Anda di halaman 1dari 56

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS ACTIVE LEARNING

TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR


EKONOMI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS
SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Proposal Skripsi

Oleh:

Anisa Putri
18150009

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) PGRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang


Maha Esa, karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal skripsi ini yang berjudul “Pengembangan LKPD Berbasis Active
Learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik Pada
Siswa Kelas XI Ips Sma N 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada prodi Pendidikan Ekonomi di STKIP PGRI Bandar
Lampung. Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis mengalami kesulitan
dan penulis menyadari dalam penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan proposal skripsi ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dyanti Maharunnisya, M.Pd. selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis selama proses penyelesaian proposal skripsi ini. Penulis sangat
berharap semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Februari 2022


Penulis

Anisa Putri
NPM. 18150009

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i


KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................3
C. Pembatasan Masalah .............................................................................3
D. Rumusan Masalah .................................................................................3
E. Tujuan Pengembangan ..........................................................................4
F. Manfaat Pengembangan ........................................................................4
G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..............................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................6


A. Kajian Teori ..........................................................................................6
1. Pengertian Pengembangan ...............................................................6
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ...............................................7
3. Active Learning ................................................................................14
4. Team Quiz ........................................................................................17
5. Hasil Belajar .....................................................................................18
B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................24

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................26


A. Model Pengembangan ...........................................................................26
B. Prosedur Pengembangan .......................................................................28
C. Desain Produk yang Dikembangkan .....................................................29
1. Desain Produk ..................................................................................31
2. Subjek Uji Produk ............................................................................33
3. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................33

iii
4. Instrumen Penelitian .........................................................................35
5. Teknik Analisa Data .........................................................................43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................48


LAMPIRAN .......................................................................................................50

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah mata rantai utama dalam proses peningkatan
sumber daya manusia. Peran seorang guru dalam pendidikan sangat penting
untuk membentuk siswa yang dapat belajar dengan efektif. Selain itu
pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga akan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar yang nantinya ditunjukkan dengan siswa
itu sendiri (Depdiknas : 2003).
Oleh karena itu, dengan adanya tujuan pendidikan nasional mampu
mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan cara
menjadikan manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah serta mengaplikasikan ilmu pengetahuannya di dalam
kehidupan.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara aktif didalamnya dan membuat peserta didik termotivasi
serta merasa tertarik untuk belajar mengenai sesuatu yang baru, sehingga
peserta didik mampu membangun pengetahuannya sendiri dan membuat
pembelajaran menjadi bermakna. Untuk membuat kegiatan pembelajaran
lebih bisa dipahami oleh peserta didik, maka diperlukan suatu media
pembelajaran yang membantunya dalam proses belajar. Media pembelajaran
tersebut hendaknya dibuat agar menarik dan membuat peserta didik terlibat
secara aktif dalam penggunaannya sehingga peserta didik mampu
membangun pengetahuannya sendiri. Namun, dalam pelaksanaannya di
lapangan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan membuat
peserta didik terlibat secara aktif dalam penggunaannya jarang dilakukan.
Permasalahan yang terdapat dalam pendidikan salah satunya adalah
masih terbatasnya bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik dalam membangun pengetahuan dan keaktifan
2

peserta didik, serta menunjang kemampuan pemecahan masalah.


Keterbatasan perangkat pembelajaran tersebut akan mempengaruhi kualitas
pembelajaran.Sehingga di perlukan suatu pengembangan lembar kerja
peserta didik (LKPD). Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah lembaran-
lembaran berisi materi, ringkasan, dan tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. LKPD juga merupakan sarana yang dapat mempermudah
terbentuknya interaksi antara guru dengan peserta didik. LKPD sangat
berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan LKPD sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik. Rata-rata nilai hasil
belajar peserta didik yang belajar dengan menggunakan LKPD lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik yang tidak
belajar menggunakan LKPD. Pembelajaran dengan LKPD memperoleh
respon yang baik dari peserta didik.
Bedasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru
Ekonomi di SMA N 6 Bandar Lampung, peserta didik hanya menggunakan
buku paket sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang hanya
menggunakan buku paket membuat peserta didik kurang tertarik dan sulit
untuk memahami karena materi disajikan secara umum sehingga
menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan. Selain itu metode yang
digunakan selama ini lebih berpusat kepada guru sedangkan peserta didik
cenderung mendengarkan dan mencatat pembelajaran, karena keterbatasan
bahan ajar di sekolah, hasil belajar dapat dilihat dari hasil ujian mereka
seperti di bawah.
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Pelajaran Ekonomi Peserta Didik
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2021
NILAI EKONOMI PESERTA DIDIK
SEMESTER GANJIL JUMLAH PESERTA
KELAS
NILAI ≥ 70 NILAI < 70 DIDIK

XI IPS 1 17 12 29
JUMLAH 17 12 29
Sumber : Data nilai IPS 4 SMA Negeri 6 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun 2021
3

Dalam rangka menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik


terhadap pelajaran ekonomi, diperlukan strategi yang tepat dalam
penyampaiannya yaitu dengan memilih model pembelajaran yang mampu
membangkitkan semangat peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam
peroses belajar mengajar, maka peneliti menggunakan LKPD berbasis
Active Learning Tipe Team Quiz.
Jadi pembelajaran aktif adalah suatu model pembelajaran yang
membuat siswa menjadi aktif, siswa diajak menyelesaikan masalah dengan
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dan menerapkan apa yang
telah mereka pelajari.
Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti tertarik untuk melakukan
suatu penelitian tentang "Pengembangan Lembar Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Active learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Sma N 6 Bandar Lampung".

B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1. Masih terbatasnya bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik.
2. Penggunaan LKPD yang kurang menarik perhatian siswa terhadap
pembelajaran ekonomi.

C. Pembatasan Masalah
Penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Pengembangan LKPD hanya dilakukan pada siswa kelas XI IPS.
2. Pengembangan LKPD hanya berfokus pada pelajaran Ekonomi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
4

1. Bagaimana pengembangan LKPD berbasis active learning tipe Team


Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa kelas XI
IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung?
2. Bagaimana dampak setelah dilakukan pengembangan LKPD berbasis
active learning tipe Team Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta
didik pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung?

E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
menyimpulkan tujuan pengembangan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengembangan LKPD berbasis active learning tipe
Team Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui ada peningkatan atau tidak setelah dilakukan
pengembangan LKPD berbasis active learning tipe Team Quiz terhadap
hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 6 Bandar Lampung.

F. Manfaat Pengembangan
Manfaat pengembangan berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bahan ajar kepada
guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang ada
pada pelajaran Ekonomi;
2) Meningkatkan antusias belajar peserta didik karena suasana belajar
yang menyenangkan;
5

