Fix Makalh Biosistematika Dan Pemodelan
Fix Makalh Biosistematika Dan Pemodelan
DEPARTEMEN BIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
DAFTAR ISI
B. Tujuan .......................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................................... 69
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk. Dua kegiatan
inilah yang merupakan tugas utama ilmu sistematik atau taksonomi tumbuhan.
Pada saat ini telah banyak dikenal berbagai macam tumbuhan termasuk di
antaranya tumbuhan yang bermanfaat. Tumbuhan tersebut perlu dibedakan agar tidak
salah penyebutannya, karena wujud dan macamnya berbeda. Karena itu perlunya
tentang sifat-sifat, ciri, nama-nama tumbuhan selanjutnya disusun dalam suatu sistem
yang dikenal sebagai ilmu tumbuhtumbuhan dan terkadang disebut juga sistematika
Pertelaan ciri atau deskripsi merupakan bagian yang sangat penting, sebab
3
pelukisan atau penggambaran dengan kata-kata tentang batasan, ruang lingkup dan
sifat-sifat suatu takson itu. Pertelaan merupakan kesimpulan dan perwujudan dari
pencirian takson. Bahan baku pencirian itu pada umumnya berupa sifat dan ciri yang
dirinci, dianalisis atau disintesis serta disajikan sebagai bukti taksonomi. Sifat dan ciri
takson. Hampir semua kegiatan taksonomi tumbuhan itu melibatkan sifat dan ciri
tumbuhan beserta variasinya. Pertelaan umumnya berisi sifat dan ciri, yang sebagian
Setiap tumbuhan memiliki alat atau bagian yang digunakan dalam proses
bersifat vegetatif dan generatif. Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan
susunannya berbeda beda sesuai dengan jenis tanamannya, tetapi bagi tumbuhan yang
berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang sering kita sebut
bunga. Oleh sebab itu suatu tumbuhan biji, jika sudah tiba waktu baginya akan
mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian bagian yang setelah terjadi
bagian tumbuhan yang kita sebut buah, yang didalmnya terkandung biji dan biji
Bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun daun) yang bentuk,
bunga ini dapat berlangsung penyerbukan, pembuahan dan akhirnya dapat dihasilkan
alat perkembangbiakan. Tunas yang mengalami perubahan bentuk menjadi bunga itu
4
sedangkan daun daunya sebagian tetap bersifat seperti daun, dan hanya bentuk dan
bagian yang memainkan peranan masing masing dalam peristiwa yang akhirnya akan
menggunakan suatu cara, sehingga hasilnya tertata dan sistematis, bentuknya singkat,
ringkas, dan padat serta mempermudah dalam mencari informasi dari tumbuhan
tersebut. Salah satu cara menyusun pertelaan tumbuhan yaitu dengan menggunakan
ciri morfologi dari tumbuhan tersebut. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sistem informasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tumbuhan yang berfungsi sebagai
alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang
berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji alat tersebut
lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita sebut bunga. Bunga merupakan
batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh digasilkannya
bunga dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan
lingkungan seperti suhu rendah, lama pencahayaan dan ketersediaan air. Pada bunga
terkandung biji, biji inilah nantinya yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
tersusun amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya bagian-bagian tadi tampaknya
6
2. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran-lingkaran (cyclis),
lain terpencar atau menurut garis spiral (Hemicylis), misalnya : bunga sirsak
Annona muricata L.
menarik adalah bentuk bungan seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warna, bau,
serta ada dan tidak adanya madu ataupun zat lain. Dengan karakteristik sifat-sifat
tersebut untuk setiap atau golongan tumbuhan, sehingga sifat-sifat bunga merupakan
Pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya
bunga coklat Zephyeranthus rosea Lindl. tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat
ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja
7
Gambar 1. (a) bunga tunggal dan (b) bunga banyak
Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja, biasanya bunga itu
terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi
terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-
pulcherrima Swartz.
2. Bunga diketiak daun Flos lateralis atau Flos axilaris, misalnya pada kembang
Selain dari itu, pada suatu tumbuhan dapat kita lihat bahwa bunganya yang
8
2. Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan dari cabang yang
pulcherrima Swartz.
Gambar 2. (a) bunga pada ujung batang serta berkumpul dan (b) bunga pada ketiak
daun serta terpisah-pisah
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung
sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak
jelas kelihatan, bahwa di antara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang
itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga
majemuk, sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak
berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tersebut telah mengalami metamorfosis
dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi. Walaupun demikian menurut
kenyataannya seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari
9
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat kita bedakan bagian-bagian
berikut :
mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang, dan
bunganya,
10
Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat
terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median,
satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, di bagian atas
tangkai bunga,
kelopak,
Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk
dan warnanya,
centripetala)
11
Gambar 4. Bunga majemuk (a) tak berbatas dan (b) berbatas
Bunga majemuk tak berbatas adalah bunga majemuk yang ibu tangkainya
dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan
mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu
tangkai) dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah
ke atas. Jika ujung ibu tangkai tak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan
bunga majemuk ini tidak berbatas, lagi pula jika dilihat dari atas, nampak bunga
mulai mekar dari pinggir menuju ke pusat itulah maka bunga majemuk yang bersifat
12
a. Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bunga bertangkai yang duduk pada
b. Bulir (spica), seperti tandan tetapi bunga tidak bertangkai , misalnya bunga
c. Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkainya hanya
(bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah),
d. Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal ,dan seringkali
indah dan menarik warnanya, yang selain berguna untuk menarik serangga,
d.1. Bunga payung (umbella), yaitu suatu bunga majemuk tak berbatas, yang dari
dank arena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan
d.2. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), yaitu suatu bunga majemuk yang
ujung ibu tangkainya lalu melebar dan merata, sehingga mencapai bentuk
seperti cawan (adapula kalanya tidak begitu lebar dan rata, sehingga bentuk
13
cawan tidak begitu nyata) dan pada bagian itulah tersusun bunga-bunganya.
