HEMATOLOGI
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
BEDAH ONKOLOGI
METABOLIK ENDOKRIN
I
HEMATOLOGI
Anatomi, Histologi
dan Fisiologi
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Anatomi dan Histologi
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Ober CE, Impaglizzo A, Silverthorn AC. Human Physiology: An Integrated Approach, 8th ed. UK: Pearson; 2019.
Fisiologi - Hematopoiesis
• Sekunder (ekstrameduler)
• Terjadi saat hematopoiesis primer tidak mampu memenuhi
kebutuhan (gangguan sumsum tulang, kondisi hipoksia
kronis, kehilangan darah berat)
• Hati, limpa, yellow marrow yang berubah menjadi red
marrow
Hoffbrand AV, Moss PAH. Hoffbrand’s Essential Haematology, 7th ed. West Sussex: John Wiley&Sons; 2016.
Fisiologi - Hematopoiesis
Hematopoiesis diatur oleh sitokin dan faktor pertumbuhan
Hoffbrand AV, Moss PAH. Hoffbrand’s Essential Haematology, 7th ed. West Sussex: John Wiley&Sons; 2016.
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Ober CE, Impaglizzo A, Silverthorn AC. Human Physiology: An Integrated Approach, 8th ed. UK: Pearson; 2019.
Fisiologi – Eritropoiesis & Metabolisme Besi
Fisiologi - Sel Darah Matur
Dalam kondisi normal, sel imatur tidak akan ditemukan di peredaran darah perifer
Silverthorn DU, Johnson BR, Ober WC, Ober CE, Impaglizzo A, Silverthorn AC. Human Physiology: An Integrated Approach, 8th ed. UK: Pearson; 2019.
Fisiologi – Hemoglobin Variant
Hemoglobin Rantai Globin Thalasemia Thalasemia Thalasemia Thalasemia Thalasemia Thalasemia Sickle Sickle Cell HbSC HbC HbC
Beta Beta Alpha Alpha Alpha Alpha Cell Disease Disease Carrier Disease
Minor (trait) Mayor Silent Minor Hb H Hb Bart Trait
(Cooley) Carrier (Trait) (Intermediet) (Mayor)
Hoffbrand AV, Moss PAH. Hoffbrand’s Essential Haematology, 7th ed. West Sussex: John Wiley&Sons; 2016.
Fisiologi – Faktor Oksigenasi
Kurva disosiasi HbO2
Transport gas oleh hemoglobin Law of Mass Action
Hemostasis
Primer Sekunder
- Vasokonstriksi - Kaskade
- Agregasi trombosit koagulasi à fibrin
Pemeriksaan Fisik
dan Penunjang
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
Palpasi Limpa
PALPASI LIMPA
• Palpasi dalam dengan sisi palmar
radial jari tangan kanan
• Dari regio iliaka kanan (SIAS),
melewati umbilikus, menuju lengkung
iga kiri
• Gerakan parabolik (penekanan ke arah
dorsal dan kranial saat pasien sedang
inspirasi dengan gerakan melengkung)
• Konfirmasi: Raba incissura
Longo DL, Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, et al. Harrison’s Hematology and Oncology, 2nd ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2013
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Anemia Pemeriksaan Hemostasis
Pemeriksaan Khusus
• Analisa Hb
• Apusan sumsum tulang
• Coomb’s test
Longo DL, Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, et al. Harrison’s Hematology and Oncology, 2nd ed. New York: McGraw-Hill Medical; 2013
Pemeriksaan Penunjang
Indeks Eritrosit
Pemeriksaan Hemostasis
Penalaran Klinis
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Pendekatan Klinis Pucat
Glossitis
Neuritis Perifer
Tidak semua kasus masuk ke dalam kerangka pendekatan klinis ini (bukan one-fit-all guideline), hanya untuk mempermudah anamnesis dan pemeriksaan fisis
Pemeriksaan Penunjang Anemia
Pemeriksaan fisik
Anisositosis:
Ukuran beda-
beda
Sel pensil
Profil besi
• Ferritin <<
• Serum Iron <<
• TIBC >>
Anemia Defisiensi Besi
Tata Laksana
Terapi kausal
Transfusi à PRC
Etiologi
• Defisiensi vitamin B9 (asam folat)
• Nutrisi, malabsorpsi, kebutuhan meningkat (hamil)
Tata laksana
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
Hemolisis intravaskular
Adanya autoantibodi yang melekat
pada eritrosit sehingga terjadi lisis
Hemolisis ekstravaskular
• Gejala anemia
• Konjungtiva pucat, sklera ikterik, splenomegali,
urin merah gelap
AIHA (AutoImmune Hemolytic Anemia)
Warm AIHA Cold AIHA
Suhu optimal 37 oC 4 – 30 oC
Terapi
• Menghilangkan
Bite/blister cell
Heinz bodies: Hb
teroksidasi yang pencetus
terdenaturasi
Defisiensi G6PD
Defisiensi Glucose-6-phosphate dehydrogenase
• Thalassemia alfa
• Thalassemia beta
Thalassemia
