UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
PROPOSAL TESIS
DIAN FEBRIANI
P2B220003
eksistensi hibah ada hubungannya dengan kewarisan. Hal ini secara jelas
hibah yang telah diberikan oleh seorang penghibah kepada yang menerima
penyerahan itu”.
Hibah termasuk salah satu perbuatan hukum yang sudah lama dikenal
sebelum Islam, walaupun pada sebagian periode sejarah ia sempat
disalahgunakan untuk berbuat kezaliman. Islam dapat menerima
1
Enik Isnaini, Hukum Hibah Terhadap Anak Angkat Menurut Hukum Perdata, J urnal
ilmu Sosial dan Humaniora, http://journal.unisla.ac.id/pdf/116212014/Enik%20Isnaeni.pdf,
tanggal akses 15 Maret 2021.
1
2
perbuatan hukum berupa hibah yang sudah lama berjalan itu dengan
jalan memberikan koreksi dan perbaikan seperlunya.2
Hibah merupakan salah satu aspek yang diatur dalam sistem hukum
nasional, baik dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maupun
dalam Kompilasi Hukum Islam. Sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan dalam kedua materi hukum tersebut, hibah merupakan
aspek yang diatur di dalamnya. Hibah merupakan suatu transaksi tanpa
mengharap imbalan dan dilakukan ketika pemberi hibah masih hidup
dan berlaku sejak yang bersangkutan menunaikan hibahnya.3
di mana perkataan itu ditunjukan pada hanya adanya prestasi dari satu pihak
Objek hibah salah satu nya yaitu benda tidak bergerak seperti tanah.
Objek perjanjian hibah adalah segala macam harta benda milik penghibah,
2
RR. Sitti Shoviyah Cholil, Tinjauan Hukum Islam Tentang Hibah (Dalam Pasal 968
KUH Perdata), Skripsi, Jurusan Ahwal Al Syahsiyah Fakultas Syari'ah Iain Walisongo Semarang
2009, hlm. 1-2.
3
Ahmad Supandi Patampari, Pelaksanaan Hibah Dan Wasiat Dikalangan Masyarakat
Kabupaten Bone, Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. II | No.2., hlm. 262.
3
baik berwujud maupun tidak berwujud, benda tetap maupun benda bergerak,
islam, sehingga ada sebagian orang tua yang menghibahkan seluruh harta
kekayaan kepada anak angkatnya. Menurut Kompilasi Hukum Islam Pasal 171
huruf (g) dikatakan hibah adalah pemberian sesuatu benda secara sukarela
tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk
dimiliki. Selanjutnya menurut Pasal 210 Kompilasi Hukum Islam pada ayat
banyaknya 1/3 harta bendanya kepada orang lain atau lembaga dihadapan dua
orang saksi untuk dimiliki. Selanjutnya pada ayat (2) menyatakan harta benda
ketentuan di atas, dapat dikatakan bahwa setiap orang dapat memberi atau
menerima suatu hibah, kecuali orang-orang yang dinyatakan tidak cakap untuk
4
http://digilib.unila.ac.id/14833/13/BAB%20II.pdf., tanggal akses 25 Maret 2021.
5
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Prenada Media
Group, Jakarta, 2008, hlm. 132.
4
itu. Selain itu, untuk kerelaan dalam melakukan perbuatan hukum tanpa
adanya paksaan dari pihak lain merupakan unsur yang harus ada dalam
menyatakan bahwa hibah dari orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan
sebagai warisan.
ditarik kembali, kecuali hibah dari orang tua kepada anaknya. Kasus
hibah yang telah diberikan. Menurut hukum, hibah yang sudah diberikan tidak
Dalam penulisan ini akan difokuskan pada kajian akta hibah yang
dibuat oleh notaris. Berkaitan dengan hal tersebut akan diuraikan beberapa
berikut:
sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjuk pada suatu
a. Bukti Surat
b. Bukti Saksi
c. Persangkaan
d. Pengakuan
e. Sumpah.
akan dapat diketahui dan diambil kesimpulan tentang adanya bukti. Di dalam
KUHPerdata mengenai alat bukti tulisan ini pengaturannya dapat dilihat dalam
kekuatan pembuktian akta hibah yang dibuat oleh notaris, karena apabila
melihat ketentuan dalam buku IV KUHPerdata dan dalam Pasal 1874, 1874a,
1880.
masyarakat dan menjunjung tinggi kode etik jabatan notaris yang diembannya.
