Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Sektor dunia otomotif merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang
mengalami perkembangan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat di berbagai fakta yang ada
pada situasi ini, ditandai dengan tingkat kebutuhan konsumen atau pemakai fasilitas yang
berhubungan dengan otomotif, serta didukung oleh perkembangan teknologi yang setiap
tahun mengalami perkembangan dalam dunia otomotif.

Mobil bensin adalah salah satu transportasi yang sangat luas penggunaannya
karena keamanan dan kenyamanannya lebih baik dari pada sepeda motor, keberadaan
mobil bensin ini bukan lagi menjadi barang mewah. Perkembangan mobil bensin akhir-
akhir ini sangat cepat, sejalan dengan pemanfaatan kendaraan roda empat, antara lain
sebagai sarana angkutan orang, angkutan barang, sampai digunakan sebagai kegiatan
olahraga.

Berkembangnya mobil bensin saat ini ditunjang juga oleh ketersediaan dan
kemudahan untuk memperoleh mobil bensin yang disediakan oleh produsen otomotif.
Karena setiap produsen otomotif sekarang banyak membuka dealer baru untuk
menyediakan kemudahan memperoleh mobil bensin ini. Perkembangan mobil di tanah air
akhir-akhir ini sangat pesat dan tidak hanya buatan dari pabrikan Jepang, Eropa atau
Amerika, tetapi mobil buatan kawasan asia seperti India dan Korea juga mulai
membanjiri pasar otomotif Indonesia. Ini membuat populasi mobil bensin di Indonesia
melonjak karena setiap produsen otomotif bersaing untuk memasarkan produknya,
sehingga setiap kalangan masyarakat bisa memiliki mobil bensin tersebut.
Karena populasi mobil bensin yang semakin tahun semakin mengalami
peningkatan ini tentunya harus ditunjang oleh kesiapan mekanik-mekanik professional
yang dapat menagani permasalahan yang terdapat pada mobil bensin.

Setiap produsen kendaraan selalu menyiapkan para mekaniknya dengan program-


program pelatihan dalam suatu traning center. Tetapi kenyataannya jumlah mekanik hasil
traning center tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang memerlukan
service. Kebanyakan penguna mobil sendiri hanya rajin membawa kendaraannya ke
bengkel resmi pada masa-masa awal (service gratis) saja. Mereka lebih cenderung
memilih bengkel yang terdekat saja atau memilih bengkel langganan yang biasa didatangi
karena dianggap lebih murah.
Bila dipahami keadaan ini nampak masih banyak peluang atau kesempatan bagi
calon mekanik mobil untuk berkiprah. Juga bagi pemilik mobil itu sendiri bisa menangani
permasalahan-permasalahan kecil agar dapat menghemat biaya perawatan mobil tersebut.
Dengan keadaan ini mestinya dapat memotivasi untuk belajar sendiri memahami mesin
bensin yang digunakan sehingga tidak bergantung pada orang bengkel untuk
memperbaiki kerusakan kendaraan tersebut.

Salah satu pekerjan yang dapat dilakukan adalah perawatan mesin mobil. Dimana
dilakukan pembokaran total untuk memeriksa komponen yang mungkin mengalami
kerusakan pada komponen-komponen mesin tersebut yang selanjutnya akan dilakukan
suatu perbaikan atau penggantian terhadap komponen-komponen mesin yang mengalami
kerusakan tersebut.

1.2 Batasan Masalah

Mengingat karena luasnya lingkup permasalahan yang berkaitan dengan


perawatan mesin maka dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi permasalahan
hanya pada perawatan mesin mobil Nisan Grand Livina.
Pembatasan ini dimaksudkan untuk lebih memfokuskan pembahasan hanya pada materi
tentang perawatan mesin mobil Nisan Grand Livina.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui tentang bagaimana cara perawatan suatu mesin.


