gigi.
Cairan dan elektrolit sangat penting untuk menjaga kondisi fisik yang baik.
Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh merupakan bagian dari fisiologi
homeostatis yang berhubungan dengan komposisi dan pergerakan berbagai cairan
tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan beberapa zat (zat
terlarut), sedangkan elektrolit adalah bahan kimia yang bila berada dalam larutan
menghasilkan partikel bermuatan yang disebut ion. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan infus (IV) dan didistribusikan ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti distribusi normal total
air dan elektrolit dalam tubuh. Komposisi cairan dan elektrolit tubuh diatur untuk
menjaga keseimbangan fungsi organ vital. Menjaga keseimbangan memerlukan input,
distribusi, dan produksi yang memadai, yang diatur melalui mekanisme tersendiri
namun saling terkait. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung. Apabila
terjadi gangguan keseimbangan cairan atau elektrolit dalam tubuh dapat mengakibatkan
overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipertensi, hipokalemia, hiperkalemia, dan
hipokalsemia. Oleh karena itu, keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan
komponen atau komponen penting dalam tubuh manusia.
Air dan makhluk hidup memiliki hubungan yang sangat erat, baik itu manusia,
hewan, dan tumbuhan. Tanpa air yang mencukupi, akan terjadi kekeringan, dehidrasi,
bahkan kematian. Sebanyak 71% permukaan bumi terdiri dari air, baik berupa lautan,
sungai, danau, hujan dan uap air. Air berguna sebagai zat pengatur dalam tubuh
sehingga asupan gizi, oksigen, dan zat penting lainnya dapat diterima organ tubuh yang
membutuhkan, memperbrui sel, membantu mengatur suhu tubuh agar tetap stabil,
1

Universitas Yatsi Madani


2

membantu melumasi persendian tubuh, serta melindungi persendian dari pergesekan


yang menyakitkan. Air dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologi tubuh. Air juga berguna untuk melarutkan dan mengolah sari
makanan agar dapat dicerna. Komponen sel terbanyak dalam tubuh manusia terdiri dari
air. Jika kekurangan air, sel tubuh akan menyusut dan tidak dapat berfungsi dengan baik
(Depkes RI, 2006).
Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas air, rata-rata 60% berat tubuh manusia
terdiri dari air. Kandungan air tersebar di seluruh tubuh, antara lain di bagian plasma, di
bagian jaringan lunak, dan organ internal. Menurut beberapa ilmuwan, 95% otak
manusia terdiri atas air, 82% darah tersusun atas air, sebanyak 75% air terdapat pada
jantung, 86% air terdapat pada paru, dan 83% air terdapat di ginjal.
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel
yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan ion
bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut sebagai
elektronetralitas. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh
elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak
gangguan (Yaswir dan Ferawati, 2012). Elektrolit bermuatan listrik positif disebut
kation, yaitu: Na, K, Ca, Mg, dan bermuatan listrik negative disebut anion, yaitu: Cl dan
HCO3. Untuk mempertahankan keadaan fisiologis yang stabil rasio anion dengan kation
serta konsentrasinya di setiap kompartemen harus seimbang dan relative menetap. Jenis
elektrolit yang berada di tiap kompartemen adalah sama tetapi konsentrasinya berbeda.
Elektrolit utama di ekstrasel adalah natrium dan chloride, sedangkan elektrolit utama
intrasel adalah kalium dan fosfat. Adanya perubahan konsentrasi elektrolit dan atau
rasio anion dan kation akan menimbulkan perubahan aktivitas sel yang dapat
membahayakan kehidupan (Kusnanto, 2016).

