Oleh:
Oleh:
Oleh:
Menyetujui, Mengetahui,
Dekan, Koordinator Prodi Agroteknologi,
1.1 LatarBelakang
tumbuhan (OPT). Selain gulma. Serangan hama dan penyakit pada tanaman dapat
petani. Tiga cara penyebaran hama dan penyakit tanaman yaitu dengan cara
percikan air hujan, dan: faktor biotik berupa serangga atau vector lainnya (Wati
dkk, 2021).
Pengertian hama dalam arti luas merupakan semua macam bentuk gangguan
yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian pada manusia, ternak dan
tanaman. Sedangkan pengertian hama dalam arti sempit yaitu semua jenis hewan
merusak tanaman dan menurunkan produksi tanaman secara ekonomis (Wati dkk,
2021).
tersebut dapat disebabkan oleh rangsangan yang terjadi secara terus menerus
karakter patologi yang khas disebut symptom atau gejala. Penyakit tanaman juga
diartikan sebagai suatu gangguan fisiologi pada tumbuhan disebabkan oleh faktor
merupakan penyebab penyakit yang sifatnya infeksius atau menular seperti virus,
bakteri, cendawan, protozoa, dan nematode yang berfungsi sebagai pathogen bagi
tanaman. Sedangkan faktor abiotik, yaitu penyebab penyakit yang sifatnya non
infeksius atau tidak menular, seperti temperatur, kelembaban, nutrisi mineral, dan
polusi, iyang terjadi pada sel atau jaringan tanaman dan menyebabkan tanaman
Kabupaten Alor merupakan salah satu daerah beriklim kering penghasil kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas lahan yang dimiliki oleh masyarakat di
Kabupaten Alor pada tahun 2018 seluas 2.030 Ha dan jumlah produksi Sebanyak
196 ton/tahun. Kecamatan kabola juga merupakan salah satu kecamatan penghasil
Kecamatan Alor Selatan adalah salah satu wilayah yang memiliki Desa dengan
Manmas yang terdapat 5 kelompok petani, mengolah ±25o ha kopi jenis robusta,
kelima kelompok tani tersebut adalah Kelompok Tani Webul, Kelompok Tani
Mekar Jaya, Kelompok Tani Obat Mas, Kelompok Tani Kembang Baru dan
dibandingkan produksi nasional yang mencapai 685 kg/ha/tahun. Namun kopi Alor
mempunyai cita rasa yang baik sehingga banyak disukai konsumen dengan nilai
jual yang cukup tinggi, yaitu 35.000/kg biji. Salah satu penyebab rendahnya
produksi kopi di kabupaten Alor yaitu, karena teknologi budidaya yang digunakan
Tanaman (OPT). Serangan OPT dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis baik
kualitas maupun kuantitas. OPT pada tanaman kopi diantaranya adalah kelompok
hama dan penyakit. Hama pada tanaman kopi adalah penggerek buah kopi,
penggerek batang merah, penggerek cabang dan ranting, kutu hijau. Penyakit
tanaman kopi dibagi atas penyakit yang disebabkan oleh jamur, yaitu karat daun,
bercak daun, jamur upas, jamur akar, penyakit rebah batang(Harni dkk., 2015).
Oleh sebab itu yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian dengan
judul Identifikasi Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Kopi di Kabupaten Alor.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi jenis-jenis hama dan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau informasi bagi
Klasifikasi
Ordo : Coleoptera
Family : Scolitydae
Genus : Hypothenemus
Biologi Hama
Hama PBKo (H. hampei) berbentuk kumbang kecil berwarna coklat tua sampai
hitam, memiliki ukuran panjang betina, 1,5-2,5 mm dan jantan 1,0 mm (Ernawati
dengan tahapan telur, larva, pupa, dan imago atau serangga dewasa. Telurnya
berbentuk elips, transparan dan akan berubah warnamenjadi kekuningan pada saat
akan menetas, larva membentuk seperti huruf C, kemudian tidak bertungkai, dan
bentuk dan warna kepala terlihat lebih mencolok, panjang tubuh larva kira-kira
1,88-2,30 mm, kemudian serangga ini memiliki bentuk prapupa mirip dengan larva,
namun perbedaannya hanya terletak pada bentuknya yang kurang cekung, dan
a b
c d
Gambar 1: (a) Telur, (b), larva,(c) Pupa, (d) imago H. hampei (Muliasari, 2016)
Gejala Serangan
Hama PBKo menyerang pada buah yang masi muda sampai buah yang berada
di dalam gudang. Serangan hama ini dimulai dengan masuknya serangga PBKo ke
dalam buah kopi dengan cara membuat lubang gerekan di sekitar diskus (gambar
2). Untuk serangan pada buah muda dapat menyebabkan buah gugur sedangkan
pada buah yang cukup tua mengakibatkan biji kopi cacat berlubang dan bermutuh
kimia biji kopi, terutama pada kafein dan gula produksi. Perkembangan dari telur
mrnjadi imago berlangsung hanya di dalam biji keras yang sudah matang, namun
kumbang penggerek tersebut dapat mati secara prematur pada biji di dalam
endosperma jika tidak tersedia substrat yang dibutuhkan (Ernawati dan Hidayani,
2014). Buah kopi setelah pemetikan merupakan tempat berkembangbiak yang
sangat baik sebab dalam kopi tersebut dapat ditemukan sampai 75 ekor serangga
per bij. Kerusakan biji kopi oleh hama PBKo dapat mencapai 40-50% dari produksi
dan dapat menyebabkan penyusutan 30-40% dari berat biji kopi bila tidak terserang
(Jannah, 2017).
