Anda di halaman 1dari 18

OPEN ACCESS

Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021


DOI : 10.55759/zam.v3i1.56
E-ISSN : 2723 ² 4002
jurnal.stiqzad.ac.id

Konsep Persaudaraan Dalam Al-Qur`an


Ahmad Miftahusolih1,
Heggy Fajrianto2, Taufik CH3
1.2.3 Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur`an (STIQ) ZAD, Cianjur, Indonesia

E-mail : 1ahmad.miftahusolih.student@stiqzad.ac.id ; 2heggy.fajrianto@stiqzad.ac.id ;


3taufik.ch@stiqzad.ac.id

Abstract
The goal to achieve in this study is to get to know the problems faced by people
in the field of brotherhood commonly known as Ukhuwah Islamiyyah. Metode
yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik meneliti dari ayat-ayat yang
tercantum di dalam Al- —” †ƒ• †ƒ”‹ •‹–ƒ„ –ƒˆ•‹”•›ƒ yang berkaitan dengan
Ukhuwwah Islamiyyah. This research quotes from several books of interpretation in
general and more specifically taken from the tafsir book of Taisirul Karim Ar-
Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan by Imam Abdurrahman Bin Nashir Bin
Abdirrahman As-Sa'di. Based on the results of the research, from the disputes that
will occur in the community by understanding the promises of Allah Subhanahu Wa
Ta'ala and the warnings of Allah Subhanahu Wa Ta'ala that have been mentioned in
the Qur'an, and from the stories mentioned in the Qur'an, which of course Ukhuwwah
Islamiyyah should be realized in the life of society in general and among Muslims in
particular. It should be realized from the point of view of how to make peace in
everyday life with good morals, and how to speak words with commendable morals.
Keywords: The Concept ; Ukhuwah Islamiyyah ; The Brotherhood ; The Qur 'an
Abstrak
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
problematika yang dihadapi oleh masyarakat di bidang persaudaraan yang biasa
dikenal dengan sebutan Ukhuwah Islamiyyah. Metode yang digunakan adalah
kualitatif dengan teknik meneliti dari ayat-ayat yang tercantum di dalam Al- —”
dan dari kitab tafsirnya yang berkaitan dengan Ukhuwwah Islamiyyah. Penelitian
ini mengutip dari beberapa buku-buku tafsir pada umumnya dan lebih khususnya
diambil dari kitab Tafsir Taisirul Karim Ar- Rahman fii Tafsir Kalamil Mannan
karangan dari Imam Abdurrahman Bin Nashir Bin Abdirrahman As- ƒï†‹ä
Berdasarkan hasil penelitian, dari pertikaian yang akan terjadi di khalayak
masyarakat dengan cara memahamkan janji-janji Allah —„Šƒ•ƒŠ— ƒ ƒïƒŽƒ dan
peringatan-peringatan Allah —„Šƒ•ƒŠ— ƒ ƒïƒŽƒ yang telah disebutkan di dalam
Al- —”ïƒ•á †ƒ• †ƒ”‹ •‹•ƒŠ-kisah yang disebutkan di dalam Al- —”ïƒ•á ›ƒ•‰ –‡•–—•›ƒ
Ukhuwwah Islamiyyah seharusnya terealisasi di kehidupan masyarakat pada
umumnya dan di kalangan umat Islam pada khususnya. Seharusnya terealisasi
dari sudut pandang bagaimana cara bermuamalah dalam kehidupan sehari-hari
dengan akhlak yang baik, dan bagaimana cara bertutur kata dengan akhlak yang
terpuji.
Kata kunci: Konsep ; Persaudaraan ; Ukhuwah Islamiyyah ; Al-Qur`an

45
© 2021 by the authors; This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/), which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited.
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 46

A. PENDAHULUAN
Ukhuwah artinya persaudaraan. Istilah ini menjadi tidak asing bila dikaitkan dengan
hubungan sosial sesama umat muslim yang ingin hidup berkelompok, pada dasarnya
sudah menjadi suatu ketetapan bagi umat manusia untuk hidup secara sosial atau
berserikat. Sebagaimana penjelasan menurut al-raghib dalam •—ˆ”ƒ†ƒ– ƒŽˆƒ†œŠ‹Ž “—”,
kata ukhuwah berasal dari kata akhun. Akhun mengandung arti berserikat dengan yang
lain karena kelahiran dari kedua belah pihak atau karena persusuan. Kata ini juga
menjelaskan seluruh mukmin bersaudara.
Sementara menurut Imam Hassan Al-Banna, ukhuwah bisa diartikan sebagai
keadaan mengikatnya hati-hati dan jiwa-jiwa dengan ikatan aqidah. Ikatan inilah yang
mendefinisikan ukhuwah sebagai persaudaraan keimanan. Pernyataan tersebut selaras
dengan ’‡”•›ƒ–ƒƒ• ’ƒ”ƒ —Žƒ•ƒ –‡”†ƒŠ—Ž—á •‡”‡•ƒ •‡•‰ƒ–ƒ•ƒ•ã òukhuwah artinya jalinan
persaudaraan yang didasari dengan keimanan kepada Allah dan rosulnya. Dalam istilah
lain yang kerap kita jumpai adalah ò—•Š—™ƒŠ ‹•Žƒ•‹››ƒŠóä Sebagimana yang sudah
disebutkan ulama terdahulu bahwasanya ukhuwah yang didasari dengan keimanan dan
persatuan aqidah akan menciptakan persaudaraan yang lebih kuat dari persaudaraan
yang dilahirkan dari satu ibu. Atau istilah lainnya adalah ò—•Š—™ƒ–—• •ƒ•ƒ„ó
Sebagaimana yang sudah diterangkan dalam firman Allah, QS. Al- Hujurat ayat 10
yang berbunyi:
Ê È¢Èç Æ̈ »Ê¦ ÀÈ ºü÷ÊšøÌó¦ ¢Èvʦ
ËÙ ¦ ìÉ º«¦ÂÈ öÌ ðÉ Ì È »È Ȧ [
ÀÈ ÌÉgÈ ÂÌ ºÉ« öÌ ðÉ ôàÈ Èó ÈM¦ È ÌÈ¥ ¦Ì ¸É ôÏ
Ì È Ì ÌÉ ÌÉ
òSesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua
saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah ƒ‰ƒ” •ƒ•— †‹”ƒŠ•ƒ–‹äó

Dalam ayat ini diterangkan bahwasanya kedudukan persaudaraan yang dilandasi


dengan keimanan dan ikatan aqidah lebih tinggi derajatnnya dan lebih kuat ikatannya.
Dengan konsep persaudaraan yang diajarkan oleh Allah dan rosulnya akan
menciptakan hubungan persaudaraan sesama umat manusia pada umumnya dan umat
islam pada khusunya akan senantiasa harmonis, karena ukhuwah islamiyyah adalah
istilah yang berkaitan dengan persaudaraan dan membangun silaturahmi, karena tujuan
dari ukhuwah islamiyyah adalah membangun kerukunan antar sesama umat.
Membangun ukhuwah islamiyyah adalah sikap yang harus dimiliki setiap umat islam.
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 47

Akan tetapi realita yang terjadi pada khalayak umat Islam pada masa ini telah
menunjukkan tanda-tanda lemahnya suatu persaudaraan yang telah dibentuk oleh Allah
dan rasulnya (ukhuwah islamiyyah), seperti contohnya adalah terjadinya pertikaian yang
disebabkan oleh permasalahan yang sepele, hilangnya budaya silaturahmi antar sesama
umat muslim, merasa acuh terhadap sesamanya. Hal-hal semacam ini seharusnya tidak
terjadi dikehidupan orang-orang muslim karena Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ•
mengajarkan untuk selalu menjaga persaudaraan yang dahulu pernah beliau contohkan
kepada umatnya. Jika merujuk kepada kitab-kitab sejarah sudah pastinya hal yang paling
pertama dilakukan Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î laihi Wa Sallam ketika sampai dikota
madinah adalah mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan kaum ansor.
Sesungguhnya didalam persaudaraan terdapat keutamaan dan pengaruh positif pada
masyarakat dalam menyatukan hati, menyamakan kata dan merapatkan barisan. Orang-
orang yang terikat dengan persaudaraan memiliki banyak keutamaan seperti
diantaranya adalah: kelak dihari kiamat mereka memiliki kedudukan yang mulia yang
dicemburui oleh para syuhada, wajah-wajah mereka bagaikan cahaya diatas cahaya,
seperti yang hadist yang bersumber dari umar bin khotob, nabi Shallahu î Žƒ‹Š‹ a
Sallam bersabdƒã ò esungguhnya dari hamba-hamba kami ada sekelompok manusia,
mereka bukan para nabi dan juga bukan para syuhada. Para nabi dan syuhada cemburu
kepada mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah dihari kiamat. Para sahabat
bertanya: siapakah mereka wahai Rasulullah? Mereka adalah suatu kaum yang mencintai
karena Allah padahal tidak ada hubungan persaudaraan (persaudaraan sedarah) antara
mereka, dan tidak ada hubungan harta (waris), maka demi Allah sesungguhnya wajah-
wajah mereka bagaikan cahaya dan sesungguhnya mereka diatas cahaya, mereka tidak
takut Ketika manusia merasa takut, dan tidak pula sedih Ketika manusia sedih, kemudia
beliau membaca ayat ini:

ÀÈ ‡ ɺûÄÈy‡ È ö‡ ÿÉ ÈÂÈ ö‡ Ê ‡ ÈôßÈ » ‡ » È ÊM¦Ù ä¢ Êó‡ ¦ Àʦ Š Ȧ


Æ È Ë ÈÈÈ È
Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang
menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. [QS. Yunus: 62]
Hadist di atas diriwayatkan oleh Abu Daud, no: 3060.

Terjadinya suatu penyimpangan sosial dalam persaudaraan dikhalayak masyarakat


pada kehidupan sehari-hari dilatar belakangi oleh minimnya pengetahuan masyarakat
islam dalam menyikapi persaudaran dalam Islam, dari fakta-fakta yang terlihat maka
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 48

penting bagi masyarakat islam untuk mengetahui konsep persaudaraan dalam Al-Qur`an
atau lebih mudahnya bisa disebut konsep persaudaraan dalam Islam sesuai Al- —”
dan al-sunnah.

B. KONSEP PERSAUDARAAN DALAM AL-QUR`AN


Perlu diketahui bahwasanya lafadz ukhuwwah (persaudaraan) dan pecahan dari
lafadz ukhuwwah (persaudaraan) disebutkan didalam al-“—” •—”ƒ•‰ Ž‡„‹Š •‡„ƒ•›ƒ•
Sembilan puluh enam kali, bahwasanya penyebutan dengan jumlah banyak berati
menunjukkan begitu pentingnya urusan persaudaraan, karena mengandung banyak
keutamaan dan nilai-nilai positif terhadap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,
diantara dari keutamaan persaudaraan Islamiyyah adalah:
Pertama, mereka merasakan buah dari lezatnya iman. Sedangkan selain mereka tidak
merasakan seperti apa buah lezatnya keimanan. Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ•
„‡”•ƒ„†ƒã ò da tiga golongan yang dapat merarasakan manisnya iman: orang yang
mencintai Allah dan rosulnya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang
karena Allah, dan ia benci Kembali pada kekafiran sebagai mana ia benci jika ia
dicampakka• •‡†ƒŽƒ• ƒ’‹ •‡”ƒ•ƒó ä —•Šƒri).

Kedua, mereka berada dalam naungan cinta Allah SWT di akhirat. Allah SWT
berfirman,

ôÛ ¤ òÛ ¿ ôÛ ? ö ôÛ¢ ¿ ó¦ •E ] À ¥¢¸¬m¦ ú ¢
ò imana orang-orang yang saling mencintai karena-ku, maka hari ini aku akan
menaungi mereka dengan naungan kecuali dengan naungan-•—äó (HR. Muslim)

Dan juga Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• „‡”•ƒ„†ƒã ò da seseorang yang


mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus
malaikatnya. Ketika „‡”Œ—•’ƒá •ƒŽƒ‹•ƒ– „‡”–ƒ•›ƒá ò au kema•ƒëó ‘”ƒ•‰ –‡”•‡„—–
•‡•Œƒ™ƒ„á ò aya mau mengunjungi saudara di†‡•ƒ ‹•‹äó ƒŽƒ‹•ƒ– „‡”–ƒ•›ƒá ò pakah
engkau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan dari•›ƒëó ‹ƒ •‡•Œƒ™ƒ„á ò idak. Aku
mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allahäó ƒŽƒ‹•ƒ– ’—• „‡”•ƒ–ƒá
ò ungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah
mencintaimu, sebagaimana engkau mencintai saudaramu karenanyaó ä —•Ž‹• ä
Ketiga, mereka adalah ahli surga diakhirat kelak. Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ
Sallam „‡”•ƒ„†ƒã ò arangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi
saudaranya karena Allah maka malaikat berseru, berbahagialah kamu, berbahagialah
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 49

•ƒ•— †‡•‰ƒ• ’‡”ŒƒŽƒ•ƒ••—á †ƒ• •ƒ•— –‡ŽƒŠ •‡•†ƒ’ƒ–•ƒ• •ƒŽƒŠ •ƒ–— –‡•’ƒ– †‹•—”‰ƒäó
(HR. At-Tirmidzi).
Dan juga Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• bersabda di dalam hadis yang
diriwayatkan Imam Muslim:

ö·° Þ×¢ë ¨üj¦ ò»¾


ò idaklah masuk kedalam surga bagi orang-‘”ƒ•‰ ›ƒ•‰ •‡•—–—• –ƒŽ‹ •‹Žƒ–—”ƒŠ‹•ó
(HR. Muslim)
Keempat, bersaudara karena adalah amal mulia dan salah satu cara mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Sebagaiman yang pernah dikisahkan bahwasanya Rasulullah
ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• pernah ditanya tentang derajat imam yang paling tinggi,
„‡Ž‹ƒ— „‡”•ƒ„†ƒá òŠendaklah kamu mencitai dan membenci karena Allah ó •‡•—†‹ƒ•
rosul ditanya Kembali, selain itu apa wahai Rasulullahëó ƒ•—Ž—llah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ
Sallam •‡•Œƒ™ƒ„á òŠ‡•†ƒ••›ƒ ‡•‰•ƒ— •‡•…‹•–ƒ‹ ‘”ƒ•‰ Žƒ‹• •‡’‡”–‹ ‡•‰•ƒ— •‡•…‹–ƒ‹
dirimu sendiri, dan hendaklah engkau membenci bagi orang lain sebagaimana engkau
membenci bagi dirimu sendir‹äó ä •ƒ• Ž-Munziri).
Kelima, diampuni dosanya oleh Allah SWT Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ•
„‡”•ƒ„†ƒã òŒ‹•ƒ †—ƒ ‘”ƒ•‰ •—•Ž‹• „‡”–‡•— †ƒ• •‡”‡•ƒ •ƒŽ‹•‰ „‡”Œƒ„ƒ– –ƒ•‰ƒ•á •ƒ•ƒ
dosa-†‘•ƒ •‡”‡•ƒ Š‹Žƒ•‰ †ƒ”‹ •‡†—ƒ –ƒ•‰ƒ• •‡”‡•ƒá „ƒ‰ƒ‹ „‡”Œƒ–—Šƒ• †ƒ”‹ ’‘Š‘•äó
Melihat begitu pentingnya konsep persaudaraan dalam Al-Q—”ïƒ•á ’‡”•ƒ—†ƒ”ƒƒ•
terbagi menjadi beberapa bagian sebagaimana yang sudah ditetapkan didalam kitab yang
telah diturunkan kepada hamba yang paling mulia ini:

1. Persaudaraan Dalam Ikatan Aqidah


Aqidah secara Bahasa adalah: Diambil dari kalimat Bahasa arab (¾ìà ¾ìß) yang berarti

tali pengikat sesuatu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan berarti belum ada pengikat dan sekaligus berarti
belum ada aqidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur aqidah diartikan sebagai iman,
kepercayaan atau keyakinan.
Sedangkan secara istilah pengertian dari aqidah adalah: Keyakinan yang teguh
kepada Allah SWT, dan pada apa yang dituntut darinya dari tauhid, keyakinan kepada
malaikat-malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Hari Akhir, dan takdir, baik
dan buruknya. Dan tentunya keimanan tersebut harus terealisasi pada keyakinan
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 50

didalam hati, terucap pada lisannya dan diaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari, jika
salah satu tidak ada pada diri seseorang maka batal-lah keimanan-nya.
Banyak salaf yang menyebut aqidah yang benar dengan nama sunnah, untuk
membedakannya dari aqidah dan pernyataan mazhab sesat, karena aqidah yang benar,
yaitu aqidah Ahlussunnah wal-jama'ah, adalah berasal dari Sunnah Nabi Shallallahu
î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• yang dijelaskan untuk Al-Qur'an.1
Telah ditetapkan didalam Al- —” „ƒŠ™ƒ•ƒ•›ƒ ’‡”•ƒ—†ƒ”ƒƒ• †ƒŽƒ• ‹•ƒ–ƒ• ƒ“‹†ƒŠ
adalah konsep persaudaraan yang paling kuat sebagaimana yang telah disebutkan
didalam Al- —” •—”ƒŠ Ž-Hujurat ayat 10:
Ê È¢Èç Æ̈ »Ê¦ ÀÈ ºü÷ÊšøÌó¦ ¢Èvʦ
ËÙ ¦ ìÉ º«¦ÂÈ öÌ ðÉ Ì È »È Ȧ [
ÀÈ ÌÉgÈ ÂÌ ºÉ« öÌ ðÉ ôàÈ Èó ÈM¦ È ÌÈ¥ ¦Ì ¸É ôÏ
Ì È Ì ÌÉ ÌÉ
òSesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua
saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah ƒ‰ƒ” •ƒ•— †‹”ƒŠ•ƒ–‹äó
Di dalam ayat ini menunjukkan adanya kontrak dan ikatan yang dibuat oleh Allah
SWT di antara orang-orang yang beriman, bahwa jika ada orang, di timur atau barat bumi
dan di utara atau selatan bumi, beriman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir, maka dia adalah saudara bagi orang-orang
yang beriman, suatu persaudaraan yang wajib dia cintai untuknya. Orang-orang yang
beriman, apa yang mereka cintai untuk diri mereka sendiri, dan apa yang mereka benci
untuk diri mereka sendiri, apa yang mereka benci untuk diri mereka sendiri.2
Ayat ini juga menunjukkan bahwasanya lebih kuatnya persaudaraan dalam ikatan
aqidah dibandingkan dengan persaudaraan dalam ikatan nasab, karena persaudaraan
dalam ikatan nasab akan terputus dengan melanggar urusan perkara agama, dan
sebaliknya persaudaraan dalam ikatan aqidah tidak akan terputus dengan melanggar
urusan perkara nasab, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Al- —” •—”ƒŠ —†
ayat 46:
R Q R Q U Q Q U Q Q Uj U Q Q Q Q R U Q O Q Q [ f Q U Q U Q U Q [ f R U R Y Q Q
pQ }U b Q pU cQ LOS ŽVU rTS S oO hOS {Z S cQ f 9 ‹f m uS hL8 ºW sP MS ? A S jnO {q S v chS x umS 9‹f {q S &}s† d [
U
pQ U hS zS hY M uQ mS

1 Abdullah Al-Jibrin, Tashil Al-Aqidah Al-Islamiyyah, GDUXO ¶XVKDLP\ FHW MX] KDO
2 Abdurrahman bin Nashir Al-6D·GL Taisir Kariim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan %HLUXW PX·DVVDW DO-
risalah. Cet.1, 1420 H, juz.1. hal. 800
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 51

ò ‹ƒ Allah „‡”ˆ‹”•ƒ•á ò ƒŠƒ‹ —Šá •‡•—•‰‰—Š•›ƒ †‹ƒ „—•ƒ•ŽƒŠ –‡”•ƒ•—•


keluargamu karena perbuatannya sungguh tidak baik. Oleh karena itu, janganlah
engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya).
Sesungguhnya Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang-‘”ƒ•‰ „‘†‘Šäó
Dan juga disebutkan dalam sebuah hadis

Ç Êó¢È× ªÈÈ ¢ ©
òÊ Ì ³È ªÈÈ ¢ Éý¾È üÌÊß ¾È ³È È ºÈç ó öôÇ þ ôß f ôÏ ó ÊM¦ ¾É ÇÉ °È ÉýÈ ¢³È É̈ ¢ÈçÈ Ìó¦ ¤ Ì ÂÈÔ
È ·È ¢øÈó
9ÈÊ ó öôÇ þ ôß f ôÏ ó ÊM¦ ¾É ÇÉ °È ¾¢È Èë • Ê̈ZÈ ÊäøÉ Ìó¦ úÊ Ì¥ È̈ ÷ÉÈ ¢ 9ÈÊ¢ úÈ Ì¥ ÊM¦ ¾È ¦ÌßÈ ÂÈ • ¿¢Ç ÌÈ ÿÊ úÈ Ì¥

úÉ Ì¥ ÊM¦ ¾É ¦ÌßÈ ÂÈ òÇ Ì ³È ɥȢ ¾¢È ìÈ ºÈç ÊM¦ ¾È üÌßÊ ¢ÈÊ î Ê Ç Êó¢È×


È Èó ¾É È ËÌ È¢ Å̈ øÈ ôïÈ • ÉM¦ ʤ ÈþÈóʤ È òÌ Éë • öËÊ ßÈ ®È ¤
Ê ÊôØøÌó¦ ¾Ê ¦ÌßÈ Ê̈ ô÷Ê úÌ ßÈ ¤ãÈ ÂÌ ºÈ«È¢ • ¤
öôÇ þ ôß f ôÏ ó ÊM¦ ¾É ÇÉ °È ¾ÌÄÈºÈ öÌ ÈôºÈç ¤ Ç Êó¢È× ªÈÈ ¢ ®È È̈ ÷ÉÈ ¢ 9ÈÊ¢
É É
Ê Ç Êó¢È× ¥È¢ ¾¢È Èë U· • Ê̈Èó¢ìÈ øÌó¦ î
Ê̈ ô÷Ê Èôß ÿ ö øôïÈ ¢÷ »¡ ÊÊ Ê Ê
È ÈÉ Ì É È È È ¤ É È É ÂÊ àÌ ºÈ ó
È È ôÌ ¬¥ À¦®È ÉàºÈÂÈ • þÌÈôßÈ ¢ È Ó
Ê Ê Ê ÊôØøÌó¦ ¾Ê ¦ÌßÈ
ÉM¦ ¤ ÈþÈó¤ È ¾È ìÉ ºÈ ÀÌ È¢ 9ÈÈ ¢ÂÈ • ¤ É

ò ‡–‹•ƒ Abu Thalib hendak meninggal dunia, maka Rasulullah Shallallahu î Žƒ‹Š‹ Wa
Sallam mendatanginya. Di sisi Abu Thalib ada Abu Jahal bin Hisyam dan î „†—ŽŽƒŠ bin
Abi Umayyah bin Mughirah. Rasulullah Shallallahu î Žƒ‹Š‹ Wa Sallam berkata kepada
Abu Thalib, ò ƒŠƒ‹ pamanku! Katakanlah ƒ ilaaha illAllahïá suatu kalimat yang
dapat aku jadikan sebagai hujjah (argumentasi) untuk membelamu di sisi Allahóä Maka
Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah berkata, ò ’ƒ•ƒŠ Engkau membenci agama
Abdul —–ŠƒŽŽ‹„ëó Maka Rasulullah terus-menerus mengulang perkataannya tersebut,
sampai Abu Thalib akhirnya tidak mau mengucapkannya. Dia tetap berada di atas
agama Abdul Muthallib dan enggan untuk mengucapkan ƒ ilaaha illAllahïäó (HR.
Bukhari no. 1360 dan Muslim no. 141).

Bahkan Rasulullah Shallallahu î Žƒ‹Š‹ Wa Sallam memintakan ampunan setelah


meninggalnya pamannya dengan mengucapkan:

Ê È •fÂ"
È üÌßÈ ÈþÌûÉ¢ ÌCÈ ¢÷È î
"î È Èó ÀÂÈèäÌ ºÈ¬ÇÈ
Ì

ò ‡•‹ Allahá ƒ•ƒ• •—•‘Š‘••ƒ• ƒ•’—• —•–—••— •‡Žƒ•ƒ ƒ•— –‹†ƒ• †‹Žƒ”ƒ•‰äó
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 52

Dan dengan itu Rasulullah Shallallahu î Žƒ‹Š‹ Wa Sallam ditegur oleh Allah SWT
didalam Al- —” dalam surah At-Taubah ayat 113:

Ê àº¥ úˆ ÷Ê 9ÙºÉë EÂÊ É¦ ¦ ɺû¢ïÈ Èó [ÊïÂÊ ÌÌ øôÌÊó ¦ÂÂèÊ äÌ º¬È ÀÌ È¦ ¦äºü÷Ù¦ ú ÀÊ ó¦Â SüôÊ
öÌÉ È¦ öÌÉnÈ [ ¦ º
È« ¢ ÷ ¾
È È È Ì È Ì Ì Ì äÌ Ì È È Ì É Ì É È Ì Ì É È È Ì È ËÊ Ê ó ÀÈ ¢ïÈ ¢÷È
öÊ Ì Ȩ̂ Èj¦
Ì ¤ Ì È¦
É ¸Ù Ï
ó ‹†ƒ• ada hak bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan
ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik sekalipun mereka ini kerabat(-
nya), setelah jelas baginya bahwa sesungguhnya mereka adalah penghuni (neraka)
ƒŠ‹•óä
Dan juga disebutkan didalam Al- —” senada dengan ayat teguran diatas, surah Al-
Qosos ayat 56:

Š Ê
úÈ Ì ¾Ê Ȭ Ì øÉ ÌóªÊ öÉ ÈôßÌ È¦ È ÿÉÂ‚È É ¢ÌÈ úÌ ÷È ÄÌ ¾Ê Ì ºÈ ÈM¦ Ê
ËÙ úðóÙÂÈ ª
Ê
È ¦ÌºÈ¦·Ì Ȧ úÌ ÷È ÄÌ ¾ÌÈ È îû
È ¦

ó ‡•—•‰‰—Š•›ƒ engkau (Nabi Muhammad) tidak (akan dapat) memberi petunjuk


kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang
Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Dia paling tahu
tentang orang-orang yang (mau) menerima ’‡–—•Œ—•óä
Jika persaudaraan dalam ikatan nasab lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan
dalam ikatan aqidah tentunya Allah SWT tidak akan menegur Nabi Nuh, Nabi Ibrohim dan
Nabi Muhammad Shallallahu î Žƒ‹Š‹ Wa Sallam.
Melihat begitu pentingnya mempererat persaudaraan di antara kaum muslimin
wajib bagi setiap kaum muslimin untuk menjaga tali persaudaraan tersebut dan
mencegah permusuhan diantara kaum muslimin sebagaimana yang sudah ditetapkan
didalam surah Al-Hujurat ayat 10:
Ê È¢Èç Æ̈ »Ê¦ ÀÈ ºü÷ÊšøÌó¦ ¢Èvʦ
ËÙ ¦ ìÉ º«¦ÂÈ öÌ ðÉ Ì È »È Ȧ [
ÀÈ ÌÉgÈ ÂÌ ºÉ« öÌ ðÉ ôàÈ Èó ÈM¦ È ÌÈ¥ ¦Ì ¸É ôÏ
Ì È Ì ÌÉ ÌÉ

ó ‡•—•‰‰—Š•›ƒ orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua


saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu †‹”ƒŠ•ƒ–‹óä
Dari penetapan ayat diatas menunjukkan bahwasanya kalimat perintah menunjukan
wajib untuk dilaksanakan kecuali ada dalil yang merubah ketentuan tersebut,
sebagaimana yang disebutkan dalam ilmu usul fiqh:
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 53

þç » ôß ò ó¾ó¦ ¾® ¢÷ ¤ § ³ ôó Â÷ ¦ ? òÏ ¦

ó –—”ƒ• dalam hal ini adalah wajib, kecuali yang ditunjukkan dengan bukti yang
„‡”–‡•–ƒ•‰ƒ•ó
Kaidah tersebut menunjukkan bahwasanya wajib bagi setiap muslim untuk menjaga
persaudaraan dan mendamaikan jika terjadi pertikaian diantara kaum muslimin
sebagaimana yang dikatakan oleh Imam At-Thobary.
Jika mereka berperang atau berselisih dengan berpegang pada hukum Allah dan
hukum Rasul-Nya, maka arti kedua bersaudara dalam konteks ini adalah: semua yang
berperang atau berselisih adalah dari orang-orang yang beriman.3
Maksud yang dikatakan oleh Imam At-Thobary adalah Seperti yang dikatakan oleh
Ibnu al-Utsaimin dalam tafsirnya, di mana dia berkata: ò ‡”†ƒ•ƒ‹ŽƒŠ antara dua
•ƒ—†ƒ”ƒ•—áó artinya: Allah hanya memerintahkan perdamaian antara dua kubu yang
berselisih; Karena orang-orang mukmin itu bersaudara, dua kubu yang berperang adalah
saudara, dan kita juga bersaudara dengan mereka, bahkan dengan pertempuran itu4.
Mendamaikan pertikaian antara kaum muslimin adalah salah satu hak bersaudara
dalam ikatan iman, oleh sebab itu Rasulullah Shallallahu î Žƒ‹Š‹ Wa Sallam
memerintahkan untuk menjaga hak tersebut:
Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• bersabda, "Maukah kalian aku beri tahu
tentang suatu amalan yang lebih tinggi derajat (keutamaannya) dari puasa, shalat,
maupun sedekah?" Para sahabat serentak menjawab "Ya". Beliau lalu
bersabda, "Mendamaikan hubungan persahabatan dan kekerabatan karena rusaknya hal
tersebut merupakan tanda kehancuran" (HR Tirmidzi).
Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• sangat memperhatikan problematika
persaudaraan oleh sebab itu Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• bersabda:

"Mereka (sesama muslim) itu adalah saudaramu. Oleh karena itu, damaikanlah yang
berselisih, mintalah bantuan mereka untuk menghadapi lawan yang tidak mampu
kalian kalahkan, serta sebaliknya bantulah mereka dalam menghadapi lawan yang
tidak mampu mereka kalahkan" (HR Ahmad).
Salah satu hak saudara muslim terhadap muslim lainnya adalah senatiasa mencitai
saudaranya sebagaimana dia mencitai dirinya tanpa mengharapkan imbalan apapun dan

3 $EX MD·IDU $W-Thobary, MDPL·XO ED\DQ IL 7D·ZLO $O-4XU·DQ PX·DVVDK $U-Risalah, cet. 1, 1420 H, Juz.22, Hal. 297
4 Ibnu utsaimin, tafsir Al-4XU·DQ $O-Karim, Hal. 13154
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 54

selalu menjaga kehormatan satu sama lain sebagaimana yang telah ditetapkan didalam
hadist Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• :