Universitas Yatsi Madani


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan dapat diambil rumusan masalah yang
didapatkan yaitu mengetahui apa saja fungsi dan kebutuhan air? bagaimana
keseimbangan air (water balance)? Dan bagaimana asam basa?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini diataranya adalah:

1. Untuk mengetahui apa fungsi dan kebutuhan air dalam tubuh?


2. Bagaimana keseimbangan air (water balance)?
3. Bagaimana keseimbangan asam basa?

Universitas Yatsi Madani


BAB 2
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Air dan Elektrolit


Air adalah salah satu zat dengan rumus kimia H2O yang tidak memiliki warna,
rasa dan aroma. Air memiliki fungsi bagi kehidupan yang tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan
kematian yang disebabkan oleh dehidrasi. Orang dewasa perlu minum air sebanyak 1,5-
2 L air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolism
(Slamet, 2007). Tubuh manusia membutuhkan air untuk transportasi zat-zat maknan
dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh,
contohnya melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada
di sekitar alveoli paru (Mulia, 2005).
Dugan (1972), Hutchinson (1975), dan Miller (1992) menyatakan bahwa air
memiliki bebrapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Di antara sifat-
sifat tersebut adalah air memiliki titik beku 0◦C dan titik didih 100◦C (jauh lebih tinggi
dari yang diperkirakan secara teoritis) sehingga pada suhu sekitar 0◦C sampai 100◦C
yang merupakan suhu yang sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat
menguntungkan bagi makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada
jaringan tubuh mahkluk hidup maupun yang berada di laut, sungai, danau, dan badan
perairan yang lain mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang
diperlukan dalam kehidupan adalah air berbentuk cair.
Air permukaan meliputi aliran-aliran sungai, danau, telaga, waduk, rawa, dan
sumur permukaan. Sebagian besar air permukaan ini berasal dari air hujan dan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah dan lainnya. Air tanah berasal dari air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi, kemudian mengalami penyerapan ke dalam tanah
dan penyaringan secara alami. Proses-proses ini menyebabkan air tanah menjadi lebih
baik dibandingkan dengan air permukaan.
Elektrolit adalah senyawa terlarut yang terurai menjadi partikel (ion) bermuatan
positif atau negatif. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan
4

Universitas Yatsi Madani


negatif disebut anion. Keseimbangan antara keduanya disebut netralitas listrik. Sebagian
besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi
elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan (Yaswir dan
Ferawati, 2012).
Elektrolit yang bermuatan positif sebanyak disebut kation, yaitu Na, K, Ca, Mg,
dan muatan negatif disebut anion, yaitu Cl dan HCO3. Untuk menjaga kondisi fisiologis
yang stabil, rasio anion terhadap kation dan konsentrasinya dalam setiap kompartemen
harus seimbang dan relatif stabil. Jenis elektrolit pada masing-masing kompartemen
sama, namun konsentrasinya berbeda. Elektrolit ekstraseluler utama adalah natrium dan
klorida, dan elektrolit intraseluler utama adalah kalium dan fosfat. Perubahan
konsentrasi elektrolit dan/atau rasio anion terhadap kation menyebabkan perubahan
aktivitas seluler yang dapat mengancam jiwa (Kusnanto, 2016)

2.2 Fungsi Kebutuhan Air dalam Tubuh


Air memiliki peran yang penting dalam tubuh dan kehidupan manusia. Peran air dalam
tubuh, antara lain sebagai:
1. Pembentuk sel dan cairan tubuh.
Air ditemukan di setiap sel, jaringan dan kompartemen tubuh.
2. Sebagai pengatur suhu tubuh.
Melalui penguapan keringat di kulit dan udara nafas, serta pelarut zat-zat
dalam tubuh (zat gizi, gas, sisa metabolism).
3. Media reaksi kimiawi metabolisme berlangsung.
Media transportasi zat gizi dan oksigen (gas dalam darah).
4. Air sebagai makronutrien.
Air terlibat dalam seluruh reaksi hidrolisis protein, air, karbohidrat, dan
lemak. Air juga diproduksi dari hasil metabolism oksidatif yang berisi
substrat hydrogen.
5. Air juga berfungsi sebagai pelumas dan bantalan pada persendian
6. Media pengeluaran racun dan produk sisa metabolism.
7. Pengaturan keseimbangan elektrolit.