akta relaas (akta verbal) yang menguraikan secara otentik sesuatu tindakan
disaksikan langsung oleh notaris itu sendiri karena menjalankan jabatan selaku
pembuatan akta berita acara rapat umum para pemegang saham dari suatu
Selain itu, yang kedua dalam pembuatan akta otentik yang berbentuk
akta partij (akta para pihak) suatu akta notaris yang berisikan perihal dari apa
yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan para pihak lain dihadapan
notaris. Artinya, apa yang diterangkan atau diceritakan pihak lain sebagai isi
dari akta itu, seperti pada pembuatan akta meminjam uang di bank dengan
tanggungan hak atas tanah, akta pemberian surat kuasa dan lainnya. Dituntut
prilaku dan tanggung jawab notaris untuk selalu bersikap secara cermat, teliti
6
Rahmad Hendra, Tanggungjawab Notaris Terhadap Akta Otentik Yang Penghadapnya
Mempergunakan Identitas Palsu Di Kota Pekanbaru, Jurnal Ilmu Hukum, Volume 3 No. 1.
download.portalgaruda.org, tanggal akses 18 Maret 2021.
8
rupa, sehingga notaris dengan segala keterbatasan yang ada, hanya menerima
saja apa yang ia dengar, saksikan dan alami dalam pembuatan akta-akta
notaris yang bersangkutan, salah satu contohnya dalam pembuatan akta jual
beli sebidang tanah yang dilakukan oleh notaris, notaris tidak mengetahui
pemilik tanah yang sebenarnya, malah mengikuti saja kehendak pihak yang
meminta dibuatkan akta notaris. Akibat kesalahan tersebut, pihak ketiga atau
dilakukan dalam rangkaian profesi sebagai seorang notaris, tidak diatur secara
notaris hanya sekedar bertanggung jawab terhadap formalitas dari suatu akta
otentik dan tidak terhadap materi akta otentik tersebut. Hal ini mewajibkan
notaris untuk bersikap netral dan tidak memihak serta memberikan semacam
nasihat hukum bagi klien yang meminta petunjuk hukum pada notaris yang
kebenaran materiil suatu akta yang dibuatnya bila ternyata notaris tersebut
dengan akta yang dibuatnya sehingga salah satu pihak merasa tertipu atas
ketidaktahuannya.
Ada hal lain yang juga harus diperhatikan oleh notaris, yaitu yang
notaris telah membawa dirinya pada suatu perbuatan yang oleh undang-
oleh notaris dapat dibuktikan, maka notaris dapat dikenakan sanksi berupa
adanya ketentuan yang menjelaskan bentuk dan batasan atau kriteria hal yang
10
dibuat oleh notaris. Hal ini menurut penulis tidak sesuai dengan asas
dimana warisan dari alm. bapak Sutomo tersebut dihibahkan oleh istrinya
tanpa persetujuan dari kedua orang anaknya yang merupakan penggugat 1 dan
tanganilah kertas kosong tersebut. Tiba-tiba di dalam akta tersebut ada tanda
seharusnya tergugat 1 tidak bisa menghibahkan tanah dan rumah tersebut harus
dinyatakan batal demi hukum, selain itu tergugat 1 juga menderita sakit
alzheimer yang tidak cakap dalam melakukan tindakan hukum, dan tindakan
tergugat 1.
Notaris. Dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b, Notaris dalam jabatannya berwenang
kekuatan serta kedudukan akta hibah yang dibuat oleh notaris tersebut, namun
Jmb, bahwa akta hibah yang dibuat oleh notaris dijadikan alat bukti yang
menyebutkan bahwa akta hibah yang dibuat oleh penggugat dinyatakan sah dan
Sertifikat Hak Milik, namun di dalam pembuatan surat tersebut perlu diteliti
pengaturan tanggung jawab notaris terhadap akta hibah yang dibuat oleh
dalamnya, oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian dalam bentuk
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
notaris terhadap akta hibah yang bermasalah yang dibuat oleh notaris.
notaris terhadap akta hibah yang bermasalah yang dibuat oleh notaris.
2. Manfaat penelitian
yang bermasalah.
D. Kerangka Konseptual
jelaskan beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul proposal tesis ini
yaitu:
13
1. Tanggung Jawab
akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
Sesuatu akibat lebih lanjut dari pelaksaan peranan, baik peranan itu
merupakan hak dan kewajiban ataupun kekuasaan. Secara umum
tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban untuk
melakukan sesuatu atau berprilaku menurut cara tertentu tidak
menyimpang dari peraturan yang telah ada.7
7
Ridwan Halim, Pengertian Tanggung Jawab Hukum Menurut Para Ahli,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37833/3/Chapter%20II.pdf, tanggal akses 21
Maret 2021.
8
M. Luthfan Hadi Darus, Hukum Notariat dan Tanggung Jawab Jabatan Notaris, UII
Press, Yogyakarta, 2017, hlm. 47.