2. Mengetahui cara penanganaan masalah yang mungkin timbul pada mesin tersebut.
3. Dapat mengetahui cara memperbaiki / mengganti komponen-komponen yang
rusak.
4. Mengetahui standarisai ukuran.

1.4 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan metode :


a. Metode Wawancara
Metode ini penulis melakukan Tanya jawab kepada pembimbing lapangan,
petugas bagian yang berwenang, maupun operator yang bertugas di bengkel
atau kepada pihak yang terkait.
2. Metode praktek
Metode ini penulis melakukan praktek secara langsung yaitu melakukan
Overhaul Daihatsu Charade.
3. Metode observasi
Metode ini penulis melakukan pengumpulan data, yaitu dengan terjun langsung
ke lapangan untuk melakukan pengerjaan tugas akhir dengan tujuan untuk
memperoleh data yang konkret dan benar.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari :


a. Data internal
Dengan membuat data-data yang berhubungan dengan tugas akhir dari buku-
buku yang tersedia di lapangan.
b. Data external
Data-data yang diperoleh dari literature yang telah ada dari berbagai sumber buku
yang mendukung serta menunjang pembuatan laporan tugas akhir yang berada di luar.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan dan penyajian laporan kerja praktek disusun secara
sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
BAB I berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah dan metode
pengumpulan data.
BAB II DASAR TEORI
BAB II berisi tentang dasar teori pengertian motor bakar dan perinsip kerja motor bensin
4 langkah.
BAB III KOMPONEN MESIN DAIHATSU CHARADE
BAB III berisi tentang komponen mesin Daihatsu Charade dan pengertianya beserta
fungsi dari komponen tersebut.
BAB IV OVERHAUL MESIN DAIHATSU CHARADE
BAB IV Berisi tentang persiapan alat untuk melakukan Overhaul dan langkah
pembokaran mesin serta hasil dari perbaikan yang telah dilakuakan.
BAB V PENUTUP
BAB V berisi tentang kesimpulan dari Overhaul dan saran dari penulis.
BAB II
PERAWATAN PADA MESIN KENDARAAN NISSAN
GRAND LIVINA 1.5
2.1 Definisi Perawatan

Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap
suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan spesifikasi
dan kemampuannya. Perawatan biasanya dilakukan berulang-ulang dengan manajemen
periode tertentu. Perawatan juga dapat diartikan sebagai perbaikan terhadap suatu obyek yang
telah mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Mesin adalah suatu alat bantu yang dapat bergerak dan membutuhkan input untuk
energi menjalankannya, sehingga menghasilkan output sesuai dengan fungsi atau karakteristik
yang dimilikinya. Definisi perawatan mesin adalah metoda dimana aset dapat dipertahankan
pada tingkat tertentu dengan biaya yang minimum untuk keinginan dalam menghasilkan
pelayanan selama hidupnya aset tersebut dalam waktu dan lingkungan tertentu. Adapun
diadakannya pemeliharaan atau perawatan agar down time suatu unit mesin seminimal
mungkin. Jika menjaga kondisi pemeliharaan merupakan masalah teknis, maka pengendalian
biaya pemeliharaan merupakan masalah non teknis. Untuk itulah perencanaan perawatan
dibutuhkan pemahaman masalah teknis dan non teknis secara terpadu.

2.1.1 Tujuan Perawatan

Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan
jelas sebagai berikut.

1. Memperpanjang usia kegunaan aset ( yaitu setiap bagian dari sautu tempat kerja,
bangunan, dan isinya).
2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa).
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan
darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat,
dan sebagainya.
4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
2.1.2 Penyebab Umum Terjadinya Kerusakan

Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan, namun pada umumnya


disebabkan pada:

1. Pengaruh keadaan cuaca (matahari, hujan, angin), sebagai contoh dapat disebutkan
kerusakan pada isolasi kabel listrik, panas atau temperatur yang tinggi menyebabkan
cepatnya kerusakan pada kabel-kabel listrik tersebut.
2. Proses pemakaian yang terus-menerus menimbulkan getarangetaran, gesekan-gesekan
ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian mesin
tersebut.
3. Kelalaian, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik genset dalam penggunaan, ataupun
pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari genset.
4. Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab
kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin yang lainnya.
5. Pengaruh dari debu walaupun sangat halus, sering menyebabkan aus pada bagian-bagian
yang di dalam mesin.
6. Terlalu berlebihan dalam penggunaan atau kelebihan beban yang dapat menyebabkan
over houl.