Pengendalian
Terpadu (PHT), yang didalamnya terdapat pengendalian secara kultur teknis, secara
biologi, secara fisik (mekanik). Pengendalian secara kultur teknis yaitu membuat
ekosistem tidak sesuai bagi hidup hama PBKo. Pengendalian ini dilakukan dengan
cara pemangkasan dan sanitasii kebun. Pengendalian secara biologi dapat dilakukan
Klasifikasi
Klasifikasi Zeuzera Coffeae menurut Agussalim (2008) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Divisi : Arthtropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Cossidae
Genus : Zeuzera
Morfologi
pada pukul 5-7 sore hari. Telur Zeuzera coffeae berwarna kuning
menetas. Sebanyak 15 butir telur dapat diletakkan di celah kulit kayu (Agussalim,
2008).
merahan dengan kepala hitam dan pada tubuh larva terdapat bitnik-bintik hitam
yang tebal yang berpasangan pada ruas tubuh larva (gambar 3b).Pupa terbentuk di
dalam lubang gerekan, exuvium pupa menjulur di lubang gerekan (gambar 3c).
Sayap depan ngengat berbintik hitam dengan dasar putih tembus pandang.
batang mengalami metamorfosis holometabola yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa.
A B C D
Gambar 3.Stadia Zeuzera coffeae. (A) Telur, (B) Larva, (C) Pupa, dan (D) Imago
(Sumber: Samsudin, 2014)
Gejala Kerusakan
Gerekan larva membentuk lubang pada bagian tanaman seperti batang, ranting
atau cabang kopi .Pada batang/cabang yang terserang terdapat lubang gerekan
4b).Pada permukaan lubang gerekan tampak kotoran hama Z. coffeae yang sudah
bercampur dengan serbuk atau serpihan kayu bercampur lendir (gambar 4c).Akibat
gerekan larva hama tersebut, bagian tanaman di atas lubang layu, kering dan
Ulat hama ini merusak bagian batang/cabang dengan cara menggerek empulur
(xylem) batang, selanjutnya gerekan membelok ke arah atas. Ulat ini menyerang
tanaman muda, pada permukaan lubang yang baru digerek sering terdapat
campuran kotoran dengan serpihan jaringan. Akibat gerekan ulat, bagian tanaman
di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering, dan mati (Agussalim, 2008).
Hama penggerek Zeuzera coffeae tidak hanya menyerang tanaman mudah
tetapi juga menyerang tanaman kopi pada fase berbuah yang berumur 7-9
tahun.Pada bagian tingkat kerusakan sedang terlihat hampir seluruh bagian kulit
batang tanaman kopi terkelupas.Hilangnya lapisan kulit ini diduga akibat aktivitas
makan dari Zeuzera coffeae.Asumsi ini diperkuat dengan ditemukannya stadia larva
yang berada di bagian dalam batang tanaman kopi.Kotoran tersebut memiliki alur
A B C D
Gambar 4.Gejalakerusakan oleh Zeuzera coffeae (A), Lubang liang gerek Zeuzera
coffeae (B), Kotoran dari Zeuzera coffeae (C), Liang gerek yang
disebabkan oleh Zeuzera coffeae(D) (Sumber: Andis, 2020)
Pengendalian
tanaman.
telah terserang, sehingga telur, larva, dan imago yang masih ada didalamnya
mati.
