Anda di halaman 1dari 14

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN LITERASI BAHASA DI SDN 014 BABULU

Adifatul Khumaidah
Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
difa1208@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan yakni mengkaji pemanfaat perpustakaan sekolah sebagai upaya

meningkatkan literasi bahasa di SDN 014 Babulu. Untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan maka perlu adanya sarana dan prasarana sebagai pendukung agar penelitian bisa

tercapai tujuannya. Salah satu sarana dan prasarana tersebut yakni adalah perpustakaan.

Metode dalam penelitian ini yakni penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dimana

data yang dihasilkan berdasarkan hasil obserasi dan wawancara secara langsung ke tempat

penelitian sebagai data primer dan didukung dengan data sekunder berupa buku-buku dan

jurnal-jurnal. Sehingga didapatkan hasil mengenai pengintensifan manfaat perpustakaan

sekkolah sebagai upaya peningkatan literasi bahasa di SDN 014 Babulu. Perpustakaan tidak

hanya menyediakan bacaan sebagai penambah ilmu pengetahuan siswa tetapi perpustakaan

juga merupakan bagian integral dan literasi bahasa.

Kata kunci: Intensitas, Pemanfaatan, Perpustakaan, Sumber Belajar, Literasi Bahasa


Abstract

This research aims to examine the intensification of the benefits of school libraries as an

effort to increase language literacy at SDN 014 Babulu. To achieve the specified objectives,

it is necessary to have facilities and infrastructure to support the research so that its

objectives can be achieved. One of these facilities and infrastructure is the library. The

method in this research is qualitative research with a descriptive approach where the data

produced is based on the results of observations and interviews directly at the research site

as primary data and supported by secondary data in the form of books and journals. So that

results were obtained regarding intensifying the benefits of school libraries as an effort to

increase language literacy at SDN 014 Babulu. Libraries not only provide reading to

increase students' knowledge, but libraries are also an integral part of language literacy.

Keywords: Intensity, Utilization, Library, Learning Resources, Language Literacy


PENDAHULUAN

Undang-Undang No.2 Tahun 2003 yang isinya adalah sistem Pendidikan nasional

pasal 3 yaitu Pendidikan bertujuan ialah pengembangan dari potensi siswa supaya terbentuk

manusia yag takwa dengan tuhan yang Maha Esa dan menjadi warga negara demokratis.

Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 pasal 45 ayat 1 yang isinya satuan pendidikan

baik pendidikan formal maupun non-formal harus memiliki prasarana serta sarana memadai

sebagai keperluan dari pendidikan yang dibutuhkan peserta didik. Kegiatan literasi memiliki

peranan yang signifikan di dalam peserta didik sekolah dasar, dalam pengakomodasian

kebutuhan dan minat baca yang bervariasi (Eskha, 2018).

Suatu pendidikan tidak berjalan dengan baik jika tidak ada dukungan sarana dan

prasarana. Salah satu sarana dan prasarana pendukung berjalannya pembelajaran yang baik

yakni perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peranan paling penting dalam sumber belajar

(Ni Made Rusniasa et al., 2021).

Pembentukan budaya literasi dengan adanya perpustakaan sebagai pojok baca di

sekolah dengan peran penting dalam meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa

(Hadiapurwa et al., 2021). Perpustakaan sekolah adalah sarana dan prasarana dari sumber

belajar yang bisa mendukung tercapainya suatu tujuan dari pendidikan di SDN 014 Babulu.

Oleh sebab itu perpustakaan harus memiliki kualitas yang baik. Kualitas perpustakaan yang

ada pada SDN 014 babulu sudah mengalami perubahan perkembangan kualitas sesuai dengan

standar yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Walaupun tidak memiliki ruangan yang

cukup besar, buku-buku yang terbatas dan belum adanya penjaga khusus untuk perpustakaan

sehingga membuat warga sekolah kurang bersemangat dalam menggunjungi perpustakaan

(Yustiana et al., 2017).


Perpustakaan SDN 014 Babulu dapat membantu siswa peserta didik di SDN 014

Babulu agar dapat belajar mandiri dengan tanpa mengandalkan guru sebagai satu-satunya

sumber pengetahian. Dengan bimbingan dari guru atau staf sekolah siswa menjadi aktif

dalam literasi sumber bacaan atau literasi bahasa siswa melalui adanya perpustakaan sekolah.

