Anda di halaman 1dari 107

PERUBAHAN KURIKULUM

PENDIDIKAN FARMASI SESUAI


UU KESEHATAN 2023, SNPT 2023
DAN SPA 2023

Tiana Milanda
Pasal 199
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
197 huruf b dikelompokkan ke dalam: antara lain
d. tenaga kefarmasian;
(5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok
tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d terdiri atas tenaga vokasi farmasi, apoteker, dan
apoteker spesialis.

Pasal 212
(1) Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan Tenaga
Kesehatan program diploma, program sarjana, dan
program sarjana terapan mendapatkan ijazah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan Tenaga
Kesehatan program sarjana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat melakukan praktik profesi setelah
menyelesaikan pendidikan profesi dan diberi sertifikat
profesi.
Pokok-pokok Kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-26:
Transformasi Standar Nasional dan
Akreditasi Pendidikan Tinggi

1 2
Standar Nasional Sistem Akreditasi
Pendidikan Tinggi Pendidikan Tinggi

*) Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Kementeria Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Melalui Merdeka Belajar Episode ke-26, standar nasional
pendidikan tinggi bertransformasi menjadi lebih sederhana

Standar nasional pendidikan tinggi yang baru berfungsi sebagai kerangka (framework)
mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi, tidak lagi preskriptif atau mengatur secara rinci.

Contoh penyederhanaan
pengaturan terjadi pada:

Standar proses
Lingkup standar Standar kompetensi lulusan pembelajaran dan penilaian

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Penyederhanaan Lingkup Standar

Sebelum Sesudah
Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pendidikan, Standar Penelitian dan
standar Pengabdian kepada Masyarakat masing- Standaí Pengabdian kepada Masyarakat
masing terdiri atas delapan standar masing-masing hanya terdiri atas tiga standar:
1. Standar Luaran
2. Standar Proses
3. Standar Masukan

Dampak Positif
Memberikan ruang lebih luas kepada perguruan tinggi untuk mendefinisikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai misinya serta situasi dan kondisi setempat.

Mengurangi beban pelaporan dalam proses akreditasi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Standaí Nasional Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Penyederhanaan standar kompetensi
lulusan
Sebelum Sesudah
Rumusan kompetensi sikap, pengetahuan umum, dan Kompetensi tidak lagi dijabarkan secara rinci.
keterampilan umum dijabarkan terpisah dan secara rinci. Perguruan tinggi dapat merumuskan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terintegrasi.
Tugas akhir Sarjana/Sarjana Terapan biasanya hanya Tugas akhir dapat berbentuk prototipe, proyek, atau bentuk lainnya,
berbentuk skripsi.
tidak hanya skripsi/tesis/disertasi.
Jika program studi sarjana/sarjana terapan sudah menerapkan kurikulum
Mahasiswa magister/magister terapan wajib menerbitkan
makalah di jurnal ilmiah terakreditasi. berbasis proyek atau bentuk lain yang sejenis, maka tugas akhir dapat
dihapus/tidak lagi bersifat wajib.
Mahasiswa doktor/doktor terapan wajib menerbitkan makalah Mahasiswa program magister/magister terapan dan doktor/doktor terapan
di jurnal internasional bereputasi. wajib diberikan tugas akhir, namun tidak wajib diterbitkan di jurnal.

Dampak Positif
Program studi dapat menentukan bentuk tugas akhir.

Mendorong perguruan tinggi menjalankan Kampus Merdeka dan berbagai inovasi pelaksanaan Tridharma.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Standar Nasional Pendidikan

Standar Luaran - Standar Kompetensi Lulusan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Penyederhanaan standar proses pembelajaran dan
penilaian
Sebelum Sesudah
1 sks didefinisikan sebagai 45 jam per semester, dengan pembagian
Mengatur pembagian waktu (menit) per 1 sks,
waktu ditentukan oleh masing-masing perguíuan tinggi.
seperti tatap muka 50 menit per minggu,
penugasan terstruktur 60 menit per minggu, dan
Penilaian mata kuliah tidak hanya berbentuk indeks prestasi tapi
kegiatan mandiri 60 menit per minggu. juga dapat berbentuk lulus atau tidak lulus (pass/fail).
❏ Khusus pada mata kuliah yang berbentuk kegiatan di luar kelas
Penilaian mata kuliah hanya dalam angka/huruf (seperti kegiatan Kampus Merdeka) atau menggunakan uji
dan dihitung sebagai indeks prestasi/IPK. kompetensi.
❏ Mata kuliah pass/fail tidak dihitung dalam indeks píestasi/IPK.

Dampak Positif
Perguruan tinggi dapat menentukan distribusi sks yang terbaik sesuai karakteíistik mata kuliah, tidak terbatas
pada kegiatan belajar dalam kelas.
ľidak memaksakan penilaian indeks prestasi yang kaku pada kegiatan di luar kelas atau uji kompetensi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Standar Proses Pendidikan – Standar Proses Pembelajaran - 2

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


b.2 Standar Proses Pendidikan - Standar Penilaian
merupakan kriteria minimal mengenai penilaian hasil belajar mahasiswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan

a bertujuan untuk: a dinyatakan dalam kisaran: Perguruan tinggi


Penilaian a. memantau perkembangan
indeks prestasi a. huruf A setara dengan angka 4 (empat); dapat memberikan
formatif belajar mahasiswa; b. huruf B setara dengan angka 3 (tiga); nilai antara sesuai
b. memberikan umpan balik c. huruf C setara dengan angka 2 (dua); dengan kisaran nilai
agar mahasiswa d. huruf D setara dengan angka 1 (satu); dalam huruf dan
memenuhi capaian atau angka.
pembelajarannya; dan e. huruf E setara dengan angka 0 (nol).
c. memperbaiki proses b
pembelajaran. lulus atau tidak dapat digunakan pada mata kuliah yang:
lulus a. berbentuk kegiatan di luar kelas; dan/atau
b
Penilaian b. menggunakan bentuk penilaian sumatif berupa uji kompetensi.
bertujuan untuk menilai
sumatif pencapaian hasil belajar
mahasiswa sebagai dasar Hasil penilaian capaian pembelajaran pada: Indeks Prestasi Semester dan
penentuan kelulusan mata a. setiap semester dinyatakan dengan Indeks Indeks Prestasi Kumulatif hanya
kuliah dan kelulusan program Prestasi Semester; dan dihitung dari rata-rata nilai mata
studi. b. akhir program studi dinyatakan dengan kuliah yang menggunakan bentuk
Indeks Prestasi Kumulatif. penilaian indeks prestasi
dilakukan dalam bentuk ujian
tertulis, ujian lisan, penilaian
proyek, penilaian tugas, uji
kompetensi, dan/atau bentuk
penilaian lain yang sejenis.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


c.1 Standar Masukan Pendidikan - Standar Isi - 1

merupakan kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup materi pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan

Materi pembelajaran setiap program studi memiliki tingkat kedalaman dan keluasan sesuai jenis, program, dan standar kompetensi lulusan,
dengan memperhatikan perkembangan:
a. ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi dasar keilmuan program studi;
b. ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang relevan dengan program studi;
c. konsep baru yang dihasilkan dari penelitian terkini; dan
d. dunia kerja yang relevan dengan profesi lulusan program studi.