Pada pangkal bunga majemuk yang demikian ini biasanya terdapat daun-daun
pembalut (involucrum). Selain dari itu pada bunga cawan lazimnya kita dapati
d.2.1. Bunga pita : bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan,
oleh sebab itu dinamakan pula bunga pinggir (flos marginallis), yang
d.2.2. Bunga tabung : bunga-bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri (flos
disci), seringkali kecil kecil dan berbentuk tabung, oleh sebab itu
alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.
bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai
glauca Benth .
d.2.4. Bunga periuk (hypanthodium). Bunga ini dapat dibedakan dalam bentuk,
yaitu:
14
Ujung ibu tangkai menebal berdaging, membentuk badan yang
padanya lalu terdapat di dalam periuk tadi, dan sama sekali tidak tampak
15
2. Ibu tangkai bercabang-cabang, dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi,
Mangifera indica L.
sifat sedemian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk
ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung, misalnya bunga
c. Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung yang
terdapat pada adas Foeniculum vulgare Mill dan wortel Daucus corota L.
d. Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-
tongkol pula, terdapat misalnya pada kelapa Cocos nucifera L. dan palma
(Palmae) umumnya.
16
e. Bulir majemuk, jika ibu tangkai bercabang-cabang dan masing-masing cabang
jagung Zea mays L. yang jantan dan berbagai jenis rumput (Gramineae).
inflorescentia defitina)
17
Bunga majemuk berbatas adalah adalah bunga majemuk yang ujung ibu
tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai
pertumbuhan yang terbatas.Ibu tangkai ini dapat pula bercabang-cabang, dan cabang-
cabang tadi seperti ibu tangkainya juga selalu mendukung suatu bunga pada
ujungnya. Pada bunga majemuk yang berbatas bunga yang mekar dulu adalah bunga
yang terdapat pada sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika
Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan
Bersifat monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada
kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah diberhadapan, dan yang
satu lebih besar daripada yang lainnya, misalnya pada kapas Gossypium
sp.
Bersifat dichasial jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang
Bersifat pleiochasial, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang
pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, misalnya
18
Gambar 7. Bunga majemuk berbatas (a) monochasial (b) dichasial dan
(c) pleiochasial
1. Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung ibu tangkai terdapat satu
bunga dan dibawahnhya terdapat dua cabang yang sama panjangnya, masing-
2. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu suatu bunga
lagi, tetapi setiap kali bercabang berbentuk satu cabang saja, yang arahnya
bercabang juga hanya terbentuk satu cabang, yang semuanya terbentuk ke kiri
dan ke kanan dan cabang yang satu berturut-turut membentuk sudut 90°.
seperti sabit.
19
5. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling semua percabangan
terletak pada satu bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua
bunga pada bunga majemuk itu terdapat tempat yang sama tingginya.
20
C.3. Bunga Majemuk Campuran (Inflorescentia Mixta)
sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun sifat bunga majemuk tak berbatas,
a. Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster), pada bunga ini tampaknya
b. Lembing (anthela), jika cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh
21
tersusun rapat pada cabang-cabang bunga majemuknya, misalnya pada rami
berbatas (cymosus) dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih besar dari
D. Bagian-bagian Bunga
22
Gambar 11. Bagian-bagian bunga
1. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat
metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama
daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-
23
urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua
lingkaran:
luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak
pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
b. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang
terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna
bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri
atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun
Pada suatu bunga sering kita dapati tidak ada hiasan bunganya. Bunga yang
demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau hiasan bunga tidak dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota
sama, baik bentuk dan warnanya. Hiasan bunga yang demikian dinamakan tenda
bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala).
sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen). Pada bunga
24
benang-benang sarinya dapat pula bebas atau berlekatan, ada yang tersusun
dalam satu lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwasanya bagian
yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorfosis
daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga ditemukan satu atau
beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi
dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah,
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya
1. Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completes), yang dapat terdiri atas:
lingkaran: pentasiklik.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos in–completes), jika
salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada.
25
disebut telanjang (nudus), jika hanya mempunyai salah satu dari kedua
Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan
mahkotanya sama bentuk maupun rupanya, seringkali dianggap sebagai bunga yang
E. Kelamin Bunga
dibedakan atas :
padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) dan putik (alat kelamin
betina). Bunga ini sering dikatakan bunga sempurna atau bunga lengkap,
kerena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak
2. Bunga berkelamin tunggal (unisexsual), jika pada bunga hanya terdapat salah
Berdasarkan alat kelamin yang ada pada tumbuhan dapat dibedakan lagi
dalam :
1. Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari
tanpa putik, misalnya Bunga Jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan.
