TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Ruangan :
1. Identitas klien
a. Nama : Tn. A
b. NO. MR : 453637
c. Umur : 60 tahun
d. Pekerjaan : Petani
e. Agama : Islam
h. Pendidikan : SMA
n. Penanggung jawab
a) Nama : Ny. B
b) Umur : 55 Tahun
o. Riwayat alergi
a) Obat :-
b) Makanan :-
c) Dll :-
2. Riwayat Kesehatan
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 08.49
bawah, tanda - tanda vital klien yaitu TD : 90/80 mmHg, HR : 58 x/i dan
suhu : 36,5 C. Klien
0
terpasang IVFD Eas Pfrimmer 500cc/24 jam,
yang sama dengannya, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
3. Pemeriksaan Fisik
a) Berat Badan : 64 kg
d) Suhu : 36,5 0C
c. Head ToToe
a) Kepala
Bentuk kepala normal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada
b) Mata
Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
c) Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada serumen dan
d) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung,
e) Mulut
f) Leher
g) Paru - paru
d. Auskultasi : Bronkovesikuler
h) Jantung
j) Genetalia
Kebiasaan Sehari –
hari
makan. Klien
Minum Minum :
(1500 cc).
a. BAK BAK lancar, frekuensi 6-7 Saat sakit klien buang air
cc/hari, warna
kecoklatan.
BAB BAB :
3. Istirahat dan Tidur Klien tidur siang 1-2 Selama di rumah sakit
4. Aktivitas sehari- Klien sebelum sakit bekerja Saat sakit klien bedres
6. Data Psikososial
Klien tampak gelisah, klien selalu meminta untuk cepat pulang karena merasa
7. Data Spiritual
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
d) Hematokrit : 36 % (N : 40- 48 )
b. Diagnostik
9. Penatalaksanaan
c) Ceftriaxone 1x 2 gr
d) Lasix 1 x 20 gr
e) Eritromicin 1 x 500 gr
f) Bicnat 3 x 1 mg
g) As. Folat 1 x 5 mg
h) Candesartan 1 x 16 mg
i) Clopidogrel 1 x 75 mg
10. Analisa Data
nafas
3) Klien mengatakan
memiliki kebiasaan
merokok
Data Objektif :
1) TD : 90/80mmHg
4) Frekuensi Nadi :
58 x/i
sesak nafas
Data Objektif :
1) PCO2 : 30 mmHg
(menurun)
3) Frekuensi Pernapasan :
25 x/i
bawah
nafas
Data Objektif :
(menurun)
2) Tampak adanya
pembengkakan pada
warna tampak
kecoklatan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
O KEPERAWATAN
5) Monitor nilai
laboratorium jantung
Teraupetik
tinggi lemak)
keluarga untuk
sehat
jika perlu
5) Berikan dukungan
mempertahankan
Edukasi
1) Anjurkan beraktivitas
2) Anjurkan beraktivitas
3) Anjurkan berhenti
merokok
keluarga mengukur
harian
Kolaborasi
1) Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
(skala 3)
3) PCO2 sedang Teraupetik
(skala 3)
1) Pertahankan kepatenan
4) Pola napas
jalan napas
sedang (skala 3)
2) Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Edukasi
keluarga cara
menggunakan oksigen di
rumah
Kolaborasi
1) Kolaborasi penggunaan
intervensi
1)Periksa tanda dan gejala
keperawatan 1x24
hipervolemia (mis.
jam, maka orthopnea, dispnea, edema,
hasil : tambahan)
2)Identifikasi penyebab
1) Asupan cairan
hipervolemia
sedang (skala 3)
3)Monitor intake dan output
2) Keluaran urin
cairan
sedang (skala 3)
4)Monitor kecepatan infus
3) Asupan
secara ketat
makanan
Terapeutik
sedang (skala 3)
1) Batasi asupan cairan dan
4) Edema sedang
garam
(skala 3)
2) Tinggikan kepala tempat
5) Tekanan darah
tidur 30-400
sedang (skala 3)
Edukasi
haluaran cairan
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
diuretik
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
A. Pengertian
B. Tujuan :
C. Indikasi
1. Pasien hipoksia
2. Aliran yang sudah ditentukan dan tekanan oksigen dan lamanya pemberian
3. Humidifier harus selalu terisi aquadesse batas garis bertulisan “batas aqua”
6. Pada pasien yang sadar, anjurkan untuk tidak banyak bicara selama pemberian
oksigen
E. Persiapan
Persiapan pasien :
Persiapan alat :
oksigen
2. Plester
3. Gunting balutan
F. Prosedur
Nasal kanul atau Kanula nasal merupakan peralatan sederhana. Kedua kanula
dengan panjang sekitar 1,5 cm, muncul dari bagian tengah selang sekali pakai
Prosedur :
telinga
7) Memberikan oksigen dengan nasal kateter dengan konsentrasi 2-
5 liter/menit
Prosedur :
7) Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali
Kateter nasal lebih jarang digunakan dari pada nasal kanula, tetapi bukan
fiksasi kateter akan memberikan tekanan pada nostril, maka kateter harus
diganti setiap 8 jam dan di insersi ke dalam nostril lain. Karena alasan ini,
kateter nasal menjadi metode yang kurang diminati karena klien merasakan
nyeri saat kateter melewati nasofaring dan karena mukosa nasal akan
mengalami trauma.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan
kenyataan yang ditemui pada perawatan Tn. A dengan kasus Congestive Heart
Failure (CHF) yang dirawat oleh penulis sejak tanggal 3 September 2021 sampai 6
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dari proses keperawatan, dari
1. Identitas
respon yang baik dari klien maupun keluarga klien dari komunikasi yg
dilakukan.
2. Riwayat Kesehatan
tahun yang lalu karena penyakit stroke. Klien memiliki riwayat hipertensi
pitting edema, anorexia, mual, ekstremitas dingin, denyut jantung cepat, nafsu
makan berkurang, susah tidur, tidak toleran terhadap aktivitas dan panas,
berkemih saat malam hari. Pada kasus Tn. A ditemukan klien mengeluh sesak
nafas, klien tampak lemah dan gelisah, klien mengalami edema pada
ekstremitas bawah, klien sering terbangun pada malam hari karena sesak
nafas.
antara teori dan kasus, yaitu : klien mengalami dispnea, paroximal nokturnal,
Menurut teori pada Bab II dijelaskan jika riwayat di dalam keluarga ada
Pada kasus Tn. A ditemukan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama dengannya, tidak ada anggota keluarga yang menderita
kasus, dimana antara klien dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit
yang sama.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Menurut teori pada Bab II ditemukan rambut dan kulit kepala bersih,
rambut tidak rontok, tidak berminyak dan berbau. Pada kasus Tn. A
bentuk kepala normal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
b) Mata
Menurut teori pada Bab II dijelasakan bahwa mata simetris kiri dan
kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor kiri
kasus ditemukan mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik. Berdasarkan uraian di atas terdapat ada persamaan
c) Hidung
Menurut teori pada Bab II dijelaskan bahwa lubang hidung simetris kiri
bentuk hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung,
dan tidak ada sekret. Berdasarkan uraian di atas terdapat ada persamaan
d) Telinga
Menurut teori telinga simetris kiri dan kanan, pendengaran baik, tidak
ada serumen, tidak ada benjolan, bentuk normal. Pada kasus ditemukan
telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada serumen dan
e) Mulut
Menurut teori pada Bab II ditemukan mulut bersih, tidak ada caries.
Pada kasus Tn. A mulut bersih, tidak ada caries pada gigi. Berdasarkan
getah bening.
g) Thorax
Menurut teori pada Bab II dijelaskan inspeksi : bentuk dada simetris kiri
dan kanan, palpasi : vokal fremitus kiri kanan sama, perkusi : sonor,
kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan sama, perkusi : terdengar sonor,
h) Jantung
batas jantung 1 jari di bawah RIC VI, auskultasi : reguler, tidak ada
Menurut teori pada Bab II dijelaskan kekuatan otot lemah, ada edema.
Pada kasus ditemukan terpasang infus pada ekstremitas atas kiri, akral
dingin, kemerahan pada telapak tangan, CRT < 2 detik, edema pada
B. Diagnosa Keperawatan
akan muncul pada pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF), yaitu :
3) Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan aliran arteri dan/ vena
kebutuhan tubuh
Sedangkan pada kasus hanya 3 diagnosa yang diangkat yang sesuai dengan
Diagnosa ini diangkat karena adanya data yang mendukung yaitu : klien
mengalami sesak nafas, sesak nafas pada malam hari, klien memiliki
kebiasaan merokok, klien tampak lemah dan gelisah, TD : 90/80 mmHg,
Diagnosa ini diangkat karena adanya data yang mendukung yaitu : klien
Diagnosa ini diangkat karena adanya data yang mendukung yaitu : klien
mengatakan sesak nafas dan sesak nafas pada malam hari, hemoglobin
Empat diagnosa lain yang tidak diangkat pada kasus Congestive Heart
2) Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan aliran arteri dan/ vena
Diagnosa ini tidak diangkat atau dimunculkan pada kasus karena tidak
tersusunnya intervensi yang akan akan dilakukan akan berdampak baik dalam
Observasi
peningkatan CVP)
aktivitas
Teraupetik
1) Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
2) Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan kafein, natrium,
Edukasi
4) Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
perfusi terdapat 1 slki dan 1 siki, dimana intervensi yang diambil yaitu :
Observasi
1) Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan
cukup
Teraupetik
Edukasi
Kolaborasi
Pada diagnosa hipervolemia b/d retensi natrium dan air terdapat 1 slki dan 1
Observasi
Terapeutik
Edukasi
1) Anjurkan melapor jika haluaran urin < 0,5 Ml/Kg/jam dalam 6 jam
Kolaborasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pada pengkajian Tn. A dengan Congestive Heart Failure (CHF) data yang
2. Diagnosa keperawatan
Dari 6 diagnosa yang disebutkan dalam teori pada kasus Tn.A penulis
ada yaitu:
2) Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan aliran arteri dan/ vena
3. Intervensi keperawatan
2) Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas mempunyai 1 slki
dan 1 siki
3) Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan aliran arteri dan/ vena
siki
1 siki
saat di dilakukan pada kasus nyata dipilih kembali sesuai dengan keadaan dan
penyakit pasien.
B. Saran
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pasien
3. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan akademi
Failure (CHF).