1. Materi pembelajaran pada pendidikan akademik mengutamakan penyiapan lulusan agar mampu menguasai, mengembangkan, dan/atau
menerapkan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Materi pembelajaran pada pendidikan vokasi mengutamakan penyiapan lulusan agar mampu mengembangkan keterampilan dan penalaran
melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melakukan pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
3. Materi pembelajaran pada pendidikan profesi mengutamakan penyiapan lulusan agar mampu melakukan pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.
Materi pembelajaran disusun dalam kurikulum program studi dan dapat dinyatakan secara terpisah maupun terintegrasi dalam bentuk:
a. mata kuliah;
b. modul;
c. blok tematik; dan/atau
d. bentuk lain.
Materi pembelajaran dapat diisi dengan program kompetensi mikro berupa:
a. kredensial mikro;
b. pembelajaran secara daring dari institusi lain yang bersifat terbuka (massive open online courses); dan/atau
c. bentuk lain.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


c.1 Standar Masukan Pendidikan - Standar Isi - 2

Kurikulum

Kurikulum program studi minimal mencakup:


a. capaian pembelajaran lulusan;
b. Masa Tempuh Kurikulum;
c. metode pembelajaran;
d. modalitas pembelajaran;
e. syarat kompetensi dan/atau kualifikasi calon mahasiswa;
f. penilaian hasil belajar;
g. materi pembelajaran yang harus ditempuh; dan
h. tata cara penerimaan mahasiswa pada berbagai tahapan kurikulum.

Dalam hal program studi mengakomodasi mahasiswa melalui rekognisi pembelajaran lampau, kurikulum program studi juga
mencakup tata cara penerimaan mahasiswa pada berbagai tahapan kurikulum.

Program studi pada pendidikan vokasi dapat menerapkan kurikulum yang diselenggarakan bersama dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja dalam sistem ganda atau sebutan lain.

Kurikulum sistem ganda atau sebutan lain merupakan kurikulum yang menggabungkan pembelajaran di perguruan tinggi dengan
magang di dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan/atau industri yang dikelola oleh perguruan tinggi (teaching industry).

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Standar Masukan Pendidikan - Standar Dosen dan Tenaga
c.2
Kependidikan

merupakan kriteria minimal mengenai:


a. kompetensi dan kualifikasi dosen untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai teladan, pendidik dan perancang
pembelajaran, fasilitator, serta motivator mahasiswa; dan
b. kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan,
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

• Kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.


• Kualifikasi dosen untuk setiap program pendidikan tinggi ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Pemenuhan kualifikasi dosen yang berasal dari praktisi dapat dilakukan melalui rekognisi pembelajaran lampau.
• Dosen pada pendidikan vokasi dapat berasal dari praktisi dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja.

Kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan ditetapkan oleh perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


c.3 Standar Masukan Pendidikan - Standar Sarana dan Prasarana

merupakan kriteria minimal mengenai sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Perguruan tinggi menjamin dan menyediakan akses terhadap sarana dan prasarana yang:
a. mengakomodasi kebutuhan pendidikan mahasiswa;
b. mengakomodasi pelaksanaan tugas dosen, tutor, instruktur, asisten, dan pembimbing sesuai dengan bidang keahlian dan tenaga kependidikan;
c. ramah terhadap mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang berkebutuhan khusus; dan
d. memadai untuk menyelenggarakan pendidikan dan manajemen pendidikan tinggi sesuai kebutuhan penyelenggaraan dan rencana
pengembangan pendidikan.

Penyediaan akses terhadap sarana dan prasarana meliputi:


a. teknologi informasi dan komunikasi yang andal untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan; dan
b. sumber pembelajaran.

• Sarana dan prasarana yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan mahasiswa dapat diakses oleh mahasiswa baik dari dalam
dan luar kampus.
• Perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi melibatkan dunia u s a h a , dunia industri, dan dunia kerja
dalam penyediaan fasilitas pembelajaran dan pelatihan.
• Perguruan tinggi menjamin kesinambungan ketersediaan akses terhadap sarana dan prasarana

Penjaminan dan penyediaan akses terhadap sarana dan prasarana dilakukan dengan memenuhi ketentuan:
a. keamanan, keselamatan, dan kesehatan;
b. kelengkapan pencegahan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan kondisi darurat akibat bencana alam lainnya; dan
c. pengelolaan sampah serta limbah bahan berbahaya dan beracun.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


c.4 Standar Masukan Pendidikan - Standar Pembiayaan

merupakan kriteria minimal komponen pembiayaan pendidikan untuk mencapai standar


kompetensi lulusan

Pembiayaan pendidikan meliputi biaya investasi dan biaya operasional

Perguruan tinggi menerapkan kebijakan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan
kemampuan ekonomi sesuai kemampuan perguruan tinggi yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


B Standar Penelitian

Standar penelitian Penelitian dilakukan oleh:


terdiri atas: a. dosen;
a.standar luaran b. dosen bersama mahasiswa; dan/atau
penelitian; c. mahasiswa dengan bimbingan dosen.
b.standar proses
penelitian; dan Penelitian juga dapat dilakukan oleh:
c.standar masukan a. peneliti;
penelitian. b. peneliti bersama dosen; dan/atau
c. peneliti bersama dosen dan mahasiswa.

diimplementasikan Mahasiswa yang terlibat penelitian dengan


dalam strategi, bimbingan dosen atau peneliti dapat menerima sks.
arah kebijakan,
program, dan Penelitian bersama yang dilakukan antara dosen,
pelaksanaan peneliti, dan mahasiswa dikelola perguruan tinggi
penelitian dengan menerapkan sistem yang paling sedikit
berdasarkan misi mengatur tentang penjabaran tugas, hak, dan
perguruan tinggi kewajiban para pihak dalam kegiatan penelitian.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


C Standar Pengabdian kepada Masyarakat

Standar pengabdian kepada a. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh


masyarakat terdiri atas: dosen, dosen bersama mahasiswa, maupun oleh
a. standar luaran pengabdian mahasiswa dengan bimbingan dosen.
kepada masyarakat;
b. standar proses pengabdian b. Pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa
kepada masyarakat; dan dengan bimbingan dosen yang dilakukan untuk
c. standar masukan pengabdian mendapatkan pengakuan sks dilaksanakan di
kepada masyarakat. bawah bimbingan dosen yang memenuhi
persyaratan sebagai pembimbing pengabdian
diimplementasikan dalam strategi, kepada masyarakat.
arah kebijakan, program, dan
pelaksanaan penelitian
berdasarkan misi perguruan tinggi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Masa Tempuh Kurikulum dan Beban Belajar
a
Masa
Tempuh 1. 2 (dua) semester untuk 1 (satu) tahun akademik
Kurikulum 2. Selain 2 (dua) semester, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan semester antara sesuai dengan kebutuhan
b
Beban 1. dinyatakan dalam sks
belajar 2. 1 (satu) sks setara dengan 45 (empat puluh lima) jam per semester

Pemenuhan beban belajar dilakukan: 1. Bentuk pembelajaran dilakukan melalui:


1. dalam bentuk kuliah, responsi, tutorial, seminar, a. kegiatan belajar terbimbing;
b. kegiatan penugasan terstruktur; dan/atau
praktikum, praktik, studio, penelitian, perancangan,
c. kegiatan mandiri.
pengembangan, tugas akhir, pelatihan bela negara, 2. Perhitungan beban belajar dalam sistem blok,
pertukaran pelajar, magang, wirausaha, pengabdian modul, atau bentuk lain ditetapkan sesuai
kepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran dengan kebutuhan dalam memenuhi capaian
lain; pembelajaran.
2. dapat dilakukan di luar program studi dalam bentuk:
a. pembelajaran dalam program studi yang berbeda 1. kegiatan dalam program yang dapat
pada perguruan tinggi yang sama; ditentukan oleh Kementerian dan/atau
b. pembelajaran dalam program studi yang sama atau pemimpin perguruan tinggi.
program studi yang berbeda pada perguruan tinggi 2. dilaksanakan di bawah bimbingan Dosen
dan/atau pembimbing lain yang ditentukan
lain; dan
oleh perguruan tinggi dan/atau lembaga di
c. pembelajaran pada lembaga di luar perguruan
luar perguruan tinggi yang menjadi mitra
tinggi. pelaksanaan proses pembelajaran.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