® ¾k¦ §Àï¢ úË ËÜó¦ ÀË œç •úË ËÜó¦Â öðËʤ


ò ƒ—Š•ƒ•ŽƒŠ †‹”‹•— †ƒ”‹ ’”ƒ•ƒ•‰•ƒ „—”—• •ƒ”‡•ƒ ’”ƒ•ƒ•‰•ƒ „—”—• adalah
ucapan yang paling bohong.ó —––ƒˆƒ“ƒ‹Š

Dan dikatakan juga dalam firman Allah SWT didalam surat Al-Hujurat ayat 12
disebutkan:
• Ê Ê ~ Ê Ê Ê ¦ Éü÷Ù¦ ú ÀÊ ó¦ ¢ º È®äÙ
¢ÔÅ àÌ ºÈ¥ öÌ ðÉ Ô Ì È¬äÌ ºÈ ÈÂÈ ¦Ì ÈÉ ÈÈaÈ È Æ=Ì ¦ úÊË Üó¦ Ò
É àÌ º¥ ¤ È àÌ ºÈ¥ À¦ úÊË Üó¦ úÈ ÷Ë ¦ZÅ Ì °ïÈ ¦Ì ºÉ¦üȬ³¦
Ì È ÈÌ È
öÆ Ì·Ê° §¦ º« Ù
M¦ Àʦ• M¦Ù ¦ 캫¦Â ý• ø¬ÿÂÊ ðÈ Èç ¢¬º ÷ þÊ »Ê Ȧ ökÈ òïÉ Ìé ÀÌ È¦ öïÉ ¾É ·È¦ ¤yÊÉȦ
Æ ÈË ÈË É È É Ì É É Ì Å Ì È Ì È Ì È
È Ì È
ó ƒŠƒ‹ ‘”ƒ•‰-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya
sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di
antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu
merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat
Žƒ‰‹ ƒŠƒ ‡•›ƒ›ƒ•‰óä

Dilarangnya seorang muslim berburuk sangka terhadap muslim lainya adalah salah
satu menjaga kehormatan muslim lainya dan menjaga kehormatan seorang muslim
adalah hak muslim terhadap muslim lainya yang paling utama.
Oleh kerenanya diharpkan bagi setiap muslim untuk senantiasa menjaga lisannya
karena sesungguhnya lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling tajam lebih
tajam dari pada pedang,
Ê ÈÌû ÊÌ Êó ÀÈ ¢ïÈ úØÙ Ìó¦ Àʦ ö• ºÈüº º¥ ɹĺü̺ úØÙ Ìó¦ Àʦ ú• ȷȦ ÿÊ VÊ ó¦ ¦ Éó ìÉ º Ä®¢Ê ¦ÊàÊËó òÉëÂ
¢ÅüºÌʦ÷ ¦Â¾É ßÈ À¢ È È Ì Ì É ÌÈ È È È Ì ÉÈ Ì È Ì Ì È Ì È Ì È
ó ƒ–ƒ•ƒ• •‡’ƒ†ƒ Šƒ•„ƒ-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang
lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di
ƒ•–ƒ”ƒ •‡”‡•ƒä ‡•—•‰‰—Š•›ƒ •‡–ƒ• ƒ†ƒŽƒŠ •—•—Š ›ƒ•‰ •›ƒ–ƒ „ƒ‰‹ •ƒ•—•‹ƒóä

Menjaga persaudaraan dalam ikatan aqidah begitu banyak keutamaan yang akan
didapat oleh seorang muslim, berikut adalah keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh
oleh seorang muslim:
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 55

a. Menolong Saudara Akan Senatiasa Ditolong Oleh Allah


Allah memerintahkan hambanya untuk senantiasa menolong saudaranya,
sebagaimana yang telah disebutkan didalam hadist Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ
Sallam :
Ê ¢ ÀÊ ß ?Ê ¾É ¦àÌó¦ ÀÈ ¢ïÈ ¢÷ ¾Ê ¦àÌó¦ ÀÊ ß ?Ê M¦Â
þÊ »È ÌÈ ÌÈ È ÌÈ Ì È É È
”–‹•›ƒãóAllah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba selalu menolong
•ƒ—†ƒ”ƒ•›ƒäó (HR.Muslim)

b. Doanya Senantiasa Akan Diamini Oleh Para Malaikat


Disebutkan didalam hadist Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• yang
diriwayatkan oleh imam muslim:

òÌ°ÊÊ` î
È ÈóÂÈ •[ Ê Ê Ê ¾É ¦àó¦ ¢ß® ú÷
Ê ÌÈäÌó¦ ÂÊ Ì ÈÜÊ¥ þÊ »È
É ÈôøÈ Ìó¦ ¾¢È Èë ¤
È ÷¡ þ¥ òï m¦ î ÌÈ È È
”–‹•›ƒãó ’ƒ„‹Žƒ •‡‘”ƒ•‰ •—•Ž‹• „‡”†‘ƒ —•–—• •‡„ƒ‹•ƒ• •ƒ—†ƒ”ƒ•›ƒ –ƒ•’ƒ
sepengetahuan yang bersangkutan, maka malaikat mengamininya dan mendoakan,
"Semoga engkau mendapat hal yang serupa.(HR.Muslim)

c. Sesama Muslim Ibarat Satu Tubuh

ÉþÈó ߦ Ì Éß ÉþüÌ÷Ê ðÈ È¬ËÌ ¦ ¦È̄ ʤ •¾Ê ÈÈ Èj¦


È ¾È È« Æ Ô
ÊÉ ÂºÈ«Â öÿ®¦ËÊ È« ?Ê [Êü÷ÊšÌ øÌó¦ òÈ°÷
Ì òÈ°÷È ö è×¢àÈ«ÂÈ öÌ Ê g¦ ÈÈ È É É È

Ì ÂÉÊŸ¢ÇÈ
øk¦Â  Èóª ¾ÈÈ Èj¦
ó ‡”—•’ƒ•ƒƒ• ‘”ƒ•‰-orang mukmin dalam persahabatan kasih sayang dan
persaudaraannya sama dengan satu tubuh; apabila salah satu anggotanya merasa
sakit, maka rasa sakitnya itu menjalar ke seluruh tubuh menimbulkan demam dan
–‹†ƒ• †ƒ’ƒ– –‹†—” ‹•–‹”ƒŠƒ– ó (HR.Muslim)

Dan juga disebutkan dalam hadist Rasulullah ŠƒŽŽƒŽŽƒŠ— î Žƒ‹Š‹ ƒ ƒŽŽƒ• :

Å àÌ ºÈ¥ ÉþÔ
¢Ô Ê ºü̺¦Ìó¢ïÈ úÊ ÷ÊšÌ øôÌÊó ú÷ÊšÌ øÌó¦
É àÌ ºÈ¥ ¾ÌÉ È •À¢ÈÉ É É É
”–‹•›ƒãó ”ƒ•‰ •—••‹• –‡”Šƒ†ƒ’ •—••‹• Žƒ‹••›ƒ „ƒ‰ƒ‹•ƒ• •ƒ–— „ƒ•‰—•ƒ•á •ƒ–—
sama lainnya saling kuat-•‡•‰—ƒ–•ƒ•ó.(HR.Muslim).
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 56

2. Persaudaraan Dalam Ikatan Nasab


Persaudaraan dalam ikatan nasab adalah persaudaraan yang terbangun dari satu
Rahim atau biasa disebut terlahir dari ayah dan ibu yang sama sebagaimana yang
disebutkan didalam Al- —” •—”ƒŠ Ž-Maidah ayat 30:
Y U U Q WQ {[ hQ Q \Q WQ {ŠU + Q jQ U [Q {[ 8R XU qQ {[ fQ U OQ }f HQ WQ
uQ ˆU3S 8S uM uQ mS )Q Q ? S S
ó ‡•—†‹ƒ•á Šƒ™ƒ •ƒˆ•—•›ƒ ƒ„‹Ž •‡•†‘”‘•‰ †‹ƒ —•–—• •‡•„—•—Š •ƒ—†ƒ”ƒ•›ƒ
Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang yang
rug‹äó