3. Pengendalian secara mekanis dengan menggunakan alat perangkap ngengat
dengan cahaya lampu di malam hari karena serangga dewasa aktif pada malam
5. Penggunaan insektisida nabati berbahan asap cair atau minyak tanaman yang
bersifat racun syaraf. Aplikasinya dengan cara menginjeksi lubang gerek aktif,
alternatif pengendalian terakhir dan pada waktu yang tepat. Hasil penelitian di
Klasifikasi
berikut:
Golongan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Curcullionidae
Biologi
kecil 0,3 mm x 0,5 mm (gambar 5a). Kepala larva berbentuk kapsul cokelat, tubuh
berwarna putih krem, dan bulat telur (gambar 5b). Pupa berwana krem bertipe
eksarata dengan ukuran pupa sama panjang dengan imago (gambar 5c). Kumbang
betina berukuran panjang 1,4-1,9 mm dan lebar 0,7-0,8 mm. Badan kokoh, silindris
jelas dan pada bagian basalnya ditumbuhi seta yang panjang dan kaku. Kumbang
jantan berukuran panjang 0,8-1,1 mm dan lebar 0,4-0,5 mm dengan bentuk tubuh
bulat dan berwarna merah kecokelatan. Kumbang jantan tidak dapat terbang. Betina
yang sudah kopulasi terbang pada siang hari, mencari ranting baru untuk peletakkan
telur 30-50 butir. Telur diletakkan dalam kelompok kecil yang terdiri dai 8-15 butir.
tambahan nutrisi dengan memakan jamur daripada jaringan tanaman kopi. Jamur
ini tumbuh dan berkembang di dalam lubang gerek dan juga dapat mematikan
tanaman inang. Siklus hidup mulai dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung
Gejala Kerusakan
Serangan penggerek cabang Xyleboruscompactus ditandai dengan adanya
lubang gerekan yang umumnya terdapat pada permukaan bagian bawah cabang
tanaman kopi.Serangan awal pada cabang kopi yang masih hijau berupa lubang
gerekan, yang disekelilingnya berubah warna menjadi hitam dan daun menjadi
layu.Lambat laun cabang kopi menjadi hitam secara merata dan akhirnya
mongering dan mati. Cabang kopi yang terdapat lubang gerek apabila dipotong
secara melintang akan terlihat lubang dari kulit luar sampai empulur hingga
5,3 jam. Awalnya, daun pertama dari cabang yang terserang padatanaman kopi
berubah mejadi hijau mudah dalam beberapa jam setelah serangan.Daun dan kulit
kayu di luar area yang terkena berubah menjadi coklat atau hitam setelah beberapa
hari serangan kumbang, lihat (gambar 5).Matinya ranting adalah hasil dari
pengenalan jamur ambrosia, nekrosis di kulit kayu dan zona kering di xylem
bergerak melalui xilem pohon, menghalangi aliran air dan nutrisi, lihat (gambar 6)
(Beauveria bassiana).
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Homoptera
Famili : Coccidae
Genus : Coccus
Kutu hijau (C. viridis) dewasa berwarna hijau muda sampai hijau tua. Bentuk
badan bulat telur, pipih, panjang, 2,5-3,25 mm dan bersifat immobil (tidak
bergerak). Ruas tubuh tidak jelas, begitu juga batas antara kepala, toraks dan
abdomen. Pada sisi badan bagian depan terdapat dua mata tunggal berwarna hitam,
bagian belakan dijumpai 2 segitiga coklat bersatu (operkulum) yang menutupi
anusnya. Di bagian bawah badan terdapat tiga pasang tungkai, satu pasang antena
sebuah stilet yang panjangnya kurang lebih sama dengan panjang badannya
(Neneng 2021).
Biologi
diletakkan secara tunggal di bawah badan kutu betina sampai menetas. Nimfa
berbentuk ofal, berwarna hijau kekuningan (gambar 7a), terdiri dari tiga instar,
hidup menetap di bawah badan badan induknya sampai pada saatnya akan pindah
tempat dan hidup terpisah. Dewasa berukuran 2,5-5 mm, berbentuk bulat telur
berwarna hijau muda, tubuhnya dilindungi oleh perisai agak keras yang berwarna
hijau muda hingga berwarna hijau tua (gambar 7b). Kebanyakan koloni C. viridis
berkelamin betina, dan pada kepadatan yang tinggi akan dihasilkan koloni kutu
mampu menghasilkan keturunan hingga 200 ekor. Populasi Coccus viridis juga
akan meningkat apabila mendapat asuhan semut yang tepat yaitu semut gramang
(Sugiarti, 2019).
A B
Z
Gambar 7.Coccus viridis (A) nimfa dan (B) kutu
dewasa(Sumber:Indriati, 2018)
Gejala Serangan
timbulnya cendawan jelaga yang akan menutupi daun kopi. Selain menutupi daun,
embun jelaga juga akan menutupi buah kopi sehingga akan mempengaruhi proses
menyerang tunas di bagian bawah daun, terutama dekat tulang daun dan buah
muda. C.viridis mengisap cairan tanaman sehingga menjadi kerdil dan daun baru
lambat tumbuh. Akhirnya tanaman mengering dan layu, dan mati (Rismayani dkk,
melindungi koloni Coccus viridis dari predator dan parasitoid. Semut mendapatkan
embun madu sebagai sumber makanannya, hasil sekresi dari C. viridis. Bila
populasi C. viridis terlalu besar, senyawa ekskresi tadi biasanya sering menutupi
media tumbuh yang sangat baik bagi jamur embun jelaga sehingga pada intensitas
serangan berat, beberapa bagian tanaman kopi seperti daun dan batang muda akan
ditutupi oleh embun jelaga. Hal ini menyebabkan gangguan fotosintesis dan
Pengendalian
1. Secara kultur teknis ditekankan pada pemangkasan dan pengaturan tanman
Halmus chalybeus, parasitoid Coccophagus rusti dan Encarsia sp., serta jamur
kematian kutu hijau sampai 90% selama musim hujan dan akhir musim
kemarau.