Masa Tempuh Kurikulum dan Beban Belajar pada Setiap Program (2)
Program Beban Belajar Distribusi Beban Belajar Magang MBKM Tugas Akhir

sarjana paling sedikit 144 a. pada semester satu dan x dapat memenuhi sebagian diberikan tugas
(seratus empat semester dua paling beban belajar di luar program akhir dapat
puluh empat) sks banyak 20 (dua puluh) studi dengan ketentuan: dalam bentuk
yang dirancang sks; a. 1 (satu) semester atau setara skripsi, prototipe,
dengan Masa b. pada semester tiga dan dengan 20 (dua puluh) sks proyek, atau
Tempuh seterusnya paling banyak dalam program studi yang bentuk tugas
Kurikulum 8 24 (dua puluh empat) sks; berbeda pada perguruan akhir lainnya
(delapan) dan tinggi yang sama; dan yang sejenis
semester c. dapat dilaksanakan pada b. paling lama 2 (dua) semester
semester antara paling atau setara dengan 40
banyak 9 (sembilan) sks. (empat puluh) sks di luar
perguruan tinggi

sarjana idem idem wajib melaksanakan dapat memenuhi beban belajar idem
terapan kegiatan magang di dunia selama paling lama 2 (dua)
usaha, dunia industri dan semester atau setara dengan
dunia kerja yang relevan 40 (empat puluh) sks di luar
paling sedikit 1 (satu) perguruan tinggi
semester atau setara
dengan 20 (dua puluh) sks
1. dikecualikan bagi mahasiswa pada program studi
kedokteran, kebidanan, dan keperawatan
2. Perguruan tinggi wajib memfasilitasi pemenuhan beban
belajar di luar program studi dan kegiatan magang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi
Masa Tempuh Kurikulum dan Beban Belajar pada Setiap Program (3)
Program Beban Belajar Tugas Akhir

magister/ berada pada rentang 54 (lima puluh empat) sks sampai dengan 72 (tujuh puluh wajib diberikan tugas akhir
magister dua) sks yang dirancang dengan Masa Tempuh Kurikulum 3 (tiga) semester dalam bentuk tesis, prototipe,
terapan sampai dengan 4 (empat) semester proyek, atau bentuk tugas akhir
lainnya yang sejenis

doktor/ 1. Masa Tempuh Kurikulum dirancang sepanjang 6 (enam) semester yang wajib diberikan tugas akhir
doktor terdiri atas: dalam bentuk disertasi,
terapan a. 2 (dua) semester pembelajaran yang mendukung penelitian; dan prototipe, proyek, atau bentuk
b. 4 (empat) semester penelitian. tugas akhir lainnya yang sejenis
2. pembelajaran yang mendukung penelitian dapat dikecualikan oleh
perguruan tinggi bagi mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan
kompetensi yang telah mencukupi untuk melakukan penelitian.

profesi paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks yang dirancang dengan Masa Tempuh
Kurikulum 2 (dua) semester

spesialis beban belajar dan Masa Tempuh Kurikulum disusun dan ditetapkan oleh
atau program perguruan tinggi bersama organisasi profesi, kementerian lain, dan/atau
subspesialis lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab atas mutu
layanan profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi


KURIKULUM TERINTEGRASI : Pendidikan Apoteker
Prodi Sarjana Prodi Profesi

Science Profession
2
1
DOSAGE FORM
SENYAWA
AKTIF 3
FARMASI
PENGGUNAAN

TEORI PRAKTIK
KURIKULUM PENDIDIKAN KEPROFESIAN

Spektrum
pengalaman
belajar
FARMASIS KURIKULUM PSPPA
Kemampuan Pertimbangan
dan Pengambilan keputusan
Konteks
Pengalaman Penguasaan Pengalaman PS, CS dan SBA(2 bln) Case-based
Ketrampilan Refleksi
Sertifikasi
Pengalaman Kasus
Pola Pengujian
PKPA Industri, Distribusi,
Aksi Apotek, RS, dan Penerapan di
TUTOR Puskesmas lapangan
(masing2 Min 200 jam)
LULUSAN S- Sarana tempat
1 Pengalaman Belajar- UKMPPAI CBT dan OSCE internal
Evaluasi
berlatih (Pesiapan UKMPPAI CBT dan OSCE Nasional )

Jangka waktu pendidikan, 2000 jam ( 5 jam/hari)


TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)
(1)
Profil Lulusan APOTEKER
(2) CP Lulusan
(3)
Bahan kajian

Membentuk mata kuliah


(4)
dan menetapkan sks
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester)
(5)
(6) Rancangan pembelajaran

(7) Metode pembelajaran


WHO-star of pharmacist
WHO (1997) menetapkan “the Seven-Star
Pharmacist” sebagai peran esensial
sekaligus minimal yang diharapkan dari
apoteker. Ketujuh peran tersebut adalah: Leader
(1) care giver, (2) decision maker, (3)
communicator, (4) leader, (5) manager, (6)
life-long learner, dan (7) teacher. Teacher Manager
CG,
Meningkatnya kompleksitas permasalahan DM, C,
terkait obat membuat pilihan intervensi LLL
obat tidak lagi dapat hanya didasarkan pada
pilihan atau pengalaman pribadi.
Rasionalitas pilihan intervensi obat harus Research Pharma
menggunakan pendekatan evidence based er preneur
medicine, untuk itu diperlukan kemampuan
researcher.
WHO di tahun 2014 menambahkan satu JATI DIRI FARMASIS
lagi yaitu pharmapreneur.
DESKRIPSI PROFIL LULUSAN APOTEKER
No PROFIL Deskripsi Profil (NA 2013) Deskripsi Profil Deskripsi Profil Apt Deskripsi Profil Sarjana
(PMK No. 73/2016) sesuai APTFI (2021) sesuai APTFI (2021)
1. Care Giver/ Pemberi perhatian dan Pemberi pelayanan yang Peduli & Santun dalam
Pemberi tindakan nyata kepada harus berinteraksi dengan Melayani (Care-Giver) :
Layanan penderita dan masyarakat pasien dan mengintegrasikan Melayani permintaan
tentang penggunaan obat yang pelayanannya pada sistem obat dan sediaan farmasi
benar dan baik untuk pelayanan kesehatan secara dengan resep atau APS
tercapainya tujuan terapi. berkesinambungan.
2. Decision Pembuat keputusan profesi Pengambil keputusan dengan Pembuat Keputusan yang
Maker/ serta tindakan dalam menggunakan seluruh Tepat & Cepat (Decision-
Pengam menjalankan praktik sumber daya yang ada secara Maker) : Mengambil
bil kefarmasian yang dapat efektif dan efisien. keputusan pada setiap
keputusan dirasakan manfaatnya secara pekerjaan kefarmasian
tidak langsung dan/atau atas dasar: Ilmu, Legal,
langsung oleh penderita dan dan Etik
masyarakat.
3. Commu Komunikator yang Komunikator yang mampu Pencerah Kepentingan
nicator/ berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan Multipihak
Komunikator penderita, tenaga kesehatan pasien maupun profesi (Communicator) : Mampu
lain serta masyarakat dalam kesehatan lainnya berkomunikasi secara
upaya kesehatan perorangan sehubungan dengan terapi profesional
dan upaya kesehatan pasien dengan baik.
masyarakat.
DESKRIPSI PROFIL LULUSAN APOTEKER
No PROFIL Deskripsi Profil (NA 2013) Deskripsi Profil Deskripsi Profil Apt sesuai Deskripsi Profil Sarjana
(PMK No. 73/2016) APTFI (2021) sesuai APTFI (2021)
4. Leader/ Pemimpin suatu fasilitas Pemimpin yang memiliki Pemimpin Arah & Tujuan
Pemim- praktik pelayanan keberanian mengambil (Leader) : Mampu
pin kefarmasian dengan keputusan yang penuh memberikan arah dan
komitmen dan dapat empati dan efektif, serta petunjuk dalam
dipercaya oleh penderita mampu mengkomunikasikan menjalankan tujuan profesi
dan masyarakat, sehingga dan mengelola hasil
dapat meningkatkan keputusannya.
citranya.
5. Manager/ Pengelola dengan Pengelola sumber daya Pengelola Andal yang
Pengelo tanggungjawab dan sesuai manusia, fisik, anggaran dan Sangat Teliti (Manager) :
la pedoman prosedur suatu informasi secara efektif, Mampu melakukan atau
fasilitas praktik sehingga harus mengikuti membuat tata laksana
kefarmasian dan/atau kemajuan teknologi dalam rangka melakukan
fasilitas pelayanan informasi dan bersedia pekerjaan kefarmasian
kesehatan lainnya. berbagi informasi tentang
obat dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan obat.
DESKRIPSI PROFIL LULUSAN APOTEKER
No PROFIL Deskripsi Profil (NA 2013) Deskripsi Profil Deskripsi Profil sesuai Deskripsi Profil Sarjan
(PMK No. 73/2016) Apt APTFI (2021) sesuai APTFI (2021)