2.1.3 Jenis-Jenis Perawatan

Perawatan dapat dibagi menjadi dua jenis perawatan, yaitu perawatan terencana dan
perawatan tidak terencana. Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis perawatan.

Perawatan

Planned Unplanned
maintenan maintenan
ce ce

improvem
Preventive Corrective Breakdown
ent
maintenan maintenan maintenan
maintenac
ce ce ce
e
Jenis-Jenis Perawatan
Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan tindakan-tindakan
pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat dihindari kerusakan unit mesin
secara mendadak yang dapat mengganggu proses produksi. Perawatan terencana terdiri dari:

1. Perawatan pencegahan (preventivemaintenance) merupakan suatu kegiatan


pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya
kerusakan-kerusakan pada sebuah fasilitas, baik mesin atau peralatan, selama proses
produksi berlangsung.
2. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis perawatan yang
dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang dibutuhkan untuk mencegah
terulangnya kembali kegagalan.
3. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara modifikasi atau
penambahan peralatan baru untuk meningkatkan kinerja atau kapasitas suatu
peralatan.

Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana perawatan terjadi ketika
suatu unit mengalami kerusakan secara mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak
direncanakan ini, disebut dengan breakdown maintenance.

1. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah peralatan atau


mesin mengalami kerusakan secara mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan.
Akibat dari kejadian tersebut antara lain:

a. Volume pekerjaan akan menjadi besar.

b. Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak.

c. Kehilangan waktu produksi.

Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal mungkin, ini terjadi bila
planned maintenance sudah berjalan dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned
maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang tepat maka biaya
pemeliharaan menjadi minimum.
4.1.4 Tujuan dan Kegiatan Pemeliharaan

Dengan dilakukannya servis secara teratur akan didapatkan beberapa keuntungan :

1. Kendaraan selalu dalam kondisi optimal dan selalu siap dioperasikan


Kapanpun dan dimanapun kendaraan akan digunakan, kendaraan selalu siap
dioperasikan. Kendaraan membantu kelancaran transportasi orang maupun barang.
Dengan kondisi selalu siap, kendaraan merupakan faktor yang menguntungkan, bukan
merugikan. Apalagi kalau dikaitkan dengan kepentingan bisnis, kendaraan sangat
berpengaruh terhadap kelancaran bisnis.

2. Biaya operasional yang hemat


Semakin lengkap dan teliti servisnya, semakin panjang umur kendaraan dan akhirnya
semakin rendah biaya operasional kendaraan tersebut.

3. Keamanan dan Keselamatan


Semakin teliti perawatan kendaraan, maka keamanan dan keselamatan operasi
kendaraan akan semakin pasti dan terjamin. Banyak pekerjaan kontrol dan diagnosa
yang harus dilakukan pada servis kendaraan. Kelalaian pada pengontrolan akan
menaikkan resiko gangguan dan kerusakan yang tidak dapat diperkirakan sebelumny.
Penting untuk diketahui bahwa kekurangan pekerjaan pengontrolan pada saat servis
kendaraan dapat mengakibatkan kecelakaan yang serius, minimal kendaraan bisa mogok
di tengah perjalanan.

4. Unjuk Kerja dan Kenyamanan Yang Optimal


Hanya kendaraan yang dirawat dengan baik yang dapat menampilkan unjuk kerja dan
kenyamanan yang optimal.