14
9
Purbacaraka, Kumpulan Pengertian Menurut Para Ahli, http://infodanpengertian.co.id,
tanggal akses 21 Maret 2021.
15
2. Notaris
Yang dimaksud dengan istilah notaris sudah tidak asing lagi bagi
jual beli rumah dengan tanahnya, akta untuk meminjam uang di bank dan
lain-lainnya.
mengetahui pengertian dari notaris ini ada beberapa pendapat ahli sebagai
10
http://repository.usu.ac.id, Chapter%20II.pdf, tanggal akses 21 Maret 2021.
11
Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer, Bintang Ilmu,
Surabaya, 2004, hlm. 430.
16
sebagai berikut:
12
Endang Purwaningsih, Penegakan Hukum Jabatan Notarisdalam Pembuatan Perjanjian
Berdasarkan Pancasila Dalam Rangka Kepastian Hukum, Diterbitkan pada Jurnal ADIL: Jurnal
Hukum FH YARSI Vol.2 No.3 Desember 2011, ISSN: 2086-6054, www.yarsi.ac.id
13
Putu Mas Maya Ramanti, Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Minuta Yang
Dibuat Berdasarkan Keterangan Palsu, Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana, Artikel, E m a i l : m a y a r a m a n a t i @ g m a i l . c o m.
14
R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notarial Di Indonesia Suatu Penjelasan, CV.
Rajawali, Jakarta, 2002, hlm.28.
17
3. Hibah
dihibahkan dan pada waktu pemberian ini dilakukan dalam keadaan sehat,
baik jasmani maupun rohaninya. Selain itu, pemberi hibah harus memenuhi
syarat sebagai orang yang telah dewasa serta cakap melakukan tindakan
hukum dan mempunyai harta atau barang yang dihibahkan. Pada dasarnya
15
Freddy Harris dan Leny Helena, Notaris Indonesia, Lintas Cetak Djaja, Jakarta, 2017,
hlm. 49.
Siah Khosyi’ah, Wakaf dan Hibah Dari perspektif Ulama Fiqh dan Perkembangannya
16
pemberi hibah adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang cakap
badan hukum serta layak untuk memiliki barang yang dihibahkan padanya,
melakukan tindakan hukum. Selain itu penerima hibah dapat terdiri atas ahli
waris atau bukan ahli waris, baik orang Muslim maupun nonMuslim, yang
berprilaku menurut cara tertentu tidak menyimpang dari peraturan yang telah
ada oleh orang yang ditunjuk sebagai pejabat umum dan diberi kuasa oleh
surat perjanjian dan berbagai akta-akta untuk keperluan bagi masyarakat, baik
E. Landasan Teoretis
belakang, maka landasan teori yang akan penulis gunakan sebagai pisau
analisis dalam penulisan proposal tesis ini adalah teori akta, teori pembuktian
17
HR. Diani, Tinjauan Umum Tentang Hibah Wasiat,
http://repository.unpas.ac.id/27412/3/BAB%20II.pdf, tanggal akses 21 Maret 2021.
18
Ibid.
19
dan teori bentuk tanggung jawab notaris. Teori-teori tersebut akan digunakan
perumusan masalah akan digunakan teori tentang akta dan teori tentang
yang memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar dari suatu hak atau
19
Sudikno Mertokusumo, Loc. Cit.
20
Saleh Adiwinata dkk, Kamus Istilah Hukum, Bina Cipta, Bandung, 1983, hlm. 25.
20
Bentuk jamak dari kata “actum” yang merupakan bahasa latin yang
mempunyai arti perbuatan-perbuatan. Selain pengertian akta
sebagai surat memang sengaja diperbuat sebagai alat bukti, ada
juga yang menyatakan bahwa perkataan akta yang dimaksud
tersebut bukanlah “surat”, melainkan suatu perbuatan.21
hukum”. yang berasal dari bahasa Prancis yaitu “acte” yang artinya adalah
perbuatan”.22
ini, maka yang dimaksud di sini sebagai akta adalah surat yang memang
21
R. Subekti dan Tirtosudibio, Kamus Hukum, Pradnya, Jakarta, 1980, hlm. 9.
22
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 2006, hlm. 29.
21
terhadap kebenaran materiil terhadap akta yang dibuat oleh notaris adalah
perbuatan yang aktif. Pasif dalam artian tidak melakukan suatu perbuatan
Unsur dari perbuatan melawan hukum ini meliputi adanya suatu perbuatan
ditimbulkan.