Hb normal Thalassemia alfa
• Globin alfa:
kromosom 16
• Globin beta:
kromosom 11
Fenotip
Genotip
Thalassemia
Kelainan genetik autosomal resesif Thalassemia Alfa Thalassemia Beta
Thalassemia alfa trait/minor Thalassemia beta trait/minor
asimptomatik Asimptomatik
Termasuk anemia hemolitik
Hb H disease (β4) Thalassemia beta intermedia
Anamnesis dan PF Thalassemia intermedia Asimptomatik, namun butuh transfusi
Anemia hemolitik sedang berat darah yang tidak bertujuan
• Riwayat keluarga (+) mempertahankan hidup
• Anemia
Hydrops fetalis dengan Hb Bart’s Thalassemia beta mayor
• Hepatosplenomegali (γ4) Klinis berat, butuh transfusi darah
• Fascies Cooley Meninggal in utero untuk memperpanjang usia
• Deformitas
o Bossing of skull, hair-on-end
Hepatosplenomegali
o Osteoporosis
• Overload besi
o Pada major, karena transfusi terus
menerus
• Sering infeksi
HbH disease:
Pewarnaan supravital :
golf ball cell Howell-Jelly Body
Gold standard:
Analisis Hb dengan Hb elektroforesis
• Thalassemia alfa : HbH dan Hb Bart’s
• Thalassemia beta : HbA1 <<, HbA2>>, HbF >>
Soal Nomor 1
Seorang perempuan 25 tahun datang dengan keluhan gusi berdarah sejak 2 jam
lalu yang sulit berhenti. Pasien juga mengeluh badan yang lemas dan terdapat
memar di tubuh sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga merasa sering meriang. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80, HR 85, RR 18, suhu 37,9. Konjungtiva
pucat (+), sklera ikterik (-), limfadenopati (-), hepatosplenomegali (-). Terdapat
purpura di beberapa bagian tubuh. Pemeriksaan laboratorium Hb 9,5, leukosit
2.000, trombosit 60.000. Diagnosis pasien adalah…
a. Anemia penyakit kronik
b. Anemia aplastik
c. Leukemia akut
d. Anemia sideroblastik
e. Anemia hemolitik
Soal Nomor 1
Seorang perempuan 25 tahun datang dengan keluhan gusi berdarah sejak 2 jam
lalu yang sulit berhenti. Pasien juga mengeluh badan yang lemas dan terdapat
memar di tubuh sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga merasa sering meriang. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80, HR 85, RR 18, suhu 37,9. Konjungtiva
pucat (+), sklera ikterik (-), limfadenopati (-), hepatosplenomegali (-). Terdapat
purpura di beberapa bagian tubuh. Pemeriksaan laboratorium Hb 9,5, leukosit
2.000, trombosit 60.000. Diagnosis pasien adalah…
a. Anemia penyakit kronik
b. Anemia aplastik
c. Leukemia akut
d. Anemia sideroblastik
e. Anemia hemolitik
Soal Nomor 2
Seorang wanita 24 tahun datang dengan keluhan sering mengalami pusing. Pasien
juga merasa cepat lelah dan lemas. Terkadang pasien merasa berkunang-kunang.
Pada pemeriksaan fisik TD 110/70, HR 105, RR 19, suhu afebris. Konjungtiva pucat
(+), sklera ikterik (-), hepatosplenomegali (-). Pemeriksaan lab Hb 10,5, leukosit
7.000, trombosit 350.000, diff count 1/1/5/59/30/4. MCV 72, MCH 21. Pada gambaran
darah tepi ditemukan anisopoikilositosis dan sel cerutu (+). Tata laksana pasien yang
tepat…
a. Kortikosteroid
b. Klorambusil
c. Hidroksi urea
d. Siklofosfamid
e. methotrexate
Soal Nomor 3
Perempuan 24 tahun datang dengan keluhan lemas dan mudah lelah sejak 1
bulan terakhir. BAK dirasa berwarna lebih gelap dari biasanya. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Konjungtiva
anemis (+), sklera ikterik (+), splenomegali (+). Hb 8, retikulosit 4,8%, direct
antibody test (+). Tata laksana yang tepat pada pasien…
a. Kortikosteroid
b. Klorambusil
c. Hidroksi urea
d. Siklofosfamid
e. methotrexate
Pendekatan Klinis Perdarahan
(*) Tidak semua kasus masuk ke dalam kerangka pendekatan klinis ini, hanya untuk mempermudah anamnesis dan pemeriksaan fisis
Pendekatan Klinis Perdarahan
Gangguan Gangguan Gangguan Faktor Koagulasi
Vaskular Trombosit
BT Memanjang Memanjang -
(N : <10
menit)
CT - - Memanjang
(N : 4-10
menit)
APTT - - Memanjang
(N : 21-45 (Faktor intrinsik: XII, XI, IX, VIII)
detik)
PT - - Memanjang
(N : 10-15 (Faktor ekstrinsik: VII
detik) Common pathway: IX, V, II)
Pendekatan Klinis Perdarahan
Kelainan Penyakit Platelet Bleeding INR PT aPTT
time
Etiologi
ITP
Autoantibodi (IgG) menghancurkan trombosit Laboratorium
