Anda di halaman 1dari 3

Cinta di pesantren

Migu adalah salah satu santri yang ada di pondok pesantren Hidayatunnas dan merupakan wanita
yang begitu taat dengan agamanya. Karakter yang dimiliki oleh Migu adalah seorang yang begitu
lembut dan juga beradab sehingga tidak heran apabila ada banyak orang yang menyukainya.

Sementara itu Hadi adalah anak santri baru di pondok pesantren yang merupakan anak orang kaya
yang ada di kota bandung dan terpaksa harus tinggal di pesantren karena sifatnya yang brutal. Pada
hari pertama Hadi berada di pesantren ia tidak mau untuk melakukan apapun dan menuruti
siapapun sehingga membuat teman-temannya menjadi gerah dengannya.

Di hari itu…..

“Hadi ayo bangun.. kita shalat tahajjud, disini shalat tahajjud wajib hukumnya karena ada banyak
pahala yang didapatkan” ujar Mlee, salah satu santri di pondok pesantren Hidayatunnas

“aarrggghhhh.. ganggu aja sih, kalau mau shalat ya shalat aja jangan gangguin gue dong” ujar Hadi
sambil menyikut Mlee yang berusaha membangunkannya.

“ayo Hadi, kamu disini kan biar bisa berubah lebih baik.. kalau gak kayak gitu gimana kamu bisa
berubah”

Tidak ada sahutan apapun dari Hadi dan membuat Mlee kemudian menyerah dan memilih
meninggalkannya di kamar sendiri.

Di tempat lain Migu yang merupakan santri paling rajin selesai melaksanakan shalat tahajjud dan
juga shalat subuh. Teman-temannya sudah kembali ke kamar masing-masing sedangkan ia masih
ingin membaca al-qur’an di masjid.

“Migu, kamu gak mau balik ke kamar” ujar Ara. Teman akrab dari Migu.

“nggak ra, aku masih pengen disini. Kamu duluan aja ra, nanti aku nyusul”

Migu memilih untuk tetap di masjid dan membaca dan menghafalkan al-qur’an karena menurutnya
banyak ketenangan yang bisa didapatkan disana.
Subuh menjadi saksi aku tertarik padamu….

Shalat subuh sudah selesai di laksanakan dan banyak santri yang sudah kembali ke kamar masing-
masing. Sedangkan Hadi memilih untuk duduk dulu di depan masjid karena di saat itu hatinya begitu
tenang. Tidak sengaja ia mendengar Migu yang sedang melantunkan ayat suci al-qur’an.

“siapa nih yang ngaji? Belum pernah gue denger orang ngaji sebagus ini” Hadi bertanya Tanya
didalam hati.

Selesai Migu mengaji Hadi yang terus melihatnya dan bertanya Tanya siapa wanita tersebut secara
tidak sengaja bertatapan dengan dirinya.

“astaghfirullah hal adzim” ujar Migu kaget

“assalamualaikum”

“waalaikum salam, iya?” jawab Migu lirih dan hendak meninggalkan masjid dan juga Hadi yang ada
disana.

“boleh aku bertanya sesuatu sama kamu?” Tanya Hadi kepada Migu

“mau tanya apa”

“aku belum pernah mendengar orang melantunkan al-qur’an sebagus ini. Apakah kamu mau
membantu aku belajar al-qur’an” tanya Hadi

“mohon maaf akhi. Tapi kita bukanlah muhrim dan alangkah lebih baiknya jika akhi belajar pada
ustad karena ilmunya jauh lebih banyak di bandingkan saya yang hanya seorang santri”

“saya pamit dulu, Assalamualaikum” tanpa berpanjang lebar Migu pun memilih untuk tidak
melanjutkan pembicaraannya dan meninggalkan Hadi yang masih terpaku dengan jawabannya.

“Wa..wa.. waailaikum salam”


Hadi setiap harinya selalu memperhatikan perilaku dan juga kebiasaan yang dilakukan oleh Migu dan
semakin menyukai gadis cantik nan lembut tersebut. Bahkan hal tersebut membuat Hadi semakin
ingin melakukan kegiatan yang berhubungan dengan agama.

Bahkan banyak teman-temannya menjadi heran apa yang terjadi pada Hadi dan membuatnya
berubah. Dan tidak sedikit pula yang bahagia karena dirinya bisa berubah menjadi lebih baik
tentunya.

Wanita itu adalah kamu..

Dalam keseharian yang dilakukan oleh Hadi dan membuatnya selalu memperhatikan Migu ia semakin
menunjukkan peningkatannya. Akan tetapi di satu sisi ia juga di rundu kegelisahan karena Hadi harus
di jodohkan dengan wanita yang belum pernah ia kenal dan juga di temui.

Di tengah doanya “ya Allah aku pasrah siapapun jodoh yang akan Engkau berikan kepaku” ujarnya
lirih dan kemudian menambahkan “akan tetapi aku hanya memohon sekiranya wanita itu adalah
orang yang bisa aku cintai dan juga mencintaiku dan juga kedua orang tuaku”

Ternyata ami dan abinya sudah menunggu di tempat pertemuan bersama dengan kyai Bubu yang
ternyata juga ada Migu disana.

“assalamualaikum” Hadi memberikan salam dengan wajah herannya.

“waalaikum salam, sialhkan duduk” kyai bubu

“begini Hadi, kyai memanggil kamu kemari untuk memperkenalkan wanita yang akan di jodohkan
denganmu nantinya” kyai bubu menambahkan “ini Migu, dia adalah santri disini sejak masih usia 8
tahun karena ayah dan ibunya meninggal akibat kecelakaan”

Yoga memandang Migu dengan penuh rasa syukur karena wanita itu merupakan pilihan hatinya sejak
pertama bertemu. Akhirnya pernikahan merekapun berlangsung selang dua bulan setelah
pertemuan itu berlangsung.

Selesai.

Anda mungkin juga menyukai