Tutur Bhuwana Mahbah
Tutur Bhuwana Mahbah
Oleh:
Mery Ambarnuari, S.Ag., M.Ag
Abstrak
Perkembangan dan penyebaran ajaran agama Hindu menjadikan pustaka suci Veda memiliki bagian-
bagian teks yang sangat banyak, salah satunya merupakan teks-teks yang bersifat kedaerahan yang
ditulis dengan mengutip ajaran-ajaran dalam pustaka suci Veda. Teks lontar Bhuwana Mahbah
merupakan salah satunya. Teks yang membahas tentang penciptaan dan pemeliharaan alam semesta
ini mengandung ajaran yang bersesuaian dengan Dvaita Vedanta yang dualis, yang dimana antara
Tuhan yang menciptakan alam semesta berbeda dengan ciptaanya namun ciptaannya masih dalam
kendali Tuhan sebagai realitas tertinggi.
Abstract
The development and dissemination of Hindu teachings makes the Vedas Holy Library A lot of
text passages, one of which is the regional texts written by citing the teachings in the Vedic Sacred
Library. The text of Bhuwana Mahbah Lontar is one of them. The text discussing the creation and
preservation of the universe contains teachings that correspond to the dualist Dvaita Vedanta,
which, among others, created the universe different from its creations but the creation is still in
control God as the ultimate reality.
keberadaan alam semesta. Beliau menciptakan ini dilahirkan, dan kemudian kedalam kandungan
ciptannya namun beliau tidak menjelma menjadi Tuhan (hiranya garbha) pula alam semesta ini
ciptaannya, karena penciptaan terjadi dari yoga akan dikembalikan. Pendapat ini senada dengan
Sanghyang Śunya sehingga Sanghyang Śunya apa yang termuat didalam Teks Bhuwana Mahbah
berada di luar ciptaannya. Hal inilah yang yang menunjukkan bahwa Tuhan merupakan asal
mula dan sumber dari segala yang ada di dunia ini.
menunjukkan bahwa konsepsi Ketuhanan dalam
teks Bhuwana Mahbah adalah Monotheisme Sloka 2a dan 2b dalam Teks Bhuwana
Transenden. Sanghyang Śunya sebagai causa Mahbah menunjukkan bahwa pada mulanya tidak
prima telah mengadakan dirinya sendiri. ada apa-apa, kemudian dari ketidakadaan tersebut
Monotheisme transenden merupakan keyakinan Tuhan mengadakan diri-Nya yang menjadi awal
yang memandang Tuhan Yang Maha Esa berada dan cikal bakal segala yang akan ada yang dalam
jauh diluar ciptaa-Nya. Tuhan Yang Maha Esa teks ini disebut sebagai Sanghyang Śunya. Pada
maha luhur, tidak terjangkau oleh akal pikiran proses selanjutnya, Beliau melakukan Yoga. Hasil
manusia. Hal ini juga sejalan dengan Dvaita dari Yoga Beliau yang tak berwujud (Sunya/
Vedanta. Dvaita menyatakan bahwa ada dua Nirguna) menciptakan manifestasi-Nya (Saguna)
kategori dari kenyataan mutlak, yakni Brahman yang memiliki tugas dan fungsi untuk melanjutkan
sebagai Tuhan personal yang merupakan kenyataan proses penciptaan alam semesta beserta isinya.
mutlak, dan jiwa serta individu dan obyek materi Penjabaran dari proses penciptaan dalam Teks
merupakan kenyataan yang relative yang berbeda Bhuwana Mahbah dapat diklasifikasikan secara
satu dengan yang lainnya namun tetap bergantung sederhana yang dimulai dengan 1). penciptaan
Tuhan yang mengadakan dirinya sendiri (Sang yoga-Nya Sanghyang Śunya yang melahirkan
Hyang Sunya) beliau beryoga maka pertama- Bhagawan Siwa Kresna dan lahir pula Sanghyang
tama diciptakanlah para dewa, para dewa ini Sagara. Proses selanjutnya adalah bertujuan untuk
nantinya akan melanjutkan proses penciptaan dan menjaga apa yang telah diciptakan sebelumnya,
pemeliharaan. Setiap yoga dari Sanghyang Śunya oleh karena itu Sanghyang Śiwa Reka beryoga,
selalu menciptakan wujud manifestasi Tuhan lahirlah tanah (bumi) sebagai dasar ruang. Yoga
(Saguna Brahman), yang memiliki wujud, tugas, dari Sanghyang Śūnya selanjutnya melahirkan
fungsi, dan kekuatan yang tergambar dari gelar Bhagawan Bhadawang Nala dan Sang Hyang
atau nama yang disandangnya. Proses selajutnya Ananta boga sebagai dasar bumi. Kemudian
adalah wujud manifestasi Tuhan Yang Maha Esa Sanghyang Śūnya beryoga melahirkan penjaga
tersebut melanjutkan proses penciptaan hingga langit, penjaga matahari, dan penjaga bulan.