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Urediniomycetes
Ordo : Uridinales
Famili : Chaconiaceae
Genus : Hemileia
Penyakit karat daun kopi yang disebabkan oleh Hemileia vastatrix merupakan
berbentuk mirip dengan juring buah jeruk. Setelah masak isinya akan berwarna
jingga, tetapi dindingnya tetap tidak berwarna. Urediospora memiliki sisi luar yang
cembung mempunyai duri- duri, sedangkan pada sisi lainnnya tetap halus (Hemi
leios = setengah licin) (Gambar 9b). Urediospora berukuran 26-40 x 20-30 µm.
tetapi akan memanjang dan berbentuk bulat telur dengan ujung yang menonjol.
Gejala Penyakit
Gejala penyakit karat daun jarang tampak pada buah dan batang hanya terbatas
pada daun. Secara khas penyakit ini dikenal seperti luka berwarna kuning dan
ditutupi bedak atau noda yang tampak pada permukaan bawah daun. Pada luka
yang masih muda tampak noda kuning pucat dengan sporulasi jelas (Siska, 2018).
Gejala serangan penyakit karat daun dapat dilihat pada permukaan atas dan
bawah daun, ditandai dengan bercak kuning jingga seperti serbuk (powder). Jika
diamati pada bagian bawah daun tampak bercak yang awalnya berwarna kuning
muda, selanjutnya akan berubah menjadi kuning tua, pada bagian tersebut
akanterlihat jelas tepung yang berwarna orange atau jingga. Tepung yang berwarna
orange atau jingga tersebut adalah uredospora jamur Hemileae vastatrix. Gejala
lanjut, pada daun tampak bercak cokelat saling bergabung, menjadi lebih besar,
kemudian mengering dan gugur sehingga tanaman menjadi gundul (Sugiarti, 2018).
(gambar 10).
Siklus Hidup
2017).
membutuhkan air dan optimal pada suhu sekitar 24°C. Setelah pembentukan
penetrasi yang tumbuh ke dalam ruang substomata (Gambar 11.A-C). Hifa ini akan
menghasilkan dua cabang lateral yang tebal, menyerupai jangkar, sifat unik dari
Hemileia vastatrix Setiap cabang lateral jangkar berdiferensiasi menjadi sel induk
stomata (Gambar 11.D), cendawan ini akan terus tumbuh membentuk lebih banyak
hifa interseluler, termasuk sel induk haustorial, dan sejumlah besar haustorial akan
menyebar di dalam sel parenkim bunga karang dan palisade dan bahkan epidermis
atas (Gambar 11.E-D). Di tahap ini, klorosis terlihat secara makroskopis. Hifa
uridiospora menonjol melalui stomata dalam bentuk buket. Ini muncul sebagai
pustula berwarna orannye, tanda khas penyakit ini (Gambar 11 H dan I) (Talhinhas,
2017).
A
B
I
C
F
H
D
G E
Pengendalian
gulma 2-3 kali, memupuk dua kali setahun (awal dan akhir musim
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Kelas : Dothideomycetes
Ordo : Capnodioles
Famili : Dematiaceae
Genus : Cercospora
Spesies: Cercosporasp.
Siklus Hidup
Jamur Cercospora sp. umumnya timbul pada awal pertumbuhan. Jamur akan
membentuk konidium pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak pada sisi atas.
Konidiofor membentuk rrumpun kecil lima sampai banyak, cokelat kehijauan pucat
mm. Konidium tidak berwarna, bebentuk gada terbalik bersekat sampai dengan
ukuran 35-110 x 3-6 µm. Konidium terbentuk pada kedua sisi daun, tetapi
terbanyak pada sisi bawah. Konidiofor terbentuk dalam jumlah besar pada bercak,
membentuk rumpun yang rapat, kadang-kadang pada lingkaran-lingkaran sepusat,
abuan pucat dan terdapat bercak gelap yang tidak teratur pada permukaan atas
koloni dan berwarna abu-abu pucat yang mendominasi disertai dengan warna abu-
abu yang lebih tua pada permukaan bawa cawan (gambar 12).Penampakan
coffeicola memiliki bentuk berupa silinder panjang dengan sekat yang didalamnya,
konidiospora tidak memiliki cabang dan bersepta (Farahdila, 2018). (Gambar 13).
