Anda di halaman 1dari 7

OPTIMALISASI TATA LAKSANA SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN

SEBAGAI SUMBER BELAJAR UPT SD NEGERI 70 LAMURUKUNG

Oleh: Nurul Waqia Rahman, Septiyawandhy Marzam, Yoan Tanama

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan optimalisasi sarana dan
prasarana perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa; (2) Pemanfaatan perpustakaan
sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa; (3) Kendala dan solusi pemanfaatan perpustakaan
sebagai sumber belajar pada UPT SD Negeri 70 Lamurukung. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan desain penelitian studi kasus tunggal. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
analisis data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan. Keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik. Data penelitian
ini diperoleh dari pustakawan UPT SD Negeri 70 Lamurukung. Hasil penelitian
menunjukkan masih banyak kekurangan dalam tata letak perpustakaan, antara lain peralatan
dan perlengkapan yang tidak lengkap, koleksi bahan pustaka yang sedikit, dan peraturan
perpustakaan yang tidak jelas. Kendala pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar
adalah tidak lengkapnya bangunan atau fasilitas ruangan, terbatasnya koleksi buku, dan
terbatasnya dana bantuan pemerintah dalam hal ini.

KATA KUNCI: tata laksana sarana dan prasarana perpustakaan, sumber belajar, sekolah
dasar

