Anda di halaman 1dari 1

Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

A. Tipe keluarga tradisional


 Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas suami, istri
dan juga anak.
 Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri tetapi tidak memiliki
anak.
 Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak yang terjadi
akibat peceraian atau kematian.
 Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri dari satu orang
dewasa yang tidak menikah.
 Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
anggota keluarga lainnya.
 Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri di rumah karena anak-
anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
B. Tipe keluarga non tradisional
 Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak
tapa adanya suatu ikatan pernikahan.
 Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa adanya
suatu ikatan perkawinan
 Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis kelamin
dan tinggal dalam satu rumah layaknya suami-istri.
 Nonmarital hetesexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama tanpa
adanyanya pernikahan dan sering berganti pasangan.
 Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan darah dalam
waktu sementara. (Widagdo, 2016).

Fungsi keluarga yaitu menetapkan fokus yang dapat diterapkan di dalam suatu
keluarga untuk mencapai tujuan dari keluarga tersebut (Potter & Perry, 2010).
Keluarga dan khususnya orang tua memiliki peran utama dalam kehidupan sosial
pada masa tumbuh kembang anak. Keluarga dapat dikatakan menjadi pedoman dalam
hidup seorang anak atau remaja, dan apabila seorang anak atau remaja kehilangan
pedoman dalam hidupnya, maka mereka akan mengalami kesulitan dalam melawati
masa kritis seperti permasalahan konflik internal dalam dirinya, pikiran stres,perasaan
buruk, dan frustasi dalam hidup mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kusumaningrum, Trilonggani, dan Nurhalinah (2011), keluarga yang menjalankan
fungsi afektif dengan kuat akan mampu menciptakan hubungan yang baik dan saling
menghormati antara hak, kebutuhan dan tanggung jawab satu sama lain. Apabila
fungsi afektif dalam keluarga tidak terpenuhi, maka akan berpotensi munculnya
berbagai permasalahan di lingkup keluarga diantaranya seperti perceraian, kenakalan
remaja ,berdebatan dan berbagai masalah lainnya yang memiliki keterkaitan dengan
lingkup keluarga dan anggota keluarga (Efendi & Makhfudli, 2009).

Anda mungkin juga menyukai