Tiana Milanda
Pasal 199
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
197 huruf b dikelompokkan ke dalam: antara lain
d. tenaga kefarmasian;
(5) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok
tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d terdiri atas tenaga vokasi farmasi, apoteker, dan
apoteker spesialis.
Pasal 212
(1) Mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan Tenaga
Kesehatan program diploma, program sarjana, dan
program sarjana terapan mendapatkan ijazah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan Tenaga
Kesehatan program sarjana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat melakukan praktik profesi setelah
menyelesaikan pendidikan profesi dan diberi sertifikat
profesi.
Pokok-pokok Kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-26:
Transformasi Standar Nasional dan
Akreditasi Pendidikan Tinggi
1 2
Standar Nasional Sistem Akreditasi
Pendidikan Tinggi Pendidikan Tinggi
*) Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
Standar nasional pendidikan tinggi yang baru berfungsi sebagai kerangka (framework)
mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi, tidak lagi preskriptif atau mengatur secara rinci.
Contoh penyederhanaan
pengaturan terjadi pada:
Standar proses
Lingkup standar Standar kompetensi lulusan pembelajaran dan penilaian
Sebelum Sesudah
Standar Pendidikan, Standar Penelitian, dan Standar Pendidikan, Standar Penelitian dan
standar Pengabdian kepada Masyarakat masing- Standaí Pengabdian kepada Masyarakat
masing terdiri atas delapan standar masing-masing hanya terdiri atas tiga standar:
1. Standar Luaran
2. Standar Proses
3. Standar Masukan
Dampak Positif
Memberikan ruang lebih luas kepada perguruan tinggi untuk mendefinisikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai misinya serta situasi dan kondisi setempat.
Dampak Positif
Program studi dapat menentukan bentuk tugas akhir.
Mendorong perguruan tinggi menjalankan Kampus Merdeka dan berbagai inovasi pelaksanaan Tridharma.
Dampak Positif
Perguruan tinggi dapat menentukan distribusi sks yang terbaik sesuai karakteíistik mata kuliah, tidak terbatas
pada kegiatan belajar dalam kelas.
ľidak memaksakan penilaian indeks prestasi yang kaku pada kegiatan di luar kelas atau uji kompetensi.
merupakan kriteria minimal yang mencakup ruang lingkup materi pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan
Materi pembelajaran setiap program studi memiliki tingkat kedalaman dan keluasan sesuai jenis, program, dan standar kompetensi lulusan,
dengan memperhatikan perkembangan:
a. ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi dasar keilmuan program studi;
b. ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir yang relevan dengan program studi;
c. konsep baru yang dihasilkan dari penelitian terkini; dan
d. dunia kerja yang relevan dengan profesi lulusan program studi.
1. Materi pembelajaran pada pendidikan akademik mengutamakan penyiapan lulusan agar mampu menguasai, mengembangkan, dan/atau
menerapkan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Materi pembelajaran pada pendidikan vokasi mengutamakan penyiapan lulusan agar mampu mengembangkan keterampilan dan penalaran
melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melakukan pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
3. Materi pembelajaran pada pendidikan profesi mengutamakan penyiapan lulusan agar mampu melakukan pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.
Materi pembelajaran disusun dalam kurikulum program studi dan dapat dinyatakan secara terpisah maupun terintegrasi dalam bentuk:
a. mata kuliah;
b. modul;
c. blok tematik; dan/atau
d. bentuk lain.
Materi pembelajaran dapat diisi dengan program kompetensi mikro berupa:
a. kredensial mikro;
b. pembelajaran secara daring dari institusi lain yang bersifat terbuka (massive open online courses); dan/atau
c. bentuk lain.
Kurikulum
Dalam hal program studi mengakomodasi mahasiswa melalui rekognisi pembelajaran lampau, kurikulum program studi juga
mencakup tata cara penerimaan mahasiswa pada berbagai tahapan kurikulum.
Program studi pada pendidikan vokasi dapat menerapkan kurikulum yang diselenggarakan bersama dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja dalam sistem ganda atau sebutan lain.
Kurikulum sistem ganda atau sebutan lain merupakan kurikulum yang menggabungkan pembelajaran di perguruan tinggi dengan
magang di dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan/atau industri yang dikelola oleh perguruan tinggi (teaching industry).
Kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan ditetapkan oleh perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan.
merupakan kriteria minimal mengenai sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Perguruan tinggi menjamin dan menyediakan akses terhadap sarana dan prasarana yang:
a. mengakomodasi kebutuhan pendidikan mahasiswa;
b. mengakomodasi pelaksanaan tugas dosen, tutor, instruktur, asisten, dan pembimbing sesuai dengan bidang keahlian dan tenaga kependidikan;
c. ramah terhadap mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang berkebutuhan khusus; dan
d. memadai untuk menyelenggarakan pendidikan dan manajemen pendidikan tinggi sesuai kebutuhan penyelenggaraan dan rencana
pengembangan pendidikan.
• Sarana dan prasarana yang mengakomodasi kebutuhan pendidikan mahasiswa dapat diakses oleh mahasiswa baik dari dalam
dan luar kampus.
• Perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi melibatkan dunia u s a h a , dunia industri, dan dunia kerja
dalam penyediaan fasilitas pembelajaran dan pelatihan.
• Perguruan tinggi menjamin kesinambungan ketersediaan akses terhadap sarana dan prasarana
Penjaminan dan penyediaan akses terhadap sarana dan prasarana dilakukan dengan memenuhi ketentuan:
a. keamanan, keselamatan, dan kesehatan;
b. kelengkapan pencegahan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan kondisi darurat akibat bencana alam lainnya; dan
c. pengelolaan sampah serta limbah bahan berbahaya dan beracun.
Perguruan tinggi menerapkan kebijakan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan
kemampuan ekonomi sesuai kemampuan perguruan tinggi yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
sarjana paling sedikit 144 a. pada semester satu dan x dapat memenuhi sebagian diberikan tugas
(seratus empat semester dua paling beban belajar di luar program akhir dapat
puluh empat) sks banyak 20 (dua puluh) studi dengan ketentuan: dalam bentuk
yang dirancang sks; a. 1 (satu) semester atau setara skripsi, prototipe,
dengan Masa b. pada semester tiga dan dengan 20 (dua puluh) sks proyek, atau
Tempuh seterusnya paling banyak dalam program studi yang bentuk tugas
Kurikulum 8 24 (dua puluh empat) sks; berbeda pada perguruan akhir lainnya
(delapan) dan tinggi yang sama; dan yang sejenis
semester c. dapat dilaksanakan pada b. paling lama 2 (dua) semester
semester antara paling atau setara dengan 40
banyak 9 (sembilan) sks. (empat puluh) sks di luar
perguruan tinggi
sarjana idem idem wajib melaksanakan dapat memenuhi beban belajar idem
terapan kegiatan magang di dunia selama paling lama 2 (dua)
usaha, dunia industri dan semester atau setara dengan
dunia kerja yang relevan 40 (empat puluh) sks di luar
paling sedikit 1 (satu) perguruan tinggi
semester atau setara
dengan 20 (dua puluh) sks
1. dikecualikan bagi mahasiswa pada program studi
kedokteran, kebidanan, dan keperawatan
2. Perguruan tinggi wajib memfasilitasi pemenuhan beban
belajar di luar program studi dan kegiatan magang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoloogi
Masa Tempuh Kurikulum dan Beban Belajar pada Setiap Program (3)
Program Beban Belajar Tugas Akhir
magister/ berada pada rentang 54 (lima puluh empat) sks sampai dengan 72 (tujuh puluh wajib diberikan tugas akhir
magister dua) sks yang dirancang dengan Masa Tempuh Kurikulum 3 (tiga) semester dalam bentuk tesis, prototipe,
terapan sampai dengan 4 (empat) semester proyek, atau bentuk tugas akhir
lainnya yang sejenis
doktor/ 1. Masa Tempuh Kurikulum dirancang sepanjang 6 (enam) semester yang wajib diberikan tugas akhir
doktor terdiri atas: dalam bentuk disertasi,
terapan a. 2 (dua) semester pembelajaran yang mendukung penelitian; dan prototipe, proyek, atau bentuk
b. 4 (empat) semester penelitian. tugas akhir lainnya yang sejenis
2. pembelajaran yang mendukung penelitian dapat dikecualikan oleh
perguruan tinggi bagi mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan
kompetensi yang telah mencukupi untuk melakukan penelitian.