PENDAHULUAN
Pada zaman ini yaitu era globalisasi yang memungkinkan banyak akses untuk
mencari informasi dari segala penjuru dunia salah satunya adalah perpustakaan yang sudah
banyak didirikan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia pasal 43 tahun 2007
pasal 1 tentang perpustakaan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan/karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pengguna. menunjang proses pembelajaran.
Siapapun dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja. Kegiatan
belajar tersebut dapat dilakukan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Siswa dan guru
melaksanakan kegiatan belajar bersama di sekolah, dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang disediakan sekolah berupa buku pelajaran, perpustakaan dan sarana
penunjang lainnya.
Sarana dan prasarana tersebut dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai sumber belajar
untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan. Menurut Abdullah
(2012:219), “Sumber belajar adalah semua sumber daya seperti informasi, tenaga, bahan,
alat, teknologi, dan latar belakang. Siswa dapat menggunakannya sebagai sumber daya
untuk mendukung kegiatan belajar dan diharapkan dapat meningkatkan Kualitas
belajarnya.” Salah satu sumber belajar yang tersedia bagi siswa di lingkungan sekolah
adalah perpustakaan sekolah.
Menurut Alyson (2018:132) “Perpustakaan sekolah merupakan ruang bagi siswa
untuk menggali berbagai pengetahuan dan keterampilan pengembangan diri dalam bentuk
teks dan nonteks.” Tidak semua satuan pendidikan memiliki perpustakaan sekolah yang
cukup. Beberapa sekolah memiliki perpustakaan sekolah yang cukup, tetapi tidak
dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Ada juga sekolah yang memiliki perpustakaan,
namun perpustakaan hanya berupa bangunan tanpa sarana dan prasarana penunjang. Hal ini
sering terjadi di perpustakaan sekolah yang dapat kita temukan di lingkungan kita. Jika
perpustakaan sekolah tidak memenuhi standar sumber belajar otomatis untuk siswa dan guru
sekolah, maka akan menyebabkan beberapa gangguan pada proses pembelajaran.
Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa. Siswa
hanya memiliki sedikit informasi atau pengetahuan karena selalu bergantung pada guru. Jika
siswa kurang memiliki pengetahuan atau informasi, maka akan sedikit berpengaruh terhadap
kualitas kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian guna menemukan penyebab belum
maksimalnya optimalisasi perpustakaan sebagai sumber belajar siswa UPT SD Negeri 70
Lamurukung. Setelah diketahui penyebabnya, maka dapat membantu sekolah dalam
meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa dan guru.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik memilih judul Optimalisasi Tata Laksana Sarana
dan Prasarana Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar UPT SD Negeri 70 Lamurukung.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sugiyono (2015:09)
penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
alamiah, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi dan lebih menekankan makna. Tempat penelitian adalah UPT SD Negeri 70
Lamurukung. Waktu dalam penelitian yaitu 31 Mei sampai 07 Juni 2021. Subjek penelitian
ini yakni pustakawan UPT SD Negeri 70 Lamurukung. Data dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu
pustakawan. Sedangkan untuk data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi
berupa struktur organisasi perpustakaan sekolah, tata tertib, daftar koleksi bahan pustaka.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara, observasi dan
dokumentasi. Validitas data penelitian menggunakan teknik triangulasi, yang terdiri dari
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pelaksanaan Penataan Tata Laksana Perpustakaan sebagai Sumber Belajar di SD
Negeri 209 Kajaolaliddong Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone
a. Sistem Pelaksanaan
Perpustakaan Sekolah didirikan pada tahun 2014, artinya sudah 7 tahun berdiri sejak
pengambilan data ini dilakukan.
b. Ruangan Perpustakaan
Luas ruangan perpustakaan yang dimiliki sekolah berukuran 7 × 8 meter persegi.
Kondisi ruangan ini sudah memenuhi syarat dikarenakan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, luas ruangan perpustakaan sekolah minimal 56
meter persegi dengan lebar minimal 5 meter.
c. Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Peralatan perpustakaan yang dimiliki rak buku dan buku bacaan. Sekolah juga belum
memiliki perlengkapan perpustakaan, yaitu, meja, kursi, gudang, kartu perpustakaan,
poster/slogan, rak majalah, rak tas dan papan display. Berdasarkan hasil observasi,
dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah belum memiliki peralatan dan perlengkapan
perpustakaan yang memadai. Observer berpendapat bahwa keterbatasan peralatan dan
perlengkapan tersebut hendaknya disiasati oleh pustakawan atau pihak sekolah dengan
memaksimalkan kreativitas misalnya melakukan kegiatan literasi dalam hal ini lomba
puisi, pantun, dan lain-lain. Selain itu, pustakawan beserta pihak kepala sekolah
bekerja sama untuk membuat sudut baca yang menarik perhatian siswa.
d. Koleksi Bahan Pustaka
Koleksi buku sebagian belum terpenuhi. Adanya kelengkapan bahan pustaka di
atas sangat penting sebagai sumber belajar alternatif siswa. Namun jumlah koleksi
yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah tidak seimbang. Jumlah buku pelajaran di
perpustakaan mencapai setengah dari jumlah koleksi bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan, sedangkan jumlah koleksi bahan pustaka lain masih sangat sedikit.
Observer berpendapat bahwa pustakawan seharusnya dapat aktif mencari koleksi
bahan pustaka tambahan. Penambahan bahan pustaka ini dapat dilakukan tanpa
membutuhkan biaya, dikarenakan ada beberapa program dari percetakan buku yang
mau menyumbangkan bukunya untuk keperluan pendidikan baik di desa maupun di
sekolah.Apabila pustakawan dapat memaksimalkan peluang itu, permasalahan
kuranglengkapnya koleksi bahan pustaka perpustakaan dapat teratasi.
e. Pelayanan Perpustakaan
Sekolah atau pihak pustakawan telah memberikan pelayanan berupa peminjaman
buku kepada siswa dan pengembalian buku yang sesuai dengan perjanjian dengan
pustakawan.
f. Tata Ruang Perpustakaan
Tata ruang perpustakaan masih sangat minin. Tata letak rak buku, dan tatanan
kursi meja untuk ruang baca masih belum di desain secara menarik.
2. Kendala Dan Solusi Solusi Optimalisasi Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Sebagai Sumber Belajar Pada UPT SD Negeri 70 Lamurukung
Dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar UPT SD Negeri
70 Lamurukung pasti ada kendala-kendala yang ditemui. Menurut Novriliam (2012:149)
pemanfaatan perpustakaan sekolah belum berjalan dengan optimal. Hal ini serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai
sumber belajar belum berjalan dengan optimal, Berikut penjelasannya:
a. Kendala optimalisasi sarana dan prasarana perpustakaan sekolah sebagai
sumber belajar pada UPT SD Negeri 70 Lamurukung
Lambatnya respon yayasan mengenai pengadaan dana untuk perbaikan fasilitas
perpustakaan. Padahal perpustakaan merupakan bagian terpenting dari adanya sekolah.
Fasilitas perpustakaan yang kurang lengkap sehingga sedikit mempengaruhi sumber
belajar yang ada di perpustakaan. Perpustakaan kekurangan meja kecil yang dapat
digunakan untuk siswa menulis pada saat kegiatan literasi atau kunjungan ke
perpustakaan. Sumber belajar seperti buku-buku yang ada masih ada buku keluaran
tahun lama dan belum juga pindahkan ke tempat lain. Selain itu, kurangnya buku non
fiksi untuk kelas rendah serta buku khusus seperti buku matematika dan agama yang
sampai sekarang belum diadakan pengadaan buku tersebut. Selain itu fasilitas yang
sudah ada apabila sudah rusak tidak segera dibenahi namun fasilitas tersebut hanya
dibiarkan begitu saja seperti poster atau spanduk tata tertib dan struktur organisasi
yang pada awalnya ada tetapi seiring berjalannya waktu poster atau spanduk tersebut
sudah tidak ada. Hal ini dikarenakan petugas pustakawan yang hanya bertugas
sendirian dan tidak ada adanya upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mengatasi hal tersebut serta kurangnya kesadaran pihak sekolah dalam meningkatkan
sarana dan prasarana perpustakaan. Selain itu, kurangnya kesadaran siswa dalam
meminjam buku yang pada saat mengembalikan buku mereka hanya meletakkan buku
di atas meja pustakawan, ini tentunya membuat petugas pustakawan kewelahan untuk
mengatur kembali buku sesuai dengan judul dan jenis bukunya. Hal ini menyebabkan
suasana yang diharapkan oleh pustakawan yaitu melihat perpustakaan yang dipenuhi
oleh kegiatan literasi akan tetapi suasana sepi yang nampak dalam perpustakaan.
Selain itu, tata tertib perpustakaan yang belum diterapkan secara maksimal.
b. Solusi optimalisasi sarana dan prasarana perpustakaan sekolah sebagai sumber
belajar pada UPT SD Negeri 70 Lamurukung
Setiap adanya kendala yang dihadapi pasti ada solusi atau cara yang bisa
digunakan untuk membantu menyelesaikan kendala tersebut. Solusi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah pihak kepala sekolah memberikan saran
kepada pustakawan apa yang harus dilakukan ke depannya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar belum berjalan secara optimal. Beberapa
aspek penataan tata laksana perpustakaan masih memiliki banyak kekurangan, seperti fasilitas
gedung yang belum memenuhi syarat, peralatan dan perlengkapan yang belum lengkap,
koleksi bahan pustaka masih sedikit, pelayanan yang masih belum diawasi karena
pustakawan belum ada dan belum adanya tata tertib perpustakaan yang jelas. Hal-hal tersebut
membuat siswa kurang terdorong untuk menjadikan perpustakaan sebagai sumber belajar.
Hambatan dalam pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah fasilitas
gedung atau ruangan yang masih terbatas dan belum optimal, koleksi buku yang masih
terbatas, peralatan dan perlengkapan yang belum lengkap, dukungan orang tua yang minim,
dan terbatasnya dana bantuan yang diberikan pemerintah melalui dinas Pendidikan.(RISKA
2018)