26
2. Bunga betina (flos feminieus), yaitu bunga yang tidak mempunyai banang
sari, melainkan hanya putik saja, misalnya Bunga Jagung yang tersusun dalam
3. Bunga mandul atau bunga tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat
benang sari maupun putik. Misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga
macam bunga, yaitu bunga jantan yang tersusun sebagai bulir majemuk pada
ujung tanaman dan bunga betina yang tersusun sebagai tongkol dan terdapat dalam
dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan). Misalnya pada
2. Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah
jantan saja dan ada individu tumbuhan yang hanya mempunyai bunga betina
3. Poligami (polygamus), jika pada suatu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga
27
F. Pembagian Tempat antara Bagian Bunga yang Satu dengan Bagian yang
Lain
dan daun buah) dapat kita jumpai dalam susunan yang berbeda-beda, yaitu:
dengan penelitian yang seksama masih dapat lagi ditemukan kenyataan berikut.
Jika bagian-bagian bunga tadi duduknya berkarang, dan setiap lingkaran memuat
bagian bunga bunga yang sama jumlahnya misalnya ada 3 daun kelopak, 3 daun
mahkota, 2 lingkaran benag sari yang masing-masing memuat 3 benang sari, 3 daun
28
Pada umumnya bunga mempunyai bagoian-bagian yang duduknya berselang,
bahkan sifat berseling (alternatio) ini dianggap sifat mutlak. Jika pda suatu bunga
terdapat bagian-bagian yang berhadapan, ada kemungkinan besar bahwa pada bunga
Simetri adalah suatu sifat benda atau badan yang juga biasa disebut untuk
bagian-bagain yubuh tumbuhan (batang, daun maupun bunga), jika benda tadi oleh
sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian, sedemikian rupa, sehingga kedua
bagian dapat saling menutupi. Jadi, seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk
melipat, maka benda itu dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau semetris.
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat
tersebut diatas, dan bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang :
1. Asimetris atau tidak simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang
simetri dengan jalan apapun juga, misalanya bunga tasbih Canna hybrida
Hort.
dapat dibuat satu bidang simetri saja. Sifat ini biasanya dapat ditunjukkan
macam yaitu :
29
b. Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang
median dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya bunga Corydalis.
dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) dan 90°, misalnya bunga
3. Setangkup menurut dua bidang ( bilateral simetris atau disimetris), dapat pula
disebut setangkup ganda, yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang
setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain,
lambang * (bintang).
yang berupa daun-daun itu terletak sedemikian rupa, hingga bagian tumbuhan yang
30
b. Terlipat kedalam sepanjang ibu tulangnya (vernatio conduplicata atau
vernatio duplicata).
Mengenai hal ini pun ada bermacam-macam susunan, diantaranya yang sering
dijumpai adalah:
a. Terbuka atau aperta, tepi daun-daun kelopak dan mahkota tidak bersentuhan
sama sekali.
b. Berkatup atau valvata, tepi daun-daun kelopak atau mahkota saling bertemu
31
Gambar 12. Letak daun dalm kuncup
e. Menyirap, tepi saling menutupi seperti susunan genteng atau sirap atau
Imbricata. Susunan daun kelopak atau daun mahkota yang saling menutupi
32
Gambar 13. Imbricata
e.1.1. Yang terpuntir kesatu arah (convoluta), dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
e.1.2. Mengikuti rumus 2/5 (quincuncialis), jika arah putaran menyebabkan letak
e.1.3. Kohlearis (cohlearis), jika pada bunga dengan 5 daun kelopak atau 5 tajuk
bunga.
Susunan daun-daun kelopak dan daun-daun mahkota dengan tepi yang saling
menutupi dapat dibedakan lagi menurut asli atau tidakanya susunan yang demikian
e.2.1. Susunan yang etop (eutopus), yaitu letak daun-daun kelopak/mahkota saling
33
e.2.2. Susunan yang metatop (metatopus), yaitu daun-daun kelopak.mahkota saling
yang asli.
I. Dasar Bunga
Bunga dapat dianggap sebagai tunas yang mengalami metamorfosis dan dasar
bunga adalah tidak lain dari ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya
menebal atau melebar dan menjadi pendukung bagian-bagian bunga yang merupakan
meramorfosis daun, yaitu kelopak, tajuk, bunga, benang sari, dan putik. Karena
terhentinya pertumbuhan batang, ruas-ruasnya menjadi amat pendek, oleh sebab itu
bagian-bagin bunga yang berasal dari daun lalu tersusun amat rapat satu sma lain,
mendukung satu bagian bunga atau lebih, dan tergantung bagian bunga yang
1. Pendukung tajuk bunga atau anatofor, yaitu bagian dasar bunga tempat
duduknya daun-daun tajuk bunga seperti yang terdapat pada bunga anyelir
Dianthus caryophyllus.
2. Pendukung benang sari atau androfor, bagian dasar bunga yang seringkali
meninggi atau memanjang dan menjadi tempat duduknya benang sari, misalnya
34
3. Pendukung putik atau ginofor, suatu peninggian pada dasar bunga yang khusus
Michellia champaka.