6. Life Long Learner/ Memiliki komitmen untuk Pembelajar yang terus Pembelajar Sepanjang
Pembela-jar meningkatkan kompetensi meningkatkan Hayat (Life-Long
Seumur Hidup dalam menjalankan praktik pengetahuan, sikap Learner) : Bersikap
kefarmasian dengan belajar dan keterampilan sebagai pembelajar
lanjut bergelar, bersertifikat, profesinya melalui sepanjang hayat dalam
pendidikan berkelanjutan pendidikan rangka menjaga
dalam skema CPD (continuing berkelanjutan kompetensi dan
professional/ ism (Continuing integritas
development) yang Professional
diselenggarakan dan/atau Development/CPD)
dikoordinasi bersama
organisasi profesi.
7. Teacher/ --- --- Pribadi yang Sigap
Educator/Drug Mengajarkan (Teacher)
Informer : Mampu mengajarkan
pengalaman dan
kompetensinya kepada
generasi selanjutnya
DESKRIPSI PROFIL LULUSAN APOTEKER
No PROFIL Deskripsi Profil (NA 2013) Deskripsi Profil Deskripsi Profil Apt Deskripsi Profil Apt
(PMK No. 73/2016) sesuai APTFI (2021) sesuai Sarjana (2021)
8. Resear Peneliti yang memiliki Pengumpul informasi Pencari & Penemu Cara
cher/ kompetensi dan komitmen sediaan farmasi dan Baru (Researcher) :
Peneliti untuk melakukan penelitian pelayanan kefarmasian Mampu menemukan cara
yang relevan dengan masalah berdasarkan baru atau kreativitas dan
kesehatan di wilayah sekitar prinsip/kaidah ilmiah inovasi dalam melakukan
praktik kefarmasiannya dan dan memanfaatkannya pekerjaan kefarmasian
mempublikasikan hasilnya dalam pengembangan dan atau tugas profesi
sebagai “evidence based pelaksanaan pelayanan
practices” melalui berbagai kefarmasian.
media untuk kemajuan /
pengembangan/ praktik
kefarmasian.
9. Pharma- -- -- Pemanfaat Peluang
preneur (Enterpreuner) : Peka
terhadap peluang dan
mampu
memanfaatkannya untuk
peningkatan kinerja
profesional
10. Profil khas ??? ???
lulusan PT
tertentu
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)
(1)
Profil Lulusan
(2) CP Lulusan
(3)
Bahan kajian

Membentuk mata kuliah


(4)
dan menetapkan sks
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester)
(5)
(6) Rancangan pembelajaran

(7) Metode pembelajaran


Outcame Based Education

= CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN/CPL


LINGKUP KOMPETENSI APOTEKER
( UU 36/09 DAN PP51/09)

•FAR
MA
KODI
BAH NA
BAK AN Pelayanan MIKA
ce
BUL U OBA A ssu ra n pasien
T •Quality pembuatan Menyimpan •FAR
BB K DAN / •Produk
si/
dan distribu
si MA
C o n t ro l
PEM •Quality KO
BAN DISPEN- JELAS KINE
TU TIKA
PENGEM LABEL KAN •ADR
ALAT DAN ASAN DIS DAN DAN •REGI
SARANA DAN TRI DELIVER URAI MEN
PRODUKSI PENYIM BUSI Y KAN TASI
DO
BENTUK DOSIS DARI
SENYAWA AKTIF FARMASI
PANAN UNTUK ( J- SIS
LA
MU S IS PASIEN URAI)
FOR UK DO N •JAD
T DIstribusi
B EN S A F D A WAL
I
DAR DA
O
Pembuatan •DLL
M ET U KS I / Pelayanan •FAR
D
P RO U A TA N MA
B
P EM KOTE
RAPI

11/30/23 34
2012
A Global Competency Framework

2020
FIP Pharmacy Education Taskforce
SCIENTIFIC KNOWLEDGE
FIP
Pharmaceutical Public Health Pharmaceutical Care

§ Assessment of medicines
§ Compounding of medicines
§ Emergency response
§ Dispensing
§ Health Promotion
§ Medicines
§ Medicines Information and Advice
§ Monitor medicines therapy

§ Patient consultation and diagnosis

Population Focus Profession Patient Focus


Judgment &
System Focus Practice Focus
Intervention
Organization and Management Professional / Personal
§ Communication Skills
§ Continuing Professional
§ Budget and Reimbursement
Development
§ Human Resources Management
§ Digital literacy
§ Improvement of Service
§ Interprofessional collaboration
§ Procurement
§ Leadership and self-regulation
§ Supply Chain and Management
§ Legal and Regulatory Practice
§ Work Place Management
§ Professional and Ethical Practice

§ QA and Research in the workplaces

MANAGEMENT KNOWLEDGE
MANFAAT
Bagi Apoteker :
Sebagai pedoman bagi apoteker dalam melaksanakan
praktik kefarmasian, alat untuk mengukur kemampuan
diri, serta pendorong untuk terus melakukan upaya
peningkatan diri (life-long learner).
Bagi Institusi Pendidikan :
Sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan
pengembangan pengajaran, mendorong konsistensi
dalam menyelenggarakan pendidikan, serta penetapan
kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.
MANFAAT
Bagi Pemerintah/Pengguna
Sebagai acuan dalam perencanaan pegawai, rekrutmen dan
seleksi pegawai, pengangkatan/penempatan dalam
jabatan, penilaian kinerja, remunerasi/insentif dan
disinsentif, serta kebutuhan pendidikan dan pelatihan
dalam memenuhi peningkatan/pengembangan kompetensi
apoteker.
Bagi Organisasi Profesi
Sebagai acuan dalam pengaturan keanggotaan, tata kelola
organisasi, pelaksanaan program pengembangan
keprofesian berkelanjutan, serta penilaian kompetensi
apoteker lulusan luar negeri.
Bagi Masyarakat
Tersedianya acuan untuk mendapatkan karakteristik
apoteker yang dapat memenuhi kebutuhan praktik
kefarmasian.
• Standar Kompetensi
Apoteker terdiri atas 6
(enam) area kompetensi.
• Masing-masing area
kompetensi dilengkapi
dengan beberapa komponen
kompetensi.
Area Kompetensi