DAFTAR PUSTAKA
RISKA. 2018. “TINJAUAN TERHADAP SARANA DAN PRASARANA SERTA TATA
RUANG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK.”

Rahadian, Gallint. Rohanda. dan Rully Khairul Anwar.2014. “Peranan Perpustakaan


Sekolah Dalam Meningkatkan Budaya Gemar Membaca ”. Kajian Informasi &
Perpustakaan, 2(1) : 27-36

LAMPIRAN
Format Log Book Aktivitas Kelompok
Penataan Tata Laksana Perpusatakaan
No Aktivitas Waktu Nama Peran Saran Perbaikan Paraf
. Anggota Dosen
1. FGD 29 Mei Armiati Pikirkan xxxxxxxxx
2021 Andi masalah
pukul Silviani dan
16.30 Nur Afia sulusi
WITA Amali yang
Riska Saran akan
Andriani Subtopi diberikan
k
2.

Format Log Book Aktivitas Kelompok


Penataan Tata Laksana Perpusatakaan
No. Topik Pengambil Data Yang Waktu Metode Keterangan
Data Diperoleh
1. Gambaran Anggota  Gedung Selasa, 1 Observasi Lokasi: SD
perpustakaan ? Kelompok Perpustaka Juni 2021 dan Negeri 209
an Sekolah Wawancara Kajaolaliddo
baru ng
didirikan Kecamatan
pada tahun Barebbo
2020, Kabupaten
artinya Bone
baru
berdiri
selama 1
tahun sejak
pengambil
an data ini
dilakukan.
 Ruang
Perpustaka
an seluas 7
× 8 meter
persegi.
 Sarana
yang sudah
tersedia
terdiri dari
meja,
kursi, dan
buku.
 Belum
terdapat
tenaga ahli
pengolah
atau
pustakawa
n.
 Koleksi
buku
sebagian
belum
terpenuhi.
2. Apa Anggota  Tenaga Selasa, 1 Observasi
hambatannya ? Kelompok perpustaka Juni 2021 dan
an Wawancara
 Pembiayaa
 Tata tertib
3. 

Anda mungkin juga menyukai