4. Pendukung benang sari dan putik atau androgonofor, bagian dasar bunga yang
mempunyai kelenjar madu, misalnya terdapat pada bunga jeruk Citrus sp.
35
J. Bentuk Dasar Bunga
1. Rata, hingga semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar bunga,
3. Seperti cawan, daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya putik seakan-
4. Bentuk mangkuk, kelopak dan tajuk bunga lebih tinggi letaknya daripada putik,
Dari uraian mengenai bentuk dasar bunga itu dapat kita lihat bahwa hiasan
bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan duduk bakal
1. Hipogin (hypogynus), hiasan bunga duduk pada bagian bagian bawah bakal
2. Perigin (perygynus), hiasan bunga dan bakal buah sama rata, misalnya pada
3. Epigin (epyginus), hiasan bunga duduk pada bagian atas bakal buah, misalnya
36
Gambar 15. Bentuk dasar bunga
K. Kelopak (Calix)
hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam yang
bunga masih kuncup. Jika sudah mekar maka kelopak akan runtuh. Kelopak yang
tetap dan akhirnya ikut merupakan bagian buah misalanya pada ciplukan Physalis
Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai organ yang
berasal dari daun. Pada bunga daun putri Musaenda frondosa L. salah satu daun
37
kelopaknya amat lebar, berbentuk daun biasa dan mempunyai warna yang menarik,
oleh sabab itu dinamakan daun pemikat. Daun ini juga terdapat pada bunga bugenvil
dinamakan daun kelopak. Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat-sifat yang
berbeda.
38
b. Bercangap (fissus), jika bagian yang brelekatan kira-kira meliputi separuh
2. Lepas atau bebas (polysepalus) jika daun-daun kelopak yang satu dengan
bersifat:
39
a. Bertaji (calcaratus) seperti pada bunga pacar air Impatiens balsamina L.
tabung atau buluh, bagian atasnya berbelah dua seperti bibir atas dan bawah,
Gambar 18. Bentuk kelopak bunga (a) bertaji- Impatiens balsamina L. dan
(b) berbibir- Salvia splendes Ker.Gawl.
Tajuk bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat disebelah dalam kelopak,
umumnya lebih besar, dengan warna yang menarik, indah dan bentuk susunan yang
bagus, tidak jarang pula mempunyai bau yang harum atau berbau busuk. Selain
berfungsi sebagai alat yang mempunayai daya penarik, tajuk juga berfungsi
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala),
dan seperti halnya daun-daun mahkota bunga menunjukkan sifat yang berbeda pula:
40
a. Tabung / buluh tajuk
b. Pinggiran tajuk
c. Leher tajuk
2. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus) jika daun daun
a. Kuku daun tajuk (unguis), bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar dan
b. Helain daun tajuk (lamina), bagian yang lebar dan biasanya tipis.
c. Daun-daun tajuk tidak ada atau sangat kecil. Bunga tanpa tajuk (apetalus)
Tajuk bunga pun sama halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang
meliputi :
41
g.1. Bertaji (calcaratus), berbentuk mirip taji pada kaki ayam, seperti pada bunga
g.2. Berbibir (labiatus), jika tajuk seolah-olah dibelah dua, seperti pada bunga
g.3. Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus), memiliki tajuk yang terdiri dari
suatu badan berbentuk sekoci atau perahu, misalnya pada kacang tanah
Arachis hypongea L.
g.4. Bertopeng atau berkedok (personatus), tajuk bungan mempunyai dua bibir
seperti bunga berbibir, akan tetapi bibir yang bawah melengkung ke atas
majus L.
g.5. Berbentuk pita (ligulatus), bagian bawah tajuk bunga berlekatan merupakan
buluh atau lubang yang kecil, bagian atasnya berbentuk pita, misalnya pada
Tajuk bunga sungguh beraneka ragam rupa warnanya: merah, putih, biru,
kuning, merah jambu, ungu, dan lain-lain. Tajuk bunga bertugas sebagai daun
pemikat binatang, oleh sebab itu setelah kunjungan binatang pada bunga yang dapat
Biasanya umur tajuk itu tidak berapa lama lagi, tetapi ada pula bunga yang tetap
bertahan sampai berbulan-bulan belum juga mati, seperti pada bunga anggerek bulan
Phalaenopsis ambilis Bl., bila tajuk bunga menjadi layu seringkali kita lihat adanya
perubahan warna, misalnya pada bunga kapas Gossypium sp. yang kalau layu
42
berwarana merah jambu, sedangkan dalam keadaan segar tajuk bunganya berwarana
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai hiasan yang tidak lagi dapat dibedakan
mana kelopak mana tajuknya, dengan kata lain kelopak dan tajuknya sama, baik
43
bentuk maupun warnanya, inilah yang disebut tenda bunga (Perigonium). Bagian
penyusun tenda bunga atau daun tenda bunga (Tepala), dibedakan dalam dua
golongan :
tak begitu besar dan tidak begitu menarik, seperti terdapat pada bunga
tajuk bunga, juga biasanya lebih besar dan seringkali bentuknya menarik,
Pada daun tenda bunga (serupa dengan tajuk) dapat pula dibedakan dua
bagiannya, yaitu kuku (unguis) dan helaiannya (lamina). Selain itu pula pada tenda
bunga terdapat alat tambahan sisik-sisik atau rambut-rambut seperti pada kelopak
2. Lepas atau bebas (pleiophyllus) satu sama lain, seperti halnya pada kembang
44
Sementara orang beranggapan, bahwa bunga yang mempunyai tenda bunga
adalah bunga yang tidak lengkap, karena dipandang kekurangan satu bagian hisan
