MAKALAH
Pengampu:
Ust. Miftahussurur M.H.I
Diusulkan oleh:
Ali Ahmad Syaifuddin
Aji Nur Ikhlas
Segala puji hanya bagi Allah swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Puja-puji yang tidak seberapa dihadapan laksa nikmat yang tak
terkira. Salam sejahtera untuk nabi Muhammad saw beserta keluarga. Sang duta
kuasa yang risalahnya adalah suluh bagi jiwa bahagia.
Telah menjadi hal yang semestinya bagi kami untuk mematuhi dan
mengikuti arahan dari dosen pembimbing dan para guru. Karena sudah tentu
merekalah yang mengerti bagaimana metode yang terbaik untuk kami. Maka
dengan segenap hati kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah
memberi sumbangsih waktu maupun pikiran dalam ikut membantu kami
menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen kami Ust. Lora
Miftahussurur M.H.I. yang selalu memberikan bimbingan pelajaran serta arahan
kepada kami, sejak semester 1 hingga semester 6 ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan makalah ini tidak lain adalah ingin mengetahui konsep elatisitas
penawaran dan permintaan. Serta teori tentang harga di dalam Islam yang menjadi
akibat dari penawaran dan permintaan tersebut.
iii
BAB 2
PEMBAHASAN
Permintaan dalam dunia ekonomi sering disebut dengan istilah demand yaitu
suatu keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada berbagai tingkat
harga selama priode waktu tertentu.1 Atau lebih ringkasnya adalah banyaknya
jumlah barang dalam suatu pasar, dengan memperhatikan tingkat pendapatan dan
tingkat harga dalam suatu periode tertentu.
Dalam ekonomi Islam permintaan juga mempunyai pengertian tersendiri,
sebagaimana yang diungkapkan oleh ibnu Taimiyah, permintaan adalah hasrat
terhadap sesuatu atau jumlah barang yang diminta (raghbah fil al-syai’),2 Secara
garis besar permintaan dalam pengertian ekonomi Islam, relatif sama dengan
ekonomi konvensional namun ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh individu
dalam berperilaku ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam (Al-Quran dan As-
Sunnah serta ijtihad para ulama’ atau para ekonomi Islam) yang membuatnya
berbeda dengan ekonomi konvensional. Dalam Islam nilai norma dan moral lebih
diutamakan dalam berekonomi, dua poin ini sangat dijunjung dalam Islam dan hal
inilah yang membuatnya berbeda dengan ekonomi konvensional.
Sementara penawaran dalam dunia ekonomi sering disebut (supply), yaitu
jumlah barang yang ingin produsen tawarkan (jual) di berbagai tingkatan harga
selama satu periode tertentu.3 Atau lebih simpelnya adalah banyaknya barang
yang ditawarkan oleh penjual, pada satu pasar tertentu, periode tertentu, serta pada
tingkatan harga tertentu. Jadi sebenarnya permintan dan penawaran itu adalah satu
kesatuan yang tak bisa dipisahkan seperti hati kita, karena, jika kita cermati dan
pahami permintaan dan penawaran hanya berbeda pada satu kata, jika permintaan
1
Perathama Rahardja dan Mandala Manurung, “Pengantar ilmu ekonomi (Mikro dan Makro
ekonomi)”
(jakarta: Lembaga Penrbit Universitas Fakultas Ekonomi Indonesia, 2008), halaman 24.
2
Karim A Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), halaman
31.
3
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, “Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi)” (Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Fakultas Ekonomi Indonesia, 2008),
halaman: 32.
1
menggunakan kata membeli, jika penawaran menggunakan kata menjual, jadi
setiap ada penjual pasti ada pembeli begitupun sebaliknya.
Dalam ekonomi Islam penawaran memiliki hal-hal yang harus diperhatikan
diantaranya yaitu jumlah barang atau jasa yang ditawarkan harus transparan dan
terperinci spesifikasinya, seperti bagaimana keadaan barang tersebut, apa
kekurangan dan kelebihan dari barang tersebut, jangan sampai penawaran yang
kita tawarkan merugikan oranglain.4 Pengertian penawaran dalam ekonomi
konvensional dan ekonomi Islam relatif sama, namun ada prinsip-prinsip tertentu
yang harus diperhatikan seperti norma dan moral yang sesuai dengan syariat Islam
dan hal inilah yang membuatnya berbeda dengan ekonomi konvensional.