Lebih sering perempuan • Trombosit biasanya 10.000 – 100.000/µL
Akut (pada anak), dicetus oleh riwayat infeksi virus Tata laksana
Kronik (pada dewasa), dicetus oleh HIV, keganasan darah • Kortikosteroid (prednisolone), IVIG, antibodi
monoclonal, obat imunosupresi
• Transfusi platelet pada kondisi mengancam jiwa
Hemofilia
X-linked resesif à laki-laki
Diagnosis
Haemarthrosis Deformitas
• Laki-laki
• Trombosit normal
• BT normal
• CT memanjang
• PT normal
• APTT memanjang
Hemofilia
Klasifikasi Berdasarkan Beratnya
Berat Sedang Ringan
Aktivitas F VIII/F IX – U/mL (%) < 0.01 (<1) 0.01–0.05 > 0.05 (>5)
Gejala Neonatus Sering Post Circumcisional Bleeding Sering Post Circumcisional Bleeding Tak pernah Post Circumcisional Bleeding
Perdarahan Post Operasi Sering dan fatal Sering Hanya pada operasi besar
Perdarahan Oral (Trauma cabut gigi) Sering terjadi Dapat terjadi Kadang terjadi
Terapi
Kortikosteroid Hemofilia A Hemofilia B
Menghindari Perdarahan
(mengatasi
trauma akut à RICE
arthrosis) • Faktor VIII: konsentrat • Faktor IX: konsentrat
faktor VIII atau faktor IX atau FFP (fresh
Analgetik jika cryopresipitat frozen plasma)
Rehabiltasi • DDAVP (desmopressin)
hemarthrosis
medik à ringan
nyeri
Von Willebrand Disease
Etiologi: Tata laksana
• Akibat kurangnya kuantitas atau kualitas von Willebrand • Anti fibrinolysis agent :
Factor (vWF) asam traneksamat
• vWF berperan pada adhesi trombosit dan pembawa faktor
VIII • Desmopressin
• Autosomal dominan • Konsentrat vWF
Gejala dan tanda
• Perdarahan membrane mukosa (epistaksis)
• Menstruasi lama dan banyak
• Perdarahan post-operasi dan trauma
Laboratorium
• Tes agregasi trombosit (PFA-100 atau ristosetin)
abnormal
• BT memanjang
• Faktor VIII << à APTT dapat memanjang
• vWF rendah
Hemofilia vs Von Willebrand Disease
Hemofilia A Hemofilia B Penyakit Von Willebrand
Konsumsi trombosit dan faktor koagulasi sehingga terjadi perdarahan (consumptive coagulopathy)
Etiologi
• Infeksi (sepsis)
• Keganasan
• Eklampsia
• Anafilaksis
• Trauma berat
• Gangguan vaskular
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Gejala dan tanda Hasil Pemeriksaan Tes Koagulasi Skor (poin
0, 1, atau 2)
• Perdarahan, bisa ke organ dalam Hitung trombosit >100.000/µL 0
• Lesi kulit (purpura), gangrene jari
50.000–100.000/µL 1
• Mikrotrombus à disfungsi organ (ginjal,
jantung, GI, liver, paru, otak) <50.000/µL 2
Gangrene
• Atasi underlying disease
• FFP, cryopresipitat DIC jika Total Skor ≥ 5
• Heparin à menghentikan kaskade koagulasi
Polycythemia
Klasifikasi polisitemia
Polisitemia absolut / Polisitemia primer Polisitemia sekunder
eritrositosis (polisitemia vera) - Peningkatan EPO akibat
Peningkatan massa hipoksia (Ketinggian, rokok)
eritrosit - Gangguan ginjal
- Tumor
- Obat
StatPearls
Polisitemia Vera
Akibat mutasi gen JAK2
• Usia tua
• Gejala timbul akibat hiperviskositas, hipervolemia,
hipermetabolisme, atau thrombosis
• Sakit kepala, dispnea, pandangan kabur, keringat
malam hari, pruritus, telinga berdenging
• Wajah plethora, conjungtival suffution, engorgement
vena retina
• Hepatosplenomegali
• Trombosis vena/arteri, gout
StatPearls
Polisitemia Vera
Lab
• Anemia
• Leukopenia (neutropenia) à demam, malaise, mudah infeksi
• Trombositopenia à purpura, perdarahan gusi, menorrhagia
• Nyeri tulang
• Hepatosplenomegali
• Limfadenopati servikal
• Gejala meningeal
Laboratorium
• Limfadenopati servikal
• Hepatosplenomegali
• Mudah infeksi (akibat disfungsi imun seluler)
Laboratorium
Laboratorium
Reed-Steenberg cell
a. ALL
b. CML
c. CLL
d. AML
e. Leukemia akut
Soal Nomor 5
Seorang perempuan 30 tahun datang dengan keluhan mudah lelah. Pasien juga
merasa sering demam berulang. Pasien juga mengeluh sering terus-menerus
berdarah apabila terdapat luka. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,8, lain
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+), sklera
ikterik (-), hepatosplenomegali (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
7,7, leukosit 150.000, trombosit 90.000. Pada pemeriksaan sumsum tulang,
didapatkan sel blast >25% dengan gambaran Auer rod. Apakah diagnosis yang tepat
pada pasien….