bunga. Untuk bunga yang memiliki tenda bunga serupa dengan kelopak dianggap
kurang tajuk, sedang untuk bunga dengan tenda bunga yang menyerupai tajuk
Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan. Benang sari
merupakan suatu metamofosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan
sebagai alat kelamin jantan. Pada bunga tasbih Canna sp. tajuk bunga pada bunga ini
tidak menarik, tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang
Gambar 20. Benang sari Canna indica yang bersifat seperti tajuk bunga
45
2. Kepala sari (Anthera), bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai
sari. Bagian ini biasanya mempunyai 2 ruang sari (theca) yang masing-
masingnya terdiri atas dua ruang kecil (loculus atau loculumentum). Dalam
ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (Pollen), yaitu sel-sel jantan
yang berguna untuk penyerbukan atau persarian. Ada kalanya serbuk sari
1. Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan sifat demikian
2. Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak, yang sering dapat kita lihat
46
Gambar 22. Letak duduk benang sari
Suatu sifat bunga yang penting yang berhubungan dengan benang sari, ialah:
jumlah benang sari pada bunga. Sifat ini dipandang sedemikian pentingnya. Sehingga
1. Benang sari banyak, yaitu jika dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang
Psidium guajva L.
2. Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya. Dalam hal yang demikian,
benang sari yang biasanta tersusun dalam dua lingkaran, jika ada lingkaran
luar dan dalam . jika duduknya masing-masing benang sari kia teliti dengan
seksama, maka mengenai duduknya benag sari terhadap daun-daun tajuk ada
dua kemungkinan :
47
a. Diplostemon (Diplostemonus), yaitu benang-benang sari dalam lingkaran luar
odoratissimum Hort.
c. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang, yang dalam hal ini
Benang sari pada satu bunga dapat tidak sama panjang. Panjang pendeknya
1. Benang sari panjang dua (didynamus), dalam satu bunga terdapat misalnya
empat benang sari, dan dari 4 benang sari itu, yang dua panjang yang duanya
terdapat 6 benang sari, dan dari 6 benang sari itu 4 diantaranya panjang dan
48
Umumnya benang sari terpisah dengan putik tapi ada kalanya benang sari
(Orchidaceae).
Tangkai sari biasanya duduk terpisah-pisah di atas dasar bunga, akan tetapi
tidak jarang pula terdapat tangkai sari yang berlekatan satu sama lain. Cara perlekatan
dan panjangnya bagian tangkai sari yang berlekatan amat bermacam-macam, ada
yang berlekatan pada pangkalnya saja, ada yang lebih panjang bagian yang
sari. Melihat jumlahnya berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tadi,
dapat dibedakan :
1. Benang sari berberkas satu atau benang sari bertukal satu (monadelphus),
yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan satu sam alain,
merupakan suatu berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung
tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih bebas sat sama lain,
2. Benang sari berberkas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus),jika
benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan
yang dalam setiap bunga terdapat 10 benang sari yang tersusun dalam 2
49
berkas, yang terdiri atas 9 tangkai sari, sedang berkas yang lain hanya terdiri
3. Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak, yaitu jika dalam suatu
bunga yang mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi
pentandra Gaertn. yang dalam satu bunga terdapat 5 berkas benang sari
Kepala sari (Anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung
jorong, bulat telur, bangun kerinjal dan lain sebagainya. Dalamnya terdapat 2 ruang
sari (theca), tetapi dapat pula hanya satu atau lebih dari 2 ruang. Satu ruang sari
biasanya terdiri atas dua kantong sari (loculumentum), tetapi sekat yang memisahkan
sari (pollen). Setelah terjadinya persarian (serbuk sari jatuh pada kepala putik), maka
serbuk sari itu akan tumbuh merupakan suatu buluh menuju ke bakal biji, hingga inti
sperma yang terdapat dalam serbuk sari akhirnya dapat lebur (bersatu) dengan sel
telur yang terdapat di dalam kandung lembaga. Peleburan inti sperma dengan sel telur
Serbuk sari merupakan badan yang amat lembut, jika terpisah-pisah mudah
sekali beterbangan karena tiupan angin, adapula yang bergumpal-gumpal. Jika setiap
50
gumpalan terdiri atas 4 serbuk lazimnya dinamakan : pollen tetrad, tetapi adapula
yang tiap gumpalan itu terdiri atas sejumlah bsar serbuk sari, yang disebut pollinium,
pada tubuh hewan, misalnya serangga yang mengunjungi bunga, dan serangga itulah
yang membawa serbuk sari ke bunga lain, dan dengan demikian dapat membantu
terlaksananya penyerbukan.
Dalam satu bunga umumnya kepala sarinya bebas satu sama lain, jarang
sekali menjadi satu. Contoh kepala sari yang berlekatan satu sama lain terdapat pada
bunga matahari Helianthus annuus L., yang karena bentuk kepala sari pada bunga ini
memanjang, maka perlekatan kepala-kepala sari itu merupakan suatu badan yang
berbentuk tabung.