Gejala Penyakit
dikelilingi lingkaran pada daun, ukurannya tidak beraturan dan munculnya secara
acak. Tidak hanya menyerang pada daun kopi, jamur ini pun menyerang buah kopi
dengan gejala yang sama yaitu timbul bercak-bercak berwarna coklat pada
beraturan, dengan warna cokelat tua hingga kuning menggradasi sampai ke bagian
tengah, pada bagian tengah terdapat warna kuning atau putih keabuan terkadang
terlihat serbuk berwarna putih keabuan pada bagian tengah serta warna kekuningan
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan fungisida kimia, misalnya fungisida
masuk; Sanitasi dengan menggunting daun yang sakit kemudian dibakar atau
tanah.Penyakit pada buah dapat dikurangi dengan mengatur peneduh (Harni dkk,
2018).
2.2.3Jamur Upas
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Class : Basidiomycetes
Ordo : Polyporales
Family : Corteceae
Genus : Cortecium
Jamur upas (pink disease) disebabkan oleh Upasia salmonicolor atau dikenal
juga dengan nama Corticium salmonicolor, yang tersebar luas di daerah tropika di
seluruh dunia. Penyakit ini mempunyai arti cukup penting dalam budidaya kopi
karena dapat mentyerang batang, cabang, ranting, dan buah kopi (Harni dkk, 2018).
Gejala khas serangan jamur upas adalah cabang atau ranting yang terserang
layu mendadak. Serangan dapat terjadi pada cabang yang di bawah, tengah,
maupun di ujung pohon, bahkan dapat terjadi pada batang (gambar 16). Gejala awal
dimulai jamur ini membentuk stadium sarang labah-labah, berupa lapisan hifa tipis,
berbentuk seperti jala berwarna putih. Pada stadium ini jamur belum masuk ke
lentisel. Stadium ini disebut stadium bongkol semu. Di bagian bawah sisi cabang
atau sisi cabang yang ternaung, jamur membentuk kerak berwarna merah jambu
yang merupakan stadium kortisium yang terdiri atas lapisan himenium. Terakhir
stadium nekator berupa binti-bintil kecil berwarna orange kemerahan pada kayu
yamg umumnya telah mati karena serangan jamur ini. Serangan pada buah bermula
Pada himenium (gambar 15b) yang diambil dari permukaan kulit batang
dan jernih (Gambar 15c dan 15d).Pada koloni yang tebal dan tua, ditemukan
pada medium ADK berwarna putih tipis di bagian tepih, di bagian tengah tebal
5 μm 5 μm
D E F
Gambar 15.A, Miselium yang membentuk titik-titik warna terang
(pustule); B, Hymenium; C, Basidium (→); D,
Basidiospora; E, Konidium(→); F, Koloni pada medium
ADK. (Sumber: Florina, 2017)
Daur Hidup
Dalam daur hidupnya yang lengkap, jamur upas membentuk lima stadium
sebagai berikut:
stadium telemorf dibentuk dari stadium rumah labah-labah dan dapat pula dibentuk
oleh stadium bongkol semu; stadium bongkol dibentuk dari stadium rumah labah-
labah; stadium anamorf dibentuk dari stadium bongkol atau dari stroma berupa satu
lapis sel yang berfungsi sebagai sel-sel konidiogen, dan dibentuk oleh miselium
jaringan inang baru mencapai korteks, sehingga stadium ini diperkirakan mudah
Hifa stadium rumah labah-labah pada tanaman inangnya dan hifa isolat jamur
upas dalam biakan mudah membentuk anastomosis, mempunyai cabang tegak dan
sekat dolipori. Sel-sel hifanya baik dari hifa yang sama atau yang berbeda, serta
konidiumnya, mempunyai inti dengan jumlah yang berbeda, yaitu, satu, dua, tiga,
atau konidium atau dengan miselium stadium rumah labah-labah. Penularan dengan
ketiga cara tersebut tidak berlangsung serentak dan menyeluruh, tetapi hanya
Pengendalian
2. Cabang yang sakit dipotong sampai batas sehat ditambah 30 cm, kelembaban
3. Ranting yang sakit diolesi dengan fungisida tembaga konsentrasi 10%, seperti
4. Batang atau cabang yang besar yang terserang jamur upas dilumas dengan
fungisida.
bunodes)
Penyakit jamur akar yang sering menyerang tanaman kopi adalah jamur akar
putih, akar cokelat, dan akar hitam.Penyebab dari masing-masing penyakit ini
adalah jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus lignosus, jamur akar
cokelat Phelinus noxius, dan jamur akar hitam Roselina bunodes.Gejala serangan
jamur baik jamur akar putih, cokelat dan hitam, biasanya sama yaitu daun-daun
tanaman sakit mengunig, layu, dan rontok (Harni dkk, 2018). (Gambar 17).