2.1.5 Prosedur Perawatan

Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang digunakan dalam
produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja
yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang
harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain:

1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan


daftarsarana,penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini
merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan
yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal
pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat
dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin ‘kunci’ dan
kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang
optimum.

3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi


pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah
untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.

4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian


produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan
pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan
reparas adalah persyaratan dasar yang mutlak.

5. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama spesifikasi
perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke
mandor pemeliharaan untuk diperikasa dan ditandatangan sebelum akhirnya
dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan.

Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace yang


dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance Work Order atau
Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List System), dan Rencana Triwulan.
Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari
bagian produksi maupun bagian-bagian lain. Check List System merupakan dasar atau
schedule yang telah dibuatuntuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan
terhadap mesinsecara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan
dilaksanakanberdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin,
yaitukapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000).

Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini dikarenakan oleh
beberapa faktor, antara lain:
1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagianbagian pabrik yang berbeda,
pekerjaannya juga tidak sama.
2. Pekerjaannya tampak berulang.
3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar
sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan soal kebisingan
dan kotor.
4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada
waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan
pun sulit dilaksanakan.
5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.

4.1.6 Biaya Perawatan


Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur
pabrik, ketrampilan para operatornya, perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki
peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat
dibenarkan (Walley,1987).
Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan
pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen,
dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya
pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila rusak atau tidak dapat beroperasi,
yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya
panggantian peralatan (Handoko,1987).

4.2 Hal-hal yang dieperhatikan dalam perawatan pada kendaraan Bus


Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam perawatan yaitu :
 Perawatan (periodic service)
Service rutin berdasarkan jam operasi dan jarak tempuh unit. Perawatan berkala
dilakukan dengan harapan umur kendaraan dapat lebih lama serta dapat beroperasional
secara baik dengan tujuan menekan ongkos perawatan. Perawatan berkala lebih
cenderung dengan pekerjaan tune up seperti penggantian oli, filter, grease up, serta
penyetelan bagian engine dan chassis.

 Perbaikan ringan (light repair)


Memberikan pelayanan yang prima dan memberikan pengecekan awal terhadap
problem teknis. Lingkup perbaikan ringan terutama pada Overhaul ringan pada brake
system, clutch system dan electrical system.
 Perbaikan berat (heavy repair)
Pengguna kendaraan tidak perlu merasa kesulitan atas masalah berat pada kendaraan
yang dioperasikannya. Lingkup perbaikan berat meliputi Engine Overhaul dan Chassis
Over serta modifikasi.
 Perbaikan komponen (component repair)

Sesuai dengan kebutuhan pengguna kendaraan, perawatan injection pump dapat


diberikan yang meliputi kalibrasi dan overhaul. Selain itu, perbaikan. komponen mencakup
engine assembly, differential assembly, transmission assembly dan gear box steering.
Empat hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perawatan berkala pada kendaraan
dan komponen pada engin kendaraan. Komponen kendaraan yang selalu diperhatiakan dan
selalu dilakukan perawatan, dan pembersihan ( Filter udara, filter oli,dan filter bahan bakar)
Komponen tersebut sangat perlu di lakukan perawatan, sebab bisa mengurangi kinerja suatu
engine kendaraan dan dapat merusak komponen engine, perwatan ini termasuk kedalam
(periodic service). Dan untuk hal ini perlu diperhatikan dan perlu diketahui jenis filter yang
baik untuk kendaraan agar layak saat digunakan dan bisa bertahan lama.berikut komponen
filter yang baik dan berikut batas penggunaannya.