Disebut juga saudara dalam ikatan nasab walaupun tidak terlahir dari ibu yang sama
akan tetapi dari ayah yang sama sebagaimana yang telah ditetapkan didalam Al- —”
surah Yusuf ayat 59:
† Ê Ê Ê Ê ºÉ¬ºÌŸ¦ ¾¢È Èë öÿÊ±Ê ¢ È È]Ê öÿÉÄÈ ³È ¢øÈóÂ
ZÉ Ì »È -È È¦ÂÈ òÈ ÌðÈ Ìó¦ >ÊÂÌɦ äH Ê
ÌË È¦ ÀÈ ÂÌÂȺȫ ÈȦ ‚ öÌ ðÉ Ì¥È¦ úÌ ÷Ë öÌ ðÉ ó -Ç Èª H
ÌÌ Ì Ì È
Ê
È Ì óÄÊ üÌøÉ Ìó¦
[
ó ‡–‹•ƒ †‹ƒ —•—ˆ •‡•›‹ƒ’•ƒ• ’‡”„‡•ƒŽƒ• „ƒŠƒ• •ƒ•ƒ•ƒ• —•–—• •‡”‡•ƒá †‹ƒ
„‡”•ƒ–ƒá ò ƒ™ƒŽƒŠ •‡’ƒ†ƒ•— •ƒ—†ƒ”ƒ•— ›ƒ•‰ •‡ƒ›ƒŠ †‡•‰ƒ••— —•›ƒ•‹• ä
Tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran (gandum) dan aku
adalah sebaik-baiknya penerima tam—ëó

Sebatas inilah persaudaraan dalam ikatan nasab yang dengannya berbangga-bangga,


disamping itu persaudaraan dalam ikatan aqidah-lah yang paling mulia derajatnya
disisih Allah SWT sebagaimana yang telah disebutkan didalam Al- —” •—”ƒŠ Ž-
Hujurat ayat 13:
Š
¾È üÌßÊ öÌ ðÉ ÷ÈÂÈïÌ È¦ Àʦ ‚ ¦Ì ºÉç°¢È àÈ ºÈ¬Êó òÈ FK ¢È¦ºÈë ªÅ Ì ÉàËÉ öÌ ðÉ üÙ ôÌ àÈ ³È ÂÈ °Ù ºÌûɦ ÂÇ ïÈ È¯ úÌ ÷ËÊ öÌ ðÉ üÙ ìÌ Èô»È -ʦ ²¢üó¦
É ¢ È º È®äÙ
Ê Ù Àʦ• öðÉ GìÙ ºÌ«È¦ ÊM¦Ù
ÆZÌ Ê¦»È öÆ ÌôßÈ ÈM¦
Ë Ì Ë
ó ƒŠƒ‹ •ƒ•—•‹ƒá •‡•—•‰‰—Š•›ƒ ƒ•‹ –‡ŽƒŠ •‡•…‹’–ƒ•ƒ• •ƒ•— †ƒ”‹ •‡‘”ƒ•‰ Žƒ•‹-laki
dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha–‡Ž‹–‹óä

Dalam konteks ayat diatas Abdurrahman bin Nashir Al- ƒï†‹ †ƒŽƒ• –ƒˆ•‹”•›ƒ
•‡•Œ‡Žƒ••ƒ• „ƒŠ™ƒ•ƒ•›ƒá ò ƒ•‰ ƒŠƒ•—ƒ•ƒ •‡•‰ƒ–ƒ•ƒ• „ƒŠ™ƒ ‹ƒ •‡•…‹’–ƒ•ƒ• anak-
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 57

anak Adam dari satu asal dan satu jenis kelamin, dan semuanya laki-laki dan perempuan,
dan mereka semua kembali ke Adam dan Hawa, tetapi Allah Yang Mahakuasa mengutus
dari mereka banyak laki-laki dan perempuan, dan memisahkan mereka, dan menjadikan
mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, yaitu: suku muda dan tua, dan itu demi
saling mengenal, karena mereka Jika masing-masing berdiri sendiri, hubungan saling
mengenal ini tidak akan terjadi, yang akan menghasilkan nafkah, gotong royong, warisan,
dan hak-hak kerabat, tetapi Allah menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar terjadi hal-hal tersebut dan hal-hal lain yang tergantung pada hubungan
perkenalan dan hak-hak garis keturunan, tetapi kedermawanan adalah melalui
ketakwaan, jadi yang paling mulia Di antara mereka di sisi Allah-lah yang paling
bertaqwa di antara mereka, Dialah yang paling taat di antara mereka dan tidak mungkar,
bukan yang paling kekerabatannya dan kaumnya, bukan pula yang paling mulia di antara
mereka secara nasab, melainkan Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui. Dia
mengetahui orang-orang yang mengamalkan ketakwaan Allah lahir dan batin, dan siapa
yang melakukannya secara lahiriah dan tidak batiniah, maka Dia memberi balasan
kepada masing-masing dengan apa yang pantas baginya.5
Dan dalam ayat ini terdapat pernyataan bahwa salah satu hak saudara adalah tidak
menyombongkan diri atau mencelakai saudara-saudaranya, karena sekalipun saudara
itu telah mencapai apa yang telah dicapainya dalam hal harta, harkat, atau selain
kebesaran, tetap saja dia berasal dari soliditas yang sama.

3. Saudara Sepersusuan
Disebutkan didalam Al- —” •ƒ—†ƒ”ƒ •‡’‡”•—•—ƒ• •—”ƒŠ •- ‹•ƒï ƒ›ƒ– t3:
Ê »É ̦ ªÙüº¥Â -Ê È Ì¦ ªÙüº¥Â öðÉ É¬ôÙ »Ù  öðÉ É¬øÙ ß öðÉ É« Ù »È¦Â öðÉ É¬Ùºüº¥Â öðÉ É¬ Ù ÷ɦ öðÉ Èôß ª
ª Ì É ÈÈ É ÈÈ Ì È Ì Ë È È Ì È È Ì ÈÈ Ì Ì Ì È Ì ÷ÈÂÊË·É
Š Š
úÌ ÷ËÊ öÌ ïÉ°Ê Ì ´É ·É ?Ì Ê VÌ ÊËóÙ ¦ öÉ ðÉ É¦FK ªÈ°ÈÂÈ öÌ ðÉ FK ¢ÈÈ Êû ª Ê̈ ÓÂó¦ ú÷Ê öðÉ É« Ù »È¦Â öðÉ ÈüàӰȦ VäÊËóÙ ¦ öðÉ É¬ Ù ÷ɦÂ
É Ù ÷ɦÂÈ ß¢ È È È Ë Ì È È Ì ÌÈ Ì Ì É È
Š Š
úÈ Ì ÀÊ ó¦ öÉ ðÉ FK ¢ÈüºÌ¥È¦ òÉ FK È ·È ÂÈ ~ öÌ ðÉ ÌÈôßÈ ¬¢ ü³ È ç
È úÊÊ ö ¬ Ì
ô » ® ¦ º
Éû É
ð «
È C À
Ì Ê¢Èç ú~ ÊÊ ö¬ôÌ »® VÊËóÙ ¦ öðÉ FK ¢Š ÈËÊû
È ÈÉ ÌÉ È È Ì Ì Ì ÌÉ È È Ì É È
ÙË Àʦ • æ ʦ [ • Ê
¢øÅ Ì·Ê° ¦°Å Ì èÉ ãÈ ÀÈ ¢ïÈ ÈM¦ È È ô
È Ç ¾
Ì ë
È ¢ ÷
È Ê ¬ » É Ì ¦ [ ¥ ¦ à ø aÈ À
Ì ¦
Ì È Ì È ÌÈ Ì É È Ì È Ì ðÉ ¥ È Ï
È ö Ì È¦ úÌ ÷
Ê