1. Profesionalisme
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. Keterampilan Apoteker
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian
1. Profesionalisme

a. Berke-Tuhan-an Yang Maha Esa


b. Berperilaku profesional
c. Bermoral, beretika, dan berdisiplin
d. Berperilaku sadar dan taat hukum
e. Berperilaku sesuai etik profesi
f. Berwawasan sosial budaya
g. Pengembangan jiwa kepemimpinan
2. Mawas Diri & Pengembangan Diri

a. Penerapan internalisasi diri


b. Aktualisasi belajar sepanjang hayat
c. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru
d. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
e. Pengembangan jiwa kewirausahaan
3. Komunikasi Efektif

a. Berkomunikasi dengan penerima pelayanan kefarmasian dan keluarga


b. Berkomunikasi dengan masyarakat
c. Berkomunikasi dengan mitra kerja (teman sejawat dan profesi lain)
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik, Ilmu
Humaniora dan IKM
a. Ilmu Farmasi: kimia medisinal, farmakognosi, kimia farmasi, farmasetika, teknologi
farmasi, biofarmasetika, farmakokinetik, farmakoterapi, pharmaceutical care,
responding to symptoms, pengobatan berbasis bukti (evidence-based medicines),
informasi obat, keamanan pengobatan (medication safety) dan farmakovigilans
b. Ilmu Biomedik: biologi, anatomi, fisiologi, patologi, mikrobiologi, imunologi, biokimia,
bioteknologi, dan farmakologi.
c. Ilmu Humaniora: sosiologi, ilmu budaya, ilmu perilaku, hukum kesehatan, dan
manajemen farmasi.
d. Ilmu Kesehatan Masyarakat: epidemiologi, ekonomi kesehatan, promosi kesehatan,
kebijakan kesehatan, kesehatan lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Keterampilan Apoteker
a. Produksi/pembuatan sediaan farmasi.
b. Pengujian mutu dan pemastian mutu sediaan farmasi.
c. Pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
d. Penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
e. Distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.
f. Pengamanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
g. Pengelolaan sediaan farmasi critical, High Alert Medication (HAM),
sitostatika, radiofarmaka, kelompok bahan berbahaya dan beracun (B3).
5. Keterampilan Apoteker

h. Penelitian dan pengembangan sediaan farmasi.


i. Compounding sediaan farmasi extemporaneous.
j. Penyiapan dan penyaluran bahan, alat, peralatan, dan perlengkapan steril
siap pakai.
k. Farmakovigilans.
l. Pelayanan informasi sediaan farmasi.
m. Pelayanan kefarmasian untuk individu.
n. Pelayanan kefarmasian untuk masyarakat.
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian

a. Optimalisasi praktik kefarmasian di fasilitas produksi, distribusi, dan


pelayanan kefarmasian.
b. Pengelolaan sumber daya dan organisasi di fasilitas produksi, distribusi, dan
pelayanan kefarmasian
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)
(1)
Profil Lulusan
(2) CP Lulusan
(3)
Bahan kajian

Membentuk mata kuliah


(4)
dan menetapkan sks
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester)
(5)
(6) Rancangan pembelajaran

(7) Metode pembelajaran


• Setiap area kompetensi ditetapkan
batasannya dalam pernyataan kompetensi
inti dan dijabarkan lebih lanjut dalam
pernyataan kemampuan yang diharapkan
pada akhir Pendidikan = CPL

• Daftar Pokok Bahasan memuat berbagai


pokok bahasan yang digunakan sebagai
bahan kajian dalam proses pembelajaran.
Materi tersebut dapat diuraikan lebih
lanjut sesuai bidang ilmu yang yang
berkaitan dengan dan dipetakan sesuai
struktur kurikulum masing-masing
institusi.