a. ALL
b. CML
c. CLL
d. AML
e. Leukemia akut
I
BEDAH ONKOLOGI
Anatomi
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Anatomi Mammae
I
Penalaran Klinis
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Massa Jinak Kulit
Lipoma
Definisi: Inspeksi
Tatalaksana:
Riwayat keluarga Tidak ada riwayat kanker payudara Ada riwayat kanker payudara
Penemuan Ultrasound
Lesi jinak Lesi ganas
Penampakan Tekstur homogen atau echo-free space • Tekstur heterogen
• Hypoechoic
Struktur Fluktuant Keras
Penemuan Mamografi
Lesi jinak Lesi ganas
Penampakan Berbatas tegas Densitas atau massa fokal
Tepi Halo sign (cincin radiolusen) Spiculated margins, tidak berbatas tegas
Kalsifikasi Mikrokalsifikasi atau kalsifikasi coarse difus Mikrokalsifikasi cluster
Tatalaksana • Regular check up FNAB / core needle biopsy
• Eksisi
Biopsi • Fibrosis stroma Tidak terindikasi Tidak terindikasi Drainase dan kultur Tidak terindikasi
• Kista
• Perubahan apokrin papiler
• Klasifikasi atau hiperplasia
epitelial ringan
Massa Payudara
Fibroadenoma Kista Payudara Tumor Filoides Ca Payudara
(FAM)
Ciri-ciri Tumor padat jinak dari Kantung berisi cairan, Tumor padat, halus, • Tumor invasif, nyeri, skin
stromal dan epitel, biasanya multiple, ukuran multinodularr, berukuran dimpling, retraksi nipple, nipple
berkapsul, teraba padat bervariasi dalam siklus cukup besar, biasanya > discharge peau d’orange,
tetapi mobile, menstruasi karena 15 cm. Jika terlalu besar hiperemis/livid, ulkus
pertumbuhan ukuran dipengaruhi hormon dapat menyebabkan • Disertai penyebaran ke nodus
lambat, tidak nyeri nekrosis. limfa (nodul aksila, leher, supra/
infra klavikula)
• Metastasis : hati, paru, tulang
Epidemiologi Sering pada usia <40 Sering pada usia >35 Sering pada usia >=40 tahun
tahun tahun, epidemiologi
meningkat sampai
menopause lalu menurun
Diagnosis Triple diagnosis : Klinis + Mammografi + FNAB
Tatalaksana: Eksisi jika ukuran besar Aspirasi Eksisi Bedah, kemoterapi, radioterapi,
terapi hormon, terapi target sesuai
staging
Massa Payudara
Kista Payudara dan FAM Tanda-tanda pada Ca Payudara
Skin dimpling
Batas tumor tidak tegas karena infiltrasi (komet sign) Bertambahnya vaskularisasi
Mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan Daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur
Ukuran klinis tumor lebih besar dari radiologis Kepadatan jaringan subareolar
Karsinoma Payudara
Karsinoma Payudara
Karsinoma Payudara
Karsinoma Payudara
SOAL 6 SKDI 4
Seorang laki-laki usia 26 tahun datang ke klinik dokter dengan benjolan pada
punggung sebesar telur ayam. Benjolan tidak terasa nyeri. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Status lokalis teraba benjolan lunak, mobile, permukaan halus,
batas tegas. Slippage sign (+). Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini
adalah…
a. Kista ateroma
b. Kista dermoid
c. Kista Ganglion
d. Kista epidermoid
e. Lipoma
SOAL 6 SKDI 4
Seorang laki-laki usia 26 tahun datang ke klinik dokter dengan benjolan pada
punggung sebesar telur ayam. Benjolan tidak terasa nyeri. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Status lokalis teraba benjolan lunak, mobile, permukaan halus,
batas tegas. Slippage sign (+). Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini
adalah…
a. Kista ateroma
b. Kista dermoid
c. Kista Ganglion
d. Kista epidermoid
e. Lipoma
SOAL NO 7 SKDI 4
Wanita 27 tahun detang periksa karena benjolan di payudara kanan yang tidak
disadari sejak kapan. Benjolan dikatakan tida nyeri. Tidak ada perubahan ukuran atau
nyeri saat menstruasi. Saat diperiksa didapatkan massa soliter 3 cm, warna kulit
sama dengan sekitar, batas tegas, mobile, tidak nyeri. Nipple discharge (-)
Penyakit yang dialami pasien kemungkinan adalah ....
A. Ca mammae
B. Mastalgia akut
C. Fibroadenoma mammae
D. Mastitis kronis
E. Mastitis karsinomatosa
SOAL NO 7 SKDI 4
Wanita 27 tahun detang periksa karena benjolan di payudara kanan yang tidak
disadari sejak kapan. Benjolan dikatakan tida nyeri. Tidak ada perubahan ukuran atau
nyeri saat menstruasi. Saat diperiksa didapatkan massa soliter 3 cm, warna kulit
sama dengan sekitar, batas tegas, mobile, tidak nyeri. Nipple discharge (-)
Penyakit yang dialami pasien kemungkinan adalah ....