51
1. Tegak (innatus atau basifixus), yaitu jika kepala sari dan tangkainya
penghubung ruang sari, ata kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya
3. Bergoyang (versatilis), jika kepala sari melekat pada suatu titik pada ujung
Jika serbuk sari sudah masak (sudah siap untuk mengadakan persarian), maka
kepala sari lalu pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi.
Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan
berbeda-beda, misalnya :
chinensis Leman.
52
2. Dengan celah yang melintang (transversaliter dehiscens), yang tidak banyak
3. Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens),
4. Dengan kelap atau katup-katup (valvis dehiscens), yang jumlahnya satu atau
tidak begitu terang, dalam hal yang demikian, bagian ruang sari yang berlekatan satu
sama lain hanya sempit sama sekali, dan kepala sarinya seperti berbentuk silang,
seperti terlihat pada bunga rumput. Adakalnya penghubung ruang sari terlihat jelas,
lebar hingga ke dua ruang sarinya agak berjauhan satu sama lain. Penghubung ruang
sari dapat tidak sama lebar pada seluruh panjangnya, hingga dari luat nampak seperti
Pada penghubung ruang sari ini terdapat alat-alat tambahan, misalnya pada
bunga biduri Calotropis gigantea Dryand. Uraian yang menyangkut benang sari akan
yang kurang sempurna, dalam hal yang demikian benang sari tidak lagi menghasilkan
serbuk sari yang mampu untuk menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah
bentuk dan fungsinya, misalnya berubah menyerupai tajuk atau berubah menjadi
53
perkembangannya dinamakan: staminodium, dan karena tidak menghasilkan serbuk
sari, sering kali benang sari tidak ada, hanya terkadang tampak sisa-sisanya saja
(rudimentum). Kita dapat pula mengatakan dalam hal yang demikian, bahwa bunga
itu mempunyai benag asri yang bersifat rudimenter. Pada bunga betina seringkali
masih kita temukan sisa-sisa benang sari, yang memberikan petunjuk, bahwa bunga
betina itu berasal dari bunga banci yang kehilangan alat kelamin jantannya (benang
sarinya).
Q. Putik (Pistillum)
Putik merupakan bagian yang terdalam letaknya, dan kalau benang sari alat
kelamin jantan pada bunga, maka putik merupakan alat kelamin betinanya. Putik pin
dengan daun buah (cerpellum), dan daun buah sebagai keseluruhan yang menyusun
daun sudah amat sukar untuk di buktikan, tetapi pada tumbuhan berbiji telanjang,
misalnya pada pakis haji Cycas rumphii Miq. hal itu masih kelihatan jelas.
Putik yang mengandung sel telur yang setelah dibuahi oleh inti sperma yang
berasal dari serbuk sari, akhirnya akan berkembang menjadi lembaga, dan lembaga
itulah yang nantinya akan merupakan tumbuhan baru. Bagian putik yang
mengandung sel telur itu namanya bakal biji (ovulum) yang akhirnya akan menjadi
54
biji (semen), dan sementara itu bagian putik yang di dalamnya terdapat biji tadi,
Pada setiap bunga lazimnya hanya ada satu putik saja, misalnya pada bunga
kapas (Gossypium sp), tetapi ada pula bunga yang memiliki lebih dari satu putik,
bahan ada yang banyak putik, contohnya pada bunga sirsak Annona muricata L.
Daun-daun buah penyusun putik merupakan bagian buah yang paling pinggir
(kulit buah). Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik
dapat dibedakan :
1. Putik tunggal (simpleks), jika putik hanya tersusun dari satu helai daun buah
2. Putik majemuk (compositus), jika putik tersusun dari dua atau lebih daun
55
Banyaknya daun buah yang menyusun putik seringkali masih dapat kita lihat
dengan nyata, walaupun sementara itu putik telah berubah menjadi buah, yaitu
dengan melihat sudut-sudut atau alur-alur yang sering terlihat pada bagian kulit luar
buah, misalnya pada buah kelapa, dengan mudah dapat kita tentukan bahwa buah itu
Untuk mengetahui jumlah buah yang menyusun putik, dapat kita buat irisan
melintang pada putikmelalui bakal buah. Jumlah daun buah seringkali sesuai dengan
1. Bakal buah (ovarium), yaitu bagian putik yang lazimnya kelihatan membesar
2. Tangkai kepala putik (stylus), bagian putik yang sempit dan terdapat di atas
3. Kepala putik (stigma), ialah putik bagian yang paling atas, terdapat pada
Bakal buah adalah bagian putik yang membesarm dan biasanya terdapat
ditengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal
biji (ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal
buah tadi. Bagian yang merupakan pendukung bakal biji, disebut tembuni (placenta).
56
1. Menumpang (superus), jika bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian
rupa, sehingga bakal tadi lebih tinggi, lebih tinggi atau bahkan lebih rendah
dari pada tepi dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buahtidak pernah
didapati pada bunga yang dasar bunganya cembung, rata, atau cekung seperti
cawan.