3) Peserta didik dapat fokus belajar dan lebih kreatif karena memakai
lembar kerja yang menarik.
b. Bagi Guru
1) Membantu pendidik dalam menjelaskan materi pelajaran dan
menambah kreatifitas pendidik untuk dapat mencapai kompetensi
yang peserta didik inginkan;
2) Menambah wawasan pendidik tentang alternatif yang bermanfaat
dalam proses belajar mengajar.
3) Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan dan memasukan
pihak sekolah bahwa dengan adanya pengembangan LKPD pada
mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar yaitu LKPD (Lembar
Kegiatan Peserta Didik), materi LKPD yang akan dikembangkan berisi
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang disesuaikan
dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar.
2. Struktur LKPD yang dikembangkan akan mengikuti struktur K13 Yang
terdiri dari enam unsur utama yang meliputi: judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, tugas atau langkah kerja, dan
penilaian dari LKPD yang akan dikembangkan.
3. Kualitas LKPD yang akan dikembangkan memenuhi kriteria tertentu
yaitu kriteria valid, kriteria praktis dan kriteria efektif.
4. LKPD yang dikembangkan membahas mengenai materi Ekonomi yang
diajarkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran
secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala
sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan
memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik. Iskandar
Wiryokusumo dalam Afrilianasari (2014:117), mengemukakan pada
hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun
non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur,
dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,
utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan
serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk
menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya
martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi
mandiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Gagne dan Brings dalam
Warsita, (2003:266) Pengembangan adalah suatu sistem pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal atau segala
upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Pengembangan juga diartikan sebagi kegiatan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bertujuan untuk memanfaatkan kaidah dan teori ilmu
pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan
fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
ada atau menghasilkan teknologi baru. Hal itu juga diperkuat oleh
pernyataan P. Siagiaan (2012:254), yang menyatakan bahwa
7

pengembangan (development) meliputi kesempatan belajar yang


bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan
keahlian (skill) yang diperlukan dalam pekerjaan yang sedang dijalani.
Pengembangan lebih difokuskan untuk jangka panjang, selanjutnya
digunakan untuk mempersiapkan karyawan sesuai dengan pertumbuhan
dan perubahan organisasi.sejalan dengan hal itu Sikula (2011:70) dalam
Hasibuan mengatakan bahwa Pengembangan mengacu pada masalah
staff dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang
menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan
manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Dari beberapa pendapat para ahli yang ada ditarik kesimpulan
bahwa pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar, terencana dan terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga
menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan dan
mendukungserta meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan mutu
yang lebih baik.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


a. Pengertian LKPD
LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
peserta didik dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204). Hal ini sesuai dengan definisi
LKPD menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) merupakan panduan peserta didik yang digunakan untuk
melakukan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
8

Menurut Depdiknas (2008: 13), LKPD (student worksheet)


adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD)
yang akan dicapainya, sedangkan Widjajanti (2008:1) mengatakan
lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang
dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi.
Lembar kerja adalah sejenis bahan ajar cetak yang disiapkan
dan sering digunakan oleh guru untuk membantu siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan nilai dengan memberikan komentar
yang bermanfaat tentang tujuan kursus dan memungkinkan siswa
untuk terlibat dalam pembelajaran aktif dan belajar dengan melakukan
di dalam dan di luar sekolah (Kaymakci,2012;57).
Berdasarkan penjabaran LKPD di atas, dapat disimpulkan
bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran yang
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran, berisi petunjuk atau langkah-langkah dalam
menyelesaikan tugas sesuai dengan Kompetensi Dasar dan indikator
pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
b. Manfaat LKPD
Wulandari (2013: 8-9) menyatakan bahwa peran LKPD sangat
besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas
peserta didik dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran
dapat membantu guru untuk mengarahkan peserta didiknya
menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. Disamping
itu LKPD juga dapat mengembangkan ketrampilan proses,
meningkatkan aktivitas peserta didik dan dapat mengoptimalkan hasil
belajar. Manfaat secara umum antara lain membantu guru dalam
9

menyusun rencana pembelajaran, mengaktifkan peserta didik dalam


proses belajar mengajar, membantu peserta didik memperoleh catatan
tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar,
membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, melatih
peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan
proses, mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.
Berdasarkan penjabaran mengenai manfaat LKPD tersebut,
pada penelitian ini dijelaskan bahwa manfaat LKPD yang akan dibuat
dan dikembangkan yaitu mengaktifkan peserta didik dalam proses
belajar mengajar, membantu peserta didik untuk menambah informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis, dan mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan
konsep.
c. Unsur LKPD
Yunitasari (2013: 10) mengemukakan bahwa, unsur yang ada
dalam LKPD meliputi (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) indikator
pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) langkah kerja, serta (6)
penilaian.
Sedangkan, menurut Widyantini (2013: 3), LKPD sebagai
bahan ajar memiliki unsur yang meliputi (1) judul, (2) mata pelajaran,
(3) semester, (4) tempat, (5) petunjuk belajar, (6) kompetensi yang
akan dicapai, (7) indikator yang akan dicapai oleh peserta didik, (8)
informasi pendukung, (9) alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas,
(10) langkah kerja, serta (11) penilaian.
Berdasarkan uraian pandangan mengenai unsur dalam LKPD
tersebut, pada penelitian ini dijelaskan bahwa LKPD yang akan dibuat
dan dikembangkan memuat unsur judul, petunjuk belajar, kompetensi
dasar, indikator, peta konsep, alat dan bahan, langkah kerja dan tugas,
dan penilaian.
10

d. Bentuk LKPD
LKPD yang akan dikembangkan memiliki beberapa macam
bentuk yang dapat digunakan sebagai acuan sifat LKPD yang akan
dikembangkan.
Menurut Andi Prastowo (2012, 208-211) LKPD
dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu (1) LKPD yang
membantu peserta didik menemukan suatu konsep, (2) LKPD yang
membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan, (3) LKPD sebagai penuntun belajar, (4)
LKPD sebagai penguatan, dan (5) LKPD sebagai petunjuk praktikum.
LKPD yang dikembangkan peneliti merupakan perpaduan dari
LKPD sebagai petunjuk praktikum saat peserta didik melakukan
percobaan, LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu
konsep serta LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
e. Syarat LKPD
Keberadaan LKPD memberikan pengaruh yang cukup besar
dalam proses pembelajaran sehingga penyusunan LKPD harus
memenuhi berbagai persyaratan.
Das Salirawati (2004: 8-9) menyebutkan tiga syarat suatu
LKPD dikatakan layak, yaitu syarat didaktis, syarat konstruksi, dan
syarat teknis. Syarat didaktis berkaitan dengan terpenuhinya asas-asas
pembelajaran efektif dalam suatu LKPD. Syarat konstruksi berkaitan
dengan kebahasaan. Syarat teknis berkaitan dengan penulisan
berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan.
Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18)
menjelaskan bahwa dalam penyusunan LKPD harus memenuhi
berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan
syarat teknis.
11

1) Syarat Didaktik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk
sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi
persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas
belajar-mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya
perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang
dapat digunakan baik oleh peserta didik yang lamban, yang sedang
maupun yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan
konsep-konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk
jalan bagi peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi
stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral,
dan estetika pada diri peserta didik, pengalaman belajarnya
ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi peserta didik
(intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh
materi bahan pelajaran.
2) Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran,
dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang
sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan
struktur kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, menghindari
pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber
yang di luar kemampuan keterbacaan peserta didik, menyediakan
ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik
untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD,
menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak
menggunakan ilustrasi daripada kata-kata, sehingga akan
mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang
12

diisyaratkan LKPD, memiliki tujuan belajar yang jelas serta


manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai
identitas untuk memudahkan administrasinya.
3) Syarat Teknis
Dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf
biasa yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10
kata dalam satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan
kalimat perintah dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar
perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar
serasi. Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat
menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada
pengguna LKPD. Yang lebih penting adalah kejelasan isi atau
pesan dari gambar itu secara keseluruhan. Penampilan adalah hal
yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila suatu LKPD
ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan
pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, hal ini akan
menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak
menarik. Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak
mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang
baik adalah LKPD yang memiliki kombinasi antara gambar dan
tulisan.
Menurut Badan Standar Nasional (BSNP, 2012) terdapat
beberapa aspek yang harus ada dalam pengembangan LKPD yang
meliputi: aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian,
dan aspek kegrafisan. Indikator kelayakan pengembangan LKPD
disajikan dalam Tabel 1.2.
13