A. Ca mammae
B. Mastalgia akut
C. Fibroadenoma mammae
D. Mastitis kronis
E. Mastitis karsinomatosa
I
METABOLIK ENDOKRIN
Fisiologi
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Organ-organ Endokrin
Regulasi Umpan Balik Hormonal
Fisiologi Hormon Hipofisis
I
Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Anamnesis
• Keluhan utama khas penyakit endokrin: • Keluhan utama khas penyakit endokrin:
– BB naik – Obesitas
• Sindroma Cushing
• Hipotiroid
– Diare
• Sindroma Cushing/Cushingoid appearance • Hipertiroid
• Insulinoma • Hiperparatiroid
• Pasien dengan terapi insulin • DM
– BB turun – Konstipasi
• Hipotiroid
• Hipertiroid
• Hipokalemia
• DM • DM
• Tiroiditis • Feokromositoma
• Feokromositoma • Hiperkalsemia
– Peningkatan nafsu makan – Muntah
• KAD
• Insulinoma
• Hiperkalsemia
• DM • Hiperparatiroid
– Penurunan nafsu makan • DM
• Gagal kelenjar adrenal • Galaktosemia
• Hiperplasia adrenal kongenital
• Hipotiroid
• DI
• Sindroma cushing
Anamnesis
• Keluhan utama khas penyakit endokrin: • Keluhan utama khas penyakit endokrin:
– Nyeri perut – Hipohidrosis
• Hiperkalsemia • Hipotiroid
• DKA • DM
• Krisis adrenal
– Heat intolerance
– Polidipsia
• Hipertiroid
• DI
• DM
• Tumor hipotalamus
• Hiperkalsemia • Graves disease
– Poliuria – Cold intolerance
• DI • Hipotiroid
• DM • Hipopituitari
• Sindroma cushing • Tumor hipotalamus
• Hiperkalsemia • Tiroiditis Hashimoto
– Hiperhidrosis – Hipersomnia
• Hipertiroid • Hipotiroid
• Hipogonadisme
• Feokromositoma
– Insomnia
• Akromegali • Graves disease
• Sindroma cushing
Anamnesis
• Keluhan utama khas penyakit endokrin: • Keluhan utama khas penyakit endokrin:
– Pubertas prekoks – Suara serak
• Hiperplasia adrenal kongenital • Hipotiroid
• Tumor adrenal • Goiter
– Pubertas terlambat • Tiroiditis Hashimoto
• Hipotiroid – Proptosis
• Hipopituitari • Graves disease
• Sindroma insensitivitas androgen – Tremor
• Sindroma Cushing • Hipertiroid
– Hirsutisme • Hiperparatiroid
• Sindroma cushing • Hipoglikemia
• CAH – Ketulian
– Penurunan rambut tubuh • Hipotiroid
• Hipogonadotropik hipogonadisme – Kejang
• Panhipopituitari • Hipoglikemia
– Ginekomastia – Gangguan visus/lapang pandang
• Hipopituitari • DM
• Hipogonadisme • Adenoma pituitary
• Hipertiroid • Prolaktinoma
• Tumor adrenal • Hipotiroid
• Prolaktinoma • Galaktosemia
Anamnesis
• Keluhan lainnya • Untuk Wanita
– Sakit kepala – Riwayat menstruasi
– Parestesia – Riwayat fertilitas
– Flushing – Riwayat obstetrik
– Masalah pada genitalia
– Masalah kulit (hiperpigmentasi/vitiligo)
– Masalah tumbuh kembang (short/tall
stature)
– Fraktur berulang, nyeri tulang
• Riwayat pengobatan
– Lithium à mood stabilizer, ES
hipotiroidisme dan goiter
– Amiodaron à disfungsi tiroid
– Diuretik
– Steroid à sindroma Cushing
Pemeriksaan Fisis
• Kesadaran
– Bila tidak sadar à curiga hipoglikemia/KAD/HHS
• TTV
– Frekuensi nadi
– Frekuensi napas
– Tekanan darah à hipertensi
• Pemeriksaan fisis lengkap
– Habitus, ukuran tubuh
– Distribusi lemak, striae à Cushing
– Rambut pada tubuh à status gonadal
I
Penalaran Klinis
DARI SEJAWAT UNTUK SEJAWAT
Hipertensi
Penurunan BB
Berhenti merokok
Obat
ACE-1/ARB + BB + diuretic +
Gagal jantung ACE-I dan
Spironolactone • efek anti remodeling
Beta baik untuk
blocker penyakitjantung
Post MI ACE-1/ARB + BB
18-65 tahun
Jika tidak : <120 Jika tidak : <120 Jika tidak : <120 Jika tidak : <120 70-79
MODY LADA
Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin
• Gejala muncul perlahan
disertai defisiensi insulin relatif sampai yang Maturity-Onset Diabetes Latent Autoimmune
Tipe 2 • Terjadi terutama pada dewasa berbadan gemuk
dominan defek sekresi insulin disertai resistensi of the Young Diabetes in Adults
• Pengobatan tidak wajib insulin
insulin
Tipe spesifik - Sindroma diabetes monogenik (diabetes neonatal, maturity-onset diabetes of the young/MODY)
yang berkaitan - Penyakit eksokrin pancreas (fibrosis kistik, pankreatitis)
dengan - Disebabkan oleh obat/zat kimia (penggunaan glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah
penyebab lain transplantasi organ)
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
Patogenesis:
The Egregious
Eleven
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
Keluhan klasik DM : Pemeriksaan GDP >= 126 mg/dL.