Universitas Yatsi Madani


Air menjaga volume vascular dan sirkulasi darah yang berperan penting dalam
fungsi seluruh organ dan jaringan tubuh (Hidayat et al., 2014; Jequier & Constant,
2010; Santoso et al,. 2011; Sulistomo et al,. 2014;).
Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda-beda untuk tiap tempat dan
tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semkain meningkat jumlah
kebutuhan akan air. Air minum merupakan kebutuhan manusia yang paling penting.
Kebutuhan air minum setiap orang perharinya bervariasi dari 2,1 L hingga 2,8 L per
hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Menurut WHO dalam Depkes
(2006) beberapa data menyebutkan bahwa volume kebutuhan air bersih bagi penduduk
rata-rata di dunia berbeda. Di negara maju, air yang dibutuhkan adalah kurang lebih 500
liter/orang/hari, sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 liter/orang/hari
dan di daerah pedesaan hanya 60 liter/orang/hari. Kualitas air bersih di Indonesia harus
memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam Kepmenkes RI No.
907/Men.Kes/SK/VII/2002, yaitu setiap komponen yang diperkenankan berada
didalamnya harus sesuai.
Air yang diperoleh tubuh berasal dari dua sumber utama, yaitu air yang
dikonsumsi dalam bentuk cairan atau air dalam makanan sebesar 2100 mL/hari dari air
metabolik (air endogen) sebesar 2100 mL/hari. Dengan demikian, total konsumsi air
sebesar 2300 mL/hari. Air metabolic berasal dari oksidasi bahan makanan seperti,
karbohidrat, protein, dan lemak. Jumlah air metabolik yang terbentuk tergantung pada
kecepatan metabolisme seseorang. Sebagian besar air diperoleh secra oral, baik sebgai
minuman (1200-1500 mL), atau yang dikonsumsi dari makanan dan minuman 800-1000
mL). antar individu atau bahkan pada individu yang sama dengan hari yang berbeda
terdapat variasi konsumsi air minum tergantung iklim, kebiasaan, dan tingkat aktivitas
fisik (Guyton & Hall, 2006; Sherwood, 2007; Sulistomo et al., 2014). Sekitar 75% air
memenuhi otot sehingga pada daging (otot hewan) juga mengandung air dengan jumlah
yang sama. Sebanyak 60% sampai 90% air terdapat pada buah dan sayuran sehingga
orang memperoleh air dengan jumlah yang sama banyak dari makanan padat dan air
minum. Air yang diproduksi dalam metabolisme merupakan sumber pemasukan air
lainnya. Air daan karbon dioksida merupakan hasil akhir dari reaksi kimia di dalam sel

Universitas Yatsi Madani


yang mengubah makanan dan oksigen menjadi energy. Konsumsi rata-rata air dalam
jumlah sumber makanan, minuman dan hasil metabolik berjumlah 2600 mL/hari
(Sherwood, 2007). Kebutuhan air pada manusia khusunya negara Indonesia telah ada di
dalam AKG (Angka Kecukupan Gizi) tahun 2013.

2.2.2 Air Minum


Air memegang peranan penting dalam tubuh manusia, yaitu sebagai pembentuk sel
dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas, dan bantalan, media
transportasi dan sebagai media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme (Santoso
et al., 2012). Banyak orang mengalami kekurangan air minum sehingga berdapak
negatif pada fisik dan mental, serta dampak jangka panjang berkaitan dengan resiko
penyakit tidak menular seperti obesitas, penyakit ginjal, kencing batu, kanker, dan
diabetes. Air putih dinilai sebagai jenis air yang paling ideal untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan air pada kondisi normal. Kebutuhan air minum memiliki
beberapa kriteria atau biasa disebut kualitas atau standar air minum. Kualitas air minum
perlu diperhatikan sebelum dikonsumsi, sebab air yang tidak bersih atau kualitas rendah
dapat merugikan kesehatan manusia. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan
air minum, berikut:
 Syarat fisik. Air memiliki syarat fisik agar dapat memenuhi persyaratan air
minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia, anatara lain:
- Tidak berwarna (jernih/bening)
- Tidak berasa (tawar)
- Tidak berbau (bau khas air)
- Suhu sebaiknya di bawah suhu udara, sejuk (±25℃).
 Syarat kimia. Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia dan mineral yang dapat membahayakan kesehatan
dan menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air. Sebaliknya, zat
ataupun bahan kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus
terdapat dalam kadar yang wajar dalam air minum tersebut.
 Syarat biologi. Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit
(patogen), tidak boleh mengandung bakteri golongan coli melebihi batas yang
7

