Makalah Asuhan Keperawatan Vaginitis
Makalah Asuhan Keperawatan Vaginitis
DI SUSUN OLEH :
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkanrahmat dan hidayahNya
VAGINITIS”.Dalam meyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
PENULIS
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR................................................................................................. II
BAB. I PENDAHULUAN....................................................................................... IV
A. Latar Belakang....................................................................................... IV
B. Rumusan Masalah.................................................................................. V
C. Tujuan .................................................................................................. V
BAB. II PEMBAHASAN......................................................................................... VI
A. Pengertian VAGINITIS............................................................................ VI
B. Etiologi.................................................................................................. VI
C. Patofisiologi........................................................................................... VII
E. PATHWAY.............................................................................................. VIII
F. Klarifikasi............................................................................................... IX
G. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................... X
H. Penatalaksanaan.................................................................................... XI
A. PENGKAJIAN.......................................................................................... XII
C. Intervensi.............................................................................................. XVIII
D Implementasi......................................................................................... XXIII
E Evaluasi................................................................................................. XXIII
A. KESIMPULAN......................................................................................... XIV
B. SARAN.................................................................................................. XIV
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Vaginitis adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan
primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan oleh vaginosis
bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis vulvovaginal. Vaginitis terjadi ketika flora vagina telah
terganggu oleh adanya mikroorganisma patogen atau perubahan lingkunang vagina yang
vaginitis meliputi penilaian risiko dan pemeriksaan fisik, dengan fokus perhatian pemeriksaan pada
adanya dan karakteristik dari discharge vagina. Pemeriksaan laboratorium diantaranya: metode
sediaan basah garam fisiologis ( Wet Mount) dan KOH, pemeriksaan PH discharge vagina dan
"whiff" test. Pengobatan untuk vaginosis bacterial dan trikomoniosis adalah metronidazol,
sementara untuk kandidias vaginal, pilihan pertama adalah obat anti jamur topical.
Kebanyakan wanita pemberitahuan dari waktu ke waktu bahwa mereka memiliki cairan dari
vagina. Ini adalah proses normal yang menjaga daerah mukosa vagina lembab.Tetapi tidak hanya
itu daerah vagina yang lembab bisa berubah menjadi sarang berkumpulnya bakteri-bakteri,jamur
serta virus yang bisa dengan mudah hidup di daerah tersebut dan bisa menimbulkan
penyakit,seperti yang terdapat di daerah vagina yang biasa di sebut sebagai vaginitis.
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi secara
langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan
kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.Vaginitis di
sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya genetalia,gejala pada vaginitis biasanya di
sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal,di katakan abnormal karena keputihan
tersebut sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar vagina,vaginitis bisa juga di
sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya keseterilan dari alat atau dari henskun si
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan
masalah yaitu :
C.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang konsep asuhan keperawatan klien dengan vaginitis dan dapat
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri,
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vaginitis dapat terjadi secara
langsung pada luka vagina atau melalui luka perineum, permukaan mokusa membengkak dan
kemerahan, terjadi ulkus dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus.
( Bobak, 2004)
Vaginitis di sebabkan oleh jamur dan bakteri akibat tidak bersihnya genetalia,gejala pada vaginitis
biasanya di sertai keluar cairan vagina atau keputihan yang abnormal,dikatakan abnormal karena
keputihan tersebut sangat berlebihan berbau dan terjadi iritasi di sekitar vagina,vaginitis bisa juga
di sebabkan bawaan pada saat bersalin karena kurangnya keseterilan dari alat atau dari henskun si
B.ETIOLOGI
1. Infeksi
b. b.Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita hamil
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas vagina,
pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap keringat.