profesi paling sedikit 36 (tiga puluh enam) sks yang dirancang dengan Masa Tempuh
Kurikulum 2 (dua) semester
spesialis beban belajar dan Masa Tempuh Kurikulum disusun dan ditetapkan oleh
atau program perguruan tinggi bersama organisasi profesi, kementerian lain, dan/atau
subspesialis lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab atas mutu
layanan profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Science Profession
2
1
DOSAGE FORM
SENYAWA
AKTIF 3
FARMASI
PENGGUNAAN
TEORI PRAKTIK
KURIKULUM PENDIDIKAN KEPROFESIAN
Spektrum
pengalaman
belajar
FARMASIS KURIKULUM PSPPA
Kemampuan Pertimbangan
dan Pengambilan keputusan
Konteks
Pengalaman Penguasaan Pengalaman PS, CS dan SBA(2 bln) Case-based
Ketrampilan Refleksi
Sertifikasi
Pengalaman Kasus
Pola Pengujian
PKPA Industri, Distribusi,
Aksi Apotek, RS, dan Penerapan di
TUTOR Puskesmas lapangan
(masing2 Min 200 jam)
LULUSAN S- Sarana tempat
1 Pengalaman Belajar- UKMPPAI CBT dan OSCE internal
Evaluasi
berlatih (Pesiapan UKMPPAI CBT dan OSCE Nasional )
6. Life Long Learner/ Memiliki komitmen untuk Pembelajar yang terus Pembelajar Sepanjang
Pembela-jar meningkatkan kompetensi meningkatkan Hayat (Life-Long
Seumur Hidup dalam menjalankan praktik pengetahuan, sikap Learner) : Bersikap
kefarmasian dengan belajar dan keterampilan sebagai pembelajar
lanjut bergelar, bersertifikat, profesinya melalui sepanjang hayat dalam
pendidikan berkelanjutan pendidikan rangka menjaga
dalam skema CPD (continuing berkelanjutan kompetensi dan
professional/ ism (Continuing integritas
development) yang Professional
diselenggarakan dan/atau Development/CPD)
dikoordinasi bersama
organisasi profesi.
7. Teacher/ --- --- Pribadi yang Sigap
Educator/Drug Mengajarkan (Teacher)
Informer : Mampu mengajarkan
pengalaman dan
kompetensinya kepada
generasi selanjutnya
DESKRIPSI PROFIL LULUSAN APOTEKER
No PROFIL Deskripsi Profil (NA 2013) Deskripsi Profil Deskripsi Profil Apt Deskripsi Profil Apt
(PMK No. 73/2016) sesuai APTFI (2021) sesuai Sarjana (2021)
8. Resear Peneliti yang memiliki Pengumpul informasi Pencari & Penemu Cara
cher/ kompetensi dan komitmen sediaan farmasi dan Baru (Researcher) :
Peneliti untuk melakukan penelitian pelayanan kefarmasian Mampu menemukan cara
yang relevan dengan masalah berdasarkan baru atau kreativitas dan
kesehatan di wilayah sekitar prinsip/kaidah ilmiah inovasi dalam melakukan
praktik kefarmasiannya dan dan memanfaatkannya pekerjaan kefarmasian
mempublikasikan hasilnya dalam pengembangan dan atau tugas profesi
sebagai “evidence based pelaksanaan pelayanan
practices” melalui berbagai kefarmasian.
media untuk kemajuan /
pengembangan/ praktik
kefarmasian.
9. Pharma- -- -- Pemanfaat Peluang
preneur (Enterpreuner) : Peka
terhadap peluang dan
mampu
memanfaatkannya untuk
peningkatan kinerja
profesional
10. Profil khas ??? ???
lulusan PT
tertentu
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM
•FAR
MA
KODI
BAH NA
BAK AN Pelayanan MIKA
ce
BUL U OBA A ssu ra n pasien
T •Quality pembuatan Menyimpan •FAR
BB K DAN / •Produk
si/
dan distribu
si MA
C o n t ro l
PEM •Quality KO
BAN DISPEN- JELAS KINE
TU TIKA
PENGEM LABEL KAN •ADR
ALAT DAN ASAN DIS DAN DAN •REGI
SARANA DAN TRI DELIVER URAI MEN
PRODUKSI PENYIM BUSI Y KAN TASI
DO
BENTUK DOSIS DARI
SENYAWA AKTIF FARMASI
PANAN UNTUK ( J- SIS
LA
MU S IS PASIEN URAI)
FOR UK DO N •JAD
T DIstribusi
B EN S A F D A WAL
I
DAR DA
O
Pembuatan •DLL
M ET U KS I / Pelayanan •FAR
D
P RO U A TA N MA
B
P EM KOTE
RAPI
11/30/23 34
2012
A Global Competency Framework
2020
FIP Pharmacy Education Taskforce
SCIENTIFIC KNOWLEDGE
FIP
Pharmaceutical Public Health Pharmaceutical Care
§ Assessment of medicines
§ Compounding of medicines
§ Emergency response
§ Dispensing
§ Health Promotion
§ Medicines
§ Medicines Information and Advice
§ Monitor medicines therapy
MANAGEMENT KNOWLEDGE
MANFAAT
Bagi Apoteker :
Sebagai pedoman bagi apoteker dalam melaksanakan
praktik kefarmasian, alat untuk mengukur kemampuan
diri, serta pendorong untuk terus melakukan upaya
peningkatan diri (life-long learner).
