Proposal Skripsi
Oleh:
Anisa Putri
18150009
Anisa Putri
NPM. 18150009
ii
DAFTAR ISI
iii
4. Instrumen Penelitian .........................................................................35
5. Teknik Analisa Data .........................................................................43
iv
BAB I
PENDAHULUAN
XI IPS 1 17 12 29
JUMLAH 17 12 29
Sumber : Data nilai IPS 4 SMA Negeri 6 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun 2021
3
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1. Masih terbatasnya bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik.
2. Penggunaan LKPD yang kurang menarik perhatian siswa terhadap
pembelajaran ekonomi.
C. Pembatasan Masalah
Penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Pengembangan LKPD hanya dilakukan pada siswa kelas XI IPS.
2. Pengembangan LKPD hanya berfokus pada pelajaran Ekonomi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
4
E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
menyimpulkan tujuan pengembangan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengembangan LKPD berbasis active learning tipe
Team Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui ada peningkatan atau tidak setelah dilakukan
pengembangan LKPD berbasis active learning tipe Team Quiz terhadap
hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 6 Bandar Lampung.
F. Manfaat Pengembangan
Manfaat pengembangan berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bahan ajar kepada
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang ada
pada pelajaran Ekonomi;
2) Meningkatkan antusias belajar peserta didik karena suasana belajar
yang menyenangkan;
5
3) Peserta didik dapat fokus belajar dan lebih kreatif karena memakai
lembar kerja yang menarik.
b. Bagi Guru
1) Membantu pendidik dalam menjelaskan materi pelajaran dan
menambah kreatifitas pendidik untuk dapat mencapai kompetensi
yang peserta didik inginkan;
2) Menambah wawasan pendidik tentang alternatif yang bermanfaat
dalam proses belajar mengajar.
3) Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan dan memasukan
pihak sekolah bahwa dengan adanya pengembangan LKPD pada
mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran
secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala
sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan
memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik. Iskandar
Wiryokusumo dalam Afrilianasari (2014:117), mengemukakan pada
hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun
non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur,
dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,
utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan
serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk
menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya
martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi
mandiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Gagne dan Brings dalam
Warsita, (2003:266) Pengembangan adalah suatu sistem pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal atau segala
upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pengembangan juga diartikan sebagi kegiatan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bertujuan untuk memanfaatkan kaidah dan teori ilmu
pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan
fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
ada atau menghasilkan teknologi baru. Hal itu juga diperkuat oleh
pernyataan P. Siagiaan (2012:254), yang menyatakan bahwa
7
d. Bentuk LKPD
LKPD yang akan dikembangkan memiliki beberapa macam
bentuk yang dapat digunakan sebagai acuan sifat LKPD yang akan
dikembangkan.
Menurut Andi Prastowo (2012, 208-211) LKPD
dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu (1) LKPD yang
membantu peserta didik menemukan suatu konsep, (2) LKPD yang
membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan, (3) LKPD sebagai penuntun belajar, (4)
LKPD sebagai penguatan, dan (5) LKPD sebagai petunjuk praktikum.
LKPD yang dikembangkan peneliti merupakan perpaduan dari
LKPD sebagai petunjuk praktikum saat peserta didik melakukan
percobaan, LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu
konsep serta LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
e. Syarat LKPD
Keberadaan LKPD memberikan pengaruh yang cukup besar
dalam proses pembelajaran sehingga penyusunan LKPD harus
memenuhi berbagai persyaratan.
Das Salirawati (2004: 8-9) menyebutkan tiga syarat suatu
LKPD dikatakan layak, yaitu syarat didaktis, syarat konstruksi, dan
syarat teknis. Syarat didaktis berkaitan dengan terpenuhinya asas-asas
pembelajaran efektif dalam suatu LKPD. Syarat konstruksi berkaitan
dengan kebahasaan. Syarat teknis berkaitan dengan penulisan
berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan.
Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18)
menjelaskan bahwa dalam penyusunan LKPD harus memenuhi
berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan
syarat teknis.