Universitas Yatsi Madani


telah ditentukan yaitu 1 koloni/100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dri
usus besar dan tanah. Air yang mengandung golongan coli dengan kadar yang
melebihi batas yang telah ditentukan, dianggap telah terkontaminasi dengan
kotoran manusia (Sutrisno, 2002).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air


minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jenis air minum
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002,
meliputi:
 Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
 Air yang didistribusikan melalui tangki air.
 Air kemasan.
 Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
disajikan kepada masyarakat.

2.2.3 Distribusi Air Dalam Tubuh


Air merupakan presentase yang paling besar dari berat badan manusia. Air tubuh
total atau total body water (TBW) adalah presentase berat air dibandingkan dengan
berat badan total, yang bervariasi menurut jenis kelamin, umur dan kandungan lemak
tubuh. Air membentuk sekitar 60% dari berat badan seorang pria dan sekitar 50% dari
berat badan wanita. Pada bayi yang lahir cukup kira-kira 80% berat badannya adalah
air. Sedangkan pada bayi yang lahir cukup bulan kira-kira 70% berat badannya
merupakan air (Horne dan Swaringen, 2001). Seiring bertambahnya usia, maka
presentase air tubuh menurun. Pada seorang pria dewasa sekitar 60% berat badannya
adalah air, sedangkan wanita dewasa sekitar 50% (Long, 1992). Kemudian, presentase
tersebut menurun lagi pada lansia. Presentase air dalam tubuh lansia sekitar 45% -55%
dari berat badannya (Horne dan Swearingen, 2001).
Cairan tubuh tersebar antara dua kompartemen cairan utama, yaitu cairan di
dalam sel (cairan intrasel) dan cairan yang mengelilingi sek (cairan ekstrasel). Dua
pertiga total air tubuh dibentuk oleh kompartemen cairan intrasel. Sepertiga sisa total air

Universitas Yatsi Madani


tubuh terdiri dari kompartemen cairan ekstrasel yang dibagi menjadi plasma dan cairan
interstisium. Seperlima kompartemen cairan ekstrasel dibentuk oleh plasma darah,
sedangkan empat perlima terdiri dari cairan interstisium yang merupakan cairan di
ruang antarsel (Jequier & Constant, 2010; Sherwood, 2007).
Jumlah komposisi air yang konstan pada cairan ekstrasel disebabkan oleh mekanisme
homeostatis yang memantau dan mengatur komposisi, tekanan osmosis, pH, dan suhu.
Mekanisme tersebut diatur oleh sistem saraf dan endokrin. Adapun komposisi cairan
intrasel dijaga oleh perpindahan zat terlarut yang melalui membran sel dengan cara
transpor aktif atau pasif (Jequier & Constant, 2010).

2.2.4 Cairan intraselular


Cairan intraselular adalah cairan yang berada di dalam seluruh tubuh. Pada orang
dewasa kira kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraseuler, sedangkan pada bayi, setengah
dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2.2.5 Cairan ekstraseluler


Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok,
yaitu cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam vaskuler. Cairan interstitial adalah cairan
yang terletak diantara sel. Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal dan sekresi saluran cerna. Ukuran relatif cairan ekstraseluler menurun
seiring peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung
dalam cairan ekstraseluler. Setelah usia 1 tahun, volume relatif cairan ekstraseluler
menurun kira-kira sepertiga dari volume total.