akhirnya diciptakanlah Panca Maha Bhuta yakni Penjaga langit ialah Sang Hyang Bapa Babu.
pertiwi, akasa, apah, teja, bayu, langit, matahari, Babu bernama I Srah, berdiam di samping lubang
bulan, bintang, api, air , laut, dan bumi yang langit bagian tengah dan Babu bernama I Tanjek
terjadi secara vertikal. Hal ini ditunjukkan oleh
berdiam disamping lubang langit bagian kiri. I
sloka 3a sampai 4a dalam teks Bhuwana Mahbah.
Kirih Pugeh menjaga matahari, dan I Pita Tukup
Sanghyang Śunya beryoga melahirkan Sanghyang
Jiwa menjaga Bulan. Sehingga benda-benda
Mareka Jati/Guru Tunggal/Guru Reka. Sanghyang
angkasa yang diciptakan sebelumnya dilengkapi
Guru Reka beryoga, lahirlah Sanghyang Tunggal
dengan penjaganya masing-masing untuk lebih
atau disebut Sanghyang Siwa Reka. Sanghyang
memaksimalkan tugas dan fungsinya. Asumsi
Śiwa Reka beryoga, lahirlah Sanghyang Prama
terhadap adanya dewa penjaga untuk menjaga
Wiśeṣa. Sanghyang Prama Wiśeṣa beryoga,
ciptaan yang telah tercipta ini menunjukkan
lahirlah Sanghyang Taya, demikian seterusnya
bahwa Tuhan menciptakan wujud keilahian diri-
sampai pada penciptaan unsur Panca Maha Bhuta
yang didalam teks ini unsur Panca Maha Bhuta Nya untuk menjaga keberlanjutan ciptaan-Nya.
tersebut juga diklasifikasikan sebagai dewa. Hal Tahapan berikutnya adalah menciptaan isi
ini dibuktikan dengan adanya kata “Sanghyang” dunia, yang bersumber dari yoga-Nya Sanghyang
yang mengawali penyebutan dari unsur Panca Guru Reka yang melahirkan semua ini, diantaranya
Maha Bhuta tersebut. ; para bidadara dan bidadari; para komara-komari,
suara sesungguhnya adalah suaranya. jadma ini diajarkan keterampilan yang nantinya
umnya, maka dibuatlah sistem ritual yang terkait adanya perbedaan antara Tuhan sebagai Realitas
dengan tempat suci, hari suci, dan upacara yang tertinggi dengan mahluk-mahluk ciptaanya.
lengkap dengan sesajan apa yang harus dihatur- Ini menandakan bahwa penekanan ajaran lima
kan. Selain itu juga ditekankan pula ajaran Pitra perbedaan dari Dvaita Vedanta sesuai dengan
Puja, yaitu dengan tidak melupakan pemujaan konsep Kosmologi maupun teisme dalam teks
terhadap leluhur juga termuat dalam Kekawin lontar Bhuwana Mahbah yakni antara Tuhan,
Rāmāyana I: Roh Pribadi, materi, antara roh pribadi dan
materi, antara satu roh dengan roh lainnya dan
Gunamānta Sang Daśaratha, antara materi yang satu dengan materi lainnya itu
Wruh sira ring wéda bhakti ring déwa, berbeda.
tar malupéng pitrěpūja,
māsih ta siréng swagotra kabéh.
III. Simpulan
(prathamas sarggah. 3)
Ajaran Dvaita Vedanta dalam teks Bhu-
wana Mahbah ditunjukkan dalam proses pencip-
Terjemahan:
taan dan pemeliharaan alam semesta, yang dima-
Gunawanlah Sang Dasarata. Pandai bagin-
na proses penciptaan dan pemeliharaan tersebut
da dalam Weda, bakti kepada para dewa.
memposisikan Tuhan berbeda dengan segala se-
Tidak lupa akan pemujaan leluhur. Bag-
suatu yang beliau ciptakan. Tuhan berdiri sendiri,
indapun mengasihi dan menyayangi kelu-
arganya semua. sedangkan yang lainnya bergantung kepada Tuhan