Anda di halaman 1dari 3

3.3.

Tahap Perawatan(masih refrensi)

Tahap perawatan produk teh Hibiscus ( bunga kembang Sepatu) melibatkan


beberapa tahapan, yang dimulai dari pemetikan daun teh hingga pemeliharaan. Proses
pengolahan teh melibatkan pemetikan, pelayuan, pengeringan, dan
pemeliharaan (Ayuningtyastuty, 2019). Pemetikan daun teh dilakukan dengan tangan atau
mesin, dan pemetikan dengan tangan biasanya dilakukan ketika kualitas teh yang dipetik
menjadi prioritas utama. Pelayuan perlu dilakukan untuk menghilangkan terbuangnya air
dari daun dan meminimalkan oksidasi. Daun teh dijemur atau ditiriskan di ruangan berangin
lembut untuk mengurangi kelembapan. Pucuk yang telah dipetik perlu dijaga agar tidak
rusak sebelum sampai di tempat pemrosesan, dan handling pucuk dapat dilakukan dengan
cara handling yang baik untuk menjaga kualitasnya. Pucuk dapat sampai ke pabrik dalam
keadaan segar, tidak layu, dan handling pucuk dapat memperoleh pucuk sebagai bahan baku
pengolahan dengan kualitas optimal guna menghindari atau mengurangi terjadinya
kerusakan pucuk secara fisik yang dapat menimbulkan penurunan kualitas teh.
(Effendi et al., 2020)

Metode pelaksanaan tahap perawatan produk teh meliputi berbagai aspek, mulai
dari pengumpulan data, pengolahan data, pengukuran produktivitas, evaluasi pengukuran
produktivitas, pengelolaan kebun, pengolahan pucuk, dan pengelolaan pabrik (Putra, 2022).

1. Pengumpulan data: Pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak
PTPN VIII dan pengukuran produktivitas dengan menggunakan model American Productivity
Center (APC) menggunakan indeks produktivitas.

2. Pengolahan data: Pengolahan data melibatkan pengumpulan data yang diperoleh melalui
wawancara dengan pihak PTPN VIII dan pengukuran produktivitas dengan menggunakan
model American Productivity Center (APC) menggunakan indeks produktivitas[.

3. Pengukuran produktivitas: Pengukuran produktivitas dilakukan setelah mengukur


produktivitas pada periode 0 bulan September 2024 sebagai periode dasar dan periode 1
bulan Oktober 2024, dan hasil pengukuran digunakan untuk menentukan strategi yang tepat
untuk produk teh dan non teh untuk perusahaan.

4. Evaluasi pengukuran produktivitas: Evaluasi pengukuran produktivitas dilakukan setelah


mengukur produktivitas pada periode 0 bulan September 2024 sebagai periode dasar dan
periode 1 bulan Oktober 2024, dan hasil pengukuran digunakan untuk menentukan strategi
yang tepat untuk produk teh dan non teh untuk perusahaan (Anggraini, 2017).

5. Pengelolaan kebun: Pengelolaan kebun meliputi pembibitan, pemangkasan, pemupukan,


dan penyemprotan.

6. Pengolahan pucuk: Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh dihamparkan di lantai
dan diaduk-aduk untuk mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun.
7. Pengelolaan pabrik: Pengelolaan pabrik meliputi handling pucuk dengan cara handling
yang baik untuk menjaga kualitasnya, pengeringan, dan pemeliharaan.

Metode pelaksanaan tahap perawatan produk teh ini berkaitan dengan mengurangi
kerusakan pucuk secara fisik, mengurangi oksidasi, dan mengurangi kelembapan, yang dapat
menimbulkan penurunan kualitas teh. Dalam pembuatan dan perawatan produk pembuatan
teh hibiscus, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Kualitas Produk: Produk teh hibiscus harus memiliki kualitas yang tinggi, dengan mutu dan
rasa yang memuaskan. Konsisten dengan standar mutu yang ditetapkan dan memenuhi
kebutuhan konsumen.

2. Kontaminasi: Untuk mengurangi kontaminasi, perlu dilakukan pengujian kualitas air,


bahan baku, dan produk akhir. Pengolahan dan pemasaran harus dilakukan dengan cara
yang benar, seperti pengeringan, ekstraksi, dan pengemasan.

3. Kandungan Kimia: Untuk memastikan kandungan kimia yang tinggi, perlu dilakukan
pengujian kandungan kimia dalam bunga rosella yang digunakan dalam pembuatan teh
hibiscus. Kandungan kimia yang tinggi dapat diurai dan disesuaikan dengan standar

4. Kesehatan dan Keselamatan: Untuk mengurangi risiko kecelakaan atau kesehatan buruk,
perlu dilakukan pengujian kesehatan dan keselamatan dalam pengolahan dan pemasaran
teh hibiscus. Pengolahan dan pemasaran harus dilakukan dengan cara yang benar, seperti
pengeringan, ekstraksi, dan pengemasan

5. Pemasaran dan Penjualan: Untuk memastikan strategi pemasaran dan penjualan efektif
dan efisien, perlu dilakukan pengujian pasar, motif dan tujuan pembelian produk, kebiasaan
konsumen, dan tata cara penggunaan produk. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen dan tata cara penggunaan produk

6. Kemasan: Kemasan produk teh hibiscus harus sesuai dengan keinginan konsumen, yang
dapat memperjelas kualitas dan tipe produk teh hibiscus.

7. Kualitas Produk: Untuk memastikan kualitas produk teh hibiscus, perlu dilakukan
pengujian kualitas rasa, aroma, dan warna. Produk harus memenuhi standar kualitas yang
diinginkan oleh konsumen.

8. Kesehatan Kulit: Untuk memastikan efektivitas perawatan kesehatan kulit dengan teh
hibiscus, perlu dilakukan pengujian kandungan kimia dalam tanaman obat rosella yang
digunakan dalam pembuatan teh hibiscus. Penggunaan tanaman obat rosella secara teratur
dan dengan cara yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
DAPUS

Anggraini, T. (2017). PROSES DAN MANFAAT TEH - UNAND. Jurnal Ilmiah Dosen AGROINFO, 4(7),
44–52.

Ayuningtyastuty, H. (2019). QUALITY CONTROL PADA PROSES PRODUKSI TEH HIJAU). Jurnal
Agroteknologi Vol.12 No.01, 3-6.

Effendi, D. S., Syakir, M., Yusron, M., & Wiranto. (2020). Budidaya dan Pasca Panen Teh. Jurnal
Produksi Tanaman, 1(3), 35–51.

Putra, M. A. H. (2022). PENGARUH TEH ROSELLA (Hibiscus Sabdariff) TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KUALA LEMPUING. Jurnal Ilmu
Budidaya Tanaman, Volume 5, Nomor 1.

Sumber

https://www.itb.ac.id/berita/detail/58155/cara-menjaga-kualitas-teh-dengan-teknik-
handling

Anda mungkin juga menyukai