(Puasa = tidak ada asupan kalori minimal 8 jam)
polifagia)
Pemeriksaan glukosa plasma >= 200 mg/dL 2 jam setelah tes Toleransi Glukosa Oral
• Penurunan berat badan (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram
tanpa sebab yang jelas
Atau
Keluhan lain :
Pemeriksaan GDS >= 200 mg/dL dengan keluhan klasik
Prediabetes
• GDPT + TGT
• HbA1c : 5,7-6,4
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
1. Edukasi
Tatalaksana DM tipe 2 • Perjalanan penyakit DM & perlunya pengendalian dan
terdiri dari 5 komponen pemantauan glukosa
yaitu: • Penyulit DM dan risikonya
• Pemeliharaan dan perawatan kaki
Edukasi • Mengenali gejala dan penanganan awal hipoglikemia
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
3. Terapi Nutrisi Medis
Kebutuhan kalori à BB ideal x 30 kkal (untuk laki-laki), atau BB ideal x 25 kkal (untuk perempuan)
Faktor koreksi
• Usia : 40-59 tahun (-5%), 60-69 tahun (-10%), >70 tahun (-20%)
• Aktivitas fisik: istirahat (+10%), ringan (+20%), sedang (+30%), berat (+40%), sangat berat (50%)
• Stress metabolik (+10-30%)
• DM gemuk (- 20–30%), kurus (+ 20–30%)
Pembagian kalori per jenis komposisi makanan
• Karbohidrat: 45-65%
• Protein: 10-20%
• Lemak: 20-25%
• Serat: 20-35 gr/hari
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
4. Terapi Farmakologis
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
4. Terapi Farmakologis
Diabetes Mellitus
4. Terapi Farmakologis
Kelas Obat Keuntungan Kerugian
• Efek samping gastrointenstinal
• Resiko asidosis laktat
• Tidak menyebabkan hipoglikemia
Biguanide Metformin • Defisiensi vitamin B12
• Menurunkan kejadian CVD
• Kontraindikasi pada GGK, asidosis, hipoksia,
dehidrasi
- Glibenclamide
- Glipizide • Efek samping hipoglikemik kuat
Sulfonilurea
- Gliclazide • Menurunkan komplikasi mikrovaskuler • Resiko hipoglikemia
- Glimepiride • Berat badan meningkat
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
4. Terapi Farmakologis
Kelas Obat Keuntungan Kerugian
• Sitagliptin
• Angioedema, urtikaria
Penghambat • Vildagliptin • Tidak menyebabkan hipoglikemia
• Pankreatitis akut
DPP-4 • Saxagliptin • Ditoleransi dengan baik
• Gagal jantung
• Linagliptin
• Infeksi urogenital
• Tidak menyebabkan hipoglikemia
• Dapaglifozin • Poliuria
Penghambat SGLT • ↓ berat badan
• Canaglifozin • Hipovolemia / hipotensi
2 • ↓ tekanan darah
• Empaglifozin • ↑ LDL
• Efektif untuk semua fase DM
• ↑Kreatinin (sementara)
• Liraglutide
• Tidak menyebabkan hipoglikemia • Efek saping GI (mual, muntah, diare)
• Semaglutide
• ↓ glukosa darah postprandial • ↑ denyut jantung
Agonist reseptor • Lixisenatide
• ↓ beberapa risiko kardiovaskular • Hiperplasia C cell atau tumor medulla tiroid
GLP-1 • Albiglutide
• Pankreatitis akut
• Exenatide
• Bentuknya injeksi
• Dulaglutide
• Hipoglikemia
• Responnya universal
• Berat badan naik
Insulin Lihat slide selanjutnya • Efektif menurunkan glukosa darah
• Efek mitogenik
• ↓ Komplikasi mikrovaskular
• Dalam sediaan injeksi
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Insulin
Dasar pemikiran terapi insulin:
INDIKASI INSULIN
PERKENI. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 dewasa di Indonesia PB Perkeni: Jakarta; 2019
Diabetes Mellitus
Parameter Sasaran
Insulin harian total
Insulin
= 50% x BB IMT 18,5-<23
HbA1c <7%
Diberi pagi jam 6,
Diberi 1 kali saja jam
siang jam 12, malam
jam 6
10 malam <100 (<70 bila resiko KV sangat
0-0-x Kadar LDL
x-x-x tinggi)
Snowflake Cataract
Dislipidemia
Klasifikasi Kadar Lipid Plasma Perkeni 2019
Faktor resiko utama (selain LDL)
Merokok
Hipertensi
Kolesterol HDL rendah
Riwayat PJK dini dalam keluarga
Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun
Resiko Deskripsi
0-1 faktor resiko, dengan Resiko PJK
Rendah
dalam 10 tahun terakhir <10%
Aktivitas fisik
Berhenti
merokok
Terapi nutrisi
medis
HMG-CoA
Hambat sintesis Miopati, Absolut: penyakit hati akut/kronik
Reductase Statin
kolesterol hepar peningkatan enzim hati Relatif: penggunaan ersama obat tertentu
Inhibitor
Hambat absorbsi
Inhibitor absorbsi Gangguan pencernaan
Ezetimibe kolesterol dari diet dan -
kolesterol dan konstipasi
empedu
Flushing,
• Hambat sirkulasi
hiperglikemia,
enterohepatic Absolut: Disbetalipoproteinemia TG> 400
Bile acid Kolesistramin hiperurisemia,
• Meningkatkan mg/dL
sequestrant Kolestipol hepatotoksik, Gangguan pencernaan,
perubahan asam Relatif: TG > 200 mg/dL
flatulen, konstipasi, penurunan absorbsi
empedu di hati
obat
Obesitas Abdominal
> 90 cm > 80 cm
(Waist Circumferense)
Dislipidemia
>= 150 mg/dL >= 150 mg/dL
(Trigliserida)
High density lipoprotein
< 40 mg/dL < 50 mg/dL
(HDL)
Hipertensi
>= 130/>=85 mmHg >= 130/>=85 mmHg
Tekanan Darah
Metabolisme
>= 100 mg/dL >= 100 mg/dL
(Gula Darah Puasa)
SOAL NO 8
Seorang pria 55 tahun datang dengan keluhan BB turun walaupun asupan
makan seperti biasanya bahkan meningkat dalam 2 bulan terakhir. Pasien sering
buang air kecil malam hari dan cepat lelah. Pasien juga sering merasa lebih
sering harus akhir-akhir ini. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 220 mg/dL dan HbA1c 7,4%.