5 Abdurrahman bin Nashir Al-6D·GL Taisir Kariim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan, BeiUXW PX·DVVDW DO-
risalah. Cet.1, 1420 H, juz.1. hal. 802
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 58

ó ‹Šƒ”ƒ••ƒ• ƒ–ƒ• •ƒ•— •‡•‹•ƒŠ‹ ‹„—-ibumu, anak-anak perempuanmu, saudara-


saudara perempuanmu, saudara-saudara perempuan ayahmu, saudara-saudara
perempuan ibumu, anak-anak perempuan dari saudara laki-lakimu, anak-anak
perempuan dari saudara perempuanmu, ibu yang menyusuimu, saudara-saudara
perempuanmu sesusuan, ibu istri-istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu
(anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu) dari istri yang telah kamu campuri, tetapi
jika kamu belum bercampur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), tidak
berdosa bagimu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu
(menantu), dan (diharamkan pula) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat-ayat yang mulia ini mengandung penjelasan tentang wanita-wanita yang


diharamkan karena pertalian darah, dan wanita-wanita karena sepersusuan dan wanita-
wanita yang diharamkan karena perkawinan dan wanita-wanita yang diharamkan
karena penyatuan dan juga wanita-wanita yang dihalalkan. Adapun wanita-wanita yang
diharamkan karena pertalian darah, mereka ada tujuh kelompok sebagaimana yang
disebutkan oleh Allah yaitu: ibu, yang termasuk makna ibu adalah setiap orang yang
menjadi sebab kelahiran dirimu walupun jauh. Kemudian anak perempuan, dan
termasuk dalam makna anak perempuan adalah setiap orang yang engkau menjadi
penyebab kelahirannya. Saudara perempuan sekandung atau seayah atau seibu, saudara
perempuan ayah yaitu seluruh seluruh saudara perempuan ayah anda atau kakek anda
dan seterusnya ke atas. Saudara perempuan ibu, yaitu setiap saudara perempuan ibu
anda atau nenek anda dan seterusnya ke atas yang menjadi ahli waris ataupun tidak.
Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keponakan perempuan dari saudara
perempuan dan seterusnya kebawah. Mereka semua itu adalah wanita-wanita yang
†‹Šƒ”ƒ••ƒ• •ƒ”‡•ƒ ’‡”–ƒŽ‹ƒ• †ƒ”ƒŠ •‡•—”—– ‹Œ•ƒï’ƒ”ƒ —Žƒ•ƒá •‡„ƒ‰ƒ‹•ƒ•ƒ Œ—‰ƒ nash
ayat yang mulia di atas. Sedangkan selain dari mereka maka termasuk firman Allah 򆃕
diŠƒŽƒŽ•ƒ• „ƒ‰‹ •ƒ•— •‡Žƒ‹• ›ƒ•‰ †‡•‹•‹ƒ•ó ›ƒ•‰ †‡•‹•‹ƒ• ‹–— •‡’‡”–‹ ƒ•ƒ• ’‡”‡•’—ƒ•
bibi atau paman dari ayah atau anak perempuan bibi atau paman dari ibu. Adapun
wanita-wanita yang diharmakan Karena persusuan, maka sesungguhnya Allah telah
menyebutkan pada ayat di atas yaitu di antara mereka adalah ibu dan saudara
perempuan, hal itu adalah sebuah dalil tentang haramnya menikahi ibu, padahal hak air
susunya bukanlah miliknya, sesungguhnya air susu itu adalah hak yang memiliki susu,
indikasi ayat tersebut menunjukan bahwa pemilik dari air susu itu adalah ayah bagi anak
susan tersebut, lalu bila telah terbukti dalam hal tersebut penamaan ayah dan ibu, maka
harus terbukti pula hal-hal yang menjadi cabang dan kedua label tersebut, seperti
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 59

saudara-saudara perempuan keduanya kakek nenek keduanya dan keturunan keduanya,


†ƒ• •ƒ„‹ –‡ŽƒŠ „‡”•ƒ„†ƒ 󆋊ƒ”ƒ••ƒ• †ƒ”‹ ’‡”•‡•—•—ƒ• ƒ’ƒ ›ƒ•‰ †‹Šƒ”ƒ••ƒ• †ƒ”‹
keturunan.ó
Dengan demikian tersebarlah pengharaman itu dari pihak ibu yang menyusui dan
pemilik air susu tersebut, sebagaimana juga tersebar pada sanak family pada anak
tersebut hingga pada anak keturunannya saja, akan tetapi dengan syarat sepersusuan
tersebut adalah sebanyak lima kali susuan dalam usia dua tahun sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh sunnah. Adapun wanita-wanita yang diharamkan karena pernikahan
adalah empat kelompok, yaitu; istri-istri bapak dan seterusnya ke atas, istri-istri anak
dan seterusnya ke bawah baik yang menjadi ahli waris maupun yang terhalang ibu dari
istri dan seterusnya ke atas dan mereka yang disebut tadi adalah diharamkan dengan
sempurnanya akad nikah.
Sedangkan yang keempat adalah anak perempuan tiri, yaitu anak perempuan
istrinya dan seterusnya kebawah, kelompok yang satu ini tidaklah haram kecuali bila
suami telah menggauli istrinya sebagaimana Allah „‡”ˆ‹”•ƒ• ’ƒ†ƒ ƒ›ƒ– ‹•‹ 󃕃•-anak
’ƒ†ƒ ‹•–”‹•— ›ƒ•‰ †ƒŽƒ• ’‡•‡Ž‹Šƒ”ƒƒ••— †ƒ”‹ ‹•–”‹ ›ƒ•‰ –‡ŽƒŠ •ƒ•— …ƒ•’—”‹ó †ƒ•
Œ—•Š—” —Žƒ•ƒ Œ—‰ƒ –‡ŽƒŠ „‡”•ƒ–ƒ 󕇕—•‰‰—Š•›ƒ ˆ‹”•ƒ• Allah ò›ƒ•‰ †ƒŽƒ•
’‡•‡Ž‹Šƒ”ƒƒ•ó •‡„—ƒŠ ’‡•‰‹•ƒ– ›ƒ•‰ •‡Ž—ƒ” †ƒ”‹ ’‡”•ara yang sering terjadi hingga tidak
memiliki arti dan makna, karena sesungguhnya anak perempuan tiri itu tetap haram
(dinikahi) walaupun tidak berada dalam pemeliharaan namun ikatan tersebut memiliki
dua faidah: Pertama, menyimpan sebuah indikasi tentang hikmah dari pegharaman anak
peremuan tiri dan bahwa ia adalah dalam posisi anak kandung maka sangatlah jelek
menjadikannya halal untuk dinikahi. Kedua, ikatan itu menyimpan sebuah isyarat
tentang bolehnya berkhalwat dengan anak perempuan tiri, karena ia adalah dalam posisi
orang-orang yang ada dalam pemeliharaannya seperti anak-anak perempuan nya sendiri
dan semisalnya.
Wanita-wanta yang diharamkan karena penghimpunan maka Allah telah
menyebutkan tentang penyatuan saudara perempuan kemudian Allah
mengharamkannya, Dan Nabi saw juga telah mengharamkan penyatuan antara seorang
perempuan dengan amah (bibi dari pihak ayah) atau khalah (bibi dari pihak ibu) maka
setiap dua perempuan yang disatukan yang memliki ikatan pertalian darah adalah
diharamkan seandainya diumpamakan salah seorangnya adalsh laki-laki dan lainnya
adalah perempuan maka yang perempuan haram bagi yang laki-laki karena itu
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 60

diharamkan menyatukan antara keduanya, yang demikian itu karena akan menjadi salah
satu sebab di antara sebab-sebab putusnya tali kekeluargaan.6