11
1) Syarat Didaktik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk
sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi
persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas
belajar-mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya
perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang
dapat digunakan baik oleh peserta didik yang lamban, yang sedang
maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan
konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk
jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi
stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral,
dan estetika pada diri peserta didik, pengalaman belajarnya
ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi peserta didik
(intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh
materi bahan pelajaran.
2) Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran,
dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang
sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan
struktur kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, menghindari
pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber
yang di luar kemampuan keterbacaan peserta didik, menyediakan
ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik
untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD,
menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak
menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan
mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang
12
3. Active Learning
Pembelajaran aktif atau active learning merupakan suatu aktivitas
pembelajaran yang menuntut keterlibatan mental dan fisik bagi setiap
pembelajar (Silberman 2010: 1). Pembelajaran aktif merupakan suatu
pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk dapat berperan aktif
selama proses pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk melakukan
hal yang lebih banyak. Kegiatan belajar dalam strategi pembelajaran
aktif, diwujudkan dengan berbagai bentuk kegiatan seperti
mendengarkan, berdiskusi, menulis laporan, memecahkan masalah,
memberikan prakarsa/gagasan, menyusun rencana dan sebagainya. Untuk
dapat mempelajari sesuatu dengan baik,siswa perlu untuk mendengar,
melihat, mengajukan berbagai pertanyaan, membahas apa yang sedang
dipelajari dengan orang lain, serta yang paling penting ialah siswa harus
melakukan sebuah aktivitas. Jika dilihat dari segi guru, pembelajaran
aktif merupakan suatu proses pembelajaran di mana guru harus berupaya
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis penuh aktivitas,
sehingga peserta didik aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan (Syaiful Sagala, 2010: 59).
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif. Belajar aktif merupakan salah satu cara
untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam
otak. Ketika siswa belajar dengan aktif, maka siswa mendominasi
kegiatan pembelajaran (Zaini, 2008: xiv).
Melalui belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya secara mental saja akan tetapi juga
melibatkan fisik. Dengan cara tersebut, siswa akan merasakan suasana
yang menyenangkan sehingga hasil belajar pun dapat dimaksimalkan.
Apabila guru mampu menciptakan suasana belajar yang mampu
membuat siswa menjadi aktif maka seluruh kemampuan siswa dapat
dikembangkan dalam proses belajar. Proses belajar yang demikian dapat
15
4. Team Quiz
Pengertian Team Quiz yaitu suatu metode yang bermaksud untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam tipe ini siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing
anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas
keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal.
Yang diwali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa
dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-
sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling
memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran
tersebut.Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan
akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah
kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar
dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi
dalam pertandingan
Sedangkan menurut Hisyam Zaini, meetode Team Quiz
merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang
membangkitkan semangat dan pola pikir kritis. Secara definisi metode
Team Quiz yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari
kelompok satu kekelompok yang lain. Sejalan dengan teori tersebut
Nurhayati Berpendapat bahwa dalam tipe team quiz ini siswa dibagi
menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk
menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan
waktunya untuk memeriksa catatan”.
Berdasarkan buku Active Learning (Melvin L. Silberman:1996),
yang dinamakan belajar aktif itu ialah belajar yang harus dapat
melibatkan dan memperhatikan lima faktor utama yaitu: pengolahan
kerja otak, gaya belajar, sosial proses belajar, kehawatiran tentang belajar
aktif dan perlengkapan belajar aktif (sarana prasarana). Selanjutnya
18
5. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perilakunya.Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan ,keterampilan dan sikap (Winkel
1999,53).
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Abdurahman dalam Jihad (2013: 14) Mendefinisikan hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar , belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
yang relatif menetap. Sedangkan, Sudjana (2003: 3) mendefinisikan
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu.Perubahan yang terjadi dalam proses belajar
19
A. Model Pengembangan
Model Pengembangan dapat diartikan sebagai upaya memperluas
untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi
yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik.
Model pengembangan yang akan peneliti gunakan adalah model ADDIE.