Penggolongan Manusia Total Air Tubuh Dalam Presentase Berat


Badan
Bayi baru lahir 75%
Dewasa:
1. Pria (20-40 tahun) 60%
50%

Universitas Yatsi Madani


2. Wanita (20-40 tahun) 45-50%
3. Lansia (>60 tahun)

Tabel 1. 1 Distribusi total air tubuh (total body water) dalam presentase berat badan

2.2.6 Dampak kekurangan air


Tubuh manusia dewasa mengandung air sebanyak 50-70% dari bobot tubuhnya.
Apabila tubuh kehilangan air sebanyak 15% dari bobot tubuhnya, akan mengakibatkan
kematian. Air yang dikonsumsi lansia harus bersih dan cukup. Apabila air yang
dikonsumsi bersih tetapi tiadak mencukupi akan menyebabkan dehidrasi, dan apabila air
tersebut cukup tetapi tidak bersih akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare,
hepatitis, typhus. Kondisi ini akan menimbulkan implikasi serius terhadap kualitas
sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan
datang. Kualitas air bersih perlu dapat perhatian khusus, selain itu kuantitas air yang
dikonsumsi juga harus mencukupi karena bebrapa masalah juga dapat disebabkan oleh
tidak cukupnya air bersih, salah satunya dehidrasi.
Pada umunya minum yang diakibatkan oleh sensasai rasa haus merupakan
aktivitas yang menunjukan sinyal kurangnya air. Terdapat 2 mekanisme fisiologi rasa
haus yaitu mekanisme intraseluler dan ekstraseluler. Mekanisme intraseluler ialah ketika
air berkurang konsentrasi ion meningkat. Akibatnya cairan intraseluler menyediakan air
untuk cairan ekstraseluler sehingga sel menyusut. Terjadinya penyusutan sel dideteksi
oleh reseptor otak. Kemudian memicu rasa haus dan produksi ADH. Mekanisme
ekstraseluler bermula ketika ginjal memproduksi enzim renin untuk merespons
terjadinya hypovolemia. Reaksi awal terjadi pada peningkatan angiotensin II. Renin
berperan pada angiotensin II diproduksi secara ters menerus dari beberapa organ
termasuk hati yang memproduksi decapeptide angiotensin I angiotensin-converting
enzyme (ACE) diparu mengonversi dekapeptida angiotensin I menjadi oktapeptida
angiotensin II yang memiliki beberapa peran penting yaitu merangsang ADH dan

10

Universitas Yatsi Madani


perilaku minum, serta merangsang produksi hormone algesteron (Popkin et al., 2010
dalam Lupita, 2015).

2.2.7 Kekurangan air


Salah satu dampak kekurangan air adalah dehidrasi atau kekurangan cairan.
Dehidrasi merupakan keadaan keseimbangan air negative ketika terjadi proses
hilangnya cairan dari dalam tubuh melalui urine, keringat, feses dan udara pernafasan
(Armstrong, 2007; Shirreffs, 2003). Dehidrasi terjadi ketika keringat yang keluar lebih
banyak daripada jumlah cairan yang dikonsumsi. Umumnya dehidrasi yag terjadi adalah
keadaan kekurangan air saja tanpa terjadi kekurangan garam atau elektrolit tubuh.
Factor yang mempengaruhi besarnya jumlah kehilangan air dan penurunan kinerja fisik
ialah suhu lingkungan, beratnya latihan fisik, dan toleransi terhadap dehidrasi. Setiap
individu mempunyai kemampuan toleransi terhadap kondisi dehidrasi nilai batas yang
dapat ditoleransi sesorang adalah tingkat dehidrasi 2% dari berat badan. Namun adapula
yang tidak dapat bertahan dalam kondisi dehidrasi tersebut (Hidayat et al., 2014).