Terpenting lagi mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah, siswa akan dapat

mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Pembelajaran

agar pengetahuan yang didapat tidak hanya dikelas dan menjadi lebih kreatif dalam

pemanfaatan perpustakaan yang ada disekolah SDN 014 Babulu. Seharusnya perpustakaan

bisa menajadi alat dan sarana untuk belajar bagi siswa peserta didik (Sari et al., 2017).

Perpustakaan harus siap setiap saat untuk menunjang serta memiliki keterlibatan

proses pembelajaran, di dalam maupun diluar jam belajar. Adanya perpustakaan sangat

penting bagi proses pembelajaran. Sebagai sarana penambah wawasan pengetahuan,

peningkatan minat baca siswa serta penambah informasi sebagai bahan diskusi dalam

pertukaran pikiran antara kelompok belajar siswa (Atiqoh, 2016).

Berdasarkan informasi, penulis membuat penelitian yang berjudul

“PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN LITERASI BAHASA DI SDN 014 BABULU”. Penelitian ini

diharapkan bisa menambah informasi dan pengetahuan mengenai pengintensifan

pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai upaya meningkatkan literasi bahsa di SDN 014

Babulu.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yakni menggunakan metode kualitatif, melalu

pendekkatan deskriptif dengan data yang dihasilkan berdasarkan hasil observasi, wawancara

dan dokumentasi. Data pendukung diperoleh dari buku dan jurnal dengan tema yang

berkaitan dengan penelitian. Metode deskriptif pada penelitian ini mempunyai tujuan dapat

memperoleh hasil pengambaran pemanfaatan perpustakaan sekolah di SDN 014 Babulu

dalam peningkatan literasi bahasa siswa SDN 014 Babulu. Berupa observasi dan wawancara

yang dilakukan peneliti ke SDN 014 Babulu.

Populasi berupa siswa dan para kelas SDN 014 Babulu. Yakni sebanyak 132 siswa

dan 9 orang guru. Dengan ruangan perpustakaan adalah satu perpustakaan.

Teknik pengumpulan data, dengan menggunakan teknik observasi secara langsung ke

lokasi penelitian, wawancara kepada sampel populasi yang sudah ditentukan dan

dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar atau data-data pendukung penelitian.

Alat pengumpulan data berupa pedoman observasi dan wawancara yang sudah ditulis oleh

peneliti.

Untuk mengetahui hasil yang akurat dalam klasifikasi pemanfaatan perpustakaan

sekolah sebagai sumber literasi bahasa di SDN 014 Babulu maka setiap keterangan dari

jumlah hasil wawancara yang dilakukan peneliti di deskripsikan sesuai dengan fakta-fakta

dan keadaan dilokasi penelitian tersbut kemudian ditarik suatu kesimpulan mengenai hasil

penelitian yang dilakukan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini berupa hasil wawancara, yang dilakukan oleh peneliti.

Wawancara yang dilakukan secara langsung tentang pemanfataan perpustakaan di SDN 014

Babulu. Sedangkan hasil dan pembahasan merupakan hasil penelitian yang dilakukan yakni

data angket yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kemudian dideskripsikan

dan dijabarkan sesuai dengan kenyataan yang ada pada tempat penelitian.

Hasil wawancara

Wawancara dilakukan kepada 9 (Sembilan) guru di SDN 014 Babulu. Hasil

wawancara dari Sembilan guru pada minggu kedua bulan Oktober 2023.

Pada minggu kedua bulan Oktober 2023 wawancara dilakukan di SDN 014 Babulu.

Peneliti memperoleh beberapa informasi mengenai pemanfaatan perpustakaan di SDN 014

Babulu ini kurang optimalisasi dalam pemanfaatan perpus di sekolah sebagai sumber literasi

bahasa siswa SDN 014 Babulu. Kurangnya pengoptimalan dikarenakan kondisi

perpustakkaan yang kurang luas dan menarik bagi siswa dan guru lebih banyak menggunakan

buku sebagai sumber ajar dan pemanfaatan perpustkaan hanya jika pada pelajaran atau materi

yang diajarkan sehingga pemanfaatan perpustakaan kurang optimal di SDN 014 Babulu.

Peneliti juga mendapatkan informasi bahwa kurang ajakan guru dalam menggunakan

perpus sebagai sumber ajar yang berbeda untuk siswa. Sehingga perpustakaan di SDN 014

Babulu tidak bisa optimal sebagai sumber literasi bahasa siswa SDN 014 Babulu.