Model ini dikembangkan oleh Molenda dan Reiser (2003:108). Model ini
sering digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk
pengembangan instruksional. Molenda juga mengatakan bahwa model
ADDIE merupakan model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai
digunakan untuk penelitian pengembangan. Ketika digunakan dalam
pengembangan, proses ini dianggap berurutan tetapi juga interaktif
(Molenda, 2003:108), Sejalan dengan pendapat Molenda, Cheung (2016:4)
menyatakan bahwa ADDIE adalah model yang mudah untuk digunakan dan
dapat diterapkan dalam kurikulum yang mengajarkan pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap.
Menurut Wiyani (2013), Model ADDIE merupakan salah satu model
desain pembelajaran yang deskriptif sistematik. Model ini merupakan salah
satu model penelitan pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian
berfungsi untuk membantu menghasilkan suatu produk dan untuk menguji
keefektifan sebuah produk pembelajaran.Selain itu, menurut Mulyatiningsih
(2011:5) “model ADDIE adalah model yang dianggap lebih rasional dan
lebih lengkap dibandingkan dengan model lain”. Oleh sebab itu, model ini
dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk
seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan
bahan ajar. Hal tersebut sejalan dengan Hamdani (2011), bahwa Model
ADDIE memiliki langkah-langkah praktis pada setiap tahapan dan juga
melakukan evaluasi pada setiap tahapnya. Model ADDIE menghasilkan
27
Analyze
Develop
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ini secara tidak langsung akan memberi
petunjuk bagaimana langkah procedural yang dilalui mulai dari tahap awal
sampai produk yang sudah bisa digunakan.
1. Analisys (Tahap Analisis)
Sebelum melakukan pengembangan terhadap media pembelajaran atau
bahan ajar ini adalah dengan dilakukannya analisis kebutuhan guna untuk
melihat gambaran kondisi di lapangan yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar ekonomi di SMA Negeri 6 Bandar Lampung,
menganalisis kebutuhan ini dapat dilakukan dengan pemberian angket
kepada peserta didik.
2. Design (Tahap Perancangan)
Tahap ini yang dilakukan adalah merancang produk awal yang akan
dikembangkan dari mulai menentukan desain Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dan menentukan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang dapat digunakan setelah dikembangkan.
3. Development (Pengembangan Produk)
Tahap ini merupakan proses dimana segala sesuatu yang dibutuhkan atau
yang akan mendukung semua harus disiapkan.
4. Implementation (Tahap Penerapan)
Setelah LKPD dinyatakan valid, produk tersebut diujicobakan dalam
kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai LKPD yang dikembangkan dan dilakukan untuk
mengetahui bahan ajar berupa LKPD ekonomi ini mernarik melalui
angket respon peserta didik.
5. Evaluation (Tahap Evaluasi)
Tahap akhir dalam penelitian pengembangan ini adalah mengevaluasi
terhadap lembar kerja peserta didik. Evaluasi merupakan proses untuk
melihat apakah produk yang dibuat dapat digunakan atau tidak. Evaluasi
sangat berperan penting untuk perbaikan produk Lembar Kerja Peserta
Didik yang dikembangkan
29
1. Desain Produk
Berikut adalah sketsa susunan LKPD :
Visual Keterangan
1. Tampilan Cover depan Cover terdiri dari beberapa bagian:
1. Judul “Pendahuluan”
2. Kompetensi Inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator
5. Halaman
32
1. Judul
2. Isi
3. Gambar pendukung
4. Halaman
1. Judul
2.
2. Isi
3. Halaman
3.
1. Judul Materi
2. Tujuan Pembelajaran
3. Langkah Active Learning Tipe
Team Quiz
4. Materi
5. Halaman
33
1. Kegiatan Praktikum
2. Petunjuk praktikum
3. Halaman
4. Tabel hasil percobaan
2.
a. Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Teknik pengumpulan data observasi digunakan
untuk mengumpulkan data awal ketika penelitian, analisis kebutuhan
serta mengamati pada saat proses pembelajaran dan bagaimana proses
ketika produk sebelum dan sesudah digunakan.
b. Wawancara
Wawancara atau kuisioner adalah sebuah dialog yang dilakukan
pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data), dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.Wawancara yang
dilakukan untuk mengetahui data awal dalam penelitian dan informasi
yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan
LKPD pada tema kerukunan dalam bermasyarakat.
c. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket dapat berupa pertanyaan tertutup
ataupun terbuka.Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba
LKPD. Evaluasi LKPD dilakukan oleh validator ahli media dan
materi.Sedangkan uji coba LKPD pada mata pelajaran IPS diberikan
kepada guru dan peserta didik pada saat uji coba skala kecil dan uji
coba skala lapangan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, gambar
35
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan
masalah penelitian atau menggapai tujuan penelitian.Jenis instrumen
yang digunakan untuk mengukur kevalidan adalah lembar validasi
sedangkan jenis instrumen yang diperlukan untuk mengukur efektifitas
dan kepraktisan LKPD yang dikembangkan adalah angket dan tes hasil
belajar peserta didik yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Observasi disusun untuk digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan observasi langsung terhadap permasalahan di lapangan
yaitu kemampuan memahami materi pembelajaran tematik peserta
didik kelas XI IPS 1 dan ketersediaan bahan ajar yang digunakan di
dalam kelas. Lembar observasi berisi list atau daftar tentang
pembelajaran yang akan diteliti, pada saat observasi list atau daftar
tersebut diberikan penanda centang jika terlihat pada saat kegiatan di
lapangan dan apabila tidak terjadi atau tidak muncul saat kegiatan
diberikan penanda yang berbeda. Adanya pedoman observasi
diharapkan setelah melakukan observasi didapatkan data kondisi
objektif lapangan dan menemukan masalah yang akan diteliti.
Tabel 3.1 Instrumen Lembar Observasi
No Pertanyaan
Apakah terdapat fasilitas belajar seperti Media
1
Pembelajaran?
2 Bagaimana proses pembelajaran berlangsung dikelas
3 Apakah ada fasilitas seperti LCD, Layar Proyektor, dan
36
b. Lembar Wawancara
Wawancara merupakan daftar pertanyaan wawancara yang digunakan
untuk bahan wawancara mengenai analisis kebutuhan
penelitian.wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara
terstruktur yang berisi beberapa daftar pertanyaan yang akan ditujukan
kepada Guru Ekonomi kelas XI yang mengetahui proses belajar
pembelajaran di dalam kelas dan juga mengetahui karakteristik peserta
didik secara umum di kelas XI IPS 1.
Tabel 3.2 Instrumen Lembar Wawancara
No Pertanyaan
Model pembelajaran apa yang digunakan guru selama
1
melaksanakan pembelajaran ekonomi?
Metode apa yang sering digunakan dalam pembelajaran
2
ekonomi?
Media pembelajaran apa yang digunakan dalam proses
3
pembelajaran ekonomi?
4 Kendala apa yang dihadapi dalam proses belajar mengajar?
5 Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
37
c. Lembar Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyajikan beberapa
pernyataan tertulis kepada responden untuk segera dijawab,
pernyataan yang disajikan harus jelas, singkat, dan tidak terlalu
banyak. Lembar angket dalam penelitian pengembangan ini digunakan
untuk memperoleh data dan menguji validitas kelayakan bahan ajar
yang dapat dilihat dari hasil validasi oleh ahli materi pembelajaran
tematik, ahli bahan ajar LKPD, dan respon pengguna yaitu guru dan
peserta didik kelas XI SMA N 6 Bandar Lampung Berikut ini
instrumen pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.3 Instrumen Angket Validasi Ahli Bahan Ajar LKPD
No Aspek Penilaian Butir Penilaian
1 Teknik Penyajian Konsistensi sistematika penyajian dalam
pembelajaran.
Keseimbangan antara gambar dan tulisan.
Membangkitkan motivasi belajar.
2 Penyajian Keterjalinan komunikatif interaktif
dengan peserta didik.
Pembelajaran
Ketersesuaian dengan karakteristik materi
pembelajaran.
3 Tata letak Kesesuaian ukuran kertas dengan isi
penyajian materi.
Penampilan ukuran tata letak pada
sampul depan dan sampul belakang yang
sesuai serta satu kesatuan.
Komposisi dan ukuran tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dan lainnya)
sesuai dengan tata letak isi (sesuai pola
LKPD).
Warna sebagai unsur tata letak yang
sesuai dan memperjelas fungsi.
Ukuran huruf judul LKPD lebih dominan
dibandingkan dengan nama pengarang.
Warna judul LKPD kontras dengan latar
belakang.
Terdapat materi pembelajaran, penilaian
(evaluasi), latihan soal (tugas), langkah
kegiatan pada setiap kgiatan peserta
didik.
38
representasi sudah
tepat sehingga saya menjadi
tertarik untuk belajar
dan berlatih soal
9. LKPD multi representasi
memotivasi saya untuk
mempelajari materi lingkaran
10. LKPD multi representasi
merangsang saya untuk
berdiskusi bersama teman dan
bertanya dengan
guru
11. Isi LKPD merangsang minat
baca saya
12. LKPD memiliki tampilan
yang menarik untuk
dibaca
13. LKPD meningkatkan rasa
ingin tahu saya dalam
mempelajari materi lingkaran
(Sumber: Olahan Peneliti)
sesuai dengan
materi yang disajikan
6. Peserta didik termotivasi dalam
belajar
menggunakan LKPD
7. Pengembangan LKPD berbasis
multi
representasi tepat untuk
dilakukan
8. Petunjuk kegiatan-kegiatan
dalam LKPD
jelas sehingga mempermudah
peserta didik
dalam melakukan semua
kegiatan yang ada
dalam LKPD
9. LKPD mudah digunakan
10. Pemilihan jenis huruf, ukuran,
serta spasi
yang digunakan sesuai sehingga
mempermudah dalam proses
pembelajaran
11. LKPD menggunakan bahasa
yang sesuai
dengan tingkat kedewasaan
peserta didik
12. LKPD menggunakan bahasa
yang
komunikatif
13. Keberadaan gambar pada LKPD
dapat
menyampaikan isi materi
Perpaduan antara gambar dan
tulisan dalam
LKPD dapat menarik perhatian
Keberadaan gambar pada LKPD
dapat
menyampaikan isi materi
(Sumber: Olahan Peneliti)
d. Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan alat
berupa kamera handphone. Digunakan untuk mengumpulkan data atau
43
Dari tabel kategori penilaian skala likert di atas maka akan dihitung
persentase rata-rata tiap komponen dengan menggunakan rumus
menurut (Arikunto, 2013) sebagai berikut:
P=
Keterangan:
P = persentase skor (dibulatkan)
∑x = jumlah nilai jawaban responden dalam satu item
∑xi = jumlah skor ideal dalam satu item
45
Kriteria Kevalidan:
1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka
media tersebut kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka
media tersebut kualifikasinya baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-600%) maka
media tersebut kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka
media tersebut kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media
tersebut kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Sebuah media pembelajaran yang dikembangkan peneliti
akan dikatakan layak untuk digunakan jika konversi tingkat
pencapaiannya lebih dari 61%. Jika Produk LKPD pencapaiannya
lebih dari 61 %, maka media layak atau dapat digunakan untuk
siswa kelas XI IPS SMA N 6 Bandar Lampung.
46
P=
Keterangan:
P = persentase skor (dibulatkan)
∑x = jumlah nilai jawaban responden dalam satu item
∑xi = jumlah skor ideal dalam satu item
Tabel 3.11 Kriteria kevalidan data angket respons guru dan siswa
No Skor Kualitas Kriteria Kelayakan
1 81 - 100% Sangat Layak (SL)
2 61 - 80% Layak (L)
3 41 - 60% Cukup Layak (CL)
4 21 - 40% Kurang Layak (KL)
5 < 20% Sangat Kurang Layak (SKL)
Kriteria Kevalidan:
1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka
media tersebut kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka
media tersebut kualifikasinya baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-60%) maka
media tersebut kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka
media tersebut kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media
tersebut kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran. Media pembelajaran yang sedang dikembangkan
mendapat respons positif dari siswa apabila persentase yang
diperoleh kriteria A (81-100%) maka Produk LKPD
kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
48
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ekonomi Siswa Kelas XI, Karya Herlan Firmansy ah dan Diana
Nurdiansyah Tahun 2016.
LAMPIRAN
51
COVER DEPAN
52
COVER BELAKANG