2.2.8 Kelebihan air


Dari segi berat badan para pakar kesehatan menyarankan agar mengkonsumi air
putih sebanyak 0.03 liter dari jumlah berat badan misalnya seseorang yang memiliki
berat badan 50 Kg konsumsi air putih yang dianjurkan tidak boleh melebihi 1,5
liter/hari.
Kondisi kesehatan juga penderita gangguan penyakit ginjal disarankan untuk membatasi
mengkonsumsi cairan karena mengkonsumsi cairan berlebih akan memperburuk kondisi
ginjal. Pada saat kadar air meningkat hal ini akan membuat ginjal bekerja lebih keras
lagi untuk menyaring kelebihan air yang menyebabkan beban ginjal meningkat karena
semakin banyak air yang harus disaring oleh glomerulus. Mengkonsumsi air putih
berlebihan dapat membuat darah menjadi lebih encer hal ini berarti konsentrasi
elektrolit dalam sel-sel tubuh menjadi menurun dan hal tersebut dapat mengakibatkan
membengkaknya sel-sel tubuh. Warna urine berwarna bening atau rine cerah dan
jumlahnya banyak menandakan bahwa tubuh memiliki jumlah cairan yang cukup.

11

Universitas Yatsi Madani


Apabila warna urine lebih gelap dan jumlahnya sedikit, menandakan bahwa tubuh
sedang membutuhkan tambahan asupan cairan.

2.3 Keseimbangan air (Water Balance)


Anggaran atau neraca air adalah suatu siklus air yang seimbang dimana laju
aliran atau ketersediaan air yang masuk (inflow) dan kebutuhan aliran keluar (outflow)
dalam siklus tersebut adalah sama, sedangkan komponen-komponen ketersediaan air
(inflow) adalah sama, sama dengan air sungai, air hujan, dan sumber air. Dan komponen
kebutuhan air (limpasan) adalah air baku, evaporasi, evapotranspirasi, dan air irigasi.
Sebaliknya, ketidakseimbangan air justru sebaliknya Keseimbangan air dalam siklus
hidrologi bergantung pada luas wilayah yang dipertimbangkan menurut aliran masuk
dan aliran keluar. Siklus air merupakan konsep dasar neraca air global dan menjelaskan
hal yang berkaitan dengan air. Jika atmosfer tidak dapat menyerap dan mengangkut uap
air, maka siklus air tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, keberadaan atmosfer sangat
penting bagi proses distribusi air di permukaan bumi. Untuk menganalisis neraca air,
banyak metode yang menggunakan data iklim yang tersedia untuk umum dari stasiun
iklim dalam proses penghitungannya.
Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya
kebutuhan hidup manusia, baik di daerah perkotaan maupun daerah perdesaan.
Peningkatan tersebut dilihat dari dua hal yang saling tergantung satu sama lain yaitu sisi
kualitas dan kuantitas. Di sisi lain, jumlah air relatif tidak berubah dari waktu ke waktu.
Pertambahan penduduk yang cepat banyak membawa dampak negatif terhadap
sumberdaya air, baik kuantitas maupun kualitasnya. Sementara itu, ada sebagian
penduduk kurang mendapatkan pelayanan air, tetapi di sisi lain terdapat aktivitas dan
kegiatan penduduk yang menggunakan air secara berlebihan dan cenderung
memerlukan pemborosan air. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup temasuk air tanah (Rohcili, 2006). Ketidakseimbangan air dikarenakan oleh
perbedaan antara kebutuhan air yang lebih banyak dibandingkan dengan ketersediaan
air yang ada (Subramanya, 1984).
P + (Ic + Ig) = Q + Et + (Oc + Og) + Sm + Sg + Sd + L
12

Universitas Yatsi Madani


dengan:
P = hujan
Ic = suplai aliran permukaan melalui sungai dan saluran dari luas DAS (Daerah Aliran
Sungai)
Ig = suplai aliran air tanah dari luar DAS (Daerah Aliran Sungai)
Q = aliran permukaan (runoff)

2.4 Asam Basa


Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan dalam
tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa
memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu
larutan. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya.
pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7,
sedangkan larutan netral memiliki pH 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan
indikator pH atau dengan pH meter. Menurut penjelasan tersebut menjelaskan tentang
keseimbangan asam basa serta berbagai macam faktor atau hal - hal yang berkaitan
dengan keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa merupakan hal yang
penting bagi tubuh karena dapat mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan
keseimbangan asam basa yang berat, dapat mempengaruhi kelangsungan hidup pasien.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam
tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal.

