Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL POTENSI PERTAHANAN

CARA MEMBERI INSTRUKSI

UNTUK

KADER BELA NEGARA

JAKARTA 2016
RAHASIA

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN
1. Umum ................................................................ 1
2. Maksud dan Tujuan ........................................... 1
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ............................ 1

BAB II TUJUAN INSTRUKSI


4. Umum ................................................................ 2
5. Proses Instruksi dalam Belajar Mengajar .......... 2
6. Evaluasi ............................................................. 4

BAB III PEDOMAN DAN METODE MEMBERI INSTRUKSI


7. Umum ................................................................ 5
8. Pedoman Pentahapan Instruksi ......................... 5
9. Metode Instruksional .......................................... 8
10. Evaluasi ............................................................. 10

BAB IV ALAT INSTRUKSI


11. Umum ................................................................ 11
12. Faktor Yang Mempengaruhi .............................. 11
13. Penggolongan .................................................... 11
14. Pemakaian Alins ................................................ 11
15. Karakteristik/Ciri-ciri Alins .................................. 12
16. Fungsi Alins ....................................................... 12
17. Papan Tulis ........................................................ 12
18. Alins Contoh/Tiruan ........................................... 12
19. Evaluasi ............................................................. 13

BAB V EVALUASI AKHIR PELAJARAN


20. Evaluasi Akhir .................................................... 14

BAB VI PENUTUP
21. Penutup ............................................................. 15

RAHASIA
RAHASIA

CARA MEMBERI INSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pengertian Cara Memberi Instruksi (CMI) pada referensi-


referensi yang ada dan masih berlaku di lingkungan TNI AD
selalu diidentifikasikan/disamakan dengan pengertian cara
mengajar, atas kenyataan ini maka dalam mata pelajaran CMI
inipun pembahasan berikutnya akan menggunakan CMI sama
dengan pengertian mengajar, dimana titik beratnya akan
disesuaikan dengan tingkat keutuhan seorang anggota TNI AD.

b. Dalam setiap kegiatan Memberi Instruksi atau mengajar atau


proses belajar mengajar akan selalu melibatkan unsur-usnur
tujuan dari mengajar itu sendiri, proses menyampaikan
pelajaran, Prajurit Siswa dan pengajar / Instruktur. Keempat
unsur ini berkaitan dan saling berpengaruh dalam proses
Belajar Mengajar.

c. Seorang Anggota TNI AD harus mutlak memiliki kemampuan


dalam memberi Instruksi / mengajar, karena dalam
pelaksanaan tugasnya para anggota akan memipim sejumlah
bawahan yang setiap saat harus ditingkatkan kemampuannya
dengan jalan mengajar mereka. Untuk dapat mengajar dengan
baik satu-satunya cara adalah menguasai cara mengajar atau
memberi Instruksi. Itulah sebabnya maka setiap pendidikan
pembentukan diberikan mata pelajaran “Cara Memberi
Instruksi”.

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun sebagai salah satu
bahan ajaran untuk Pendidikan dan Pelatihan Belanegara.
b. Maksud. Agar Prajurit Siswa mengerti tentang CMI untuk
ditetapkan dalam pelaksanaan tugas satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut. Naskah Sekolah Sementara ini


meliputi Tujuan Instruksi, Pedoman dan Metode Memberi Instruksi
dan Alat Instruksi dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Tujuan Instruksi.
c. Pedoman dan Metode Memberi Instruksi.
d. Alat Instruksi.
e. Evaluasi Akhir Pelajaran.
f. Penutup.
2

BAB II
TUJUAN INSTRUKSI

4. Umum. Untuk memulai proses belajar mengajar terutama pelajaran


CMI, pertama-tama kita harus memahami Tujuan Instruksi itu sendiri.

5. Proses Instruksi dalam Belajar Mengajar.

a. Cara Memberi Instruksi (CMI) atau cara mengajar adalah suatu


cara atau prosedur tentang bagaimana Instruktur/Gumil
membimbing proses belajar mengajar agar tujuan mengajar
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Dari rumusan
pengertian tersebut, didalamnya terkandung unsur - unsur yang
terlibat dalam proses belajar mengajar. Unsur yang terkandung
dalam pengertian CMI di atas adalah : Instruktur / Gumil,
proses, tujuan dan Prajurit Siswa.

b. Instruktur/Gumil. Setiap Bintara suatu saat dapat bertindak atau


bertugas sebagai seorang Instrukstur. Dengan tugas ini berarti
ia harus mampu mengajar bawahan di lingkungan kerja Bintara
tersebut. Pada saat itulah ia dituntut berkemampuan sebagai
seorang seorang instruktur. Untuk menjadi Instrukstur yang
baik dalam pengertian mampu mengajar bawahannya dituntut
adanya kemampuan teknis keinstrukturan.Kemampuan teknis
ke instrukturan pada garis besarnya terdiri dari : Kemampuan
memahami orang yang menjadi Prajurit Siswanya, kemampuan
menggunakan metode penyampaian materi / mengajar dan
mengukur keberhasilan serta menguasai materi yang
diajarkannya.

c. Proses. Yang dimaksud dengan proses di sini adalah Proses


belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ada dua hal
yang menonjol. Pertama Penguasaan cara mengajar atau iazim
disebut Metode Mengajar akan diuraikan pada bab tersendiri,
sedangkan penguasaan materi yang diajarkan merupakan
suatu persyaratan yang mutlak yang perlu dimiliki oleh seorang
instruktur agar proses belajar mengajar dapat berjalan sebagai
mana mestinya. Untuk mengefektifkan pencapaian tujuan
mengajar, disamping penguasaan dua hal diatas, seorang
Instruktur dituntut pula kemampuan menggunakan alat instruksi
harus mengerti (Alongins), Alat Penolong Instruksi ini
merupakan suatu benda, tulisan, model atau bentuk lainnya,
dimana benda ini akan membantu Instruksi dalam pemahaman
materi atau kegiatan yang sedang diajarkan.

d. Tujuan. Yang dimaksud dengan tujuan disini adalah tujuan


mengajar. Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan banyak
3

macamnya. Tujuan-tujuan tersebut yang perlu kita kenal terdiri


dari :
1) Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu tujuan yang
dirumuskan oleh LembagaTertinggi Negara, dalam rangka
pelaksanaan Pendidikan Nasional.
2) Tujuan Instruksional, yaitu tujuan pendidikan yang
berhubungan kelembagaan, seperti tujuan pendidikan
SMA, Secaba dll.
3) Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan Pendidikan yang
disangkutkan dengan satu macam pelajaran tertentu,
seperti tujuan mata pelajaran Ilmu Medan.
4) Tujuan Instruksional. Tujuan Instruksional ini dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Tujuan Instruksional Umum, biasanya disingkat TIU
yaitu Tujuan Pendidikan yang berhubungan dengan
satu pokok bahasan, misalnya mata pelajaran Ilmu
Medan, terdapat salah satu pokok bahasannya
mengenai Kompas, maka tujuan pokok bahasan
untuk kompas ini disebut tujuan Instruksional Umum
(TIU).
b) Tujuan Instruksional Khusus, biasanya disingkat TIK
yaitu tujuan pendidikan yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan untuk satu kali proses belajar
mengajar yang terjadi. Contohnya : Dalam pokok
bahasan tentang Kompas, ada satu kali pertemuan
beiajar (Proses belajar mengajar) yang khusus
membahas karakteristik / ciri-ciri khusus Kompas.
Setelah selesai proses belajar mengajar tentang
karakteristik kompas ini, Prajurit siswa diharapkan
dapat menyebutkan ciri-ciri khusus tentang Kompas.
Harus dicapai setelah seorang Instruktur
melaksanakan proses belajar mengajar dalam satu
kali pertemuan. Dari keempat rumusan tujuan
pendidikan diatas, kiranya hanya dua tujuan
pendidikan terakhir yang berhubungan dengan
kepentingan seorang Instruktur diluar Lembaga
Pendidikan, yaitu tujuan Instruksional Umum (TIU)
dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) . Tujuan
Instruksional dan Tujuan pendidikan Nasional
biasanya dipelajari secara mendalam dalam Kursus
Guru Militer (SUSGUMIL) atau Kursus Bintara
Instruktur (SUSBAINSTRUKTUR). Untuk mengetahui
lebih mendalam tentang Tujuan Instruksional Khusus
(TIK) maka perlu diketahui ciri khusus dari tujuan ini,
yaitu :
Rumusan tujuannya dapat diukur setelah selesai
pelaksanaan proses belajar mengajar dan biasanya
menggunakan kata-kata kerja operasional seperti
4

dapat menyebutkan, dapat membedakan, dapat


membandingkan dan lain-lain. Rumusannya
biasanya tercantum pada perencanaan Instruksi,
dimana masalah ini akan kita bicarakan tersendiri
pada bab-bab berikutnya.

e. Peserta didik. Yang dimaksud dengan Serdik sedang mengikuti


pendidikan baik golongan Perwira, Bintara maupun Tamtama di
Lembaga Pendidikan. Dalam proses penyampaian instruksi
kepada peserta didik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
1) Faktor fisik Prajurit Siswa. Kalau kita melaksanakan
proses Instruksi faktor fisik ini perlu mendapat perhatian,
karena dengan mengabaikan faktor ini kemungkinan
besar tujuan Instruksi tidak akan tercapai. Faktor fisik
yang berhubungan dengan masalah belajar adalah :
a) Kelemahan fisik. Apabila Prajurit Siswa kita berada
dalam kondisi fisiknya yang lelah karena baru selesai
melaksanakan kegiatan yang memakan banyak
tenaga, maka usahakan mereka diberi istirahat
dahulu, sehingga kelelahannya berangsur-angsur
hilang.
b) Lapar. Dengan kondisi lapar seseorang tidak
mungkin mengkonsentrasikan perhatian dengan
baik. Menerima Instruksi / belajar menuntut
konsentrasi yang baik dan penuh. Untuk itu apabila
akan melaksanakan Instruksi harus diperhatikan
faktor ini.
c) Sakit. Prajurit Siswa yang sakit tidak perlu diikut
sertakan dalam proses Instruksi, karena padanya
tidak ada kesiapan untuk dapat menerima dengan
baik materi yang diberikan oleh seorang Instruktur,
d) Dan faktor fisik lainnya yang mungkin akan
mengganggu proses pencapaian tujuan dalam
pelaksanaan instruksi.
2) Faktor psikis Prajurit Siswa. Faktor psikis Prajurit Siswa
yang perlu kita perhatikan :
a) Minat. Selalu ditemukan, apabila suatu instruksi akan
dimulai ada Serdik yang kurang terkait dengan
materi yang akan dibahas Sebelum mulai membahas
materi, maka kewajiban pertama seorang Instruktur
adalah membangkitkan minat agar seluruh Prajurit
Siswa berminat dan tertarik dengan topik yang akan
dibahas.
b) Kemampuam dasar sebelumnya. Prajurit Siswa yang
kita hadapi akan selalu mempunyai latar belakang
kemampuan dasar yang berbeda. Perbedaan ini
biasanya disebabkan karena perbedaan latar
5

belakang pendidikan umum sebelumnya. Faktor ini


hendaknya menjadikan bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan Instruksi.
c) Perbedaan Individual. Setiap Prajurit Siswa akan
memiliki perbedaan Psikis yang berlainan secara
individual. Perbedaan ini bisa diakibatkan karena
faktor bawaan atau faktor lainnya. Instruktur yang
baik adalah yang memperhatikan faktor perbedaan
individual ini.
d) Faktor Psikis lain yang akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan Instruksi.
3) Faktor Lingkungan-Lingkungan tempat dilangsungkannya
proses Instruksi hendaknya bebas dari setiap gangguan
yang dapat membuyarkan konsentrasi Prajurit Siswa yang
akhirnya tujuan Instruksi tersebut tidak tercapai.

6. Evaluasi.

a. Jelaskan yang dimaksud proses belajar mengajar I


b. Jelaskan faktor fisik yang berhubungan dengan belajar!
c. Jelaskan perbedaan antara Tujuan Instrusional Umum dengan
Tujuan Instruksionai Khusus!
6

BAB III
PEDOMAN DAN METODE MEMBERI INSTRUKSI

7. Umum. Berdasarkan uraian dalam pasal di atas, maka ada


beberapa hal yang harus dijadikan pedoman dasar dalam
pelaksanaan Instruksi dan metode memberi instruksi.

8. Pedoman Pentahapan Instruksi.


a. Tahap Persiapan. Sebelum pelaksanaan Instruksi, maka
kegiatan pertama yang harus dilaksanakan oleh seorang
Instruktur adalah menyusun perencanaan Instruksi, ini disebut
juga Persiapan mengajar. Kegiatan ini dilaksanakan pada tahap
persiapan. Untuk seorang Instruktur yang bertugas di Lembaga
Pendidikan Format Persiapan Mengajar telah ditetapkan secara
baku, namun dimana instruktur di luar Lemdik kebutuhan
kegiatan Instruksinya hanya sewaktu-waktu. Kemungkinan
formatnya tidak perlu dibakukan. Namun demikian unsur-unsur
yang harus ada dalam format persiapan mengajar harus tetap
dipegang. Agar dapat menyusun perencanaan Instruksi, maka
hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :
1) Perencaan Instruksi merupakan salah satu kegiatan awal
dalam pencapaian tujuan Instruksi. Ini berarti bahwa
perencanaan harus yang dibuat selalu berpedoman
kepada tujuan apa yang akan dicapai.
2) Rumusan Tujuan Instruksi. Langkah pertama dalam
menyusun persiapan Instruksi adalah merumuskan tujuan
Instruksi. Yang dimaksud dengan tujuan Instruksi disini
adalah keadaan / perubahan yang diharapkan setelah
instruksi selesai dilaksanakan. Contoh : Anda seorang
Bintara dengan jabatan Komandan Regu, oleh Komandan
Peleton diperintahkan untuk mengajar tata tertib dan
disiplin kepada anggota regu anda. Dengan mendapat
perintah ini berarti anda harus mampu merumuskan dan
mencapai tujuan dari materi tata tertib disiplin ini.
Rumusan yang anda bikin bisa berbunyi “Setelah saya
memberi Instruksi diharapkan anggota regu saya
memahami pedoman tentang tata tertib dan disiplin bagi
seorang anggota TNI“. Dalam merumuskan tujuan
Instruksi ini hendaknya betul-betul riil dalam pengertian
anda mampu mencapainya dengan kegiatan / proses
Instruksi yang akan dilaksanakan. Rumusan tujuan yang
muluk, yang tidak mungkin anda capai, tidak ada gunanya
disini.
3) Mendalami Materi yang akan dijadikan Bahan Instruksi.
Apabila materi tersebut menyangkut contoh diatas yaitu
tata tertib dan disiplin, maka materi tentang tata tertib dan
disiplin ini mutlak harus dikuasai dan mampu memberikan
contoh penerapannya.
7

4) Memilih cara yang akan digunakan. Cara Instruksi atau


Metode instruksi, mengajar banyak macamnya. Dalam
memilih Metode Instruksi pertimbangan yang paling pokok
adalah “Dengan Metode ini saya mampu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan”.
5) Memilih alat penolong Instruksi yang akan digunakan.
Dalam memilih alat penolong Instruksi (Alongins)
hendaknya Alongins tersebut dapat membantu
penggunaan metode Instruksi dan lebih mengefektifkan
dalam pencapaian tujuaninstruksi.
6) Memperkirakan waktu yang diperlukan. Proses instruksi
sudah pasti memakan waktu. Ada dua cara yang selama
ini ditemui dalam masalah waktu instruksi. Pertama
kebutuhan, waktu Instruksi ditentukan oleh Instrukstur.
Keadaan ini dilakukan apabila kegiatan instruksi berdiri
sendiri tanpa ada keterkaitannya dengan kegiatan
instruksi lainnya. Kedua, waktu instruksi telah ditentukan
bersama-sama dengan keluarnya perintah instruksi.
Kegiatan instruksi demikian biasanya berhubungan
dengan kurikulum atau program latihan. Apabila
kebutuhan waktu diserahkan kepada instruktur, maka
instrukstur dengan bebas dapat menentukan kebutuhan
waktunya. Tetapi apabila waktunya telah ditentukan, maka
kewajiban instrukstur adalah merencanakan penggunaan
waktu yang telah disediakan tersebut.
7) Menjabarkan lebih lanjut dari tujuan instruksi yang telah
dirumuskan. Apabila kegiatan Instruksi yang direncanakan
akan memakan waktu pertemuan lebih dari satu kali,
maka yang harus diperhatikan adalah penjabaran dari
tujuan instruksi yang telah dirumuskan tadi. Tujuan
instruksi tadi hendaklah dirumuskan jabarannya kedalam
tujuan setiap kali pertemuan. Tujuan ini yang dikenal
dengan tujuan Instruksional Khusus (TIK).
8) Penentuan Kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan
adalah suatu ukuran / standart yang dapat digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana tujuan instruksi
telah dicapai. Penentuan Kriteria keberhasilan ini sangat
penting dalam rangka mengetahui sampai sejauh mana
seorang instruktur mampu melaksanakan proses instruksi
dalam rangka pencapaian tujuan instruksi. Ke semua
unsur - unsur yang telah dipertimbangkan dalam tahap
persiapan dituangkan dalam format persiapan yang telah
baku seperti terdapat di lembaga-lembaga Pendidikan TNI
AD.
b. Tahap Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan adalah tahap inti
dalam kegiatan instruksi. Dalam tahap ini adalah melaksanakan
semua perencanaan yang telah dituangkan dalam format
8

perencanaan instruksi. Ada beberapa hal yang perlu mendapat


perhatian instruktur dalam tahap pelaksanaan ini, yaitu :
1) Bahasa yang digunakan dalam berbicara waktu
pelaksanaan instruksi hendaklah bahasa yang sederhana,
baik dan benar. Apabila terpaksa menggunakan istilah
asing, hendaknya dijelaskan maksud dan tujuan istilah
tersebut.
2) Berbicaralah dengan suara yang cukup untuk didengar
oleh peserta didik, sistimatis, tidak terlalu cepat dan
memudahkan untuk diikuti apabila peserta didik perlu
mencatatnya.
3) Kuasailah keseluruhan materi yang disampaikan, jangan
sampai ada penguasaan materi yang diragukan oleh
Siswa.
4) Gunakan selingan, selama selingan itu tidak mengalihkan
perhatian dari tujuan instruksional.
5) Pandanglah seluruh Siswa secara merata.
6) Gunakan alongins sebaik mungkin dan tidak menunjukkan
kekakuan.
7) Berilah kesempatan bertanya.
8) Berilah jawaban yang benar atas pertanyaan yang
diajukan dan akui bila kemampuan menjawab sangat
terbatas.
9) Berilah kesempatan peserta dididk untuk menjawab
pertanyaan temannya. Sebelum instruktur memberikan
jawaban.
10) Bangunlah situasi kelas, agar kelas tetap hidup selama
proses instruksi berlangsung.
11) Berdirilah di tempat dimana semua Prajurit Siswa dapat
diamati dengan seksama.
12) Perlihatkanlah bahwa anda meguasai, apa yang anda
sampaikan.
c. Tahap Penutup. Kegiatan yang dilakukan pada tahap penutup
dalam kegiatan instruksi adalah melakukan pengukuran atau
penilaian. Pengukuran atau penilaian ini dimaksud untuk
mengetahui sampai dimana tujuan instruksi yang dilakukan
oleh instruksi dapat dicapai dan sampai dimana ketetapan
penggunaan Metode instruksi dalam pencapaian tersebut.
Bentuk atau penilaian tertulis, lisan maupun perbuatan atau
praktek tergantung kepada tingkat tujuan dan dukungan
terhadap pengukuran yang akan dilakukan.

9. Metode Instruksional. Metode Instruksional yang sudah baku


digunakan oleh TNI AD hingga saat ini dikelompokkan dalam metode
pelajaran yang bersifat teori dan metode pengajaran yang bersifat.
a. Metode pengajaran teori.
1) Pengertian. Metode pengajaran yang bersifat teori adalah
bentuk penyajian materi pelajaran teori dimana guru
9

mengajak Serdik untuk aktif berfikir. Insteraksi antara


Guru dan Serdik dibangun secara bersama untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
2) Manfaatnya.
a) Mengaktifkan Siswa.
b) Memudahkan mengingat bagi Siswa.
c) Membangkitkan Motivasi.
3) Bentuk Penyajian.
a) Pendahuluan/Permulaan. Ulangan pertanyaan.
(1) Perkenalan.
(2) Pengantar. Maksudnya untuk membangkitkan
perhatian menunjukkan pentingnya pelajaran,
mencapai pokok pelajaran, cara memberi
pengantar dengan cerita gambaran, adegan
lelucon, selanjutnya menulis judul.
(3) Judul. Menuliskan judul pelajaran atau pokok
bahasan.
(4) Tujuan Pelajaran. Tujuan pelajaran diutarakan
dengan singkat dan jelas dilanjutkan dengan
menulis nama pokok pelajaran di papan tulis.
(5) Menulis ruang lingkup.
(6) Menulis Referensi.
b) Inti.
(1) Pelajaran dibagi-bagi menjadi langkah-langkah
atau tahap-tahap tentang besarnya langkah
tergantung kepada
(a) Bahan pelajaran harus merupakan
kesatuan yang bulat.
(b) Kemampuan peserta didik untuk
menerima/ menyerap pelajaran yang
disajikan.
(2) Susunlah tiap langkah bersama peserta didik,
caranya dengan cara :
(a) Memperagakan.
(b) Menunjukkan sesuatu, memperlihatkan
alat-alat penghubung fantasi.
(c) Menyuruh bekerja sendiri.
(3) Kesempatan Bertanya.
(4) Pemeriksaan.
c) Akhir.
(1) Kesempatan Bertanya.
(2) Pemeriksaan.
(3) Ringkasan dan kesimpulan.
(a) Mengutarakan pokok-pokok yang
terpenting.
(b) Menekankan hal-hal yang penting.
b. Metode pengajaran ketangkasan.
10

1) Pengertian. Metode pengajaran ketangkasan adalah suatu


bentuk penyajian pelajaran yang mutlak dipergunakan
untuk hal-hal yang bersifat praktek/ berbuat, seperti,
berenang, meloncat, membongkar senjata, melalui
rintangan dan sebagainya, suatu ketangkasan tak dapat
diberikan dengan teori saja, oleh sebab itu diperlukan
suatu bentuk penyajian yang tertentu. Masing-masing
ketangkasan membutuhkan metode sendiri-sendiri akan
tetapi berikut ini akan disampaikan bentuk umum dari
pelajaran praktek/ ketangkasan.
2) Bentuk penyajian.
a) Pendahuluan/permulaan. Kegiatan yang dilakukan
Instruktur pada tahap ini sebagai berikut :
(1) Melaksanakan tindakan keamanan.
(2) Perkenalan/pemeriksaan.
(3) Pengantar membangkitkan perhatian peserta
didik dalam bentuk demonstrasi selanjutnya
menyampaikan judul pelajaran.
(4) Pentingnya pelajaran.
(5) Tujuan pelajaran.
(6) Demonstrasi seluruh isi pelajaran.
b) Inti.
(1) Demontrasi per langkah/tahap penyajian.
(2) Mencoba.
(3) Kesempatan bertanya.
(4) Pemeriksaan.
c) Akhir/Penutup.
(1) Kesempatan bertanya seluruh langkah.
(2) Pemeriksaan.
(3) Penekanan.
(4) Demontrasi seluruh isi pelajaran.

10. Evaluasi.
a. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap
persiapan kegiatan instruksional!
b. Sebutkan hal-hal yang diperhatikan instruktur dalam tahap inti
penyajian pengajaran yang bersifat teori!
11

BAB IV
ALAT INSTRUKSI

11. Umum. Pencapaian hasil proses belajar mengajar tidak bisa


dilepaskan dengan tersedianya Alins dan Alongins.

12. Faktor Yang Mempengaruhi.


a. Pengertian Alins adalah seluruh sarana
Instruksional/pengajaran untuk membantu memperjelas
penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar.
b. Faktor yang mempengaruhi :
1) Tujuan penyajian pelajaran.
2) Jumlah dan kondisi siswa.
3) Bahan Ajaran.
4) Waktu yang tersedia.
5) Metode yang dipilih.

13. Penggolongan.
a. Menurut sifat.
1) Along Ins (Alat penolong Instruksi) adalah alat peraga
untuk memperjelas pelajaran.
2) Kapins (Perlengkapan Instruksi) adalah semua sarana
dan fasilitas.
b. Menurut ruang lingkup penggunaan.
1) Alins umum. Alins untuk pendidikan dasar Kemiliteran.
2) Alins Khusus. Alins untuk pendidikan khusus diluar Dik
dasar Kemiliteran.
c. Menurut fungsinya.
1) Alins mumi. Adalah alins yang khusus dibuat untuk
ketentuan peragaan (Tiruan).
2) Alins tidak murni. Adalah alins yang tidak khusus di buat
untuk kebutuhan peragaan. Merupakan barang asli tapi
dapat digunakan untuk kebutuhan peragaan. Misalnya :
Barang-banang asli pistol/granat asli.

14. Pemakaian Alins. Di dalam penggunaan perlu diperhatikan antara


lain :
a. Alins harus mudah digunakan.
b. Jumlahnya mencukupi.
c. Bahan yang tepat.
d. Urutan yang teratur.
e. Penggunaan yang tepat.
1) Jangan diperlihatkan sebelum waktunya.
2) Tempatkan yang tepat agar dapat dilihat oleh siswa
seluruhnya.
3) Terangkan terlebih dahulu nama dan maksud alins
tersebut.
4) Sedapat mungkin perlihatkan barang aslinya.
12

5) Perlihatkan bagian-bagiannya.
6) Setelah digunakan disimpan agar tak mengganggu.

15. Karakteristik/Ciri-ciri Alins. Dalam pembuatan Alins harus :


a. Tepat.
b. Dapat/mudah digunakan.
c. Dapat jelas dilihat / dibaca.
d. Menarik.
e. Realistik / sesuai kenyataan.
f. Sederhana.
g. Mudah di dapat.
h. Mudah disimpan.

16. Fungsi Alins.


a. Menghemat waktu.
b. Menimbulkan minat.
c. Dapat menghidupkan acara.
d. Dapat memperjelaskan pengertian.
e. Tak mudah dilupakan.

17. Papan Tulis.


a. Syarat-syarat papan tulis
1) Jangan mengkilat.
2) Warna hitam/kehijau-hijauan atau putih.
b. Penempatan.
1) Ditengah-tengah tulisan dapat dilihat dai semua arah
depan.
2) Tidak terlalu tinggi / rendah.
c. Pemakaian.
1) Saat guru berdiri jangan menghalangi papan tulis.
2) Tulisan rapi berurutan dari kiri ke kanan dan dapat terbaca
oleh yang paling belakang
d. Digunakan bila :
1) Bila OHP/Chart tidak ada.
2) Untuk menambah / memperjelas.

18. Alins Contoh/Tiruan.


a. Syarat-syarat
1) Mendekati kenyataan.
2) Harus dapat bergerak, dibongkar untuk melihat cara kerja!
b. Macam-macam contoh :
1) Ukuran sebenarnya.
2) Ukuran diperkecil.
3) Ukuran diperbesar.
4) Contoh penampang.
c. Contoh digunakan bila :
1) Barang asli tidak ada.
2) Barang asli mahal/bahaya.
13

3) Barang asli terlalu kecil /besar.


4) Untuk menerangkan cara bekerja suatu alat.
d. Manfaat.
1) Punyai nilai kenyataan yang tinggi.
2) Membangkitkan perhatian.
3) Mudah dimengerti.
4) Dapat digunakan pelajaran lain ( Ilmu medan, Pionir dan
lain-lain).

19. Evaluasi.
a. Menurut fungsinya Alins ada 2 macam, sebutkan dan jelaskan !
b. Jelaskan syarat-syarat papan tulis !
14

BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian )

20. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan apa yang dimaksud CMI !


b. Jelaskan apa yang dimaksud TIU dalam CMI !
c Sebutkan hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian instruktur
dalam mengajar!
d. Sebutkan manfaatnya metode pelajaran teori!
e. Sebutkan faktor yang mempengaruhi Alins dalam proses
belajar mengajar !
15

BAB VI
PENUTUP

21. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan


ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Peserta Diklat dalam proses
belajar mengajar pelajaran Cara Memberi Instruksi (CMI) pada
Pendidikan dan Pelatihan Belanegara.

Anda mungkin juga menyukai