Bagi Institusi Pendidikan :
Sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum dan
pengembangan pengajaran, mendorong konsistensi
dalam menyelenggarakan pendidikan, serta penetapan
kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.
MANFAAT
Bagi Pemerintah/Pengguna
Sebagai acuan dalam perencanaan pegawai, rekrutmen dan
seleksi pegawai, pengangkatan/penempatan dalam
jabatan, penilaian kinerja, remunerasi/insentif dan
disinsentif, serta kebutuhan pendidikan dan pelatihan
dalam memenuhi peningkatan/pengembangan kompetensi
apoteker.
Bagi Organisasi Profesi
Sebagai acuan dalam pengaturan keanggotaan, tata kelola
organisasi, pelaksanaan program pengembangan
keprofesian berkelanjutan, serta penilaian kompetensi
apoteker lulusan luar negeri.
Bagi Masyarakat
Tersedianya acuan untuk mendapatkan karakteristik
apoteker yang dapat memenuhi kebutuhan praktik
kefarmasian.
• Standar Kompetensi
Apoteker terdiri atas 6
(enam) area kompetensi.
• Masing-masing area
kompetensi dilengkapi
dengan beberapa komponen
kompetensi.
Area Kompetensi
1. Profesionalisme
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. Keterampilan Apoteker
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian
1. Profesionalisme
Sarjana
Apoteker
DII 4
DI
3
OPERATOR OPERATOR
SMU SMK 2
1
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM
4 years
Knows How
Knows
CBT
Miller’s Pyramide
CBT
1. Landasan ilmiah
2. Keterampilan personal
3. Keterampilan manajemen dan
organisasi
4. Keterampilan kefarmasian
5. Praktek professional-legal-etik
6. KIE
7. Mawas diri dan pengembangan
diri
OSCE
UKMPPAI-CBT
GMP GDP GPP
PERFORMANCE
1.1 Landasan ilmiah 15-20 2.1 Kognitif 40-50 3.1 Recall of 20-30 4.1 Pembuatan sediaan 25-35 5.1 Sistem 10-12 6.1 Penggalian data & 10-15
knowledge farmasi kardiovaskular informasi
1.2 Ketrampilan 0 2.2 Pengetahuan 35-45 3.2 20-30 4.2 Pengelolaan sediaan 15-20 5.2 Infeksi 20-25 6.2 Analisis, 25-35
personal prosedural Pharmaceutical farmasi & alat kesehatan interpretasi &
Calculation penetapan masalah
1.3 Ketrampilan 10-15 2.3 Konatif 10-15 3.3 Reasoning 40-50 4.3 Pelayanan sediaan 25-35 5.3 Sistem endokrin 5-10 6.3 Penetapan 25-35
manajemen & ability farmasi dan alat kesehatan penyelesaian masalah
organisasi
1.4 Ketrampilan 25-35 4.4 Pelayanan informasi 10-15 5.4 Sistem 5-10 6.4 Monitoring & 10-15
kefarmasian sediaan farmasi & alat pernafasan evaluasi
kesehatan
1.5 Praktik 10-15 5.5 Sistem 10-15 6.5 Pencatatan & 3-5
profesional, legal & pencernaan pelaporan
etik
1.6 Komunikasi, 10-15 5.6 Sistem renal 5-8
informasi, dan edukasi
1.7 Mawas diri & 5-10 5.7 Kesehatan jiwa 8-10
pengembangan diri & sistem syaraf
5.8 Pengelolaan 8-10
nyeri (neuropatik &
viseral)
5.9 Kulit 3-5
5.10 Mata, hidung, 3-5
telinga, tenggorokan
5.11 Onkologi, 8-10 37
imunologi, nutrisi,
gawat darurat,
vaksin, dan produk
biologi
UKMPPAI-OSCE
Komunikasi Efektif
Profesional-Legal-Etik
PEMBUATAN SEDIAAN FARMASI
Perancangan (R&D)
Produksi
QC/QA
(Quality Control/Quality
Assurance)
DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI
DAN ALAT KESEHATAN
Perencanaan, Penyimpanan,
pengadaan, dan penyaluran, dan
penerimaan pemusnahan
PELAYANAN SEDIAAN FARMASI DAN
ALAT KESEHATAN
Pelayanan Obat Skrining
Tanpa Resep Resep/Analisis Compunding
(Swamedikasi) DRP
Dispensing
(KIE)/Monev
Terapi/MESO
TERIMA KASIH
39