4. Saudara Setanah Air


Disebutkan didalam Al- —” •—”ƒŠ ƒ•›-•›—ƒï ƒ›ƒ– sxs Allah SWT berfirman:

Æ ÌÉó öÌ ÿÉ Ì »É Ȧ öÌÉnÈ ¾¢È Èë ¯Ì Ê¦


‚ ÀÈ Ì ìÉ º¬ºÈ« ÈȦ ¶
ó ‡–‹•ƒ •ƒ—†ƒ”ƒ •‡”‡•ƒá —–á „‡”•ƒ–ƒ •‡’ƒ†ƒ •‡”‡•ƒá ò ‡•‰ƒ’ƒ •ƒ•— –‹†ƒ•
„‡”–ƒ•™ƒëó

Yaitu, ia menjadikan Luth seorang saudara bagi bangsanya, dan bukan keturunan
mereka, tetapi tamu di antara mereka, karena kaum Luth termasuk di antara penduduk
’ƒŽ‡•–‹•ƒá ‘”ƒ•‰ •ƒ•ïƒ•á †ƒ• —–Š ƒ†ƒŽƒŠ ‘”ƒ•‰ ‹„”ƒ•‹á ’—–”ƒ •ƒ—†ƒ”ƒ•— ‹„”ƒŠ‹•á –‡–api
apabila ia menetap di negeri mereka dan hidup bersama mereka, keadaan mereka, dan
penampilan mereka, ia menjadi saudara bagi mereka.7
Saudara-saudara di tanah air membuat saudara itu tinggal bersama saudara-
saudaranya di rumah mereka, memberikan kebaikan bagi mereka, menghilangkan
bahaya dari mereka dan bekerja sama dengan mereka, sebagaimana yang difirmankan
didalam Al- —” •—”ƒŠ Ž-Maidah ayat 2:
Š
ª º¦Ìó¦ [ ÊÙ¦ ä È ¾È FK Š È ìÈ Ìó¦ ÈÂ Ä¾Ì nÌ ¦ È ¿¦Âk¦
÷ Ì Â Ìó¦ Â
È ÊM¦Ù ÂFK ¢Š àËÈ ¦ ôbÊÉ È ¦ ºÉü÷Ù¦ ú ÀÊ ó¦ ¢ º È®äÙ
È ÌÈ È Ë ÈÌ È È È È È ÈÈ È Ì È Ë È È Ì Ì È ÈÌ È
Ç Ê
öÌ ïɾ
Ì Ï È ÀÌ È¦ ¿ Ì ºÈë ÀÉ Ù¢ÈüËÈ öÌ ðÉ ü÷ÈÂÊ xÌÈ ÈÂ•È ¦ÂÌ ®¢
É ÈØÏ¢Ì Èç öÌ É¬ôÌÈô·È ¦È̄ ¦Â•È -¦Å È Ó Ì °ÊÂÈ öÌ ÊÊË° úÌ ÷ËÊ Å Ô Ì Èç ÀÈ Ì ÉäºÈ¬º¦ÌºÈ ¿¦È ÂÈÈk¦
Ì

Ì ¾Ê Ế ÈÌ øÈ Ìó¦ úÊ ßÈ
¦ ìÉ º«¦Â~È À¦Ê ÂÈ ¾Ì ÉàÌó¦ÂÈ =ÊÌ Ê̦ ÈôßÈ ¦Ì ɺûÂ¢È àÈ ºÈ« ÈÂÈ Ã~ Ù ìÌ º¬ó¦ÂÈ PËÊ ÊÌó¦ ÈôßÈ ¦Ì ɺûÂ¢È àÈ ºÈ«ÂÈ ¦ÂÌ ¾É ȬàÌ ºÈ« ÀÌ È¦ ¿¦ÊÂÈÈk¦

Ê ìÈ ÊàÌó¦ ¾É Ì ¾Ê ËÈ M¦ Ê Ù
§¢ ÈËÙ À¦• ÈM¦
Ë
ó ƒŠƒ‹ ‘”ƒ•‰-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian)
Allah,) jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram,) jangan (mengganggu)
hadyu (hewan-Š‡™ƒ• •—”„ƒ• †ƒ• “ƒŽ¢ï‹† Š‡™ƒ•-hewan kurban yang diberi tanda)
dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitulharam sedangkan mereka
mencari karunia dan rida Tuhannya!) Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan
ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu

6 Abdurrahman bin Nashir Al-6D·GL Taisir Kariim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan %HLUXW PX·DVVDW DO-
risalah. Cet.1, 1420 H, juz.1. hal. 173
7 Muhammad At-Thohir bin Muhammad bin Muhammad At-ThRKLU EL ¶$V\XU At-Tahrir wa At-Tanwir, tunus:

darut tunisiyyah, cet.1, 1984 H, Juz.19. Hal.178


Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 61

kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu


berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat
siksaan- ›ƒäó

Penyerang membayar mereka, karena dia memiliki apa yang mereka miliki dan dia
berkewajiban kepada mereka, dan inilah yang mengingatkan Islam dalam perhatiannya
yang terbesar terhadap hak-hak tetangga, terutama jika mereka adalah kerabat Muslim.

C. SIMPULAN
Dari pembahasan tentang konsep persaudaraan dalam Al- —” †ƒ”‹ ’‡”–‹•Œƒ—ƒ•
beberapa pakar-pakar tafsir terhususnya tafsir Taisir Kariim Ar-Rahman Fii Tafsir Kalam
Al-Mannan, dapat disimpulkan bahwasanya menurut pakar-pakar tafsir seperti:
Abdurrahman bin Nashir Al- ƒï†‹á „•— î •›—”á †ƒ• Ž-Qurthubi, pesan-pesan yang
disampaikan oleh Allah SWT dalam Al- —” ›ƒ•‰ „‡”•ƒitan dengan persaudaraan yaitu
: Pertama, menjelaskan begitu pentingnya mempererat tali persaudaraan dalam ikatan
aqidah atau dalam ikatan iman. Kedua, mengarahkan masyarakat muslim untuk
senantiasa menjaga dan mendamaikan antara hubungan persaudaraan dalam ikatan
aqidah yakni, dengan menjaga tutur kata, perilaku terhadap saudaranya, dan selalu
menjaga tali silaturahmi antar umat muslim.
Zad Al-Mufassirin, Page 45-62, Vol. 3 No. 1, 2021 | 62

DAFTAR PUSTAKA
Al-Jibrin, Abdullah bin Abdul Aziz. Tashil Al-Aqidah Al-Islamiyyah, Dƒ”—Ž îUshaimy,
Riyadh: Markaz Al-Manhaj lil Isyrofi Watadribi Attarbawi, 1436 H.
Al- ƒï†‹á „†—””ƒŠ•ƒ• „‹• ƒ•Š‹”ä Taisir Kariim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan,
Beirut: M—•ƒ– Ar-Risalah. 1420 H
Al- ƒï†‹á „†—””ƒŠ•ƒ• „‹• ƒ•Š‹”ä Taisir Kariim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan,
Beirut: M—•ƒ– Ar-Risalah. 1420 H
Al- ƒï†‹á „†—rrahman bin Nashir. Taisir Kariim Ar-Rahman fi Tafsir Kalam Al-Mannan,
Beirut: M—•ƒ– Ar-Risalah., 1420 H
Al-Utsaimin, Muhammad bin Sholeh. Tafsir Al- —” Ž-Karim, Mesir: Ibnu Al-Jauzi,
1423 H
At- Š‘„ƒ”›á „— Œƒïˆƒ”ä Œƒ•‹ï—Ž „ƒ›ƒ• ˆ‹ ƒï™‹Ž Ž- —”á Beirut: M—•ƒŠ ”-Risalah,
1420 H
I„•— î •›—”á —Šƒ••ƒ† –-Thohir bin Muhammad bin Muhammad At-Thohir. At-Tahrir
wa At-Tanwir, Tunus: Darut Tunisiyyah, 1984 H

Anda mungkin juga menyukai