Tabel 1.2 Indikator Kelayakan LKPD


Aspek Indikator
Kelayakan isi Materi yang disajikan sudah sesuai
dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
Setiap kegiatan yang disajikan
mempunyai tujuan pembelajaran yang
jelas
Keakuratan fakta dalam penyajian
materi
Kebenaran konsep dalam penyajian
materi
Keakuratan teori dalam penyajian
materi
Keberadaan usur yang mampu
menanamkan nilai
Kebahasaan Keinteraktifan komunikasi
Ketepatan struktur kalimat
Keterbakuan istilah yang digunakan
Ketepatan tata bahasa sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia
Ketepatan ejaan sesuai dengan kaidah
Bahasa Indonesia
Konsistensi penulisan nama
ilmiah/asing
Penyajian Kesesuaian teknik penyajian materi
dengan sintaks model pembelajaran
Keruntutan konsep
Penyertaan rujukan/sumber acuan
dalam penyajian teks, tabel, gambar,
dan lampiran
Kelengkapan identitas tabel, gambar,
dan lampiran
Ketepatan penomoran dan penamaan
tabel, gambar, dan lampiran
Kegrafikan Tipografi huruf yang digunakan
memudahkan pemahaman, membaca,
dan menarik
Desain penampilan, warna, pusat
pandang, komposisi, dan ukuran unsur
tata letak harmonis dan memperjelas
fungsi
Ilustrasi mampu memperjelas dan
mempermudah pemahaman
14

3. Active Learning
Pembelajaran aktif atau active learning merupakan suatu aktivitas
pembelajaran yang menuntut keterlibatan mental dan fisik bagi setiap
pembelajar (Silberman 2010: 1). Pembelajaran aktif merupakan suatu
pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk dapat berperan aktif
selama proses pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk melakukan
hal yang lebih banyak. Kegiatan belajar dalam strategi pembelajaran
aktif, diwujudkan dengan berbagai bentuk kegiatan seperti
mendengarkan, berdiskusi, menulis laporan, memecahkan masalah,
memberikan prakarsa/gagasan, menyusun rencana dan sebagainya. Untuk
dapat mempelajari sesuatu dengan baik,siswa perlu untuk mendengar,
melihat, mengajukan berbagai pertanyaan, membahas apa yang sedang
dipelajari dengan orang lain, serta yang paling penting ialah siswa harus
melakukan sebuah aktivitas. Jika dilihat dari segi guru, pembelajaran
aktif merupakan suatu proses pembelajaran di mana guru harus berupaya
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis penuh aktivitas,
sehingga peserta didik aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan (Syaiful Sagala, 2010: 59).
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif. Belajar aktif merupakan salah satu cara
untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam
otak. Ketika siswa belajar dengan aktif, maka siswa mendominasi
kegiatan pembelajaran (Zaini, 2008: xiv).
Melalui belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya secara mental saja akan tetapi juga
melibatkan fisik. Dengan cara tersebut, siswa akan merasakan suasana
yang menyenangkan sehingga hasil belajar pun dapat dimaksimalkan.
Apabila guru mampu menciptakan suasana belajar yang mampu
membuat siswa menjadi aktif maka seluruh kemampuan siswa dapat
dikembangkan dalam proses belajar. Proses belajar yang demikian dapat
15

diciptakan dengan cara menyajikan materi yang dapat merangsang siswa,


memperhatikan karakteristik siswa, guru berperan sebagai motivator,
organisator, dan pengarah, serta menggunakan media.
Warsono dan Hariyanto (2012 : 12) menjelaskan bahwa
pembelajaran aktif adalah metode pengajaran yang melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif
mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang
bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya
selama pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan siswa melakukan
sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya.
1. Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran dimana siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan aktivitas belajar, berupa
hubungan interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk
menyimpulkan pemahaman daripada sekedar menerima pelajaran
yang diberikan (Winarsih dan Nur, 2014: 70). Pembelajaran aktif akan
melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas yaitu berbicara,
mendengar, menulis, membaca, dan refleksi, ide-ide dan berbagai hal
berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari. Prinsip dari
pembelajaran aktif adalah siswa harus gesit, menyenangkan dan
bersemangat.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas dapat dijelaskan
bahwa pembelajaran aktif atau active learning adalah pembelajaran
yang membawa siswa untuk melakukan banyak hal dan terlibat aktif
untuk menjawab pertanyaan, menyelesaikan sebuah masalah, aktif di
dalam kegiatan individu maupun kelompok, dan mampu
mengutarakan pengetahuan yang dimilikinya pada situasi
pembelajaran. Melalui pembelajaran aktif siswa dapat melakukan
berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran seperti melihat,
mendengar, bertanya, berdiskusi dengan teman, memberi contoh, dan
menerapkan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran aktif merupakan
strategi yang dapat memperdalam pembelajaran dan memperkuat daya
16

ingatan siswa. Guru pun dituntut untuk selalu mendesain


pembelajaran dengan suasana yang dinamis, penuh aktivitas, dan
selalu memperhatikan.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif Panduan pembelajaran model Active
learning in School (Hamzah dan Nurdin, 2012: 76) menyebutkan
beberapa ciri pembelajaran yang aktif adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata.
c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.
d. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda.
e. Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah.
f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber
belajar.
g. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.
h. Guru memantau proses belajar siswa.
i. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini ciri-ciri
pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Siswa aktif dalam
pembelajaran seperti siswa berpikir kritis untuk mencari dan
menemukan pengetahuan sendiri dengan saling bertanya,
bekerjasama, berdiskusi, berkompetisi dan berinteraksi multi arah
antar siswa maupun dengan guru.
3. Karakteristik Pembelajaran Aktif
Menurut Bonwell dan Eison (dalam Machmudah, 2008:64)
pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian
informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan
keterampilan pemikiran analistis dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahas.
b. Siswa tidak mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pelajaran.
d. Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis menganalisa dan
melakukan evaluasi.
17

e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses


pembelajaran.

4. Team Quiz
Pengertian Team Quiz yaitu suatu metode yang bermaksud untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam tipe ini siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dengan masing-masing
anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas
keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal.
Yang diwali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa
dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-
sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling
memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran
tersebut.Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan
akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah
kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar
dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi
dalam pertandingan
Sedangkan menurut Hisyam Zaini, meetode Team Quiz
merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang
membangkitkan semangat dan pola pikir kritis. Secara definisi metode
Team Quiz yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari
kelompok satu kekelompok yang lain. Sejalan dengan teori tersebut
Nurhayati Berpendapat bahwa dalam tipe team quiz ini siswa dibagi
menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk
menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan
waktunya untuk memeriksa catatan”.
Berdasarkan buku Active Learning (Melvin L. Silberman:1996),
yang dinamakan belajar aktif itu ialah belajar yang harus dapat
melibatkan dan memperhatikan lima faktor utama yaitu: pengolahan
kerja otak, gaya belajar, sosial proses belajar, kehawatiran tentang belajar
aktif dan perlengkapan belajar aktif (sarana prasarana). Selanjutnya
18

Bonwell dan Eison (1991) mendefinisikan strategi pembelajaran aktif


yaitu melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang
apa yang mereka lakukan. Pendekatan pembelajaran aktif lebih fokus
pada pengembangan keterampilan siswa daripada transmisi informasi dan
mengharuskan siswa melakukan sesuatu membaca, berdiskusi, menulis
yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi.
Jadi dapat disimpulkan, Tipe Team Quiz adalah model
pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar
dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari materi tersebut,
mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan
pertanyaan dan jawaban, setelah mater selesai diadakan suatu
pertandingan akademis. Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung
jawab peserta didik terhadap apa yang mereka dipelajari melalui cara
yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

5. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perilakunya.Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan ,keterampilan dan sikap (Winkel
1999,53).
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Abdurahman dalam Jihad (2013: 14) Mendefinisikan hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar , belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
yang relatif menetap. Sedangkan, Sudjana (2003: 3) mendefinisikan
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu.Perubahan yang terjadi dalam proses belajar
19

adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan


sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena
kebetulan.Tingkat pencapaian hasil belajar disebut dengan hasil
belajar hasil belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar, untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar
siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan biasanya
mengadakan tes hasil belajar.Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk
skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar
yang diadakan setelah selesai program pengajaran.Dengan demikian
hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa sebagai bukti
keberhasilan proses belajar mengajar yang dilami siswa dalam
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Hasi belajar tidak semata-
mata di dapat oleh seseorang, tetapi hasil belajar didapat setelah
seseorang mengikuti proses belajar serta tes hasil belajar.
Purwanto (2011:46) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku
disebabkan dia mencapai penguasaan sejumlah bahan yang diberikan
dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan hasil
belajar dapat berupa perubahan dalam sapek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.Sejalan degan hal itu, Bloom dalam Uno (201 :149)
mendefinisikan bahwa ranah kognitif adalah ranah yang membahas
tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal
dari tingket pengetahuan sampai ke tingkat evaluasi. Sedangkan ranah
afektif menurut Suprihatiningrum (2013:41) ranah afektif adalah
kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat dan
apresiasi.Selanjutnya, Ranah psikomotorik Menurut Suprihatiningrum
(2013:45) mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampialn yang
bersifat manual atau motorik.
b. Tujuan Hasil Belajar
Setelah kegiatan belajar mengajar maka akan dilakukan evaluasi hasil
20

belajar.Tujuan hasil belajar merupakan diskripsi tentang perubahan


perilaku yang diinginkan atau diskripsi tentang perubahan perilaku
yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa
belajar telah terjadi. Pengukuran mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan
pengukuran, artinya keputusan yang harus ada dalam setiap evaluasi
berdasar data yang diperoleh dari pengukuran. Untuk mengetahui
seberapa jauh pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa, dilakukan
pengukuran tingkat pencapaian siswa. Dari hasil pengukuran ini guru
memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran dan selanjutnya
melakukan langkah-langkah guna perbaikan proses belajar mengajar
berikutnya.
Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan
siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu
tertentu,
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran,
3) Untuk keperluan bimbingan konseling,
4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah
yang bersangkutan. Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang
berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan
informasi melalui pengukuran. Menurut (Darsono, 2012: 110-111)
pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua
cara yaitu:
a) Teknik Tes
Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka
mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah
mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes objektif, tes jawaban
singkat, dan tes uraian.
21

b) Teknik Non Tes


Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil
belajar dapat juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan
angket. Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk
mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan hasil belajar yaitu untuk mengetahui perubahan-
perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik dan untuk
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan
hasil belajar.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Djamarah (2002:142) didalam proses belajar mengajar itu
ikut berpengaruh sejumlah factor lingkungan, yang merupakan
masukan dari lingkungan dan sejumlah factor instrumental yang
dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang
tercapaianya keluaran yang dikehendaki. Faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar yakni:
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama
hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan
alami dan l;ingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua
lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi
kehidupan anak didik.Keduanya mempunyai pengaruh cukup
signifikan terhadap belajar anak didik disekolah. Oleh karena itu
kedua lingkungan ini akan dibahas satu demi satu dalam uraian
berikut :
a) Lingkungan Alami
Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi
peserta didikyang hidup didalamnya salah satunya udara yang
tercemar, oleh karena itu keadaan suhu dan kelembaban udara
berpengaruh terhadap belajar peserta didik disekolah. Belajar
22

dengan keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya


daripada belajar dalam keadaan udara yang pengap.
b) Lingkungan Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa lepaskan diri
dari ikatan sosial.System sosial yang terbentuk mengikat
perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial,
susila, dan hukumk yang berlaku dalam masyarakat.Demikian
juga halnya disekolah, ketika anak didik berada disekolah, maka
dia berada dalam system sosial disekolah.Peraturan dan tata
tertib sekolah harus anak didik taati. Pelanggaran yang
dilakukan oleh anak didik akan dikenakan sanksi sesuai dengan
jenis berat ringannya pelanggaran. Lahirnya peraturan sekolah
bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik
yang menunjang keberhasilan belajar disekolah. Djamarah
(2002:145)
2) Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai, program
sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas dan
hasil belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna
bagi kemajuan belajar anak didik disekolah. Adapun yang terdapat
dalam faktor instrumental yakni:
a) Kurikulum : tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak
dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan
dalam suatu pertemuan kelas, sebelum guru programkan
sebelumnya. Setiap guru harus mempelajari dan menjabarkan isi
kurikulum kedalam program yang lebih rincidan jelas
sasarannya.
b) Program : Setiap sekolah mempunyai program pendidikan.
Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan
pendidikan. Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung dari
23

baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program


pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia,
baik tenaga, sarana dan prasarana.
c) Sarana dan fasilitas : Sarana mempunyai arti penting dalam
pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang
stretegis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengjar
disekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah
adalah pemilikan gedung sekolah, yang didalamnya da ruang
kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang
perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan
halam sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk
memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
d) Guru : guru merupakan unsure manusiawi dalam pendidikan
kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. Kalau hanya ada
anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi
kegiatan belajar mengajar disekolah. Jangankan ketiadaan guru,
kekurangan guru saja sudah merupakan masalah. mata pelajaran
tertentu pasti kekosongan guru yang dapat memegangnya. Itu
berarti mata pelajarn itu tidak dapat diterima anak didik, karena
tidak ada guru yang memberikan pelajaran untuk mata pelajaran
itu. Djamarah (2002:151)
3) Kondisi Fisiologis
Pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuanj belajar
seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan
berlaianan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya
dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, mereka lekas lelah
mudah ngantuk, dan sukar menerima pelajaran.
4) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis tertentu saja mempengaruhi
24

belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, maka


dari itu minat, kecerdasan,bakat, motivasi dan kemampuan-
kemampuan kognitif adalah factor psikologis yang utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Demi jelasnya ,
kelima factor ini akan diuraikan satu demi satu.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pengembangan
LKPD ekonomi ini bukanlah yang pertama karena penelitian terdahulu
dengan pokok persoalan tersebut telah banyak dilakukan oleh para sarjana.
Berdasarkan penelusuran atas hasil-hasil penelitian terdahulu, posisi
penelitian ini boleh jadi bersifat meneruskan, menyempurnakan atau
membahass yang belum terbahas. Berikut beberapa hasil penelitian yang
berhubungan dengan pengembangan LKPD IPS antara lain :
1. Penelitan yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pada Materi Pokok Kegiatan Ekonomi Di Indonesia Siswa Kelas V SD.
Menyatakan bahwa LKS IPS yang dikembangkan layak dan efektif dapat
melatih keterampilan dan menambah pengetahuan peserta didik pada
jenis- jenis ekonomi di Indonesia. Pada pengembangan LKS ini juga
mendapat respon yang baik oleh pendidik dan peserta didik dengan
kemenarikan LKS yang telah dikembangkan.
2. Penelitian yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berorientasi Nilai Keislaman Pada Materi Pengangguran Kelas
XI, bahwa LKPD yang dikembangkan pada peserta didik secara
keseluruhan menunjukkan bahwa LKPD yang telah dikembangkan sudah
sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Nurul hidayah, sri latifah, mayza putri adha 2017 dengan judul
“pengembangan Lembar kerja peserta didik matematika dengan
pendekatan saintifik kelas V madrasah ibtidaiyah negeri 4 bandar
lampung”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang
25