4.2.1 Dust Unloader Valve ( Katub pembersih debu )


Rumah filter udara dilengkapi dengan Dust unloader valve (katub pembuang debu) secara
otomatis membuang debu

Dust Unloader Valve


(Sumber : Data Pribadi)
4.2.2 .Mengganti elemen

1.Tarik keatas semua klip

2.Lepas wing nut (mursayap) yang menahan cover

3.Lepas wing nut yang menahan filter guide danelemen

Gambar 4.3 Elemen Filter

(note book HINO)

Ketik membersihkan atau mengganti elemen, pastikan bahwa air tidak masukkedalam elemen
filter udara. Jika case filter udara dan cover terbuat dari bahan resin, jangan memakai thinner
atau bahan pelarut lainya untuk membersihkanya, sebab hal ini dapat menyebabkan case atau
penutup menjadi kotor atau berubah bentuk.

1. Bersihkan bagian sebelah dalam cover dan case dengan lapkering (untuk
membersihkan debu)
Gambar 4.4 Elemen Filter
(note book HINO)
2. Pasang elemen baru .pasang bagian-bagian dengan cara yang berlawanan dengan
pembokaran. Pastikan bahwa bagian coverterpasang pada bagian alur case,
kencangkan baik mur sayap dan tarik kebawah klip dengan mengunci.

Gambar 4.5 Elemen Filter

(note book HINO)

- Jangan memuntir sill ring ketika anda memasang

- Jika mur sayap tidak dikencangkan dengan baik, penutupan antara bagian dalam case
elemendan packing elemen tidak rapat dan kotoran akan terisap kedalam interior mesin,
ini akan menyebabkan keausan dini dari lapisan piston dan kerusakan lainya.
- Selalumemakai Suku cadang Asli Hino untuk elemen. Jangan memakai elemen imitasai
sebab dapat menyebabkan penutupan yang kurang rapat atau kerusakan yang berhubungan
dengan kekencangan wing nut, sehingga berakibat kotoran terhisap kedalam mesin.

Gambar 4.6 Filter Udara

(Sumber : Data Pribadi)

3. Periksa adanya karet sil atau selang yang sobek dan klem yang longgar. Gantikaret sill
atau selang yang sobek dengan yang baru dan kencangkan dengan baik klem yang
longgar

4.2.3 Membersihkan filter udara


Gambar 4.7 Elemen Filter

(Sumber : Data Pribadi)

1) Bersihkan debu yang lengket pada interior case filter udara denga kain lap.

 Jika unloader valve (katup pembuang debu) rusak atau tida terpasang. Air, kotoran dan
berbagai debu lainya akan masuk ke dalam filter udara dan mengotori elemen

2) Periksa bahwa unloader valve (katup pembuang debu) tidak rusak dan terpasang.

4.2.4 Membersihkan elemen (debu kering)

Gambar 4.8 Elemen Filter

(Sumber : Data Pribadi)

 Bersihkan elemen dengan menghembuskan udara (tekanan udara tidak lebih dari 7 kgf/cm)
dari arah bagian dalam keluar elemen

 Jangan memukul atau memanasi elemen

 Gunakan detergen snetral untuk membersihkan elemen

 Larutkan sekitar 300gr diterjen pada kira-kira 2 liter air hangathangat kuku dan kemudian
tambahkan sekitar 18 liter air untuk membuat larutan bersih

 Rendam elemen kedalam larutan pembersih selama 30 menit


 Bilas elemen dengan air bersih, hingga air bilasan juga bersih atau semprot dengan air
yang bertekanan dengan menyemprot dari dalam dan luar dengan tekanan air yang dipakai
untuk membilas tidak boleh lebih dari 2,8 kg/cm. Hilangkan air yang melekat dan keringkan

PERHATIAN

 Bila menggunakan alat pegering (oven), keringkan elemen pada suhu di bawah 80 0C

 Jangan memakai elemen yang belum dikeringkan atau belum benar-benar kering

 Periksa bawah elemen yang dikeringkan tidak rusak dan pastikan cover tidak rusak atau
berubah bentuknya

 Hindari benturan pada elemen atau terjaatuh

4.2.5 Pembersihan / penggantian saringan udara jenis kering

· Lepas saringan udara

· Periksa kondisi saringan udara. Jika kotor sekali harus diganti baru

· Pembersihan saringan udara :