4. Perubahan hormona
5. Vagina yang terlalu sering dalam keadaan lembab dan jarang mengganti celana dalam
C.PATOFISIOLOGI
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein, streptokokkus,
stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam simbiosis diantara mereka. Jika
simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman seperti streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan
lain-lain dapat berkembang biak, timbullah vaginitis non spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan
seksual, stress dan hormone dapat merubah lingkungan vagina dan dapat memungkinkan
organism pathogen tumbuh. Pada vaginosis bacterial dipercayai bahwa beberapa kejadian yang
provokatif menurunkan jumlah hydrogen peroksida yang diproduksi C. acidophilus organism. Hasil
Organism tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti amine, yang akan
meningkatkan pH vagina dan menyebabkan ekspoliasi sel epitel vagina. Amine inilah yang
menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi vaginosis bacterial dengan fisiologi yang
sama, perubahan lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan
dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral memperkuat penempelan C.albikans ke sel epitel
vagina dan memfasilitasi pertumbuhan jamur. Perubahan ini dapat mentransformasi kondisi
kolonissi organism yang asimptomatik menjadi infeksi yang simptomatik. Pada pasien dengan
vagina dan tingkat glikogen dapat memperkuat pertumbuhan dan virulensi trikomonas vaginalis.
D.MANIFESTASI KLINIK
4. Disuria
6. Iritasi vagina
9. Nyeri abdomen
E.PATHWAY
F.KLASIFIKASI
Penyebab :
b. Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang tinggi, dan
a. Pruritus vulvae.
e. Eritematosa.
c. Pruritus vulva.
d. Edema vulva.
Penyebab :
b. Hubungan seksual.
4. Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi estrogen. Penyebab
a. Pendarahan pervaginam.
b. Disuria eksterna.
c. Pruritus.
d. Dispareunia.
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis vaginitis ditegakkan bila 3 kriteria terpenuhi dari 5 kriteria dibawah ini :
Uji Amin (KOH whiff test) : Pemberian setetes KOH 10% pada sekret vagina diatas gelas
objek akan menghasilkan bau amis yang karakteristik ( fishy / musty odor ), bau amis
muncul sebagai akibat pelepasan amin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob
4. Terdapat “clue cell” ( sel epitel vagina yang diliputi oleh coccobacillusyang padat) > 20%
Cara pemeriksaannya :
Pemeriksaan preparat basah;dilakukan dengan meneteskan satu atau dua tetes cairan
NaCl 0,9% pada sekret vagina diatas objek glass kemudian ditutupi dengan coverslip.
untuk melihat clue cells, yang merupakan sel epitel vagina yang diselubungi dengan
sensitifitas 60% dan spesifitas 98% untuk mendeteksi bakterial vaginosis. Clue cells
Skoring jumlah bakteri yang normal pada vagina atau vaginosis bakterial dengan
Lactobacilli Gardnerella/
Bacteroides
(4+) : 0 (1+) : 1 (1+)-(2+) : 1
(3+) : 1 (2+) : 2 (3+)-(4+) : 2
(2+) : 2 (3+) : 3
(1+) : 3 (4+) : 3
(0) : 4
Skor 0-3 dinyatakan normal; 4-6 dinyatakan sebagai intermediate; 7-10 dinyatakan sebagai
vaginosis bakterial.
c.derajat 3: abnormal, tidak ditemukan Lactobacillus atau hanya ditemukan beberapa kuman
6.Uji H2O2 :
Pemberian setetes H2O2 (hidrogen peroksida) pada sekret vagina diatas gelas objek akan
segera membentuk gelembung busa ( foaming bubbles) karena adanya sel darah putih yang
karakteristik untuk trikomoniasis atau pada vaginitis deskuamatif, sedangkan pada vaginosis
H.PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan dapat
a) Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda
setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan
gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
a) Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari
berada di vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche
b) Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan
c) Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda
merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur
di lingkungan lembab.
2. Pengobatan
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara
khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik,
mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air.
Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel
satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.Selain antibiotik, untuk
infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga
mengurangi pertumbuhan.bakteri.
Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan
Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen.
Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan
langsung ke vulva dan vagina. Pengobatan Umum Untuk Vaginitis & Vulvitis
atau supositoria
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva
atau berendam dalam air dingin. Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh
infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim
atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi
BAB III
A.PENGKAJIAN
Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan data yang
diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga pasien (apa yang dikatakan
pasien atau keluarga pasien), sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari
pemeriksaan.