dihasilkan di kategorikan sangat layak, dan hasil coba produk


menunjukkan rata-rata akhir kemenarikan peserta didik merespon positif
produk LKPD pada kategori sangat layak sehingga LKPD yang
dikembangkan dapat di jadikan bahan ajar.
Berdasarkan kajian penelitian relevan diatas, menunjukkan bahwa
LKPD dapat menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran sehingga
penulis ingin menguji apakah LKPD pembelajaran ekonomi berpengaruh
pada hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Model Pengembangan dapat diartikan sebagai upaya memperluas
untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi
yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik.
Model pengembangan yang akan peneliti gunakan adalah model ADDIE.
Model ini dikembangkan oleh Molenda dan Reiser (2003:108). Model ini
sering digunakan untuk menggambarkan pendekatan sistematis untuk
pengembangan instruksional. Molenda juga mengatakan bahwa model
ADDIE merupakan model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai
digunakan untuk penelitian pengembangan. Ketika digunakan dalam
pengembangan, proses ini dianggap berurutan tetapi juga interaktif
(Molenda, 2003:108), Sejalan dengan pendapat Molenda, Cheung (2016:4)
menyatakan bahwa ADDIE adalah model yang mudah untuk digunakan dan
dapat diterapkan dalam kurikulum yang mengajarkan pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap.
Menurut Wiyani (2013), Model ADDIE merupakan salah satu model
desain pembelajaran yang deskriptif sistematik. Model ini merupakan salah
satu model penelitan pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian
berfungsi untuk membantu menghasilkan suatu produk dan untuk menguji
keefektifan sebuah produk pembelajaran.Selain itu, menurut Mulyatiningsih
(2011:5) “model ADDIE adalah model yang dianggap lebih rasional dan
lebih lengkap dibandingkan dengan model lain”. Oleh sebab itu, model ini
dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk
seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan
bahan ajar. Hal tersebut sejalan dengan Hamdani (2011), bahwa Model
ADDIE memiliki langkah-langkah praktis pada setiap tahapan dan juga
melakukan evaluasi pada setiap tahapnya. Model ADDIE menghasilkan
27

bahan ajar untuk pelatihan jangka pendek atau berkesinambungan. Model


penelitian dan pengembangan ADDIE lebih lengkap dan lebih rasional.
Model ADDIE memiliki lima langkah atau tahapan yang mudah
dipahami dan diimplementasikan untuk mengembangkan produk seperti
buku ajar, modul pembelajaran, termasuk LKPD. Peneliti menggunakan
model ADDIE karena model ini disusun secara terprogram dengan urutan
yang sistematis, dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan
dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik (Tegeh, Jampel, & Pudjawan, 2014:57-60). Model ADDIE
memiliki sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar
desain yang sederhana dan mudah dipelajari, adanya tahapan pengembangan
produk setelah desain awal. Tahapan pengembangan produknya telah
mencakup kriteria dalam pemecahan masalah belajar peserta didik. Hal
inilah yang melatar belakangi peneliti memilih model ADDIE. Model
ADDIE ini memiliki lima tahapan kegiatan, diantaranya yaitu analyze
(analisis), design (perancangan), development (pengembangan),
implementation (implementasi), evaluation (evaluasi). Kelima tahapan
tersebut perlu dilakukan secara sistematik.

Analyze

Implement Evaluate Design

Develop

Gambar 3.1. Bagan Pengembangan Model ADDIE


28

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ini secara tidak langsung akan memberi
petunjuk bagaimana langkah procedural yang dilalui mulai dari tahap awal
sampai produk yang sudah bisa digunakan.
1. Analisys (Tahap Analisis)
Sebelum melakukan pengembangan terhadap media pembelajaran atau
bahan ajar ini adalah dengan dilakukannya analisis kebutuhan guna untuk
melihat gambaran kondisi di lapangan yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar ekonomi di SMA Negeri 6 Bandar Lampung,
menganalisis kebutuhan ini dapat dilakukan dengan pemberian angket
kepada peserta didik.
2. Design (Tahap Perancangan)
Tahap ini yang dilakukan adalah merancang produk awal yang akan
dikembangkan dari mulai menentukan desain Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dan menentukan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang dapat digunakan setelah dikembangkan.
3. Development (Pengembangan Produk)
Tahap ini merupakan proses dimana segala sesuatu yang dibutuhkan atau
yang akan mendukung semua harus disiapkan.
4. Implementation (Tahap Penerapan)
Setelah LKPD dinyatakan valid, produk tersebut diujicobakan dalam
kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai LKPD yang dikembangkan dan dilakukan untuk
mengetahui bahan ajar berupa LKPD ekonomi ini mernarik melalui
angket respon peserta didik.
5. Evaluation (Tahap Evaluasi)
Tahap akhir dalam penelitian pengembangan ini adalah mengevaluasi
terhadap lembar kerja peserta didik. Evaluasi merupakan proses untuk
melihat apakah produk yang dibuat dapat digunakan atau tidak. Evaluasi
sangat berperan penting untuk perbaikan produk Lembar Kerja Peserta
Didik yang dikembangkan
29

C. Desain Produk yang Dikembangkan


Setelah melakukan tahap analisis dari di temukannya masalah pada
tahap sebelumnya, maka kemudian peneliti melakukan pengkajian
materi dan pengkajian konten pada LKPD, lalu hasil dari analisis digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan LKPD berbasis model active learning
tipe team quiz.
a. Pengkajian Materi
Pada tahap ini ditentukan materi yang akan disampaikan pada peserta
didik. Materi yang dipilih dalam penlitian ini adalah materi pendapatan
nasional, kemudian ditentukan indikator dari materi yang pilih sebagai
rambu-rambu dalam pembuatan LKPD yang diinginkan.
b. Perancangan Produk
Setelah melakukan penetapan dan pemantapan materi, kemudian peneliti
melakukan perencanaan awal dalam pembuatan produk berupa Lembar
Kerja Peserta Didik. LKPD yang dirancang sesuai dengan kompetensi
dasar, silabus dan berbasis model active learning tipe team quiz pada
materi kelas XI SMA Negeri 6 Bandar Lampung. Langkah pembuatan
produk melalui beberapa tahapan, diantaranya:
1) Membuat judul
Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang digunakan.
2) Menentukan Kompetensi Inti
KI-3 Pengetahuan Memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasitentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional
dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Bisnis
Daring dan Pemasaran pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
KI-4 Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
30

dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah


sesuai dengan bidang kerja Bisnis Daring dan Pemasaran
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
3) Kompetensi Dasar
Menganalisis bentuk – bentuk badan usaha. Menentukan susunan
materi , diantara lain :
a) Pengertian badan usaha
b) Macam – macam badan usaha
c) Fungsi badan usaha
4) Menentukan ukuran kertas, font, spasi, dan jenis huruf yang akan
digunakan dalam penyusunan LKPD.
5) Menentukan kombinasi warna yang menarik sebagai pendukung
pembelajaran.
6) Menentukan materi lembaga keuangan sebagai bantuan dalam LKPD.
Model pembelajaran Active Learning Tipe Team Quiz.
7) Menentukan struktur penulisan.
8) Membuat sketsa susunan LKPD, materi soal, dan merancang bantuan ,
serta letak penempatannya di dalam LKPD.
31

1. Desain Produk
Berikut adalah sketsa susunan LKPD :
Visual Keterangan
1. Tampilan Cover depan Cover terdiri dari beberapa bagian:

1. LKPD (Lembar Kerja


Peserta Didik) berbasis
Active Learning Tipe Team
Quiz
2. Gambar pokok
3. Judul Materi
4. Kelas
5. Penulis
6. Jurusan

2. Kata Pengantar Halaman kata pengantar terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul “Kata Pengantar”


2. Isi
3. Keterangan tempat, bulan,
tahun, nama penulis, dan NPM
4. Halaman

3. Pendahuluan Halaman pendahuluan terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul “Pendahuluan”
2. Kompetensi Inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator
5. Halaman
32

4. Petunjuk penggunaan LKPD Halaman petunjuk penggunaan LKPD


terdiri dari beberapa bagian:

1. Judul
2. Isi
3. Gambar pendukung
4. Halaman

5. Daftar Isi Halaman daftar isi terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul
2.
2. Isi
3. Halaman

3.

6. Isi Materi Halaman Isi LKPD terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul Materi
2. Tujuan Pembelajaran
3. Langkah Active Learning Tipe
Team Quiz
4. Materi
5. Halaman
33

7. Isi Materi 2 Isi materi halaman kedua terdiri dari:

1. Kegiatan Praktikum
2. Petunjuk praktikum
3. Halaman
4. Tabel hasil percobaan
2.

8. Kegiatan Akhir dan Evaluasi Halaman kegiatan terdiri dari


beberapa bagian:
1. Langkah active learning tipe team
quiz
penyelesaian soal
2. Soal evaluasi
3. Butir soal dan ruang
menjawab
4. Halaman

2. Subjek Uji Produk


Subjek yang akan digunakan dalam penelitian adalah peserta
didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dan
lembar instrumen validasi yakni, validasi ahli materi, ahli media dan
lembar respon yaitu Guru Ekonomi Kelas XI SMA Negeri 6 Bandar
Lampung serta lembar angket respon guru dan peserta didik.
34

a. Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Teknik pengumpulan data observasi digunakan
untuk mengumpulkan data awal ketika penelitian, analisis kebutuhan
serta mengamati pada saat proses pembelajaran dan bagaimana proses
ketika produk sebelum dan sesudah digunakan.
b. Wawancara
Wawancara atau kuisioner adalah sebuah dialog yang dilakukan
pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data), dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.Wawancara yang
dilakukan untuk mengetahui data awal dalam penelitian dan informasi
yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan
LKPD pada tema kerukunan dalam bermasyarakat.
c. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket dapat berupa pertanyaan tertutup
ataupun terbuka.Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba
LKPD. Evaluasi LKPD dilakukan oleh validator ahli media dan
materi.Sedangkan uji coba LKPD pada mata pelajaran IPS diberikan
kepada guru dan peserta didik pada saat uji coba skala kecil dan uji
coba skala lapangan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, gambar
35

dan sebagainya. Dokumentasi juga merupakan sejumlah fakta dan


data yang tersimpan. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh
data yang tidak diperoleh pada teknik pengumpulan data sebelumnya.

4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan
masalah penelitian atau menggapai tujuan penelitian.Jenis instrumen
yang digunakan untuk mengukur kevalidan adalah lembar validasi
sedangkan jenis instrumen yang diperlukan untuk mengukur efektifitas
dan kepraktisan LKPD yang dikembangkan adalah angket dan tes hasil
belajar peserta didik yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Observasi disusun untuk digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan observasi langsung terhadap permasalahan di lapangan
yaitu kemampuan memahami materi pembelajaran tematik peserta
didik kelas XI IPS 1 dan ketersediaan bahan ajar yang digunakan di
dalam kelas. Lembar observasi berisi list atau daftar tentang
pembelajaran yang akan diteliti, pada saat observasi list atau daftar
tersebut diberikan penanda centang jika terlihat pada saat kegiatan di
lapangan dan apabila tidak terjadi atau tidak muncul saat kegiatan
diberikan penanda yang berbeda. Adanya pedoman observasi
diharapkan setelah melakukan observasi didapatkan data kondisi
objektif lapangan dan menemukan masalah yang akan diteliti.
Tabel 3.1 Instrumen Lembar Observasi
No Pertanyaan
Apakah terdapat fasilitas belajar seperti Media
1
Pembelajaran?
2 Bagaimana proses pembelajaran berlangsung dikelas
3 Apakah ada fasilitas seperti LCD, Layar Proyektor, dan
36

Speaker yang menunjang proses pembelajaran


Berapa banyak siswa yang merasa bosan saat mengikuti
4
pembelajaran dikelas?
Apa saja media pembelajaran yang digunakan untuk
5
mendukung proses pembelajaran?
Apa saja media pembelajaran yang digunakan guru untuk
6
mendukung proses pembelajaran?
Kendala yang dihadapi siswa dalam mengikuti kegiatan
7
pembelajaran di kelas
8 Bagaiaman motivasi siswa dalam proses pembelajaran?

b. Lembar Wawancara
Wawancara merupakan daftar pertanyaan wawancara yang digunakan
untuk bahan wawancara mengenai analisis kebutuhan
penelitian.wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara
terstruktur yang berisi beberapa daftar pertanyaan yang akan ditujukan
kepada Guru Ekonomi kelas XI yang mengetahui proses belajar
pembelajaran di dalam kelas dan juga mengetahui karakteristik peserta
didik secara umum di kelas XI IPS 1.
Tabel 3.2 Instrumen Lembar Wawancara
No Pertanyaan
Model pembelajaran apa yang digunakan guru selama
1
melaksanakan pembelajaran ekonomi?
Metode apa yang sering digunakan dalam pembelajaran
2
ekonomi?
Media pembelajaran apa yang digunakan dalam proses
3
pembelajaran ekonomi?
4 Kendala apa yang dihadapi dalam proses belajar mengajar?
5 Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
37

c. Lembar Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyajikan beberapa
pernyataan tertulis kepada responden untuk segera dijawab,
pernyataan yang disajikan harus jelas, singkat, dan tidak terlalu
banyak. Lembar angket dalam penelitian pengembangan ini digunakan
untuk memperoleh data dan menguji validitas kelayakan bahan ajar
yang dapat dilihat dari hasil validasi oleh ahli materi pembelajaran
tematik, ahli bahan ajar LKPD, dan respon pengguna yaitu guru dan
peserta didik kelas XI SMA N 6 Bandar Lampung Berikut ini
instrumen pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.3 Instrumen Angket Validasi Ahli Bahan Ajar LKPD
No Aspek Penilaian Butir Penilaian
1 Teknik Penyajian Konsistensi sistematika penyajian dalam
pembelajaran.
Keseimbangan antara gambar dan tulisan.
Membangkitkan motivasi belajar.
2 Penyajian Keterjalinan komunikatif interaktif
dengan peserta didik.
Pembelajaran
Ketersesuaian dengan karakteristik materi
pembelajaran.
3 Tata letak Kesesuaian ukuran kertas dengan isi
penyajian materi.
Penampilan ukuran tata letak pada
sampul depan dan sampul belakang yang
sesuai serta satu kesatuan.
Komposisi dan ukuran tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dan lainnya)
sesuai dengan tata letak isi (sesuai pola
LKPD).
Warna sebagai unsur tata letak yang
sesuai dan memperjelas fungsi.
Ukuran huruf judul LKPD lebih dominan
dibandingkan dengan nama pengarang.
Warna judul LKPD kontras dengan latar
belakang.
Terdapat materi pembelajaran, penilaian
(evaluasi), latihan soal (tugas), langkah
kegiatan pada setiap kgiatan peserta
didik.
38

4 Memfasilitasi Tugas dan latihan soal yang diberikan


kemampuan memberikan kesempatan kepada peserta
pemahaman didik untuk memahami konsep
konsep dan pembelajaran yang dipelajari.
pemecahan Soal-soal yang diberikan memungkinkan
masalah peserta didik untuk memahami masalah
dan memberikan kesempatan untuk
peserta didik dapat memberikan ide
penyelesaiannya.
5 Merangsang Menumbuhkan rasa ingin tahu.
keingintahuan Meningkatkan minat belajar peserta
didik.
(Sumber: Olahan Peneliti)

Tabel 3.4 Instrumen Angket Validasi Ahli Materi Pembelajaran


Ekonomi
No Aspek Penilaian Butir Penilaian
1 Cakupan Materi Penyajian materi sudah sesuai dengan
kompetensi dasar (KD).
Penyajian materi sudah sesuai dengan
indikator.
2 Akurasi Materi Kedalaman materi sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
Konsep yang disajikan tidak
menimbulkan banyak tafsiran.
Prosedur kegiatan (langkah kegiatan)
yang diberikan sudah runtut dan benar.
Teori yang diberikan sudah sesuai dengan
materi.
Penelitian istilah ditulis dengan
konsisten.
3 Penyajian Materi Masalah yang diberikan dapat
Pembelajaran mendorong siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri.
LKPD memuat kegiatan pengamatan
secara individu atau kelompok yang
bertujuan untuk menemukan suatu
konsep.
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik agar dapat bekerjasama untuk
memecahkan permasalahan atau
menemukan suatu konsep.
Memberikan kesempatan kepada peserta
39

didik untuk menyimpulkan materi


pembelajaran yang telah dipelajari.
Terdapat penilaian (evaluasi), latihan
soal, langkah kegiatan pada kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik.
Tidak terlalu banyak menggunakan
kombinasi jenis huruf.
Pemisahan antar paragraf jelas.
Gambar antar teks sesuai.
Terdapat judul bab, judul sub bab, dan
angka halaman.
4 Pendukung Kelengkapan pendukung penyajian
Penyajian (memuat pengantar, daftar isi, peta
konsep, dan daftar pustaka).
5 Kebahasaan Kalimat yang digunakan pada LKPD
sudah mengikuti tata kalimat yang benar
dalam Bahasa Indonesia.
Istilah yang digunakan pada LKPD sudah
sesuai dengan istilah yang telah
disepakati dalam ekonomi.
Bahasa yang digunakan pada LKPD
sederhana dan mudah dipahami.
Bahasa yang digunakan pada LKPD
dapat merangsang peserta didik untuk
mencari jawabannya secara mandiri.
Bahasa yang digunakan pada LKPD
dapat membangkitkan semangat peserta
didik untuk mempelajarinya.
Ejaan yang digunakan pada LKPD sudah
sesuai dengan PUEBI.
(Sumber: Olahan Peneliti)

Tabel 3.5 Instrumen Validasi Ahli Bahasa Terhadap LKPD


No Pernyataan SL L KL TL SKL
Kalimat yang digunakan pada
1 LKPD sudah mengikuti tata
kalimat yang benar dalam
Bahasa Indonesia
Istilah yang digunakan pada
2 LKPD sudah sesuai dengan
istilah yang telah disepakati
dalam ekonomi
3 Bahasa yang digunakan pada
40

LKPD sederhana dan mudah


dipahami
Bahasa yang digunakan pada
4 LKPD dapat merangsang peserta
didik untuk mencari jawabannya
secara mandiri
Bahasa yang digunakan pada
5 LKPD dapat membangkitkan
semangat peserta didik untuk
mempelajarinya
Ejaan yang digunakan pada
6 LKPD sudah sesuai dengan
PUEBI
(Sumber: Olahan Peneliti)

Tabel 3.6 Instrumen Angket Respon Peserta didik Terhadap


LKPD
No. Pernyataan SL L KL TL SKL
1. Informasi di dalam LKPD
mudah dipahami
2. Belajar dengan LKPD multi
representasi membuat saya
paham mengenai materi
lingkaran
3. Latihan soal dalam LKPD
sesuai dengan materi
yang disajikan
4. Petunjuk belajar dalam dalam
LKPD jelas,
sehingga saya mudah
menggunakannya
5. Terdapat beberapa kata dalam
LKPD yang
membuat saya bingung
6. Gambar pada LKPD sesuai
dengan isi materi
sehingga memudahkan
pemahaman saya
7. Penggunaan huruf, ukuran
huruf, dan spasi sudah
tepat sehingga memudahkan
saya dalam
membaca LKPD
8. Tampilan warna LKPD multi
41

representasi sudah
tepat sehingga saya menjadi
tertarik untuk belajar
dan berlatih soal
9. LKPD multi representasi
memotivasi saya untuk
mempelajari materi lingkaran
10. LKPD multi representasi
merangsang saya untuk
berdiskusi bersama teman dan
bertanya dengan
guru
11. Isi LKPD merangsang minat
baca saya
12. LKPD memiliki tampilan
yang menarik untuk
dibaca
13. LKPD meningkatkan rasa
ingin tahu saya dalam
mempelajari materi lingkaran
(Sumber: Olahan Peneliti)

Tabel 3.7 Instrumen Respon Guru terhadap LKPD


No. Pernyataan SL L KL TL SKL
1. Judul subbab LKPD
ditampilkan dengan
jelas sehingga dapat
menggambarkan isi
LKPD
2. Materi yang disajikan dalam
LKPD
mencangkup semua materi yang
terkandung dalam KD
3. Materi yang disajikan dalam
LKPD
membantu peserta didik dalam
mencapai
tujuan pembelajaran yang telah
disyaratkan
4. Materi yang disajikan dalam
LKPD sesuai
dengan tingkat kemampuan
peserta didik
5. Latihan soal dalam LKPD
42

sesuai dengan
materi yang disajikan
6. Peserta didik termotivasi dalam
belajar
menggunakan LKPD
7. Pengembangan LKPD berbasis
multi
representasi tepat untuk
dilakukan
8. Petunjuk kegiatan-kegiatan
dalam LKPD
jelas sehingga mempermudah
peserta didik
dalam melakukan semua
kegiatan yang ada
dalam LKPD
9. LKPD mudah digunakan
10. Pemilihan jenis huruf, ukuran,
serta spasi
yang digunakan sesuai sehingga
mempermudah dalam proses
pembelajaran
11. LKPD menggunakan bahasa
yang sesuai
dengan tingkat kedewasaan
peserta didik
12. LKPD menggunakan bahasa
yang
komunikatif
13. Keberadaan gambar pada LKPD
dapat
menyampaikan isi materi
Perpaduan antara gambar dan
tulisan dalam
LKPD dapat menarik perhatian
Keberadaan gambar pada LKPD
dapat
menyampaikan isi materi
(Sumber: Olahan Peneliti)

d. Dokumentasi
Pengambilan dokumentasi dalam penelitian ini menggunakan alat
berupa kamera handphone. Digunakan untuk mengumpulkan data atau
43

gambar pada saat penelitian berlangsung. Dokumentasi berisi tentang


foto profil sekolah yang dijadikan sebagai subjek penelitian
pengembangan, kegiatan wawancara, kegiatan penelitian, rancangan
media pembelajaran, produk akhir media pembelajaran, validasi media
dan lain-lain yang dibutuhkan dalam penelitian pengembangan bahan
ajar LKPD pada pembelajaran Ekonomi kelas XI IPS 1 Sma N 6
Bandar lampung. Dokumentasi lain yang digunakan oleh peneliti ialah
hasil rekaman suara pada saat melakukan wawancara.

5. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun data
secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain sehingga dapat dipahami dengan mudah dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. langkah pertama
yang dilakukan yaitu megolah data, dengan cara mengubah data mentah
menjadi data yang lebih bermakna seperti mengubah ke dalam bentuk
persentase (%). Kegiatan selanjutnya yaitu analisis data hingga penarikan
kesimpulan sebuah data (Arikunto, 2013). Penelitian pengembangan
bahan ajar LKPD ini menggunakan teknik analisis data deskriptif
kuantitatif.
Analisis data kuantitatif yaitu analisis data dengan mengadakan
perhitungan-perhitungan yang relevan dengan masalah yang dianalisis.
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganlisis data yang terkumpul
dari angket, maka akan digunakan analisis kuantitatif. Data dari angket
dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang media pembelajaran.

a. Validitas angket ahli


Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kelayakan atau keahlian instrumen. Data yang dihasilkan dari sebuah
instrumen yang valid maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut
valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar
44

sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya (Arikunto,


2013:73). Menurut pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jika
data yang dihasilkan oleh instrumen benar atau valid. Sesuai
kenyataan maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid. Dalam
pengembangan LKPD ini maka validitas dimaksudkan untuk menguji
kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dalam
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), apabila media
pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran yang layak atau tidak, sehingga dapat diketahui tingkat
kebenaran dan ketepatan penggunaan media tersebut. Jawaban angket
validasi ahli menggunakan skala Likert, variabel yang diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Likert yang digunakan
terdiri dari lima kategori yang dijadikan pada tabel 3.6 (Sugiyono,
2013:135), yaitu:
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Skala Likert
No Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Layak (SL) 5
2 Layak (L) 4
3 Cukup Layak (CL) 3
4 Kurang Layak (KL) 2
5 Sangat Kurang Layak (SKL) 1

Dari tabel kategori penilaian skala likert di atas maka akan dihitung
persentase rata-rata tiap komponen dengan menggunakan rumus
menurut (Arikunto, 2013) sebagai berikut:

P=

Keterangan:
P = persentase skor (dibulatkan)
∑x = jumlah nilai jawaban responden dalam satu item
∑xi = jumlah skor ideal dalam satu item
45

Pemberian makna dan pengambilan keputusan tentang kualitas


produk LKPD akan menggunakan konversi tingkat pencapaian dengan
skala 5 seperti tabel 3.7, yaitu:
Tabel 3.9 Kriteria kevalidan data angket penilaian validator
media dan materi
No Skor Kualitas Kriteria Kelayakan
1 81 - 100% Sangat Layak (SL)
2 61 - 80% Layak (L)
3 41 - 60% Cukup Layak (CL)
4 21 - 40% Kurang Layak (KL)
5 < 20% Sangat Kurang Layak (SKL)

Kriteria Kevalidan:
1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka
media tersebut kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka
media tersebut kualifikasinya baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-600%) maka
media tersebut kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka
media tersebut kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media
tersebut kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Sebuah media pembelajaran yang dikembangkan peneliti
akan dikatakan layak untuk digunakan jika konversi tingkat
pencapaiannya lebih dari 61%. Jika Produk LKPD pencapaiannya
lebih dari 61 %, maka media layak atau dapat digunakan untuk
siswa kelas XI IPS SMA N 6 Bandar Lampung.
46

b. Analisis angket respon peserta didik.


Data yang diperoleh dari hasil angket respon peserta didik kemudian
dianalisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji keefektifan
produk berdasarkan respon peserta didik dan kelayakan tentang bahan
media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Jawaban angket
respon peserta didik diukur menggunakan skala Guttman. Variabel
yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala Guttman
yang digunakan terdiri dari dua kategori yang mana masing-masing
kategori tersebut memiliki nilai atau skor berbeda yang dibuat dalam
bentuk pilihan ganda atau bentuk checklist (√) yang disajikan dalam
tabel 3.8 sebagai berikut:
Tabel 3.10 Skala Guttman
No Skor Keterangan
1 Skor 1 Ya
2 Skor 2 Tidak

Dari tabel kategori penilaian skala Guttman di atas maka akan


dihitung persentase rata-rata tiap komponen dengan menggunakan
rumus menurut (Arikunto, 2013) sebagai berikut:

P=

Keterangan:
P = persentase skor (dibulatkan)
∑x = jumlah nilai jawaban responden dalam satu item
∑xi = jumlah skor ideal dalam satu item

Pemberian makna dan pengambilan keputusan tentang respons


siswa terhadap Produk LKPD menggunakan konversi tingkat
pencapaian dengan skala 5 seperti tabel 3.9 yaitu:
47

Tabel 3.11 Kriteria kevalidan data angket respons guru dan siswa
No Skor Kualitas Kriteria Kelayakan
1 81 - 100% Sangat Layak (SL)
2 61 - 80% Layak (L)
3 41 - 60% Cukup Layak (CL)
4 21 - 40% Kurang Layak (KL)
5 < 20% Sangat Kurang Layak (SKL)

Kriteria Kevalidan:
1) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka
media tersebut kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
2) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka
media tersebut kualifikasinya baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
3) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-60%) maka
media tersebut kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
4) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka
media tersebut kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
5) Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (<20%) maka media
tersebut kualifikasinya sangat kurang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran. Media pembelajaran yang sedang dikembangkan
mendapat respons positif dari siswa apabila persentase yang
diperoleh kriteria A (81-100%) maka Produk LKPD
kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
48

DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


Yogyakarta:Diva Press.

Arikunto, Suharsimi. dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Buku Ekonomi Siswa Kelas XI, Karya Herlan Firmansy ah dan Diana
Nurdiansyah Tahun 2016.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke


cipta.

Fatkhan Amirul Huda 2017. “Pengertian dan Langkah-Langkah Metode


Pembelajaran Team Quiz”, https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-
langkah-langkah-metode-pembelajaran-team-quiz. (diakses 2 Januari
2022).

Fauziah,Indah Zahrotul (2016).Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash


CS6 pada mata pelajaran Penataan Barang Dagang. JPBM(Jurnal
Pendidikan Bisnis dan Manajemen) 2(2),154-159.

Hisyam Zaini.2008. Srategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.

Kaymakei, Selahatin. 2012. A Review of Studies on Worksheets in Turkey.


Tersedia di http://eric.ed.gov/ Diakses pada 11 Februari 2022.

Kristin Borte, Katrine Nesje, Solvi Lillejord(2020). Barriers to student active


learning in higher education, Teaching in Higher Education, 1-19.

Melvin,Silberman (1996). Active Learning: 101 Strategies To Teach Any Subject.


Prentice-Hall, PO Box 11071, Des Moines, IA 50336-1071.

Muchlisin Riadi 2015. “Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)”,


https://www.kajianpustaka.com/2015/07/lembar-kerja-peserta-didik-
lkpd.html (diakses 2 Januari 2022).

Muchlisin Riadi 2021. “Pembelajaran Aktif (Active Learning) - Pengertian,


Karakteristik, Prinsip dan Jenis-jenis”.
https://www.kajianpustaka.com/2021/12/pembelajaran-aktif-active-
learning.html. (diakses 2 Januari 2022).

Rohaeni, Siti (2020) pengembangan sistem pembelajaran dalam implementasi


kurikulum 2013 menggunakan model ADDIE pada anak usia dini.Jurnal
intruksional,volume 1(2).
49

Rosliana, ina (2019). Pengembangan LKPD matematika dengan model learning


cycle 7E berbantuan mind mapping. jurnal pengembangan pembelajaran
matematika(1), 10-22.

Siagian. Sondang P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara.


Jakarta.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Tegeh, I Made, dkk. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Winkel, Ws(1999), psikologi pengajaran. jakarta:PT Grasindo.


50

LAMPIRAN
51

COVER DEPAN
52

COVER BELAKANG

Anda mungkin juga menyukai