“Karena kebiasaan orang orang Qurais, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada
musim dingin dan musim panas, maka hendaknya mereka menyembah tuhan
rumah ini (ka’bah) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengaankan mereka dari ketakutan.”
4
azharnasri.blogspot.co.id
5
Al-Qur’an, 106: 1-4.
2
Namun konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi, tidak
semuanya bisa untuk dikonsumsi dan digunakan, tetapi harus bisa membedakan
halal dan haram, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam Al-Qur‟an :
6
Al-Qur’an,5: 88.
7
Edwin Nasution Mustofa, “Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam” (Jakarta:PRENADAMEDIA
GROUP, 2006), halaman 84.
3
3. Tingkatan pendaptan perkapita, artinya semakin tinggi tingkat pendapatan
perkapita (daya beli) maka semakin meningkat permintaan terhadap suatu barang.
4. Selera atau kebiasaan seorang pembeli, artinya meski barang itu sama dalam
harganya tetapi selera seorang dan kebiasaan seorang itu berbeda contoh: beras
Bulog dengan beras Lele mempunyai harga yang sama tapi minat seorang itu lebih
ke beras bulog.
5. Jumlah penduduk, artinya semakin banyak penduduk maka semakin banyak
permintaan terhadap suatu barang.8
6. Analisis harga suatu barang di masa mendatang, artinya jika kita menganalisis
harga suatu barang itu semakin naik kedepannya maka lebih baik membeli barang
itu sekarag untuk masa mendatang, sehingga mendorong orang untuk membeli
banyak barang untuk masa mendatang.
7. Distribusi pendapatan, artinya jika distribusi pendapatan buruk, maka daya beli
akan melemah, sehingga permintaan terhadap barang juga akan menerun.9
8. Usaha usaha produsen untuk meningkatkan penjualan, artinya usaha-usaha yang
dilakukan agar permintaan suatu barang meningkat dengan cara, promosi atau
pengiklanan.
8
Ibid, halaman 85
9
Sukirno Sadono, “Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga” (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013), halaman 75.
4
Jumlah penjual memiliki dampak yang jelas bagi penawaran, karena semakin
banyak jumlah penjual yang mampu menjual pada tingkat tertentu maka akan
berimbas pada tingginya penawaran itu sendiri. Seperti dalam suatu pasar terdapat
si A penjual martabak dengan harga 10K, sementara masih dalam satu lingkup
pasar terdapat si B yang menjual martabak dengan harga 8K, maka dari sini
pembeli dapat menentukan penawaran harga dengan cara membandingkan harga
dengan penjual lain.
3. Dugaan tentang masa depan
Faktor ini mencakup dugaan mengenai perubahan harga dari barang tersebut
dikemudian hari seperti conntoh: penjual masker yang menduga bahwa harga
masker akan meningkat di masa mendatang karena dibutuhkan oleh pembeli.
Maka penjual tersebut akan mengurangi penawaran harga masker pada saat ini
yang bertujuan untuk meningkatkan penawaran dimasa mendatang.
4. Kondisi alam
Kondisi alam sangat mempengaruhi proses penawaran, dikarenakan jika kondisi
alam tak mendukung seperti halnya terjadi banjir, tanah longsor, angin ribut, bisa
mempengaruhi terhadap penawaran terhadap barang barang berukuran contoh:
hasil pertanian, di daerah yang notabennya tempat penghasil pertanian, karena
pada saat kondisi bersahabat penawaran akan hasil tani akan meningkat begitu
pula sebaliknya jika kondisi alam tak bersahabat maka penawaran akan hasil tani
akan berkurang.10
Harga secara bahasa adalah nilai barang yang ditentukan dengan uang atau
jumlah uang atau alat tukar yang diserupakan dengan uang. 11 Secara umum harga
adalah nilai tukar barang dan jasa apabila dipertukarkan dengan uang.
Kata harga barang tentu tidak asing di telinga kita. Kata tersebut sering
muncul saat seseorang melakukan transaksi dengan orang lain. Demikian, karena
10
Edwin Nasution Mustofa, “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam” (Jakarta:PRENADAMEDIA
GROUP, 2006), halaman 92-93.
11
artikata.com
5
harga merupakan elemen penting di dalam transaksi. Ada beberapa pakar ekonomi
yang mencoba mendefinisikan harga. Berikut kami cantumkan sebagiannya saja.
Di dalam terminologi Arab, harga memiliki dua istilah; ats-tsaman dan as-
si’ru. Yang pertama dipakai untuk harga riil yang telah disepakati dalam
tranksaksi yang berasas antaradin. Sedangkan yang terakhir dipakai untuk harga
barang dagangan. Besar kecilnya nilai tersebut ditentukan oleh manfaat yang
diberikan barang, semakin besar manfaat suatu barang maka semakin besar pula
nilai yang diberikan, sebaliknya, barang akan dinilai kecil bila manfaat yang
diberikannya juga kecil.
Adapun teori harga menurut ibnu Khaldun sebagaimana yang sudah ditulis
dalam kitabnya mqaddimah adalah bila suatu kota berkembang dan populasinya
bertambah banyak maka rakyatnya akan semakin makmur, lalu hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan (demand) terhadap barang barang.
Karena menurut ibnu Khaldun, jika sebuah kota berkembang dengan pesat,
mengalami kemajuan dan penduduknya padat, maka persediaan bahan makanan
pokok akan melimpah, dari pernyataan ibnu Khaldun bisa diartikan bahwa
penawaran yang meningkat akan mengakibatkan harga barang/bahan pokok
tersebut murah.
12
Taqiyuddin an-Nabhani, “an-Nidlo al-Iqtishod fi al-Islam, (Bairut: Dar al-Ummah, cet. 6, 2004),
hal. 283.
13
H. Idris Parakkasi dan Kamiruddin, Analisis Harga Dan Mekanisme Pasar Dalam Perspektif
Islam, Laa Masyir, Vol 5, No 1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 2018, hal, 110.
6
dua orang yang bertransaksi mencari kesepakatan transaksi dengan menentukan
harga. Harga menjadi pertukaran barang yang direlakan oleh kedua belah pihak.
Ia menjadai satu-satu elemen bauran yang menghasilkan keuntungan di saat yang
lain menjadi penghasil biaya.
Pada dasarnya harga dibentuk oleh besar dan kecilnya permintaan dan
penawaran. Dengan memperhatikan kurva permintaan dan penawaran seorang
pembisnis dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dengan daya jual yang
tinggi bersama dengan tidak menyekik pembeli dangan harga yang terlampau
mahal.
Dengan demikian dari penjelasan di atas dapat kita pahami harga menjadi
unsur penting dalam berekonomi. Harga menjadi titik mula keuntungan yang akan
didapat oleh dua orang yang bertransaksi. Bukan hanya itu, keadilan sosial yang
menjadi salah satu rukun ekonomi Islam dapat dicapai dengan penentuan harga
yang baik dan adil, bukan hanya dalam pandangan pihak konsumen saja tapi juga
dalam sudut pandang produsen yang menuntut agar hasil kerja kerasya memiliki
nilai yang sama dengan usahanya.
7
cenderung menurun, sedangkan pada penjual cenderung naik. Akan tetapi terdapat
titik di mana pembeli dan penjual merasa puas dengan harga barang.
harga
kurva permintaan
kurva penawaran
Jumlah Penawaran
Dari kurva di atas dapat kita lihat bahwa penjual cenderung terus menaikkan
harga barangnya. Akan tetapi, harga yang semakin tinggi akan mengakibatkan
pemerosotan permintaan, karena harga yang tidak dapat dijangkau oleh pembeli.
Dengan mengamati permintaan dan penawaran, kita akan mengetahui titik dimana
harga disepakati dan sejalan dengan tujuan masing-masing dari penjual dan
pembeli.
Penentuan harga menurut Ibnu Khaldun juga tidak jauh berbeda. Di dalam
bukunya, al-Muqaddimah, beliau menulis suatu bab khusus membahas tentang
harga. Bab itu beliau beri judul Harga di Kota-kota. Ibnu Khaldun membagi
14
Taqiyuddin an-Nabhani, “an-Nidlom al-Iqtishod fi al-Islam, (Bairut: Dar al-Ummah, cet. 6,
2004), hal. 283.
8
barang menjadi dua; barang pokok dan pelengkap. Menurut Ibnu Khaldun
kebutuhan bahan pokok di kota besar sangatlah besar, oleh karena itu
ketersediaanya juga besar dan memicu murahnya harga kebutuhan pokok.
Sedangkan di daerah kota kecil, kebutuhan pokok relative kecil dan memicu harga
barang pokok menjadi mahal, karena semua orang berlomba untuk memenuhi
kebutuhannya masing-masing.15
Adalah kesepakatan semua ulama kalau penentuan harga atau tas’ir tidak
diperbolehkan. Akan tetapi pada beberapa kondisi, kebolehan tas’ir masih
menjadi ajang perbedaan pendapat. Ulama berbeda pendapat, dan seperti biasa
perbedaan itu berputar-putar di antara boleh dan tidak.
Pendapat mereka di atas bertolak dari hadis Nabi yang diriwayatkan oleh
Anas. Anas berkata bahwa di zaman Rasulullah harga barang pernah mahal. Umat
muslim datang menemui Rasulullah meminta beliau untuk menetapkan harga
yang mahal itu. Tapi Nabi menolak. Beliau berkata, “sesungguhnya Allahlah yang
berkuasa, dialah yang maha lapang, lagi maha pemberi rezki dan yang berhak
menentukan harga. sedangkan sesungguhnya saya beharap dapat menemui
15
Supriadi Muslimin, Zainab, Wardah Jafar, “Konsep Penetapan Harga Dalam Perspektif Islam,”
Vol 2 No 1, Januari 2020, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Gowa, hal, 9.
9
tuhanku dan tidak ada seorang pun yang menuntutku karena kedloliman yang aku
perbuat dari darah ataupun harta.”
10
menetapkan harga bukan karena hal tersebut tidak boleh, akan tetapi karena dapat
mendlolimi para pedagang.16
Pada masa Nabi, para pedagang telah menjual barang dengan harga yang
sudah semestinya. Mahal tidaknya barang ditentukan oleh kekuatan penawaran
dan permintaan, bukan dari pedagang itu sendiri. Barang menjadi mahal apabila
ketersediaanya sedikit dan permintaan pembeli banyak. Sebaliknya juga berlaku.
Sehingga apabila pedagang menaikkan harga barangnya mengikuti perkembangan
ketersediaan barang dan permintaan pembeli maka hal tersebut adalah wajar dan
bukanlah sebuah pelanggaran, dan pemerintah tidak boleh ikut campur
menentukan harga.
16
Wahbah Zuhaili, “al-Fiqhi al-Islami wa Adillatuhu,” (Maktabah Syamilah), juz 4, hal 2696.
11
Pemerintah tidak boleh memberikan intervensi penuh terhadap kegiatan
pasar. Naik-turun harga dibiarkan berjalan dengan sendirinya mencari
keseimbangan. Dalam ekonomi konvensional tepatnya kapitalisme hal ini disebut
dengan lassez faire et laissez le monde va de lui meme (biarkan ia berbuat dan
biarkan ia berjalan, dunia akan mengurus diri sendiri). Artinya, biarlah sistem
pasar berjalan dengan sendirinya, nanti akan ada tangan tak terlihat (invisible
hands) yang mengatur dan menyeimbangkannya. Menurt penganut kapitalisme
sistem pasar akan berjalan dengan sendirinya dan menyelesaikan masalahnya
sendiri yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi.
12
BAB 3
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14