Kompetensi Inti, Penjabaran Kompetensi


Daftar Pokok Bahasan
1. Profesionalisme (Sikap)
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi = CPL Pokok Bahasan = Bahan Kajian
Mampu melaksanakan praktik Mampu menerapkan agama Kaidah dasar agama, moral, dan
kefarmasian secara profesional sebagai nilai moral dari sikap dan etika dalam praktik kefarmasian
sesuai dengan nilai dan prinsip perilaku sebagai individu dalam
Berke-Tuhan-an Yang Maha Esa, menjalankan praktik kefarmasian.
hukum, etik, disiplin, sosial
budaya dalam konteks lokal,
nasional, maupun global dalam
mengelola masalah produksi,
distribusi dan pelayanan
kefarmasian.
Mampu memahami dan • Landasan kewarganegaraan
mematuhi ketentuan peraturan dalam membangun sikap dan
perundang-undangan yang tanggung-jawab profesi
berlaku dalam praktik • Kajian hukum kesehatan dan
kefarmasian. regulasi yang berkaitan dengan
praktik kefarmasian
1. Profesionalisme
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menjunjung tinggi sikap Etik dan disiplin apoteker
profesional dan kode etik profesi
dalam melaksanakan praktik
kefarmasian.
Mampu memiliki dan menerapkan Kajian masalah manusia dan
sikap peduli, peka, empati, dan budaya dalam praktik kefarmasian
menghargai setiap pihak yang
terlibat dalam praktik
kefarmasian.
Mampu menjelaskan dan Pharmaceutical care,
mempertanggungjawabkan setiap tanggungjawab dan komitmen
keputusan dan tindakan yang apoteker untuk memberikan
dilakukan yang berkaitan dengan pelayanan menyeluruh dalam
pelaksanaan praktik kefarmasian.. mencapai kesejahteraan penerima
pelayanan kefarmasian
1. Profesionalisme
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menghargai dan Tata kelola sistem kesehatan,
melindungi privasi setiap masalah kesehatan masyarakat,
pemangku kepentingan dalam faktor sosial yang mempengaruhi
praktik kefarmasian. perilaku sehat dan sakit
Mampu memahami batas Kolaborasi antarprofesi sesuai
kemampuan dan kewenangan dengan latar belakang profesi
dalam menjalankan praktik untuk mencapai tujuan
kefarmasian. meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
Mampu mengupayakan kinerja Pharmaceutical care,
terbaik dalam melaksanakan tanggungjawab dan komitmen
praktik kefarmasian. apoteker untuk memberikan
pelayanan menyeluruh dalam
mencapai kesejahteraan penerima
pelayanan kefarmasian
1. Profesionalisme
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menggunakan Kajian masalah manusia dan
pendekatan sosial dan budaya budaya dalam praktik kefarmasian
sebagai salah satu perangkat
untuk mendapatkan hasil terbaik
dalam praktik kefarmasian.
Mampu melakukan koordinasi dan Kolaborasi antarprofesi sesuai
kolaborasi dengan tim dan antar latar belakang profesi untuk
tim yang terlibat dalam praktik mencapai tujuan meningkatkan
kefarmasian. kualitas hidup masyarakat
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri (Sikap dan
Ketrampilan Khusus)
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu melakukan refleksi diri, Mampu melakukan evaluasi diri • Dasar-dasar keterampilan
menyadari keterbatasan diri, untuk mengidentifikasi belajar.
mengatasi masalah personal, dan keterbatasan diri dan • Pembelajaran reflektif, belajar
belajar sepanjang hayat untuk meningkatkan kemampuan untuk dengan mengutamakan proses
meningkatkan pengetahuan dan menjalankan praktik kefarmasian. berfikir atas dasar refleksi diri,
kompetensi profesi secara pengalaman masa lalu, serta
berkesinambungan, serta harapan masa depan.
bekerjasama untuk menghasilkan • Keterampilan memecahkan
pemikiran kreatif dalam masalah (problem-based
melaksanakan praktik learning).
kefarmasian.
Mampu terbuka untuk Berfikir kritis, analitis, adaptif, dan
bekerjasama dengan berbagai kreatif.
pihak yang saling melengkapi
dalam praktik kefarmasian
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu mempertahankan ilmu • Pemanfaatan teknologi dalam
pengetahuan dan keterampilan penyediaan data digital dan
dalam bidang farmasi melalui objektif yang dapat di akses
pendidikan berkelanjutan sesuai oleh tenaga kesehatan dan
perkembangan ilmu pengetahuan penerima pelayanan
dan teknologi kefarmasian dengan kefarmasian menuju hubungan
memanfaatkan teknologi yang setara dalam
informasi dan komunikasi. pengambilan keputusan.
• Keterampilan memecahkan
masalah (problem-based
learning).
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu terbuka menerima • Manajemen diri.
masukan dari berbagai pihak dan • Peningkatan profesional
berkomitmen menindaklanjuti berkelanjutan.
untuk perbaikan diri demi
peningkatan kualitas praktik
kefarmasian.
Mampu mengidentifikasi dan Kajian potensi pengembangan
mengembangkan potensi praktik kefarmasian dan
kewirausahaan secara mandiri wirausaha.
maupun berkolaborasi untuk
meningkatkan kemanfaatan hasil
praktik kefarmasian.
3. Komunikasi Efektif (Ketrampilan Khusus)
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menggunakan prinsip- Mampu memahami dan Keterampilan komunikasi:
prinsip komunikasi secara verbal menggunakan berbagai teknik kemampuan berbicara,
dan non verbal dalam melakukan komunikasi verbal dan non verbal mendengarkan secara aktif,
pengumpulkan data, penggalian untuk melakukan pengumpulan mengatasi hambatan komunikasi
informasi, penyampaian ide dan data, penelusuran informasi, verbal, memahami komunikasi
atau pertukaran informasi, penyampaian ide, dan pertukaran nonverbal dari komunikan,
dengan menunjukkan empati dan informasi. memecahkan konflik secara
pertimbangan keragaman sosial konstruktif.
budaya, memanfaatkan berbagai
media komunikasi untuk
mengembangkan jejaring kerja
dalam upaya meningkatkan
efektivitas dan manfaat praktik
kefarmasian.
3. Komunikasi Efektif
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu memilih dan Literasi teknologi informasi dan
memanfaatkan jenis media yang komunikasi untuk melakukan
sesuai dengan sasaran dan tujuan penelusuran, menemukan,
komunikasi. menilai, mengevaluasi,
menggunakan, menyusun,
merancang, serta menyampaikan
informasi.
Mampu menggunakan keragaman Kajian masalah sosial dan budaya
sosial budaya sebagai salah satu dalam berkomunikasi dengan
perangkat dalam membangun penerima pelayanan kefarmasian.
komunikasi efektif dengan seluruh Kolaborasi antarprofesi sesuai
pemangku kepentingan dalam dengan latar belakang profesi
praktik kefarmasian. untuk mencapai tujuan
meningkatkan kualitas hidup
penerima pelayanan kefarmasian.
3. Komunikasi Efektif
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menggunakan empati Person centered care,
dalam berkomunikasi dengan memberikan pelayanan dengan
seluruh pemangku kepentingan menghargai pendapat dan
dalam praktik kefarmasian. memastikan respon yang
diberikan sesuai kebutuhan
penerima pelayanan kefarmasian
Mampu mengidentifikasi Health literacy: memperoleh,
kebutuhan informasi dan memproses dan memahami
merumuskan bentuk komunikasi kebutuhan informasi kesehatan
yang sesuai dengan sasaran dan untuk memberikan keputusan
tujuan komunikasi.. yang tepat.
Kaidah penulisan dan pembuatan
laporan ilmiah. .
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik, Ilmu
Humaniora, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Pengetahuan)
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu memanfaatkan ilmu dan Mampu menerapkan teori, • Teori fisika, kimia dasar, kimia organik
teknologi farmasi, ilmu biomedik prinsip, metode, prosedur, serta untuk memahami struktur, karakteristik
dasar, ilmu humaniora, dan ilmu aplikasi dari ilmu farnasi dan fisika kimia, dan mekanisme reaksi sintesa
kesehatan masyarakat untuk teknologi bidang farmasi suatu senyawa.
mengelola masalah obat dan • Teori matematika, statistika, biostatistika,
kesehatan secara komprehensif di metodologi penelitian untuk memahami
tingkat individu dan masyarakat. manajemen data dan berbagai uji statistik
dalam praktik kefarmasian.
• Teori farmasi fisika, formulasi, teknologi
farmasi, farmakologi, kimia medisinal,
farmakognosi, kimia farmasi, biofarmasi,
farmakokinetika, farmakogenetik,
farmakogenomik, farmakoterapi, kimia
klinik, informasi obat untuk memahami
prinsip dan prosedur farmasetik dalam
praktik kefarmasian
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik,
Ilmu Humaniora, dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu memanfaatkan ilmu dan Mampu menerapkan teori, • Prinsip dan prosedur farmasetik,
teknologi farmasi, ilmu biomedik prinsip, metode, prosedur, serta perhitungan kefarmasian,
dasar, ilmu humaniora, dan ilmu aplikasi dari ilmu farnasi dan pembuatan/produksi, compounding,
kesehatan masyarakat untuk teknologi bidang farmasi pengawasan mutu, pemastian mutu
mengelola masalah obat dan sediaan farmasi untuk mengidentifikasi
kesehatan secara komprehensif di dan menyelesaikan masalah yang
tingkat individu dan masyarakat. berkaitan dengan sediaan farmasi dalam
pengembangan, produksi dan distribusi
sediaan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan individu dan masyarakat.
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik,
Ilmu Humaniora, dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu memanfaatkan ilmu dan Mampu menerapkan teori, • Prinsip dan prosedur farmasetik,
teknologi farmasi, ilmu biomedik prinsip, metode, prosedur, serta perhitungan kefarmasian, perhitungan
dasar, ilmu humaniora, dan ilmu aplikasi dari ilmu farnasi dan dosis, terapeutik klinik, asuhan
kesehatan masyarakat untuk teknologi bidang farmasi kefarmasian berpusat kepada individu
mengelola masalah obat dan (patient centered care), farmakoekonomi,
kesehatan secara komprehensif di pengobatan berbasis bukti (evidence-
tingkat individu dan masyarakat. based medicine), farmakovigilans,
keamanan pengobatan (medication
safety), responding to
symptoms/pelayanan swamedikasi,
evaluasi literatur/referensi, desain
penelitian dan statistik dalam upaya
menemukan dan menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan penggunaan
sediaan farmasi secara holistik di tingkat
perorangan maupun masyarakat.
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik,
Ilmu Humaniora, dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menerapkan teori, prinsip, • Teori biologi molekular, anatomi,
metode, prosedur, serta aplikasi dari fisiologi, patologi, patofisiologi,
ilmu biomedik patologi klinik, mikrobiologi,
parasitologi, imunologi, biokimia,
farmakologi, toksikologi untuk
memahami fungsi tubuh.
• Teori biomakromolekul dan mekanisme
kerjanya, sistem dan respon imun
tubuh, mekanisme kerja obat dan
senyawa kimia lainnya dalam tubuh
serta aplikasinya dalam penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan
sediaaan farmasi.
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik,
Ilmu Humaniora, dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menerapkan teori, prinsip, • Teori dan prinsip sosio farmasi,
metode, prosedur, serta aplikasi dari farmakovigilans, manajemen sumber
ilmu humaniora daya, manajemen organisasi,
akuntansi, administrasi farmasi,
teknologi informasi dan komunikasi,
teknik komunikasi dalam mengelola
praktik kefarmasian.
• Ketentuan perundang-undangan dan
regulasi bidang farmasi, serta etik dan
disiplin profesi dalam menjalankan
praktik kefarmasian.
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik,
Ilmu Humaniora, dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu menerapkan teori, prinsip, • Teori, prinsip dan prosedur
metode, prosedur, serta aplikasi dari farmakoepidemiologi, komunikasi
ilmu Kesehatan masyarakat profesional, ekonomi kesehatan,
kebijakan kesehatan untuk
mengelola kebutuhan sediaan
farmasi dalam pelayanan
kefarmasian.
• Prinsip dan prosedur promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja
untuk mengelola masalah yang
berkaitan dengan sediaan farmasi
dalam pelayanan kefarmasian
berbasis komunitas
(pharmaceutical public health).
5. Ketrampilan Apoteker (Ketrampilan Khusus)

Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan


Mampu melakukan prosedur Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
farmasetik/klinis dengan pembuatan/produksi sediaan pembuatan/produksi sediaan
menerapkan prinsip-prinsip dalam farmasi dalam bentuk sediaan obat, bahan obat, obat tradisional,
pedoman pembuatan/produksi, padat, setengah padat, cair. kosmetik: keterampilan dasar
pengadaan, penyimpanan, pembuatan sediaan farmasi,
pengelolaan, pengelolaan bahan baku,
pendistribusian/penyaluran, pengelolaan proses
penelitian dan pengembangan, pembuatan/produksi, pengelolaan
dan pelayanan kefarmasian untuk produk akhir.
menjamin mutu, khasiat,
keamanan, akses, ketersediaan,
serta kecukupan pada tingkat
perorangan maupun masyarakat.
5. Ketrampilan Apoteker

Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan


Mampu melaksanakan pengujian Prinsip, prosedur, keterampilan
mutu (quality control/QC) dan pengujian mutu dan pemastian
pemastian mutu (quality mutu sediaan obat, bahan obat,
assurance/QA) sediaan farmasi. obat tradisional, kosmetik:
pengujian mutu bahan baku,
produk antara dan produk akhir,
pemastian mutu.
Mampu melaksanakan pengadaan Prinsip, prosedur, keterampilan
sediaan farmasi dan alat pengadaan sediaan farmasi (obat,
kesehatan. bahan obat, obat tradisional,
kosmetik, suplemen kesehatan,
obat kuasi, dan alat kesehatan:
seleksi, pengadaan, dan
penerimaan.
5. Ketrampilan Apoteker
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
penyimpanan sediaan farmasi dan penyimpanan sediaan farmasi
alat kesehatan. (obat, bahan obat, obat
tradisional, kosmetik, suplemen
kesehatan, obat kuasi, dan alat
kesehatan: penataan,
penyimpanan, pemantauan.
Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
distribusi/penyaluran sediaan distribusi sediaan farmasi (obat,
farmasi farmasi dan alat bahan obat, obat tradisional,
kesehatan. kosmetik, suplemen kesehatan,
obat kuasi, dan alat kesehatan:
distribusi/penyaluran,
pengelolaan stok/ persediaan,
pengawasan mutu, penarikan,
pemusnahan.
5. Ketrampilan Apoteker
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
pengamanan narkotika, pengamanan sediaan narkotika,
psikotropika, dan prekursor psikotropika, dan prekursor
farmasi. farmasi: penyimpanan, pelayanan,
pencegahan dan penanganan
penyalahgunaan.
Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
pengelolaan sediaan farmasi pengelolaan sediaan farmasi
critical, HAM, sitostatika, critical, HAM, sitostatika,
radiofarmaka, kelompok bahan radiofarmaka, dan kelompok B3:
berbahaya dan beracun (B3). pengelolaan, penanganan
kejadian tumpahan dan tindakan
pencegahan.
5. Ketrampilan Apoteker

Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan


Mampu melaksanakan penelitian Prinsip, prosedur, keterampilan penelitian dan
dan pengembangan sediaan pengembangan sediaan farmasi: perancangan
farmasi. formula, penetapan spesifikasi, studi
praformulasi, uji pre-klinik dan uji klinik,
pengujian mutu, sistem pemastian mutu,
registrasi sediaan farmasi dan notifikasi
kosmetik (termasuk Dokumen Informasi
Produk).
Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
compounding sediaan farmasi pencampuran/compounding sediaan farmasi
extemporaneous. extemporaneous: kalkulasi farmasetik,
rekonstitusi sirup kering, compounding
sediaan non-steril, rekonstitusi sediaan injeksi,
pencampuran sediaan injeksi, penyiapan
nutrisi parenteral, preparasi sediaan
sitostatika, preparasi sediaan radiofarmaka,
pengemasan dan pelabelan.
5. Ketrampilan Apoteker
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu melaksanakan penyiapan Prinsip, prosedur, keterampilan
dan penyaluran bahan, alat, penyiapan dan pendistribusian
peralatan, dan perlengkapan steril bahan, alat, peralatan,
siap pakai. perlengkapan steril siap pakai
(Central Sterile Supply
Department/CSSD).
Mampu melaksanakan Prinsip, prosedur, keterampilan
farmakovigilans farmakovigilans: deteksi kejadian,
penilaian, penetapan tindakan
solusi, pencegahan, pencatatan,
dan pelaporan
MESO/MESOT/MESKOS.
Mampu melaksanakan pelayanan Prinsip, prosedur, keterampilan
informasi sediaan farmasi pelayanan informasi sediaan
farmasi
5. Ketrampilan Apoteker
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu melaksanakan pelayanan Prinsip, prosedur, keterampilan pelayanan
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi
kefarmasian untuk individu.. kefarmasian untuk masyarakat: identifikasi
Melaksanakankebutuhan
farmakovigilans
masysrakat melalui FGD dan
metode lainnya, pelayanan informasi obat,
pemberian edukasi yang berkaitan dengan
Melaksanakan pelayanan informasi sediaan farmasi
obat dan penggunaan obat, promosi
kesehatan, obat program pemerintah,
Melaksanakan compounding sediaan farmasi
penanggulangan wabah dan bencana.
extemporaneous.
Mampu melaksanakan pelayanan Prinsip, prosedur, keterampilan pelayanan
Melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk
kefarmasian untuk masyarakat kefarmasian untuk masyarakat: identifikasi
individu..
kebutuhan masysrakat melalui FGD dan
metode lainnya, pelayanan informasi obat,
pemberian edukasi yang berkaitan dengan
obat dan penggunaan obat, promosi
kesehatan, obat program pemerintah,
penanggulangan wabah dan bencana.
Daftar Ketrampilan (Ketrampilan Khusus)
• Daftar ini berfungsi sebagai acuan bagi institusi
pendidikan profesi apoteker untuk
menentukan materi pembelajaran beserta
sarana dan prasarana pendukungnya.
• Dalam melaksanakan praktik kefarmasian,
lulusan pendidikan apoteker harus menguasai
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku
profesional apoteker (ada 651 ketrampilan)
• Keterampilan apoteker perlu dilatihkan dari
sejak awal sampai akhir pendidikan secara
berkesinambungan.
• Masing-masing keterampilan dilengkapi
dengan tingkat kemampuan yang harus dicapai
pada akhir pendidikan apoteker mengacu pada
piramida Miller (knows, knows how, shows
how, does).
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian

Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan


Mampu mengelola pelaksanaan Mampu mengoptimalkan • Peningkatan kepuasan
praktik kefarmasian yang pelaksanaan praktik kefarmasian pelayanan di berbagai praktik
bertanggung jawab pada lingkup di fasilitas produksi, distribusi, dan kefarmasian.
produksi, distribusi dan pelayanan pelayanan kefarmasian. • Total Quality Management.
kefarmasian sesuai ketentuan • Managemen konflik
melalui upaya penjaminan mutu, • Kerjasama tim (teamwork).
khasiat, keamanan, akses, • Pengembangan dan penerapan
ketersediaan, serta kecukupan standar prosedur operasional
sediaan farmasi dalam upaya dalam praktik kefarmasian di
meningkatkan kualitas hidup fasilitas produksi, distribusi,
penerima pelayanan kefarmasian dan pelayanan kefarmasian.
dan masyarakat. • Pemanfaatan teknologi dalam
pengelolaan praktik
kefarmasian.
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian

Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan


Mampu mengelola pelaksanaan Mampu mengoptimalkan • Prinsip penjaminan mutu,
praktik kefarmasian yang pelaksanaan praktik kefarmasian inspeksi diri, audit internal,
bertanggung jawab pada lingkup di fasilitas produksi, distribusi, dan CAPA.
produksi, distribusi dan pelayanan pelayanan kefarmasian. • Keselamatan penerima
kefarmasian sesuai ketentuan pelayanan kefarmasian
melalui upaya penjaminan mutu, (Patient Safety).
khasiat, keamanan, akses, • Penerapan prinsip K3 di
ketersediaan, serta kecukupan fasilitas kefarmasian.
sediaan farmasi dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup
penerima pelayanan kefarmasian
dan masyarakat.
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian
Kompetensi Inti Penjabaran Kompetensi Pokok Bahasan
Mampu melaksanakan pengelolaan • Pengelolaan tempat praktik
sumber daya dan organisasi di fasilitas kefarmasian (workplace
produksi, distribusi, dan pelayanan management).
kefarmasian. • Pengelolaan waktu dan sumber
daya di fasilitas produksi, distribusi,
dan pelayanan kefarmasian.
• Pengelolaan anggaran.
• Pemeliharaan sarana dan
prasarana.
• Dokumentasi dan pengarsipan.
Kedalaman Capaian Pembelajaran