Tatalaksana yang tepat adalah…
A. Simvastatin 1x10 mg
B. Simvastatin 1x20 mg
C. Atorvastatin 1x10 mg
D. Atorvastatin 1x20 mg
E. Rosuvastatin 1x20 mg
SOAL NO 9
Seorang pasien perempuan, berusia 50 tahun, datang untuk kontrol ke poliklinik,
sekarang tanpa keluhan. Pasien baru saja mengalami serangan jantung satu
bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Dari pemeriksaan
penunjang ditemukan kolesterol total adalah 240 mg/dL, LDL 170 mg/dL, dan
GDP 130 mg/dL. Tatalaksana dislipidemia untuk pasien yang paling tepat
adalah…
A. Simvastatin 1x10 mg
B. Simvastatin 1x20 mg
C. Atorvastatin 1x10 mg
D. Atorvastatin 1x20 mg
E. Rosuvastatin 1x20 mg
Pendekatan Klinis Tirotoksikosis
Hipertiroid
Definisi:
Tatalaksana:
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Hipertiroid
Penyebab & Gejala
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Grave’s Disease
Definisi: Penyebab 60-80% tirotoksikosis (terbanyak)
TEST untuk EXOPHTALMUS
• Thyroid dermopathy
• Thyroid acropathy
• 0 = No signs or symptoms
• 1 = Only signs (lid retraction or lag), no symptoms
• 2 = Soft-tissue involvement (periorbital edema)
• 3 = Proptosis (>22 mm)
• 4 = Extraocular muscle involvement (diplopia)
• 5 = Corneal involvement
• 6 = Sight loss
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Hipertiroid
Skoring (Indeks Wayne)
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Krisis Tiroid
Diagnosis
Suportif
• Rehidrasi cairan (NaCl, dextrose 5%)
Beta blocker:
45 or more→ thyroid storm
• Propranolol 20-40 mg tiap 6 jam 25-44→ suggestive of impending storm
<25→ unlikely to represent thyroid storm
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Hipotiroid vs Hipertiroid
vs
Hipotiroid
Definisi: Keadaan defisiensi hormon tiroid.
Tatalaksana
Levotiroksin
Dosis 1,6 microgram/kgBB/hari
(biasanya 100-150 mikrogram/hari)
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Hipotiroid
Penyebab & Gejala
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Endemik Goiter
Penyebab utama gondok endemic adalah kekurangan yodium (95%)
Awal pembesaran kelenjar tiroid terjadi karena TSH (Thyroid Stimulating Hormones) yang meningkat
Diagnosis
• Anamnesis : prevalensi masyarakat tinggal di gunung > di laut, anggota keluarga lain juga mengalami hal yang sama, malnutrisi
• PF: pembesaran kelenjar tiroid kedua sisi, bernodul, tanpa tanda inflamasi, kenyal
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Tiroiditis
1. Tiroiditis Supuratif Akut
• Pemicu ISPA / viral infection (mumps, dll), ada nyeri, ada demam
• 3 fase klinis:
• Hipertiroid (minggu 0 sampai 3-6)
• Hipotiroid (minggu 6 sampai 12)
• Eutiroid (minggu >12, stlh peradangan selesai)
• ec antibodi yang terbentuk pada infeksi virus sebelumnya
• FNAB: Multinucleated giant cells
• Tatalaksana: NSAID/antipiretik
• Tidak perlu tatalaksana hiper/hipotiroid nya, tapi kalau mau dikasih, levotiroksin untuk fase
hipotiroid, tionamid untuk fase hipertiroid
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Tiroiditis
Pearce, E. N., Farwell, A. P., & Braverman, L. E. Thyroiditis. New England Journal of Medicine. 2003:348(26), 2646–55.
Myxedema Coma
3 Fitur Myxedema
Coma:
Status mental terganggu
(somnolen – koma)
Hipotermia
Wiersinga, WM. Myxedema and coma (severe hypothyroidism). 2018. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279007/
Nodul Tiroid
Metode Ciri-ciri nodul
diagnostik: ganas:
Hormon tiroid dan TSH Konsistensi keras, sukar digerakkan
Nodul soliter
Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH)
Nodul muncul tiba-tiba
Ultrasonografi
Nodul cepat membesar
Sidik Tiroid
Disertai pembesaran KGB regional
CT scan / MRI atau perubahan suara menjadi serak
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Hipoparatiroid
Definisi: Klasifikasi
Hipoparatiroid herediter:
akibat defek genetik,
awitan lebih dini
Keadaan sekresi
hormon paratiroid
yang menurun Hipoparatiroid akuisita:
terjadi sekunder jika
dilakukan pembedahan Chvostek Sign
pada leher.