Gambar 17. Gejala serangan penyakitjamurakar (Sumber: Harni
dkk, 2018)
Kingdom : Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas: Basidiomycetes
Ordo : Hymenochaetales
Famili : Hymenochaetaceae
Genus : Phellinus
Akar yang diserang jamur akar cokelat pada umumnya adalah akar tunggang ,
biasanya tertutup oleh kerak yang terdiri atas butir-butir tanah, melekat sangat kuat
sehingga tidak dapat lepas. Diantara butir-butur tanah tampak adanya jaringan
jamur berwarna cokelat tua sampai cokelat kehitaman. Kerak terbentuk dari
miselim yang membungkus akar dan berlendir sehingga butir-butir tanah terikat
dengan erat.Kayu akar yang sakit menjadi busuk kering dan lunak.
Miselium jamur yang masih muda berwarna cokelat jerni dan yang sudah tua
berwarna cokelat tua sampai cokelat hitam.Jamur jarang membentuk tubuh buah,
kalau dibentuk, tubuh mirip dengan kuku kuda tipis (console), keras, berwarna
cokelat tua denga zone-zone pertumbuhan konsentris, dibentuk pada pangkal pohon
yang mengalami serangan lanjut. Tubuh dapat mencapai panjang 26 cm dan lebar
15 cm, dengan tebal lebih kurang 1 cm. pada permukaan bawahnya terdapat lapisan
basidiokarp tipis, keras, dan tidak merata mirip dengan yang ditemukan di
cokelat dan akhirnya menjadi berwarna abu-abu gelap (Adiwasa, 2017). (gambar
18).
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Class : Sordariomycetes
Order : Xylariales
Family : Xylariaceae
Genus : Rosellinia
Gejala serangan jamur akar hitam adalah pohon mati secara mendadak, pada
pangkal batang dan akar-akar terdapat benang jamur berwarna hitam, yang sering
bersatu dan membentuk lapisan berwarna hitam.Bagian kulit yang sakit membusuk,
kalua kulit dikupas, diantara kulit dan kayu terdapat benang-benang hitam (Harni
dkk, 2018).
(Adiwasa, 2017):
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Class : Agaricomycetes
Order : Polyporales
Family : Meripilaceae
Genus : Rigidoporus
Species : Rigidoporus microporus
Akar yang terserang jamur akar putih (JAP), tampak miselium jamur berwarna
putih pada permukaan akar kemudian berubah warna menjadi kuning gading, dan
gejala ini baru terlihat apabila daerah perakaran dibuka. Cara yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi serangan JAP adalah leher akar pohon yang dicurigai ditutup
dengan serasah (mulsa), kemudian setelah tiga minggu pada leher akar pohon sakit
JAP menular karena adanya kontak antara akar tanaman sehat dengan akar
tanaman yang sakit, atau dengan kayu yang mengandung sumber infeksi. Agar
dapat mengadakan infeksi pada akar yang sehat, jamur harus mempunyai cadangan
makanan yang cukup. Berbeda dengan jamur akar lain, jamur akar putih dapat
menular dengan perantara rizomorf. Pada JAP rizomorf dapat menjalar bebas dalam
dengan garis tengah 2,8-5µm, banyak dibentuk pada tubuh buah yang masih muda.
Pada permukaan tubuh buah hifa jamur berwarna kuning jingga, tebalnya 2,8-
4,4µm mempunyai banyak sekat yang tebal. Terdapat miselium jamur (rizomorf)
berwarna putih yang menjalar sepanjang akar dan melekaterat pada permukaan
hidup/spora istirahat, sering membentuk tubuh buah pada leher akar tanaman sakit,
dan kadang tersusun bertingkat. Memiliki rizomorf menjalar bebas dalam tanah,
pada akar sehat, rizomorf tumbuh secara epifitik pada permukaan akar sebelum
penetrasi, rizomorf kurang kuat melekat pada akar, dan akar tetap sehat, JAP
menular lebih cepat dibanding JAC (Harni dan Amaria, 2011).(Gambar 19).
A B
Gambar 19. A. Makroskopis Jamur Akar Putih Hasil IsolasiPadaAkar
TanamanKopi: B. Mikroskopis Perbesaran 40x Lensa Objektif
(a) Hifa Jamur
AkarPutih(b)Sterigma(c)Basidiospora.HasilIsolasiPadaAkarTa
namanKopi (Sumber: Nugroho, 2019)
Pengendalian
1. Pengendalian dapat dilakukan dengan sanitasi yaitu membongkar tanaman yang
2. Fungisida dioleskan pada pangkal batang /akar tanaman sakit atau sebagai
3. Membuat parit isolasi sedalam 60-90 cm, untuk mencegah penyebaran pada
tanaman disekitarnya.