Sarjana
Apoteker

Beda Beda kedalaman dan


peran prioritas materi
Daftar Masalah
• Daftar Masalah memuat berbagai masalah yang
dihadapi oleh Apoteker dalam melaksanakan praktik
profesi, baik masalah yang dihadapi individu,
komunitas, atau masyarakat luas maupun masalah yang
berasal dari diri pribadi/individu apoteker.
• Bagian pertama memuat berbagai masalah penerima
pelayanan kefarmasian yang berkaitan dengan
penggunaan obat/sediaan farmasi.
• Bagian kedua memuat berbagai masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan praktik kefarmasian, baik yang
berasal dari diri pribadi /individu apoteker, pemahaman
tentang regulasi dan pedoman praktik dalam bidang
pekerjaannya, situasi tempat kerja atau tempat praktik,
hubungan dengan profesi kesehatan lainnya, maupun
hubungan dengan pihak-pihak lain yang berkaitan
dengan praktik kefarmasian.
• Mahasiswa pendidikan profesi apoteker perlu
diperkenalkan pada berbagai masalah dan difasilitasi
untuk belajar mengatasainya.
KKNI : Specialist Level Framework /Level 8
Level 8 :
• Apoteker Sp Farmasi Nuklir
S3 S3T SPESIALIS
9 • Apoteker Sp. Gawat Darurat
• Apoteker Sp. Sitotoksik
AHLI AHLI • Apoteker Sp. Penyakit Dalam
S2 S2T
8 • Apoteker Sp. Penyakit Anak
(Pediatrik)
PROFESI
7
S1 S1T/DIV
6 TEKNISI/ TEKNISI/
DIII ANALIS ANALIS Advanced Level Framework
5 (ALF)/Level 8 dan 9)

DII 4
DI
3
OPERATOR OPERATOR
SMU SMK 2
1
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)
(1)
Profil Lulusan
(2) CP Lulusan
(3)
Bahan kajian

Membentuk mata kuliah


(4)
dan menetapkan sks
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester) (5)
(6) Rancangan pembelajaran

(7) Metode pembelajaran


PROFIL SIKAP DAN
BAHAN MATA
KETRAMPILAN
LULUSAN KAJIAN KULIAH
KERJA

Mata kuliah A bersifat komprehensif à KONSEP BLOK


Mata kuliah B bersifat parsial
Penghitungan SKS
Penghitungan SKS
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)
(1)
Profil Lulusan
(2) CP Lulusan
(3)
Bahan kajian

Membentuk mata kuliah


(4)
dan menetapkan sks
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester) (5)
(6) Rancangan pembelajaran

(7) Metode pembelajaran


Overview of pharmacy education in Indonesia
more Z-type

Preparation course: more soft skill


1 year Compulsory internship: community pharmacy
Elective Internship: hospital pharmacy or Industrial pharmacy

Professional: Social pharmacy


Clinical Sciences

4 years

Academic: General courses


Life/Biomedical Science
Pharmaceutical Science
Termasuk 8 Kegiatan Pembelajaran Luar Kampus
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)
(1)
Profil Lulusan
(2) CP Lulusan
(3)
Bahan kajian

Membentuk mata kuliah


(4)
dan menetapkan sks
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester) (5)
(6) Rancangan pembelajaran

(7) Metode pembelajaran


Does
OSCE
Shows How

Knows How

Knows

CBT

Miller’s Pyramide
CBT
1. Landasan ilmiah
2. Keterampilan personal
3. Keterampilan manajemen dan
organisasi
4. Keterampilan kefarmasian
5. Praktek professional-legal-etik
6. KIE
7. Mawas diri dan pengembangan
diri

Pembuatan Distribusi Pelayanan PROSES BELAJAR-MENGAJAR UKAI

SOFTSKILLS (INTERPERSONAL) 1. Pengumpulan data dan informasi


2. Penetapan masalah
3. Penyelesaian masalah
4. Pencatatan-pelaporan
5. Komunikasi efektif
6. Praktek professional-legal-etik

OSCE
UKMPPAI-CBT
GMP GDP GPP

Pembuatan Distribusi Pelayanan

Pharmaceutical dosage form

PERFORMANCE

Keterampilan Manajemen Keterampilan


dan organisasi Praktek Profesional-Legal-Etik kefarmasian
Keterampilan Mawas diri dan
Landasan ilmiah KIE
personal pengembangan diri
Tinjauan 1 Tinjauan 2 Tinjauan 3 Tinjauan 4 Tinjauan 5 Tinjauan 6
Area % Domain % Tingkat % Praktik Kefarmasian % Farmakoterapi % Penyelesaiaan %
Kompetensi Kompetensi Pemahaman Masalah
Kefarmasian

1.1 Landasan ilmiah 15-20 2.1 Kognitif 40-50 3.1 Recall of 20-30 4.1 Pembuatan sediaan 25-35 5.1 Sistem 10-12 6.1 Penggalian data & 10-15
knowledge farmasi kardiovaskular informasi
1.2 Ketrampilan 0 2.2 Pengetahuan 35-45 3.2 20-30 4.2 Pengelolaan sediaan 15-20 5.2 Infeksi 20-25 6.2 Analisis, 25-35
personal prosedural Pharmaceutical farmasi & alat kesehatan interpretasi &
Calculation penetapan masalah
1.3 Ketrampilan 10-15 2.3 Konatif 10-15 3.3 Reasoning 40-50 4.3 Pelayanan sediaan 25-35 5.3 Sistem endokrin 5-10 6.3 Penetapan 25-35
manajemen & ability farmasi dan alat kesehatan penyelesaian masalah
organisasi
1.4 Ketrampilan 25-35 4.4 Pelayanan informasi 10-15 5.4 Sistem 5-10 6.4 Monitoring & 10-15
kefarmasian sediaan farmasi & alat pernafasan evaluasi
kesehatan
1.5 Praktik 10-15 5.5 Sistem 10-15 6.5 Pencatatan & 3-5
profesional, legal & pencernaan pelaporan
etik
1.6 Komunikasi, 10-15 5.6 Sistem renal 5-8
informasi, dan edukasi
1.7 Mawas diri & 5-10 5.7 Kesehatan jiwa 8-10
pengembangan diri & sistem syaraf
5.8 Pengelolaan 8-10
nyeri (neuropatik &
viseral)
5.9 Kulit 3-5
5.10 Mata, hidung, 3-5
telinga, tenggorokan
5.11 Onkologi, 8-10 37
imunologi, nutrisi,
gawat darurat,
vaksin, dan produk
biologi
UKMPPAI-OSCE

GMP GDP GPP

Data Masalah Solusi Record Report

Komunikasi Efektif

Profesional-Legal-Etik
PEMBUATAN SEDIAAN FARMASI

Perancangan (R&D)

Produksi

QC/QA
(Quality Control/Quality
Assurance)
DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI
DAN ALAT KESEHATAN

Perencanaan, Penyimpanan,
pengadaan, dan penyaluran, dan
penerimaan pemusnahan
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DAN
ALAT KESEHATAN
Pelayanan Obat Skrining
Tanpa Resep Resep/Analisis Compunding
(Swamedikasi) DRP

Dispensing
(KIE)/Monev
Terapi/MESO
TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai