Anda di halaman 1dari 16

TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM TRAINING (ABCD INSTRUCTIONAL

DESIGN, BUILDING EFFECTIVE INSTRUCTION, PELATIHAN BERBASIS


KOMPETENSI)

Di susun oleh :

KELOMPOK 6
ISMAIL UTINA C03418020
CANDRAWATI S. DANI C03418003
NUR AINNY TUHAREA C03418026

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

1
KATA PENGANTAR

Segala puji atas nikmat yang Allah SWT berikan, karena atas nikmatnya kita
semua dapat berekspresi sesuai dengan hati nurani kita. Selayaknya kita sebagai
makhluk yang lemah, tidak pantas untuk bersifat sombong, karena ketidakberdayaan
tersebut kita pantas untuk bersyukur atas kuasa-Nya, hanyalah Allah SWT yang
pantas menyandang gelar tersebut.
Kami menyadari sepenuhnya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan adanya masukan, saran dan kritik dari semua pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kita semua semoga selalu dalam lindungan
dan maghfirah-Nya.

Gorontalo, 2 April 2021

penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6
2.1 Pembelajaran Dalam Pelatihan.......................................................................................6
2.2 ABCD Instructional Design...........................................................................................6
2.3 Building Effective Instruction......................................................................................10
2.4 Pelatihan Berbasis Kompetensi....................................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pelatihan (training) adalah suatu proses yang meliputi serangkaian


tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan ke pada
tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu
guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.” (Hamalik, 2000,
hal. 10). Sedangkan Menurut Jusmaliani, pelatihan atau training adalah proses melatih
karyawan baru atau karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan
dasar yang diperlukanya untuk melaksanakan pekerjaan. (Jusmaliani. M.E, Pengelolaan
Sumber Daya Insani, Surakarta :Bumi Aksara, 2011, hal. 99).

Menurut Wilson Bangun pelatihan (training) sendiri adalah proses untuk


mempertahankan atau memperbaiki ketrampilan karyawan untuk menghasilkan pekerjaan
yang efektif. (Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga, 2012,
hal. 201).

Pelatihan dapat diartikan secara umum sebagai suatu proses untuk membantu orang
dewasa dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang bersifat segera untuk
membantu suatu aktifitas atau pekerjaan tertentu. Sedangkan secara khusus, pelatihan adalah
suatu aktifitas belajar yang memiliki jangkauan spesifik, memberi penekanan pada aspek
keterampilan, berorientasi pada tema tertentu, pembelajarannya diselenggarakan dengan
metode berperan serta, dan hasil belajarnya akan digunakan segera.

Pelatihan juga dipahami sebagai rangkaian kegiatan yang dirancang untuk


meningkatkan kinerja para anggota organisasi (pekerja) dalam pekerjaan atau tanggung
jawab yang diserahkan kepada mereka. Pelatihan berlangsung dalam jangka waktu pendek
antara dua sampai tiga hari hingga dua sampai tiga bulan. Pelatihan dilakukan secara
sistematis, menurut prosedur yang terbukti berhasil dengan metode yang sudah baku dan
sesuai serta dijalankan secara sungguh-sungguh dan teratur.

4
Pelatihan bertujuan untuk membantu anggota organisasi (pekerja) dalam hal; (a)
mempelajari dan mendapatkan kecakapan-kecakapan baru, (b) mempertahankan dan
meningkatkan kecakapan-kecakapan yang sudah dikuasai, (b) mendorong anggota organisasi
(pekerja )agar memiliki kemauan untuk belajar dan terus berkembang, (d) mempraktekkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam pelatihan, (e) mengembangkan
pribadi anggota organisasi (pekerja), dan (f) meningkatkan keefektifan organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana tujuan pembelajaran desain instruksional ABCD ?
b. Bagaimana tujuan pembelajaran building effective instruction?
c. Bagaimana tujuan pembelajaran dalam pelatihan berbasis kompetensi?

1.3 Tujuan Masalah


a. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran desain instruksional ABCD.
b. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran building effective instruction
c. untuk mengetahui tujuan pembelajaran dalam pelatihan berbasis kompetensi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Dalam Pelatihan


Pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk membantu memfaslitasi
belajar orang lain. Secara khusus, dalam konteks pembelajaran pelatihan, pembelajaran
dipahami sebagai upaya yang dilakukan oleh instruktur atau trainer untuk membantu anggota
organisasi (peserta pelatihan) agar belajar dengan mudah.

Tujuan pembelajaran dalam pelatihan dirancang untuk mengaktifkan atau


mendukung aktifitas belajar peserta pelatihan. Tujuan tersebut harus menjadi karakter utama.
Aktifitas pembelajaran semestinya dirancang dan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Hal tersebut agar para peserta pelatihan dapat mencapai tujuan belajarnya, yaitu
mengembangkan bakat, minat, dan memiliki daya suai dengan lingkungan fisik dan sosial di
organisasinya.

Upaya untuk mencapai tujuan belajar bersama peserta pelatihan, tidak berarti bahwa
perencanaan pembelajaran akan berdampak terhadap munculnya suatu perlakuan yang sama
kepada para peserta pelatihan yang memiliki perbedaan karakter masing-masing. Justru,
tujuan pembelajaran dalam pelatihan harus memberikan pengaruh terhadap munculnya
penguatan karakter pengetahuan dan keterampilan individu yang dimiliki oleh para peserta
pelatihan. Sebab, sebagai suatu bentuk pembelajaran orang dewasa (adult learning), pelatihan
sebaiknya berpijak pada prinsip “pencapaian tujuan belajar terarah”(a goal directed
learning).

2.2 ABCD Instructional Design

Menurut Knirk dan Gustafson dalam Hernawan (2005) dalam merumuskan tujuan
instruksional khusus hendaknya harus mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal
dengan singkatan ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree). Unsur– unsur tersebut
dikenal dengan ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut:

6
A = Audience    
B = Behaviour  
C = Condition   
D = Degree
a.    Audience
Audience merupakan siswa atau peserta didik yang akan belajar, dalam hal ini pada
TIK perlu dijelaskan siapa peserta didik atau siswa yang akan belajar. Keterangan tentang
siswa yang akan belajar tersebut harus dijelaskan secara spesifik mungkin, agar seseorang
yang berada di luar populasi yang ingin mengikuti pelajaran tersebut dapat menempatkan diri
seperti siswa atau peserta didik yang menjadi sasaran dalam sistim instruksional
tersebut. Contohnya: mahasiswa jurusan Statistik Terapan semester II,  mahasiswa Program
Studi Manajemen Pendidikan semester I, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
semester III, mahasiswa Fakultas Pendidikan olah raga, dan sebagainya.
b.    Behavior
Merupakan perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh peserta didik setelah
selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut. Perilaku ini terdiri atas dua bagian
penting, yaitu : kata kerja dan objek. Kata kerja menunjukkan bagaimana peserta didik
mendemonstrasikan sesuatu seperti : menyebutkan, menjelaskan, menganalisis, menggergaji,
dan melompat. Objek menunjukkan apa yang akan didemonstrasikan itu, misalnya : definisi
manajemen, cara menganalisis pupuk tertentu menjadi komponen-komponen dasarnya,
laporan rugi laba, kayu, dan gaya flop. Komponen perilaku dalam tujuan instruksional khusus
adalah tulang punggung TIK secara keseluruhan. Tanpa perilaku yang jelas, komponen yang
lain menjadi tidak bermakna.
Bila contoh kata kerja dan objek di atas disatukan dalam bentuk perilaku, akan
tersusun sebagai berikut :
1)      Menyebutkan definisi manajemen
2)      Menjelaskan cara menganalisis pupuk tertentu menjadi komponen-komponen dasarnya
3)      Menganalisis laporan rugi-laba
4)      Menggergaji kayu

7
5)      Melompat dengan gaya flop (gaya lompat tinggi yang mutakhir saat ini).

c.    Condition
Condition yaitu kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan kepada peserta didik
atau alat yang digunakan peserta didik pada saat ia dites. Kondisi itu bukan keadaan pada saat
peserta didik belajar. Tujuan Instruksional Khusus mempunyai komponen peserta didik dan
perilaku seperti kebanyakan digunakan orang seharusnya mengandung komponen yang
memberikan petunjuk kepada pengembang tes tentang kondisi atau dalam keadaan
bagaimana peserta didik diharapkan mendemonstrasikan perilaku yang dikehendaki pada saat
ia dites. Contohnya: “diberikan  sejumlah data, siswa dapat….”(ini berarti bahwa pada saat
kita meminta siswa menunjukkan kemampuan tersebut kita harus menyediakan data)  atau 
“dengan menggunakan rumus ABC, siswa dapat….” (ini berarti siswa dianggap sudah
menguasai kemampuan tersebut apabila siswa melakukannya dengan menggunakan rumus
ABC. Apabila tidak menggunakan rumus ABC berarti siswa belum menguasai tujuan
tersebut).
Contoh lainnya :
1)   Diberikan berbagai rumus mean, deviasi standar, korelasi, dan dua deret angka …;
2)   Dengan menggunakan criteria yang ditetapkan;
3)   Dengan diberikan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia;
4)   Dengan diberikan data ukuran tanah dan lingkungannya …;
5)   Diberikan kasus suatu perusahaan;
6)   Diberikan kesempatan tiga hal percobaan.
Bila contoh kondisi di atas disambung dengan komponen A (peserta didik), B
(perilaku), akan tersusun kalimat-kalimat sebagai berikut :
1.    Jika diberikan berbagai rumus mean, deviasi, standar, korelasi dan dua deret
angka, lulusan jurusan Statistik Terapan semester II mampu menghitung angka korelasi.
2.    Dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan untuk menilai komponen-komponen dalam
sistem instruksional, mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan semester
I mampu menganalisis perbedaan berbagai model desain instruksional.

8
3.    Dengan diberikan kalimat aktif dalam bahasa Indonesia, mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris semester III mampu menerjemahkannya ke dalam kalimat pasif dalam bahasa
Inggris.
4.    Jika diberikan kesempatan tiga kali percobaan, mahasiswa Fakultas Pendidikan olah
raga mampu melakukan lompat tinggi gaya flop of bury.
Catatan: komponen C dalam TIK merupakan unsur penting pengembangan
instruksional dalam menyusun tes.untuk tes pilihan ganda, misalnya, komponen C dalam TIK
menjadi dasar penyusunan masalah (stem). Dengan kata lain butir tes harus relevan kondisi
yang telah dijabarkan dalam TIK. Misalnya: dengan menggunakan rumus-rumus dibawah ini,
hitunglah korelasi dua deret angka ini.
d.    Degree
Degree adalah tingkat ukuran yang dicapai untuk menentukan keberhasilan atau
penguasaan siswa terhadap tingkah laku khusus yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan
ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dapat dianggap
diterima. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa Degree adalah tingkat keberhasilan
mahasiswa mencapai perilaku tertentu dengan sempurna, tanpa salah, dalam waktu satu
menit, dengan ketinggian 160 cm, atau ukuran tingkat keberhasilan yang lain. Tingkat
keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang
dianggap dapat diterima. Di bawah batas itu berarti mahasiswa belum mencapai tujuan
instruksional khusus yang telah ditetapkan.
Tingkat keberhasilan pencapaian TIK merupakan batas minimal yang digunakan
untuk menyatakan bahwa penampilan perilaku mahasiswa untuk TIK tersebut dapat diterima.
Apabila menurut hasil analisis instruksional perilaku dalam TIK merupakan perilaku
prasyarat yang harus dikuasai lebih dahulu sebelum meneruskan mempelajari perilaku yang
lain, kedudukan komponen D dan TIK yang bersangkutan menjadi sangat penting. Karena
itu, tingkat keberhasilan 90% mungkin perlu digunakan untuk TIK tersebut.
Batas 80% atau 90% itu biasanya digunakan untuk menyatakan batas minimal
penguasaan (level of mastery) mahasiswa terhadap perilaku. Prinsip yang serupa digunakan
dalam sistem belajar tuntas, yaitu sistem belajar yang hanya memperkenankan mahasiswa
maju ke bagian berikutnya apabila telah menguasai bagian sebelumnya. Untuk perilaku yang
tidak menjadi prasyarat, batas tersebut dapat diturunkan, misalnya 65-70%. Untuk suatu

9
perilaku yang harus dilakukan dengan benar, tidak boleh ada kesalahan, karena hal itu
mengandung akibat bahaya besar, tingkat keberhasilan itu dapat menjadi 100% (sempurna).
Misalnya: Menerbangkan pesawat tempur, melemparkan garnat, mencampur sat kimia yang
berbahaya, atau tendangan pinalti dalam sepak bola.

2.3 Building Effective Instruction

Instruksi adalah arahan atau perintah untuk melakukan suatu pekerjaan atau
melaksanakan suatu tugas. Instruksi adalah penyampaian suatu pengertian dan kecakapan
kepada orang lain, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Memberi dan melaksanakan
instruksi tidak hanya berfokus pada hasil yang dicapai, melainkan perlu diperhatikan adalah
proses instruksi tersebut, yang menitik beratkan pada pengembangan dan latihan dalam
penggunaan nalar pikir, pengembangan daya cipta, keterampilan dan ketangkasan. Instruksi
dapat diberikan dengan menggunakan alat atau tanpa alat.

Instruksi dapat juga dilakukan dengan lisan maupun tulisan. Hal-hal yang mempengaruhi
pemberian instruksi.

1. Persiapan, diantaranya.
a. Penguasaan bahan, yaitu apa yang akan disampaikan kepada penerima, pemberi
instruksi harus mengerti maksud dan tujuan serta menguasai dengan baik instruksi
yang diberikan.
b. Urutan / sistematika, yaitu kerunutan dalam susunan kata dan bahasa, serta kerunutan
dalam susunan pokok-pokok isi instruksi.
c. Alat-alat yang dibutuhkan, yaitu alat yang mendukung isi instruksi tersebut agar
dengan mudah diterima dan dicerna oleh si penerima instruksi.

2. Pembangkitan minat
a. Kesan pertama harus yang mengesankan, ini berhubungan dengan kepercayaan diri,
penampilan fisik, gaya bicara dan penguasaan situasi.

10
b. Pemberian motivasi, tujuan dan fungsi tentang informasi yang diberikan, hal ini
diperlukan karena agar si penerima instruksi memperhatikan dengan seksama dan
sungguh-sungguh.

3. Cara penyajian
a. Metode penyampaian
b. Ketegasan dalam isi instruksi dan penyampaiannya, tidak bertele-tele.
c. Ketepatan
d. Keyakinan

4. Pengontrolan Instruksi.
a. Kewajaran
b. Serius tapi santai

5. Kesimpulan

Pelaksanaan Pemberian Instruksi

1. Dalam pelaksanaan pemberian instruksi, perlu memperhatikan hal-hal yang teknis,


kecil sifatnya namun sangat menentukan keberhasilan dalam pemberian instruksi,
hal-hal tenis tersebut diantaranya adalah:
Pemberi intruksi harus berdiri ditempat yang terlihat jelas tanpa ada halangan dengan
penerima instruksi.
2. Instruksi dimulai ketika si penerima dalam keadaan tenang dan tertib.
3. Instruksi tersebut harus mudah dimengerti dan jelas.
4. Suara yang terang dan jelas serta semua penerima harus dapat mendengarkan.
5. Instruksi diberikan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu singkat.
6. Bila perlu dibantu dengan alat peraga atau peragaan.
7. Berikan kesempatan bertanya kepada si penerima instruksi.
8. Bila instruksi diberikan secara tertulis, maka harus sistematis dan jelas
9. Singkirkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi pendengar.
10. Buatlah instruksi semenarik mungkin.

11
11. Usahakan si penerima instruksi dapat menggunakan seluruh inderanya.
12. Bila ada hal yang sangat penting, dapat diulang kembali.
13. Bila diperlukan, Berikan umpan balik kepada penerima instruksi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

a. Pakaian

Hendaknya pemberi instruksi memakai pakaian yang sopan, rapi dan bersih. tidak mencolok.
Hindarilah pakaian yang berpotongan aneh (tidak wajar)

b. Berdiri

Berdiri yang tegak dan ditempat yang jelas. Hindarilah berjalan mondar- mandir yang tidak
perlu

c. Mata

Pandangan mata diusahakan selalu memandang menyeluruh dan tidak ke salah satu sisi saja.
Pandanglah mata/wajah yang hadir dengan bergantian. Hindarilah sering melihat ke bawah,
ke atas, keluar, atau melihat jam. Jangan bicara sambil menunduk.

d. Wajah

Ekspresi wajah diusahakan sesuai dengan pesan yang disampaikan (senang, sedih, semangat
dan sebagainya). Bila pesan yang disampaikan tidak membutuhkan ekspresi, maka tunjukkan
rasa senang, bersemangat, cerah, gembira dan menarik.

e. Tangan

Gerakan tangan dibutuhkan hanya untuk mendukung pesan dan penekanan pada isi pesan.
Bila tidak diperlukan tidak usah menggunakan gerakan tangan, sebab dapat mengaburkan isi
pesan.

12
f. Suara dan Bahasa

Suara hendaknya cukup jelas dan keras sesuai dengan kebutuhan dan pendengar. Berilah
tekanan suara pada kata-kata tertentu untuk menguatkan isi pesan. Gunakan bahasa yang
difahami oleh pendengar jangan menggunakan istilah-istilah yang tidak perlu, bila terpaksa
menggunakan istilah asing yang belum umum, maka perlu dijelaskan. Bahasa yang
digunakan harus santun dan tidak arogan.

2.4 Pelatihan Berbasis Kompetensi


Sesuai dengan jabaran dalam Undang-Undang, pelatihan kerja dapat didefinisikan
sebagai keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau
pekerjaan.

Sedangkan Pelatihan Berbasis Kompetensi yang biasa disingkat PBK dapat


didefinisikan sebagai pelatihan kerja yang menitik beratkan pada penguasaan kemampuan
kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja

Pelatihan memegang peranan yang cukup penting dalam rangka mengembangkan


atau meningkatkan kompetensinya. Melalui pelatihan, dapat meningkatkan kompetensinya
baik kemampuan keterampilan, dan pemahaman nilai dan norma yang terkait (etika). Dengan
demikian upaya pelatihan diarahkan untuk meningkatkan kompetensi seseorang secara
komprehensif menuju individu yang paripurna, untuk lebih mampu melaksanakan
peranannya.

Keuntungan/manfaat pelatihan berbasis kompetensi

Keuntungan atau Manfaat yang diperoleh dalam pelatihan berbasis kompetensi, antara lain :

 Dapat meningkatkan diri baik kognitif, keterampilan , dan afektifnya.


 Dapat menambah ilmu, baik ilmu-ilmu materi pokok maupun ilmu-ilmu materi
penunjang

13
 Dapat memperoleh pengalaman dalam praktek lapangan
 Dapat saling bertukar pendapat dan pengalaman dalam diskusi kelompok, berpikir
secara terbuka dan cerdas untuk menyampaikan ide-idenya

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tujuan pembelajaran dalam pelatihan dirancang untuk mengaktifkan atau


mendukung aktifitas belajar peserta pelatihan. Tujuan tersebut harus menjadi karakter utama.
Aktifitas pembelajaran semestinya dirancang dan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Hal tersebut agar para peserta pelatihan dapat mencapai tujuan belajarnya, yaitu
mengembangkan bakat, minat, dan memiliki daya suai dengan lingkungan fisik dan sosial di
organisasinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/07/abcd-dari-tujuan-belajar-yang.html

https://rajabulgufron.wordpress.com/2013/11/15/rumusan-tujuan-pembelajaran-format-abcd/

https://www.google.com/amp/s/apitu.org/keuntungan-atau-manfaat-pelatihan-berbasis-kompetensi/amp/

http://bekam-ap.blogspot.com/2018/04/merumuskan-tujuan-instruksional-khusus.html

https://highlandexperience.co.id/pengertian-pelatihan-pengembangan-sdm

16

Anda mungkin juga menyukai