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Deuteromycota
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Agonomycetales
Family : Agnomycetaceae
Genus : Rhizoctonia
disebabkan oleh Rhizoctonia solani. Jamur ini dapat memproduksi struktur bertahan
berupa sklerotia dan juga mampu bertahan hidup sebagai miselium dengan cara
tanah dan kelebihan air saat pembibitan dapat memicu perkembangan penyakit ini
Gejala Penyakit
Gejala pada pangkal batang yang sakit mula-mula terjadi memar, kemudian
busuk dan akhirnya mengeringsehingga batang tampak berlekuk. Penyakit ini dapat
terjadi pada bibit yang masih dalam stadium serdadu, stadium kepel, atau yang
sudah berdaun beberapa pasang tetapi batangnya masih lunak. Serangan dalam
stadium serdadu dan stadium kepel dapat mematikan bibit, sedangkan pada bibit
dkk, 2018).
Gambar 20. Gejala Serangan Penyakit Rebah Batang (Sumber:
Harni, 2018)
kaku, dan mempunyai ukuran yang sama (uniform). Diameter hifa jamur R.
solaniJamur R. solani bergantung pada jenis isolat dan jenis medium yang
diameter 4-6μ. Sklerotium dari R, solani terbentuk dari hifa yang mengalami
berwarna putih dan setelah dewasa berubah menjadi cokelat. Bentuk sklerotium
pada umumnya bulat atau tidak beraturan, dan ukurannya bervariasi, bergantung
Ekologi
permukaan tanah atau pangkal batang.Sklerotia mempunyai kulit tebal dan keras
kekeringan dan suhu tinggi. Masa dorman akan berakhir jika kondisi lingkungan
berkecambah menjadi hifa yang siap menginfeksi bagian tanaman pada daerah
Pengendalian
3. Aplikasi Trichoderma sp. dengan dosis 200 g/tanaman pada media pembibitan.
Klasifikasi kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo (2012) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Tanaman kopi (Coffea sp.) termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan
genus Coffea. Tanaman ini tumbuh dengan tegak, bercabang, dan bila dibiarkan
tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak
perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat
berwarna putih keabu-abuan. Pada batang terdiri dari dua macam tunas yaitu tunas
seri (tunas reproduksi) yang tumbuh searah dengan tempat asalnya dan tunas
legitim yang hanya dapat tumbuh sekali dengan arah tumbuh membentuk sudut
Bunga pada tanaman kopi memiliki ukuran relatif kecil, mahkota berwarna
putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau. Bunga dewasa,
sehingga akan berbentuk buah. Waktu yang diperlukan terbentuk bunga hingga
buah menjadi matang 8-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor lingkungannya.
(Irwansyah, 2019).
Buah tanaman kopi terdiri daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3
bagian yaitu lapisan kulit (eksokarp), lapisan daging (mesokarp) dan lapisan kulit
tanduk (endokarp) yang tipis dan keras.Buah kopi menghasilkan dua butir biji
tetapi ada juga yang tidak menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir
biji.Biji kopi tediri atas kulit biji dan lembaga.Secara morfologi, biji kopi berbentuk
bulat telur, bertekstur keras dan berwarna (Najiyati dan Danuarti, 2012).
III. METODE PENELITIAN
Cendana.
1. Alat
Mikrolensa, Perangkap jaring serangga, Alat tulis, Sarung tangan, Plastik sampel,
gelas aqua bekas, jarum pentul, cawan petridis, tabung reaksi, mikrowafe, lampu
bunsen, gelas erlenmeyer, laminar air flow, autoklaf mikroskop, spatula, scalpel,
2. Bahan
Aquades, Dextroce Agar 20 gr, Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA),
tanaman kopi. Sampel tanaman yang akan diambil untuk yaitu tanaman kopi
yang terinfeksi oleh patogen. Sampel diambil dan dimasukkan kedalam plastik
sampel dan diberi label kemudian dibawa ke laboratorium untuk diisolasi dan
sub unit petak untuk titik pengamatan dari masing-masing petak pengamatan.
Setiap sub unit petak berukuran 2 m x2 m. pada setiap sub unit petak ditentukan
sampel yang sudah ditentukan ditandai dengan tali rafia. Selanjutnya setiap
Alat dan bahan yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu dengan
tujuan mematikan mikroorganisme lain yang tidak dihendaki ada pada alat dan
autoklaf untuk disterilkan pada suhu 121 oC, tekanan 1 atm selama 15 -20 menit.