2. Setengah tenggelam (hemi inferus), jika bakal buah duduk pada dasar bunga
yang cekung, jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih rendah dari pada
tepi dasar bunga, dan sebagian dinding bakal buah itu berlekatan pada dasar
3. Tenggelam (inferus), seperti pada b, tetapi seluruh bagian samping bakal buah
Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal
1. Beruang satu (Unilocularis) adalah bakal buah yang tersusun atas satu daun
57
2. Beruang dua (bilocularis) adalah bakal buah yang tersusun atas dua daun
3. Beruang tiga (triocularis) adalah bakal buah yang terjadi dari tiga daun buah
yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan, contohnya pada suku getah-
getahan.
4. Beruang banyak (multilocularis) adalah bakal buah yang tersusun tas daun
buah yang banyak yang berlekatan dan membentuk banyak sekat, contohnya
1. Sekat yang sempurna (septum completus), yaitu jika sekat ini benar-benar
membagi bakal buah menjadi lebih dari satu sama lain. Sekat sempurna
a. Sekat asli (Septum), yaitu jika sekat berasal dari sebagian daun buah yang
melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat, misalnya pada durian
b. Sekat semu (Septum spurius), yaitu jika sekat bukan merupakan sebagian
daun buah tetapi misalnya terdiri atas suatu jaringan yang terbentuk oleh
2. Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus), yaitu sekat yang membagi
bakal buah menjadi beberapa ruang, tetapi ruang-ruang itu masih ada
58
S. Tembuni (Placenta)
Di dalam bakal buah terdapat calon-calon biji yang dinamakan bakal biji,
yang berjumlah satu atau lebih. Bakal biji tersebut dalam bakal buah terdapat pada
bagian khusus yang menjadi pendukung bakal biji tadi. Bagian bakal buah yang
menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji
Letak tembuni (jadi juga bakal bijinya) di dalam bakal buah berbeda-beda.
Dalam menyebutkan letak tembuni seringkali diperha tikan pula letak tembuni itu
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak
tembuninya adalah:
diperhatikan, dan menurut pula bagaimana letaknya pada daun buah, dapat
2. Sentral (centralis atau i), yaitu di pusat atau di poros, bila tembuni terdapat di
59
buluh atau silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke semua jurusan
3. Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah bila tembuni terdapat pada bakal
buah yang beruang lebih daripada dua, dan tembuni tadi terdapat dalam sudut
bakal buah. Jika ditinjau letaknya pada daun buah, maka tembuni yang aksilar
itu terdapatnya biasanya pada tepi daun buah, jadi bersifat marginal.
Bakal biji atau calon biji duduk pada tembuni pada cara yang berbeda-beda.
60
1. Kulit bakal biji (integumentum), yaitu lapisan bakal biji yang paling luar, yang
kelak akan merupakan kulit biji. Bakal biji dapat prempunyai satu atau dua
2. Badan bakal biji atau nuselus (nucellus), yaitu jaringan yang diselubungi oleh
mengandung sel telur (ovum), dan kalau sudah terjadi pembuahan (peleburan
sel telur dengan inti kelamin jantan), akan menjadi lembaga (embryo) yaitu
4. Liang bakal biji (micropyle), yaitu suatu liang pada kulit bakal biji, yang
menjadi jalan inti kelamin jantan yang berasal dari buluh serbuk sari untuk
dapat bertemu dengan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga,
5. Tali pusar (fimiculus), pendukung bakal biji, yang menghubungkan bakal biji
dengan tembuni.
Letak bakal biji pada tembuni dan jumlah kulit bakal biji merupakan sifat-
alam tumbuhan. Mengenai letak bakal biji pada tembuni dapat dibedakan lima posisi
1. Tegak (atropus), yaitu jika liang bakal biji letaknya pada satu garis dengan
2. Mengangak (anatropus), jika liang bakal biji sejajar dengan tali pusar, karena
61
3. Bengkok (campylotropus), bila tali pusar dan bakal bijınya sendiri
membengkok, sehingga liang bakal biji berkedudukan seperti pada bakal biji
yang mengangguk.
tali pusarnya yang membengkok, sehingga tali pusar dengan liang bakal biji
5. Melipat (complotropus), jika tali pusar tetap lurus, tetapi bakal bijinya sendiri
yang melipat, sehingga liang bakal biji menjadi sejajar pula dengan tali
pusarnya.
Gambar 27. Kedudukan bakal biji (1) tegak, (2) mengangguk, (3) bengkok, (4)
setengah mengangguk dan (5) melipat
Di samping kelima posisi utama bakal biji itu masih banyak variasi yang lain
lagi, dengan melihat misalnya membengkoknya tali pusar, apakah pembengkokan itu
menyebabkan liang bakal biji mendekat ke arah tembuni atau malahan sebaliknya
Dalam hal seperti diuraikan di atas, bakal biji terdapat dalam bakal buah, yang
merupakan badan yang tertutup, jadi bakal biji tidak tampak dari luar Dalam
perkembangan seterusnya bakal buah akan menjadi buah, bakal biji akan menjadi biji
62
dan tetap di dalam buah, yang baru dapat terlepas jika buah masak (pecah atau kulit
kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan
merupakan lanjutan bakal buah ke atas. Tangkai kepala putik juga merupakan suatu
bagian daun buah, oleh sebab itu pada bakal buah yang tersusun atas beberapa daun
buah, seringkali tampak di atasnya sejumlah tangkai kepala putik yang sesuai dengan
jumlah daun buah penyusun bakal buahnya, karena tiap daun buah ke atas
membentuk satu tangkai kepala putik. Hal yang demikian ini tidak banyak kita
jumpai, umumnya semua daun buah penyusun putik hanya membentuk satu tangkai
Tangkai kepala putik tersebut berbentuk benang atau buluh yang dalamnya
berongga, mempunyai saluran tangkai kepala putik (conalis stylimus) atau tidak.