Selain itu guru juga kurang optimal dalam pengenalan kepada siswanya, guru kurang

aktif dalam mengajak siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber literatur

bacaan. Jarangnya guru mengajak siswa untuk mengunjungi perpustakaan sekolah sehingga
perpustakaan sekolah menjadi sepi dan jarang sekali dikunjungi oleh siswa. Kurangnya minat

siswa keperpustakkaan sekolah dikarenakan tidak adanya dorongan oleh para guru sehingga

siswa pun hanya mengandalkan guru dan materi yang diberikan oleh guru saja pada saat

diruang kelas. Jarang sekali ada siswa yang memiliki kesadaran tinggi untuk memanfaatkan

perpustakaan sebagai literasi bahasa dan penambah wawasan ilmu pengetahuan.

Pembahasan

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Literasi Bahasa Di

SDN 014 Babulu

Setiap siswa harus memiliki kewajiban sebagai keanggotaan perpustakaan disekolah.

Agar dapat memudahkan siswa dalam melakukan peminjaman buku diperpustakaan sekolah

sebagai tambahan literasi bahasa.

Penelitian yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil, perpustakaan merupakan

bagian terpenting dari suatu sekolah. Karena perpustkaan sangat mempermudah siswa dalam

mencari literasi bacaan dan penambah literasi bahasa dalam penambah pengetahuan siswa.

Anggota perpustakaan juga suatu hal penting siswa untuk mempermudah siswa dalam

melakukan proses peminjaman buku diperpustkaan. Menjadi anggota perpustakaan

seharusnya tidak menjadi paksaan bagi siswa di sekolah. Merupakan kesadaran dari siswa

sebagai penambah literasi ilmu pengetahuan dan literasi bahasa siswa. Namun ada Sebagian

siswa yang kurangnya kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan atau sekedar mengikuti

teman lainya menjadi anggota perpustakaan disekolah.

Kunjungan ke perpustakaan ialah cara penambahan ilmu pengetahuan untuk siswa

agar siswa memiliki literasi bahasa yang baik dari bacaan yang baik. Hal ini tentunya perlu
ada bimbingan dari pihak guru dan pengelola perpustakaan agar perpustakaan sekolah

menjkadi lebih hidup.

Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti meunjukkan bahwa siswa sebenarnya

ada saja yang berkunjung di perpustakan pada SDN 014 Babulu. Namun tak jarang jika ada

siswa mengunjungi perpustakaan masih banyak siswa yang mengunjungi perpustakaan

karena perintah dari guru dan bukan keinginan siswa itu sendiri sebagai menambah ilmu

pegetahuan dan peningkatan literasi bahasa siswa. Ada juga siswa yang hanya sekedar ikut-

ikutan saja dengan teman temannya dalam mengunjungi perpustakaan di SDN 014 Babulu.

Kondisi perpustakaan yang baik dan menarik adalah harapan siswa dan sekolah dalam

mewujudkan manfaat dari perpustakaan agar menambah wawasan siswa dalam literasi

bacaan dan literasi bahasa. Apabila kondisi perpustakaan kurang baik juga bisa mempengarui

siswa dalam mengunjungi perpustakkaan disekolah. Pada SDN 014 Babulu sumber belajar

atau perpustkaan disekolah nya lumayan cukup memadai walaupun dalam kategori ruangan

yang kecil dan kurang kreatif, akan tetapi ada saja siswa yang berminat dan ada Sebagian

siswa yang hanya datang apabila ada kegiatan pembelajaran yang harus mengharuskan siswa

mengunjungi perpustakaan sekolah.

Hasil penelitian yaitu bahwa perpustakaan di SDN 014 Babulu belum bisa dikatakan

baik sehingga membuat sebagaian siswa berminat menggunjungi perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah yang belum mempunyai petugas atau pengelola terkadang mempersulit

siswa dalam hal peminjaman buku perpustakaan. Terkadang siswa harus menunggu guru

pada mata pelajaran dikelas jika ingin meminjam buku perpustakaan dan diharapkan adanya

petugas perpustakaan untuk mempermudah akses siswa dalam meminjam buku perpustakaan

sebagai upaya peningkatan literasi bahasa pada siswa SDN 014 Babulu.
Pemanfataan Perpustakaan Oleh Sekolah Sebagai Sumber Belajar Guru Kelas di SDN

014 Babulu

Pengunjungan perpustakaan sekolah wajib dilakukan selain oleh siswa tetapi oleeh

guru. Degan adanya kunjungan perpustakaan oleh guru dapat menambah materi pembelajaran

yang guru berikan kepada siswa. Misalnya materi yang kurang lengkap pada buku paket bisa

ditambah materi lain dari literasi perpustakaan. Selain itu guru juga harus berkomunikasi

dengan petugas perpustakaan mengenai informasi-informasi koleksi sumber belajar yang ada

diperpustakaan sekolah sehingga minat siswa menjadi tinggi untuk melakukan kunjungan ke

perpustakaan dan menambah pengetahuan siswa menjadi lebih luas.

Berdasarkan penelitian ini memperoleh hasil yakni, hasil wawancara yang dilakukan

kepada Sembilan guru SDN 014 Babulu frekuensi kunjungan guru ke perpustakaan tergolong

baik. Dari hasil wawancara bahwa guru mengunjungi perpustakaan guna menambah materi

pada buku paket yang kurang lengkap sehingga menambah kelengkapan materi yang kurang

dibuku paket dan meningkatkan pengetahuan materi untuk siswa menjadi lebih lengkap dan

baik.

Pemanfaatan sumber belajar disekolah atau pemanfaatan perpustakaan disekolah

sebagai upaya peningkatan literasi bahasa siswa SDN 014 Babulu dengan kunjungan

perpustakaan sekolah dengan membawa siswa mengunjungi perpustakaan guna agar siswa

bisa memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Pemberian asupan positif kepada siswa

dengan memberi arahan agar siswa pergi ke perpusakaan sehingga siswa lebih banyak

meluangkan waktu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dibandingkan bermain. Sehingga

menambah atau meningkatkan minat siswa dalam mengunjungi perpustakaan dan

menafaatkan perpustakaan sebagai literatur bacaan dan literatur bahasa bagi siswa.
Hasil penelitian yaitu jika, guru mengajak siswa untuk mengunjungi perpustakaan

untuk mencari literatur bacaan dan literatur bahasa termasuk dalam kategori baik. Sikap

siswa ketika guru mengajak siswa mengunjungi perpustkaan juga baik siswa memiliki

antusias yang tinggi. namun bisa saja terjadi ketika guru mengajak siswa mengunjungi

perpustakaan siswa justru malah bermalas-malasan sehingga guru harus memberikan

pengertian kepada siswanya agar mengetahui bahwa jika mengunjungi perpustkkaan maka

dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan siswa. Dari hasil wawancara pada populasi

yakni Sembilan guru di SDN 014 Babulu, maka diperoleh data adalah sebagai berikut yakni:

Tabel. 1 Persentase Hasil wawancara

No Pertanyaan Responde Alternatif Persentase Kriteria

. n Jawaban (%)

1. Apakah Bapak/Ibu merasa 9 9 100 Baik

penting masuk dalam anggota

perpustakaan?

2. Apakah Bapak/Ibu pernah 9 9 100 Baik

memanfaatkan perpustakaan

untuk sumber ajar?

3. Ada berapa kali Bapak/Ibu 9 6 65 Cukup

mengunjungi perpustakaan?

4. Mengapa Bapak/Ibu 9 6 65 Cukup

memanfaatkan perpustakaan

sekolah?

5. Menurut Bapak/Ibu siapa saja 9 9 100 Baik


yang bisa menggunakan

perpustakaan?

6. Apa Bapak/Ibu pernah meminta 9 7 70 Cukup

siswa untuk memanfaatkan

perpus sebagai sumber belajar

lain selain belajar diruang kelas?

7. Berapa banyak Bapak/Ibu 9 5 55 Cukup

memerintahkan siswa untuk ke

Perpustakaan?

8. Kapan Bapak/Ibu meminta siswa 9 4 45 Kurang

untuk memanfaatkan perpustkaan

sekolah?

9. Bagaimana sikap siswa apabila 9 7 70 Cukup

Bapak/Ibu memerintahkan siswa

ke perpustakaan?

10. Mengapa Bapak/Ibu meminta 9 9 100 Baik

siswa memanfaatkan

perpustakaan sekolah?

Hasil dari analisis wawancara pada tabel 1, yakni data pertama, anggota perpustakaan

sangat penting untuk siswa dengan persentase 100% yang artinya dalam kategori baik di

SDN 014 Babulu.

Kedua, guru pernah atau tidak memanfaatkan perpustakkaan sekolah dengan

persentase 100% dalam kategori baik, seberapa sering guru megunjungi perpustakaan dengan

persentase 65%, cara guru memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan persentase 65%.
Ketiga, siswa pernah atau tidak diajak oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan

sekolah dengan persentase 70%, guru seringa tau tidak mengajak siswa keperpustakaan

sekolah 65%, ketika guru mengajak siswa apakah siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah

dengan persentase 70% dan alasan guru mengajak siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah

dengan persentase 100%.

KESIMPULAN

Dari hasil serta pembahasan, dapat diperoleh suatu kesimpulan jika perpustakaan

menjadi sumber belajar yang telah dimanafaatkan oleh siswa dan guru di SDN 014 Babulu

walaupun penerapan pemanfaatan perpustakaan masih belum optimal namun sudah cukup

baik dalam upaya peningkatan pemanfaatan literasi bahasa siswa di SDN 014 Babulu. Guru

menggunakan perpustakaan sebagai efektifitas manfaat perpustakaan sekolah dalam upaya

peningkatan literasi bahasa siswa di SDN 014 Babulu sehingga perpustakaan bisa dikatakan

sebagai sumber literasi guna menambah wawasan ilmu pengetahuan siswa yang tidak hanya

didapat dari materi kelas saja. Tetapi juga sebagai literasi bacaan dan literasi bahasa siswa

dalam mengerjakan tugas dari guru, menambah wawasan ilmu pengetahuan siswa dan

memperlengkap materi yang disampaikan oleh guru dikelas.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diambil oleh peneliti, maka peneliti memiliki saran

yakni:

1. Bagi siswa, luangkan waktu sengang untuk mengunjungi perpustakaan sekolah untuk

penambahan literasi bahasa dan sumber wawasan ilmu pengetahuan.

2. Bagi guru, lebih maksimal dalam mengunjungi perpustakaan sekolah dan mendorog

siswa agar lebih berminat untuk mengunjungi perpustakan sekolah dari pada bermain-
main. Mengarahkan siswa agar memanfaatkan perpustakkaan sekolah sebagai literasi

bahasa dan wawasan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Atiqoh, F. (2016). Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Di Man Purwokerto


Tahun Pelajaran 2015/2016.

Eskha, A. (2018). Peran Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Imam Bonjol : Kajian
Ilmu Informasi Dan Perpustakaan, 2(1), 12–18.

Hadiapurwa, A., Novian, R. M., & Harahap, N. (2021). Pemanfaatan Perpustakaan Digital
Sebagai Sumber Belajar Elektronik Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Tingkat SMA.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 21(2), 36–48.

Ni Made Rusniasa, Nyoman Dantes, & Ni Ketut Suarni. (2021). Pengaruh Gerakan Literasi
Sekolah Terhadap Minat Baca Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas Iv
Sd Negeri I Penatih. PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 5(1), 53–63.
https://doi.org/10.23887/jurnal_pendas.v5i1.258

Sari, K. A., Lusa, H., & Yusuf, S. (2017). Perbedaan Hasil Belajar Dengan Menggunakan
Strategi Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Siswa Sdn Kota
Bengkulu. Jurnal PGSD, 10(2), 99–106. https://doi.org/10.33369/pgsd.10.2.99-106

Yustiana, A. A. M., Suhartika, P., & Kastawa, M. (2017). Pemanfaatan Koleksi Fiksi di
Perpustakaan SMP Negeri 2 Kuta Utara. 1–9.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/d3perpus/article/view/31878

Hadiapurwa, A., Novian, R. M., & Harahap, N. (2021). Pemanfaatan Perpustakaan Digital
Sebagai Sumber Belajar Elektronik Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Tingkat SMA.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 21(2), 36-48.

Sukma, H. H. (2021). Strategi Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan Minat Baca Peserta
Didik Di Sekolah Dasar. Jurnal Varidika, 33(1), 11-20.

Rusniasa, N. M., Dantes, N., & Suarni, N. K. (2021). Pengaruh gerakan literasi sekolah
terhadap minat baca dan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri
Penatih. PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 5(1), 53-63.

Hidayatullah, R. (2021). Membangun Budaya Literasi Melalui Pojok Baca di Perpustakaan


Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(1), 63-69.

Sriyanto. (2019). Pemanfaatan Pojok Baca dalam Meningkatkan Minat Baca di Perpustakaan
Sekolah. Jurnal Perpustakaan dan Informasi, 11(1), 45-52.

Wulandari, R. (2020). Pengembangan Pojok Baca Sebagai Upaya Peningkatan Minat Baca
Siswa di Perpustakaan Sekolah. Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1),
16-23.

Hasanah, U. (2018). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Minat Baca Siswa di
Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan, 3(2), 179-192.

Anda mungkin juga menyukai