1. Identitas :
a. Nama : sebagai identitas, upayakan agar petugas kesehatan memanggil dengan
nama panggilan agar hubungan komunikasi menjadi lebih baik. Wanita lebih rentan
terkena vaginitis dari pada laki-laki karena pada laki-laki itu tidak memilki siklus
3) Reproduksi : 20 – 35 tahun
d. Agama : sebagai dasar untuk memberikan dukungan mental dan spiritual terhadap
e. Suku : data ini berhubungan dengan sosial budaya yang dianut oleh klien dan
g. Alamat : data ini untuk mengetahui tempat tinggal klien sehingga memudahkan
pengkaji bila sewaktu-waktu memerlukan keterangan lebih lanjut tentang klien serta
2. Keluhan Utama
Merupakan jawaban terhadap pertanyaan, “ masalah atau gejala apa yang membuat
anda datang kesini saat ini?”. Jika klien menyebut dari satu alasan, maka fokus pada
3. Riwayat Kesehatan
Keluhan – keluhan yang mungkin dirasakan pada ibu dengan vaginitis diantaranya:
1) Terdapat leukorea yang encer sampai kental, bewarna kekuningkuningan dan
agak berbau, keputihan yang meyebabkan rasa gatal yang membakar pada vulva
dan vagina, kadang-kadang sering sakit saat BAK. (Terjadi pada usia reproduksi
2) Terdapat leukorea berwarna keputih-putihan dan vulva sangat gatal, pada dinding
vulva dan vagina juga terdapat membranmembran kecil berwarna putih (Terjadi
4) Terdapat leukorea dan rasa gatal hingga pedih, disuria dan sering kencing (Terjadi
Penyakit infeksi (campak, gondongan, batuk rejan, cacar air, demam rematik, difteria,
transfusi darah, riwayat imunisasi (BCG, polio, DPT, hepatitis, campak, MMR, Varicela,
terakhir (tes pap, mamogram, uji samar darah tinja, sigmoidoskopi atau kolonoskopi,
hematokrit, hemoglobin, titer rubela, urinalisis, tes kolesterol, EKG, penglihatan terakhir,
gigi dan pemeriksaan pendengaran), pengobatan saat ini (nama obat, dosis, frekuensi,
penggunaan obat yang dijual bebas, vitamin, suplemen/mineral herbal yang digunakan
5. Riwayat perkawinan
6. Riwayat kebidanan
darah (warna,bau,cair/gumpalan).
7. Riwayat obstetrik
8. Riwayat keluarga
Informasi mengenai usia, kesehatan dan kematian anggota keluarga yang digambarkan
stroke, atau masalah pernafasan, ginjal, tyroid, kanker dan gangguan perdarahan,
diinginkan?
c. Apakah klien mengalami kekerasan pada usia anak-anak? Jika iya sudahkah klien
a. Perubahan pemenuhan aktifitas sehari-hari (nutrisi; diet, kafein, nikotin, alkohol, obat-
obatan terlarang atau retreasional; eliminasi, personal hygine, istirahat tidur, bekerja,
pria, wanita atau keduanya? Apakah perilaku seks yang mengurangi resiko?
b. Pola persepsi manajemen keperawatan kesehatan, pola koping dan stress, pola nilai
dan keyakinan yang dianut, pola konsep diri dan persepsi diri, pola komunikasi.
11. Lingkungan
Kondisi rumah,sekolah,tempat bekerja, tempat bermain,pajanan terhadap panas atau
dingin yang ekstrim, racun industri (asbes, timbal, pestisida), radiasi tinja kucing atau
asap rokok.
Pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada daerah genitalia dan sekitarnya, yang
dilakukan di ruang periksa dengan lampu yang cukup terang . Lampu sorot tambahan
sebaiknya pemeriksa didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain. Pada pemeriksaan
sedangkan pada pemeriksaan pasien laki-laki, dapat didampingi oleh tenaga paramedis
laki-laki atau perempuan. Beri penjelasan lebih dulu kepada pasien mengenai tindakan
a. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik genitalia dan sekitarnya, pemeriksa harus
selalu menggunakan sarung tangan. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan
sesudah memeriksa.
posisi litotomi.
c) Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah genitalia, perineum, anus dan
sekitarnya.
bahan pemeriksaan
2) Pemeriksaan spekulum
Pasien perempuan dengan status sudah menikah, dilakukan pemeriksaan dengan
a) Beri penjelasan lebih dulu mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan agar
b) Bersihkan terlebih dahulu dengan kain kasa yang telah dibasahi larutan
NaCl.
sengkelit steril.
Buka spekulum dan dengan bantuan lampu sorot vagina cari serviks. Kunci
specimen
ambil spesimen duh tubuh serviks dengan sengkelit/ swab Dacron steril
untuk pembuatan sediaan hapus, dengan swab Dacron yang lain dibuat
sediaan biakan.
3. Dari dinding vagina: dengan kapas lidi/ sengkelit steril untuk sediaan
hapus.
tanpa speculum
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien dengan Vaginitis adalah sebagai
berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi kerusakan jaringan, suplay vaskularisasi
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual. Muntah, intake tidak adekuat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik ( menggaruk) lesi pada
mukosa vagina.
trauma).
C. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi kerusakan jaringan, suplay vaskularisasi
individu.
Rencana tindakan :
a. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan
dilakukan. Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena mengganggu fisik dan
psikologi.
kebutuhannya
dokter. Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat. Rasional : Rencana
terorganisasi dan meningkatkan kesempatan dalam mengontrol rasa sakit. Klien harus
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, intake yang tidak adekuat.
Tujuan dan kriteria hasil:Setelah dilakukan tindakan perawatan selama diharapkan kebutuhan
Kriteria Hasil :
a. TTV normal
Rencana tindakan :
a. Catat intake dan output secara akurat. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan
tanda vital.
b. Kaji Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa Rasional :
d. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang
BUN, Na, K)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik ( menggaruk) lesi pada
mukosa vagina.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit dapat
teratasi.
Kriteria Hasil :
intevensi selanjutnya.
c. Monitor tanda-tanda infeksi seperti bau, eritema, dan demam Rasional : mengetahui
vaginitis.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
Kriteria Hasil :
b. Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi sering Rasional : Dilatasi
Rasional : Mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan
muntah.
Menghilangkan mual.
Kriteria hasil :
Rencana tindakan:
kulit).
Rasional Tanda – tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum
pasien
c. Anjurkan pasien untuk minum banyak 1,5 – 2 liter dalam 24 jam. Rasional :
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh ( proses penyakit, trauma).
Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan disfungsi seksual dapat teratasi.
Kriteria hasil
Rencana tindakan
tentang seksualitasnya.
d. Beri rujukan atau konsultasikan dengan tim kesehatan lain dan terapi seksual.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun.Tujuan Setelah dilakukan
Rasional : Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi
Rasional : Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh pasien.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry,
1997).
E. Evaluasi Keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian adalah tahap yang menentukan
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Vaginitas adalah peradangan yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri
yang hidup disana. Tanda atau gejala paling umum adalah munculnya cairan yang berwarna putih
keruh keabuan dan berbusa serta menimbulkan bau kurang sedap. Vagina dikatakan tidak normal
apabila jumlah cairan yang keluar sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan
nyeri. Cairan yang keluar secara tidak normal memiliki tekstur lebih kental dibandingkan cairan
yang normal dan cairan vagina atau keputihan yang tidak normal cenderung berwarna kuning
Sebenarnya di dalam vagina terdapat 95 % bakteri baik dan 5 % bakteri jahat atau bakteri
pathogen. Agar ekosisterm di dalam vagina tetap seimbang, dibutuhkan tingkat keasaman ( pH
balance ) pada kisaran 3,8 – 4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, laktobasilus akan subur dan
B.SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, maka dari itu bagi pembaca
yang mempunyai kritik dan saran yang bersifat membangun kesempurnaan makalah ini sangat