23
Abdul Ghofur, Lembaga Kenotariatan Indonesia: Perspektif Hukum dan Etika, UII
Press, Yogyakarta, 2009, hlm. 34.
22
elemen tersebut oleh karenanya suatu tindakan yang keliru dari notaris
Negara.
profesi notaris diatur melalui kode etik notaris. Keberadaan kode etik
sebagai profesi.
ditaati oleh mereka, yaitu yang dijelaskan oleh Munir Fuady bahwa:
a. Kejujuran
b. Otentik
c. Bertanggung jawab
d. Kemandirian moral
e. Keberanian moral.24
24
Munir Fuady, Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa, Advokat,
Notaris, Kurator, dan Pengurus), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, hlm. 4.
23
etik profesinya, karena tanpa adanya kode etik, harkat dan martabat dari
juga harus taat pada kode etik profesi serta harus bertanggungjawab
25
Abdul Ghofur, Op. Cit., hlm. 49.
24
ketaatan dan disiplin notaris. Sanksi dalam kode etik notaris dituangkan
sebagai tergugat oleh pihak yang lainnya, yang merasa bahwa tindakan
tersebut26.
Agung tersebut, jika akta yang dibuat dihadapan atau oleh notaris
bermasalah oleh para pihak sendiri, maka hal tersebut menjadi urusan para
pihak sendiri, notaris tidak perlu dilibatkan, dan notaris bukan pihak dalam
akta. Jika dalam posisi kasus seperti ini, yaitu akta dipermasalahkan oleh
para pihak sendiri, dan akta tidak bermasalah dari aspek lahir, formal dan
F. Originalitas Penelitian
sebagai berikut:
26
Habieb Adjie, Hukum Notaris Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 21.
26
artinya pasti bahwa yang tanda tangan itu memang pihak dalam perjanjian,
hal ada akta di bawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris adalah tidak
dan juga dilakukan sendiri oleh notaris sebagai pejabat umum di dalam
3. Putu Mas Maya Ramanti, dengan judul “Tanggung Jawab Notaris Dalam
tersebut di atas.
G. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
sebagai berikut:
meneliti bahan pustaka atau data sekunder dan data primer dengan
27
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung, 2008,
hlm. 86-88.
29
2. Pendekatan Penelitian
Dilihat dari kajian hukum yang diangkat dari penelitian ini, yaitu
28
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 93.
30
hukum”.29
di antaranya:
29
Bahder Johan Nasution, Op. Cit., hlm. 92.
30
Ibid.,
31
c. Bahan tertier
Bahan hukum tertier adalah bahan hukum yang akan digunakan penulis
1) Kamus Hukum
bermasalah.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tesis ini terdiri atas 5 (lima) bab. Dari bab-bab
tersebut dirinci menjadi beberapa sub bab dan dari sub-sub bab dirinci lagi
Bab I. Pendahuluan. Dalam bab ini terdiri atas 7 (tujuh) sub bab, yaitu
penulisan.
Bab II. Tinjauan tentang Profesi Notaris dan Akta. Dalam bab ini
terdiri dari 12 (dua belas) sub bab, yaitu pengertian notaris, fungsi dan
akta, fungsi akta dan jenis alat bukti, serta kekuatan pembuktian akta. Bab ini
masalah pertama dengan menggunakan teori-teori yang ada pada bab kedua.
hukum tanggung jawab notaris terhadap akta hibah yang bermasalah yang di
dibuat oleh notaris. Bab ini merupakan pembahasan yang khusus mengkaji
teori-teori yang ada pada bab kedua guna mendapatkan atau memperoleh
Bab V. Penutup. Dalam bab ini terdiri atas 2 (dua) sub bab, yaitu
kesimpulan dari uraian-uraian pada bab pembahasan dan saran yang ada
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Munir Fuady. Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum bagi Hakim, Jaksa,
Advokat, Notaris, Kurator, dan Pengurus). PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2005.
B. Jurnal/Karya Ilmiah
Putu Mas Maya Ramanti, Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Minuta
Yang Dibuat Berdasarkan Keterangan Palsu, Mahasiswa Program
Magister Kenotariatan Universitas Udayana, Artikel, E m a i l : m a y a
r a m a n a t i @ g m a i l . c o m.
C. Kamus
Saleh Adiwinata dkk. Kamus Istilah Hukum. Bina Cipta, Bandung, 1983.
C. Peraturan Perundang-undangan
D. Website
Enik Isnaini, Hukum Hibah Terhadap Anak Angkat Menurut Hukum Perdata,
J urnal ilmu Sosial dan Humaniora,
http://journal.unisla.ac.id/pdf/116212014/Enik%20Isnaeni.pdf, tanggal
akses 17 Maret 2021.