 Ketok beberapa kali

Gambar 4.9 Pembersihan Saringan (note book HINO)

 Semprot udara dari dalam dengan pistol udara

Kadang-kadang saringan udara basah oleh oli. Oli itu berasal dari sistem ventilasi karter.
Bersihkan sistem tersebut dan kontrol :

1. Permukaan batas oli motor ( mungkin terlalu tinggi )


2. Kerapatan cincin-cincin torak. Untuk ini buka tutup pengisi oli pada saat motor hidup. Jika
banyak gas yang keluar, cincin torak bocor, akibatnya gas tersebut dapat

membawa oli mesin sampai saringan udara.

· Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan,

perhatikan kedudukan paking-pakingnya

Gambar 4.10 Pemasangan Penutup Filter

(note book HINO)

Petunjuk

Saringan udara jenis kering harus diganti baru setiap 20.000 – 40.000 km

4.3 Jenis filter oli, filter udara dan filter solar

4.3.1 Filter oli

Ada 3 jenis filter udara yang sering digunakan kendaraan bus, akan tetapi di PT Anugerah
Sarana Dinamika. Menggunakan jenis filter udara yaitu filter saringan gulung, sebagai berikut
jenis jenis filter udara yang digunakan di perusahan lain dan di PT Anugerah Sarana
Dinamika :

1 ) Saringan kertas model bintang

Solar kotor masuk dari bagian luar, karena bentuk sudut saringan model V, ( Model Bintang )
sehingga bagian luar lebih besar dan mampu menampung banyak kotoran.Untuk stabilitas
diberi pembungkus berlubang-lubang yang ada diluar dan didalam yang terbuat dari besi plat.
Gambar 4.11 Saringan Bintang

(Sumber : Data Pribadi)

2) Saringan kertas model gulung

Solar yang kotor masuk dari atas, kertas digulung dan dilem pada

akhirnya.

Gambar 4.12 Saringan Gulung

(Sumber : Data Pribadi)

3 ) Saringan kain

Saringan ini disi dengan benang-benang yang dipres

 Kalau ada dua saringan halus, saringan kain berfungsi sebagai

saringan kasar
Gambar 4.13 Saringan Kain

(Sumber : Data Pribadi)

Air mempunyai berat jenis yang lebih besar dari solar

 Setelah solar disaring, solar bersih naik lagi. Air yang lebih berat turun ke lantai saringan.
Bagian bawah dari rumah saringan terbuat dari bahan gelasSupaya tinggi air dapat diketahui

 Untuk membuang air, bagian bawah dilengkapi dengan sekrup pembuang air

2) Pemisah air

Gambar 4.14 Elemen Saringan Kain

(Sumber : Data Pribadi)

4.3.2 Filter udara


Ada 2 jenis filter udara yang umumnya digunakan oleh

kendaraan bus, yang digunakan oleh perusahaan PT Anugerah

Sarana Dinamika umumnya menggunakan filter jenis catridge.

Berikut jenis jenis filter :

1) Filter catridge
Fungsi Filter Cartridge : Menyaring partikel besar dan kecil dalam air. Filter Cartridge
digunakan pada tahapan penyaringan awal.Masa pemakaian sangat tergantung
pemakaian berkendara. Namun umumnya antara 3 s/ d 4 bulan

Gambar 4.15 Filter Catridge


(Sumber : Data Pribadi)

2) Filter silinder

Gambar 4.16 Filter Silinder


(Sumber : Data Pribadi)
4.3 Diagram perawatan berkala

Gambar 4.18 Bagan Alir Perawatan Berkala

Gambar 4.19 Diagram Perawatan


4.4.1 Jadwal penggantian Oli
Tabel 4.20 Tabel Penggantian Oli
4.4.2 Diagram over houl (perwatan besar)

Gambar 4.21 Bagan alur Overhaul

Anda mungkin juga menyukai