3.4.2 Pembuatan Media PDA dan NA
Media yang digunakan adalah media PDA (Potato Dextrose Agar). Proses
pembuatanya yaitu kupas kentang sebanyak 200 gr lalu dicuci bersih. Kemudian
kentang dipotong kecil berbentuk dadu dan direbus dengan 1 L aquades selama 20
dari isinya dengan cara disaring, kemudian direbus kembali dengan menambahkan
gula pasir 20 gr dan agar bubuk 20 gr lalu diaduk merata. Setelah itu dimasukkan
121ºC selama 15-30 menit pada tekanan 1 atm. Setelah steril media PDA siap
langsung) ke medium yaitu bagian jaringan tanaman yang sakit dipotong kurang
lebih 1x2 cm dengan menggunakan pisau skalpel aseptis atau gunting. Potongan
tissue steril. Masing-masing potongan sampel yang sudah kering kemudian ditata
pada medium potato dextrose agar (PDA) di dalam cawan petri steril, kemudian
3.4.4 Pemurnian
dapat diamati dari warna serta pertumbuhan koloni jamur. Diambil jamur
selama 5-7 hari, jika pada saat pengamatan ditemukan pertumbuhan koloni yang
Serangga yang tertangkap dari lapangan ada yang sudah diidentifikasi secara
langsung dan ada yang belum dapat diidentifikasi. Serangga yang belum
Cendana.
meliputi hifa (ada tidaknya sekat), ada tidaknya spora/konidia, warna dan bentuk
untuk diidentifikasi.
Isolat yang telah dimurnikan diambil dengan isolat pada ujung isolat yang
telah tumbuh, kemudian ditempelkan pada kaca preparat lalu diletakkan pada
𝑛𝑖 𝑛𝑖
H’ = − ∑ 𝑁 ln 𝑁
Pi 𝑛𝑖
= 𝑁
Keterangan :
Pi : Proporsi dari jumlah individu jenis i dengan jumlah individu dari seluruh jenis
spesies
3.5.2 Insidensi Penyakit
𝐴1
𝐼= × 100%
𝐴2
Keterangan :
I : insidensi penyakit
Adiwasa, Berri. 2017. Identifikasi Busuk Akar Tanaman Kopi (Coffea sp.)
Dari Ulubelu, Tanggamus dan Skrining Jamur Trichoderma spp.
Sebagai Antagonisnya. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung.
Agussalim. 2008. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Cara
Pengendaliannya. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian.
Arneson, P.A dan Emeritus. 2015. Hemileia vastatrix Berkeley dan Broome.
Departemen of Plant Pathology.Cornel University.
BPS Alor. 2019. Alor Dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Alor. 2018
Harni, Rita dan Amaria Widi.2011. Penyakit Jamur Akar Putih dan Cokelat
Pada Jambu Mete dan Strategi Pengendaliannya. Buletin RISTRI Vol 2
(2).
Najiyati, S dan Danarti. 2012. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Jakarta: PT. Penebar Swadaya.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta.Jakarata; Penebar Swadaya.
Siska. 2018. Serangan Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix B et Br) pada
Atanaman Kopi Arabika di Perkebunan Rakyat Kabupaten
Mandailimg Natal Sumatera Utara. Talenta Conference Series:
Agricultural & Natural Resources (ANR). Volume 1. Page 082-086.
Soetartiningsih., Akil, M., dan Andayani, N.N. 2015. Cendawan Tular Tanah
(Rhizoctonia solani) Penyebab Busuk Pelepah pada Tanaman Jagung
dan Sorgum Dengan Komponen Pengendaliannya.Iptek Tanaman
Pangan Vol. 10 No. 2.
Sugiarti, Lia. 2019. Identifikasi Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kopi di
Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Universitas Winaya
Mukti.Jurnal Agrowiralodra. Volume 2.Nomor 1.
Sumartini.2011. Penyakit Tular Tanah (Sclerotium rolfsii dan Rhizoctonia
solani) pada Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Serta Cara
Pengendaliannya.Jurnal Litbang Pertanian 31 (1).
Syahnen., Roma, Ida., dan Pinem Ekanita. 2018. Mengenal dan Mengatasi
Gangguan Hama Penggerek Batang/Cabang Merah (Zeuzera coffeae
Nietn) Pada Tanaman Kopi dan Kakao. Medan: Balai Besar
Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan.
Talhinhas, Pedro., Batista, Pedro., Diniz, Ines., Vieira, Ana., Silva N.D.,
Loureiro, Andreia., Tavares, Silvia., Pereira, Paula., Azinheira,
Helena., Guerra-Guimaraes, Leonor., Varzea,Vitor., dan Silva. 2017.
The Coffeae Leaf Rust Pathogen Hemileia vastatrix: One and Half
Centuries Around the Tropics. Molecular Plant Pathology. 18 (8),
1039-1051.