kebanyakan lebih besar. Ada kalanya tangkai kepala putik masih memperlihatkan
asalnya sebagai melamorfosis daun, yaitu mempunyai bentuk yang pipih lebar seperti
Tangkai kepala putik ada yang bercabang ada yang tidak, dan jika bercabang,
tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik, jadi pada
tangkai kepala putik yang bercabang terdapat lebih banyak kepala putik daripada
tangkai kepala putiknya Jika dibandingkan dengan tangkat sari, tangkai kepala putik
ada yang lebih panjang, ada yang sama panjang, dan ada pula yang lebih pendek
63
V. Kepala Putik (Stigma)
Kepala putik adalah kagian putik yang paling atas, yang dapat pada ujung
tingkat kepala putik atau ujung cabang yang epala putik itu. Bagian ini berguna untuk
Oleh sebab itu bentuk dan sifatnya disesuaikan pula dengan fungsinya untuk
menangkap serbuk sari tadi. Jika kepala putik sudah siap untuk diserbuki, maka
biasanya berperekat, dan dengan demikian serbuk sari yang oleh karena sesuatu sebab
Bentuk kepala putik amat beraneka ragam, biasanya disesuaikan dengan cara
D.C.
64
W. Kelenjar Madu (Nectarium)
oleh karenanya bunga itu lalu mendapat kunjungan berbagai macam binatang
(serangga, burung) untuk mendapatkan madu. Bunga yang dikunjungi binatang itu
umumnya bunga yang sudah siap untuk diserbuki, baik kepala sari maupun kepala
putiknya sudah masak untuk melakukan tugasnya. Dalam kunjungannya pada bunga
untuk mencari makan, pada binatang tadi akan melekat serbuk serbuk sarı, yang pada
kunjungannya pada bunga lain serbuk yang terbawa itu ada kemungkinan menyentuh
Madu yang terdapat pada bunga biasanya dihasilkan oleh kelenjar madu
b. Kelenjar madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah
Kelenjar madu yang merupakan metamorfosis salah satu bagian bunga dapat
berasal dari:
a. Daun mahkota.
b. Benang sari.
Angiospermae) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (pada
65
Gymnospermae), sedangkan yang dimaksud dengan pembuhan ialah terjadinya
perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji
dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari. Penyerbukan dapat dibedakan
1. Penyerbukan sendiri (Autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala
3. Penyerbukan silang (Allogamy), jika serbuk sari yang jatuh dikepala putik
berasal dari tumbuhanlain, tetapi msih terglong dalam jenis yang sama.
4. Penyerbukan bastar (Hybridogami), jika serbuk sari berasal dari bunga pada
dan bunga betina yang letaknya pada dua individu yang berlainan, dengan
penyerbukan silang.
2. Adanya dikogami (dichogamy), yaitu pada satu bunga kepala sari dan kepala
putik masaknya tidak bersamaan waktu masaknya. Dalam hal ini masih ada
66
waktu masaknya kepala putik kepala sari yang tidak bersamaan itu tidak
serentak untuk semua bunga pada satu pohon, jadi masih ada kemungkinan
adanya bersamaan waktu masak kepala sari bunga yang satu dengan
masaknya kepala putik pada bunga yang lain pada individu yang sama. Jadi
perbedaan waktu masak antara kepala sari dan kepala putik pada bunga yang
masak lebih dulu adalah kepala sarinya, baru kemudian kepala putiknya.
duduknya kepala sari dan kepala putik amat berjauhan satu sama lain, seperti
benang sari dan tangkai putik yang berbeda sekali panjangnya, sehingga
67
Menurut vektor atau perantara yang menyebabkan dapat berlangsungnya
yang panjang serta serbuk sarinya ringan, banyak, dan berbulu. Tumbuhan ini
juga biasanya tidak memiliki warna bunga yang mencolok, tidak memiliki
ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup di air (hydrophyta), baik
yang hidup di air tawar maupun di laut, misalnya pada berbagai jenis
tumbuhan air yang biasa kita dapati di sawah-sawah, kolam-kolam, atau rawa-
rawa, yang biasanya disebut orang dengan bahasa daerah "ganggang". Nama
ganggang yang secara ilmiah disebut Algae, tetapi suatu jenis tumbuhan yang
berbunga dan berbiji yang nama ilmiahnya adalah Hydrilla verticillata Presl.
pengaruh hewan. Juga pada penyerbukan ini jatuhnya serbuk sari di kepala
68
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempelajari morfologi bunga adalah salah satu cara yang digunakan untuk
dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Ada tiga macam bentuk bunga
majemuk:
B. Saran
lebih memahimanya. Namun semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu
69
DAFTAR PUSTAKA
70