Tatalaksana:
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Hiperparatiroid
Fungsi Hormon Paratiroid (PTH): meningkatkan Ca2+ Calcitonin berlawanan dengan
dalam darah, dengan: paratiroid
• Meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang
• Menurunkan clearance kalsium oleh ginjal
• Meningkatkan absorbsi Ca2+ di usus halus
Primer Sekunder
Deskripsi Hiperfungsi sel paratiroid Stimulasi fisiologis paratiroid karena hipokalsemia
Etiologi Hiperplasia, adenoma, karsinoma CKD, defisiensi vitamin D
Kalsium serum Tinggi Rendah / normal
Fosfat serum Rendah / normal Tinggi
Tata Laksana • Definitif : reseksi jika simptomatik • Tatalaksana penyakit primer
• Kalsium 1 – 1,2 g/hari pascareseksi • Pemberian kalsium dan vit.D atau analog vit.D
• Jika keadaan ringan: hidrasi yang cukup, bifosfonat, • Pengikat fosfat
terapi pengganti hormon estrogen dan kalsimimetik • Kalsimimetik
FKUI (Setiati S, et al.) Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014
Hiperparatiroid
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Insufisiensi Adrenal
Insufisiensi adrenal primer = Addison’s disease
• Definisi: kerusakan langsung korteks adrenal.
• Hampir seluruhnya disebabkan oleh proses autoimun.
Penyakit ini terjadi jika >90% jaringan adrenal rusak.
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Insufisiensi Adrenal
Tatalaksana:
Terapi pengganti
dengan
kortikosteroid:
Hidrokortison
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Krisis Adrenal
Definisi: kondisi
Disebut juga sebagai
mengancam nyawa
Acute Adrenal
akibat jumlah kortisol
Insufficiency
yang sangat sedikit
Tata Laksana:
• Infus NaCl 0.9% dengan kecepatan of 1 L/jam +monitor EKG
• Penggantian glukokortikoid: Bolus 100 mg hydrocortisone + maintenance 100–200 mg
hydrocortisone dalam 24 jam
• Penggantian mineralocorticoid: dilakukan setelah dosis hydrocortisone <50 mg
Dineen R, et al. Adrenal crisis: prevention and management in adult patients. Ther Adv Endocrinol Metab. 2019: 10 (1–12)
Cushing Syndrome
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Cushing Syndrome
TATALAKSANA
Cushing eksogen
• Tappering off steroid eksogen.
Cushing endogen
• Jika operable à operasi dengan
teknik transsphenoidal.
• Apabila inoperable à obat-obatan
supresi sintesis kortisol
• metyrapone 3 x 500 mg
• ketoconazole 3 x 200 mg
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
Nipple Discharge
Hiperprolaktinemia
Definisi: Gejala dan Tanda
Jameson, et al. Harrison’s prinicples of internal medicine. 20th ed. Philadelphia: McGraw Hill Education; 2018
SOAL NO 10
Seorang pria 26 tahun datang dengan keluhan peningkatan BB dalam 2 bulan
terakhir. Pasien diketahui 3 bulan ini rutin mengonsumsi jamu instan setiap hari yang
dibeli di warung dekat rumahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90, HR
88, RR 20, suhu 36,8. Wajah pasien tampak bulat, pipi kemerahan, terdapat buffalo
hump. Lingkar perut pasien 105 cm. Terdapat striae kemerahan pada perut bagian
bawah hingga paha. Pemeriksaan lab GDS 210. Dilakukan tes supresi deksametason
1 mg, didapatkan kadar ACTH tersupresi. Diagnosis pasien adalah….
a. Cushing syndrome
b. Adenoma hipofisis
c. Penyakit Addison
d. McCune Albright syndrome
e. Cushing disease
SOAL NO. 10
Seorang pria 26 tahun datang dengan keluhan peningkatan BB dalam 2 bulan
terakhir. Pasien diketahui 3 bulan ini rutin mengonsumsi jamu instan setiap hari yang
dibeli di warung dekat rumahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90, HR
88, RR 20, suhu 36,8. Wajah pasien tampak bulat, pipi kemerahan, terdapat buffalo
hump. Lingkar perut pasien 105 cm. Terdapat striae kemerahan pada perut bagian
bawah hingga paha. Pemeriksaan lab GDS 210. Dilakukan tes supresi deksametason
1 mg, didapatkan kadar ACTH tersupresi. Diagnosis pasien adalah….
a. Cushing syndrome
b. Adenoma hipofisis
c. Penyakit Addison
d. McCune Albright syndrome
e. Cushing disease
SOAL NO 11
Seorang wanita 27 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar. Pasien juga
merasa sering berkeringat dan tidak tahan panas. Tangan pasien juga dirasa gemetar
saat istirahat dan pasien BAB cair 4-5 kali sehari. Pasien merasa BB nya turun
walaupun nafsu makannya meningkat. Pada pemeriksaan fisik TD 140/90, HR 115,
RR 20, suhu 37,9. Mata terdapat eksoftalmus. Pada leher terdapat massa difus, batas
tidak tegas yang ikut bergerak saat menelan. Pemeriksaan lab TSH turun. Mekanisme
yang mendasari kondisi pasien adalah….