2.4.1 Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat
lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat melepaskan proton bila

13

Universitas Yatsi Madani


ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh asam adalah asam
hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan
ion klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air
membentuk ion H+ dan ion bikarbonat (HCO3 -). Asam kuat adalah asam yang
berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+ dalam
larutan, contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan
untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+,
contohnya adalah H2CO3.

2.4.2 Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat (HCO3 -), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion
hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1 Protein- protein dalam tubuh
juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein
dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin
dalam sel darah merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain merupakan basa-basa
tubuh yang paling penting.1 Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat
dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang
khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O). Basa lemah
yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah
daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan
dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa lemah.

2.4.3 Keseimbangan asam basa


Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel.3 Pada
proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya berhubungan
dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat konsentrasi ion H+ atau
ion OHyang sangat rendah. Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion
hidrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah
sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH

14

Universitas Yatsi Madani


7,4.4 Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal.4 Keseimbangan asam basa dalam
tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam
pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.4 Beberapa prinsip
yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah 4 : 1. Istilah asidosis mengacu pada
kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45 2. CO2 (karbondioksida) adalah
gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam. CO2 juga merupakan
komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg. 3. HCO3 (bikarbonat)
berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai komponen metabolik. Nilai
normalnya adalah 24 mEq/L. 4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen
asam atau berkurangnya jumlah komponen basa. 5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan
jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen asam.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat kami simpulkan bahwa,
Fungsi dan kebutuhan air :
 Air sangat penting bagi kehidupan. Air tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar
tubuh manusia akan hidrasi dan hidrasi, tetapi juga diperlukan untuk proses
fisiologis tubuh seperti: B. Pencernaan, pengangkutan zat gizi, pengaturan suhu
tubuh, dan fungsi organ tubuh lainnya.
 Kehidupan di bumi sangat bergantung pada ketersediaan air bersih yang dapat
diminum. Air juga dibutuhkan dalam berbagai bidang seperti pertanian, industri,
dan lingkungan hidup.

Neraca Air:

15

Universitas Yatsi Madani


 Keseimbangan air mengacu pada pemeliharaan proporsi air yang tepat dalam
tubuh manusia untuk mempertahankan fungsi tubuh yang optimal.
 Tubuh manusia harus menjaga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran air
melalui proses seperti berkeringat, buang air kecil, pernapasan, dan konsumsi
lainnya untuk menjaga keseimbangan cairan yang sehat.

Keseimbangan asam basa:


 Keseimbangan asam basa mengacu pada upaya tubuh untuk menjaga
keseimbangan nilai pH dalam darah dan jaringan tubuh. Nilai pH yang
seimbang memungkinkan berbagai proses biokimia dapat berlangsung dengan
baik.
 Tubuh manusia mengatur keseimbangan asam-basa melalui sistem buffer yang
mengkompensasi perubahan pH, dan sistem ginjal, paru-paru, dan ekskresi yang
membuang kelebihan asam dan basa.

Dengan memahami pentingnya air dalam tubuh dan cara menjaga keseimbangan air
dan asam basa, Anda dapat mengambil langkah untuk menjaga hidrasi yang baik dan
kesehatan tubuh yang optimal.

3.2 Saran
Diharapkan agar semua masyarakat mampu memahami ilmu-ilmu yang
terkandung dalam makalah ini bukan hanya untuk mengetahui isinya saja, namun
mampu mengaplikasikannya juga untuk kehidupan sehari-hari.

16

Universitas Yatsi Madani


DAFTAR PUSTAKA

Hadryana, I. M. (2016). ANALISIS KESEIMBANGAN AIR/WATER BALANCE.

jurnal teknik sipil, 100.

Indonesia, P. G. (2016). ILMU GIZI Teori & Aplikasi. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

17

Universitas Yatsi Madani

Anda mungkin juga menyukai